Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), (QS. Al-Lail : 1)
Tafsir Tahlili:
Allah bersumpah dengan malam apabila menutupi, yaitu ketika malam sudah merata menutupi alam ini. Ini adalah waktu isya yaitu ketika cahaya merah sudah hilang di ufuk barat. Waktu itu manusia pada umumnya sudah mengakhiri aktivitasnya, dan ingin istirahat dan pergi tidur. Kemudian Allah bersumpah dengan aktivitas alam sebaliknya, yaitu siang ketika terang benderang. Waktu itu adalah waktu duha ketika cahaya matahari sudah merata menyinari alam ini, yang kontras dengan malam yang baru saja berakhir, dan manusia mulai bekerja.
2
وَٱلنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّىٰ2dan siang apabila terang benderang, [ QS. 92:2]
dan siang apabila terang benderang, (QS. Al-Lail : 2)
Tafsir Tahlili:
Allah bersumpah dengan malam apabila menutupi, yaitu ketika malam sudah merata menutupi alam ini. Ini adalah waktu isya yaitu ketika cahaya merah sudah hilang di ufuk barat. Waktu itu manusia pada umumnya sudah mengakhiri aktivitasnya, dan ingin istirahat dan pergi tidur. Kemudian Allah bersumpah dengan aktivitas alam sebaliknya, yaitu siang ketika terang benderang. Waktu itu adalah waktu duha ketika cahaya matahari sudah merata menyinari alam ini, yang kontras dengan malam yang baru saja berakhir, dan manusia mulai bekerja.
3
وَمَا خَلَقَ ٱلذَّكَرَ وَٱلْأُنثَىٰٓ3dan penciptaan laki-laki dan perempuan, [ QS. 92:3]
And [by] He who created the male and female,
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Al-Lail Ayat 3
وَمَا خَلَقَ ٱلذَّكَرَ وَٱلْأُنثَىٰٓ3
Arti:
dan penciptaan laki-laki dan perempuan, (QS. Al-Lail : 3)
Tafsir Tahlili:
Selanjutnya, Allah bersumpah dengan laki-laki dan perempuan yang telah diciptakan-Nya. Ini adalah juga dua makhluk yang berlawanan jenis dan kodratnya.
4
إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّىٰ4sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. [ QS. 92:4]
sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. (QS. Al-Lail : 4)
Tafsir Tahlili:
Setelah bersumpah dengan dua-dua makhluk-Nya yang berlawanan jenis dan sifatnya, Allah menegaskan bahwa perbuatan atau tingkah laku manusia itu memang bermacam-macam. Perbedaan itu terjadi karena perbedaan kemauannya, apakah mengikuti potensi positifnya ataukah mengikuti potensi negatifnya.
5
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَٱتَّقَىٰ5Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, [ QS. 92:5]
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, (QS. Al-Lail : 5)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini, Allah menerangkan adanya tiga tingkah laku manusia. Pertama, suka memberi, yaitu menolong antara sesama manusia. Ia tidak hanya mengeluarkan zakat kekayaannya, yang merupakan kewajiban, tetapi juga berinfak, bersedekah, dan sebagainya yang bukan wajib. Kedua, bertakwa, yaitu takut mengabaikan perintah-Nya atau melanggar larangan-Nya.
Ketiga, membenarkan kebaikan Allah, yaitu mengakui nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya lalu mensyukurinya. Nikmat terbesar Allah yang ia akui adalah surga. Oleh karena itu, ia tidak segan-segan beramal di dunia untuk memperolehnya, di antaranya membantu antara sesama manusia.
Kepada mereka yang melakukan tiga aspek perbuatan baik di atas, Allah akan memberikan kemudahan bagi mereka, yaitu kemudahan untuk memperoleh keberuntungan di dunia maupun di akhirat.
6
وَصَدَّقَ بِٱلْحُسْنَىٰ6dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), [ QS. 92:6]
dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), (QS. Al-Lail : 6)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini, Allah menerangkan adanya tiga tingkah laku manusia. Pertama, suka memberi, yaitu menolong antara sesama manusia. Ia tidak hanya mengeluarkan zakat kekayaannya, yang merupakan kewajiban, tetapi juga berinfak, bersedekah, dan sebagainya yang bukan wajib. Kedua, bertakwa, yaitu takut mengabaikan perintah-Nya atau melanggar larangan-Nya.
Ketiga, membenarkan kebaikan Allah, yaitu mengakui nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya lalu mensyukurinya. Nikmat terbesar Allah yang ia akui adalah surga. Oleh karena itu, ia tidak segan-segan beramal di dunia untuk memperolehnya, di antaranya membantu antara sesama manusia.
Kepada mereka yang melakukan tiga aspek perbuatan baik di atas, Allah akan memberikan kemudahan bagi mereka, yaitu kemudahan untuk memperoleh keberuntungan di dunia maupun di akhirat.
7
فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْيُسْرَىٰ7maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. [ QS. 92:7]
maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. (QS. Al-Lail : 7)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini, Allah menerangkan adanya tiga tingkah laku manusia. Pertama, suka memberi, yaitu menolong antara sesama manusia. Ia tidak hanya mengeluarkan zakat kekayaannya, yang merupakan kewajiban, tetapi juga berinfak, bersedekah, dan sebagainya yang bukan wajib. Kedua, bertakwa, yaitu takut mengabaikan perintah-Nya atau melanggar larangan-Nya.
Ketiga, membenarkan kebaikan Allah, yaitu mengakui nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya lalu mensyukurinya. Nikmat terbesar Allah yang ia akui adalah surga. Oleh karena itu, ia tidak segan-segan beramal di dunia untuk memperolehnya, di antaranya membantu antara sesama manusia.
Kepada mereka yang melakukan tiga aspek perbuatan baik di atas, Allah akan memberikan kemudahan bagi mereka, yaitu kemudahan untuk memperoleh keberuntungan di dunia maupun di akhirat.
8
وَأَمَّا مَنۢ بَخِلَ وَٱسْتَغْنَىٰ8Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, [ QS. 92:8]
But as for he who withholds and considers himself free of need
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Al-Lail Ayat 8
وَأَمَّا مَنۢ بَخِلَ وَٱسْتَغْنَىٰ8
Arti:
Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, (QS. Al-Lail : 8)
Tafsir Tahlili:
Sebaliknya, ada manusia yang bertingkah laku sebaliknya. Ia bakhil, pelit, tidak mau menolong antar sesama, apalagi mengeluarkan kewajibannya yaitu zakat. Di samping itu, ia sudah merasa cukup segala-galanya. Oleh karena itu, ia merasa tidak memerlukan orang lain bahkan Allah. Akibatnya, ia sombong dan tidak mengakui nikmat-nikmat Allah yang telah ia terima dan tidak mengharapkan nikmat-nikmat itu. Akibatnya ia tidak mengindahkan aturan-aturan Allah. Orang itu akan dimudahkan Allah menuju kesulitan, baik kesulitan di dunia maupun di akhirat. Kesulitan di dunia misalnya kejatuhan, penyakit, kecelakaan, musibah, dan sebagainya. Kesulitan di akhirat adalah ketersiksaan yang puncaknya adalah neraka.
Manusia, bila sudah mati tanpa memiliki amal dan kemudian masuk neraka di akhirat, maka harta benda dan kekayaan mereka tidak berguna apa pun. Hal itu karena harta itu tidak akan bisa digunakan untuk menebus dosa-dosa mereka.
serta mendustakan pahala terbaik, (QS. Al-Lail : 9)
Tafsir Tahlili:
Sebaliknya, ada manusia yang bertingkah laku sebaliknya. Ia bakhil, pelit, tidak mau menolong antar sesama, apalagi mengeluarkan kewajibannya yaitu zakat. Di samping itu, ia sudah merasa cukup segala-galanya. Oleh karena itu, ia merasa tidak memerlukan orang lain bahkan Allah. Akibatnya, ia sombong dan tidak mengakui nikmat-nikmat Allah yang telah ia terima dan tidak mengharapkan nikmat-nikmat itu. Akibatnya ia tidak mengindahkan aturan-aturan Allah. Orang itu akan dimudahkan Allah menuju kesulitan, baik kesulitan di dunia maupun di akhirat. Kesulitan di dunia misalnya kejatuhan, penyakit, kecelakaan, musibah, dan sebagainya. Kesulitan di akhirat adalah ketersiksaan yang puncaknya adalah neraka.
Manusia, bila sudah mati tanpa memiliki amal dan kemudian masuk neraka di akhirat, maka harta benda dan kekayaan mereka tidak berguna apa pun. Hal itu karena harta itu tidak akan bisa digunakan untuk menebus dosa-dosa mereka.
10
فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْعُسْرَىٰ10maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. [ QS. 92:10]
maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. (QS. Al-Lail : 10)
Tafsir Tahlili:
Sebaliknya, ada manusia yang bertingkah laku sebaliknya. Ia bakhil, pelit, tidak mau menolong antar sesama, apalagi mengeluarkan kewajibannya yaitu zakat. Di samping itu, ia sudah merasa cukup segala-galanya. Oleh karena itu, ia merasa tidak memerlukan orang lain bahkan Allah. Akibatnya, ia sombong dan tidak mengakui nikmat-nikmat Allah yang telah ia terima dan tidak mengharapkan nikmat-nikmat itu. Akibatnya ia tidak mengindahkan aturan-aturan Allah. Orang itu akan dimudahkan Allah menuju kesulitan, baik kesulitan di dunia maupun di akhirat. Kesulitan di dunia misalnya kejatuhan, penyakit, kecelakaan, musibah, dan sebagainya. Kesulitan di akhirat adalah ketersiksaan yang puncaknya adalah neraka.
Manusia, bila sudah mati tanpa memiliki amal dan kemudian masuk neraka di akhirat, maka harta benda dan kekayaan mereka tidak berguna apa pun. Hal itu karena harta itu tidak akan bisa digunakan untuk menebus dosa-dosa mereka.
11
وَمَا يُغْنِى عَنْهُ مَالُهُۥٓ إِذَا تَرَدَّىٰٓ11Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. [ QS. 92:11]
And what will his wealth avail him when he falls?
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Al-Lail Ayat 11
وَمَا يُغْنِى عَنْهُ مَالُهُۥٓ إِذَا تَرَدَّىٰٓ11
Arti:
Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. (QS. Al-Lail : 11)
Tafsir Tahlili:
Sebaliknya, ada manusia yang bertingkah laku sebaliknya. Ia bakhil, pelit, tidak mau menolong antar sesama, apalagi mengeluarkan kewajibannya yaitu zakat. Di samping itu, ia sudah merasa cukup segala-galanya. Oleh karena itu, ia merasa tidak memerlukan orang lain bahkan Allah. Akibatnya, ia sombong dan tidak mengakui nikmat-nikmat Allah yang telah ia terima dan tidak mengharapkan nikmat-nikmat itu. Akibatnya ia tidak mengindahkan aturan-aturan Allah. Orang itu akan dimudahkan Allah menuju kesulitan, baik kesulitan di dunia maupun di akhirat. Kesulitan di dunia misalnya kejatuhan, penyakit, kecelakaan, musibah, dan sebagainya. Kesulitan di akhirat adalah ketersiksaan yang puncaknya adalah neraka.
Manusia, bila sudah mati tanpa memiliki amal dan kemudian masuk neraka di akhirat, maka harta benda dan kekayaan mereka tidak berguna apa pun. Hal itu karena harta itu tidak akan bisa digunakan untuk menebus dosa-dosa mereka.
12
إِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدَىٰ12Sesungguhnya kewajiban Kamilah memberi petunjuk, [ QS. 92:12]
Sesungguhnya kewajiban Kamilah memberi petunjuk, (QS. Al-Lail : 12)
Tafsir Tahlili:
Allah menegaskan bahwa Ia berkewajiban menunjuki manusia mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, sebagaimana dinyatakan-Nya dalam ayat lain:
Dan apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, "Salamun 'alaikum (selamat sejahtera untuk kamu)." Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, (yaitu) barang siapa berbuat kejahatan di antara kamu karena kebodohan, kemudian dia bertobat setelah itu dan memperbaiki diri, maka Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang. (al-An'am/6: 54)
13
وَإِنَّ لَنَا لَلْءَاخِرَةَ وَٱلْأُولَىٰ13dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah akhirat dan dunia. [ QS. 92:13]
And indeed, to Us belongs the Hereafter and the first [life].
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Al-Lail Ayat 13
وَإِنَّ لَنَا لَلْءَاخِرَةَ وَٱلْأُولَىٰ13
Arti:
dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah akhirat dan dunia. (QS. Al-Lail : 13)
Tafsir Tahlili:
Allah juga pemilik alam ini, baik alam akhirat maupun alam dunia. Bila Allah pemilik segala-galanya, maka tiada jalan bagi manusia selain meminta semuanya itu kepada-Nya dengan jalan mengimani dan bertakwa kepada-Nya.
14
فَأَنذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظَّىٰ14Maka, kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala. [ QS. 92:14]
So I have warned you of a Fire which is blazing.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Al-Lail Ayat 14
فَأَنذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظَّىٰ14
Arti:
Maka, kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala. (QS. Al-Lail : 14)
Tafsir Tahlili:
Di samping Allah telah menunjuki manusia jalan yang benar, Ia juga memperingatkan manusia tentang adanya neraka yang senantiasa menyala-nyala. Penghuni neraka itu adalah mereka yang paling durhaka, yaitu orang-orang yang senantiasa memandang dusta wahyu-wahyu yang disampaikan kepadanya, dan karena itu tidak mau mengimaninya dan menjalankannya.
15
لَا يَصْلَىٰهَآ إِلَّا ٱلْأَشْقَى15Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, [ QS. 92:15]
None will [enter to] burn therein except the most wretched one.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Al-Lail Ayat 15
لَا يَصْلَىٰهَآ إِلَّا ٱلْأَشْقَى15
Arti:
Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, (QS. Al-Lail : 15)
Tafsir Tahlili:
Di samping Allah telah menunjuki manusia jalan yang benar, Ia juga memperingatkan manusia tentang adanya neraka yang senantiasa menyala-nyala. Penghuni neraka itu adalah mereka yang paling durhaka, yaitu orang-orang yang senantiasa memandang dusta wahyu-wahyu yang disampaikan kepadanya, dan karena itu tidak mau mengimaninya dan menjalankannya.
yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). (QS. Al-Lail : 16)
Tafsir Tahlili:
Di samping Allah telah menunjuki manusia jalan yang benar, Ia juga memperingatkan manusia tentang adanya neraka yang senantiasa menyala-nyala. Penghuni neraka itu adalah mereka yang paling durhaka, yaitu orang-orang yang senantiasa memandang dusta wahyu-wahyu yang disampaikan kepadanya, dan karena itu tidak mau mengimaninya dan menjalankannya.
17
وَسَيُجَنَّبُهَا ٱلْأَتْقَى17Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, [ QS. 92:17]
Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, (QS. Al-Lail : 17)
Tafsir Tahlili:
Sebaliknya adalah orang yang takwa, yaitu orang yang memberikan kekayaannya untuk membantu orang lain untuk menyucikan dirinya. Orang yang takwa itu akan terjauh dari neraka. Contoh orang yang paling takwa adalah Abu Bakar as-siddiq yang telah menggunakan seluruh kekayaannya untuk memerdekakan orang-orang lemah dan perempuan-perempuan yang masuk Islam dan membantu mereka.
18
ٱلَّذِى يُؤْتِى مَالَهُۥ يَتَزَكَّىٰ18yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, [ QS. 92:18]
[He] who gives [from] his wealth to purify himself
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Al-Lail Ayat 18
ٱلَّذِى يُؤْتِى مَالَهُۥ يَتَزَكَّىٰ18
Arti:
yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, (QS. Al-Lail : 18)
Tafsir Tahlili:
Sebaliknya adalah orang yang takwa, yaitu orang yang memberikan kekayaannya untuk membantu orang lain untuk menyucikan dirinya. Orang yang takwa itu akan terjauh dari neraka. Contoh orang yang paling takwa adalah Abu Bakar as-siddiq yang telah menggunakan seluruh kekayaannya untuk memerdekakan orang-orang lemah dan perempuan-perempuan yang masuk Islam dan membantu mereka.
19
وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُۥ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَىٰٓ19padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, [ QS. 92:19]
And not [giving] for anyone who has [done him] a favor to be rewarded
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Al-Lail Ayat 19
وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُۥ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَىٰٓ19
Arti:
padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, (QS. Al-Lail : 19)
Tafsir Tahlili:
Orang-orang yang bertakwa membantu orang lain bukan karena orang itu berjasa kepadanya yang karena itu ia perlu membalasnya. Ia membantu orang itu semata-mata karena mengharapkan rida dan surga Allah di akhirat.
20
إِلَّا ٱبْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِ ٱلْأَعْلَىٰ20tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi. [ QS. 92:20]
But only seeking the countenance of his Lord, Most High.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Al-Lail Ayat 20
إِلَّا ٱبْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِ ٱلْأَعْلَىٰ20
Arti:
tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi. (QS. Al-Lail : 20)
Tafsir Tahlili:
Orang-orang yang bertakwa membantu orang lain bukan karena orang itu berjasa kepadanya yang karena itu ia perlu membalasnya. Ia membantu orang itu semata-mata karena mengharapkan rida dan surga Allah di akhirat.
21
وَلَسَوْفَ يَرْضَىٰ21Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan. [ QS. 92:21]