Al-Qur'an Surat An-Naziat
(Malaikat Yang Mencabut) Beserta Terjemah dan Tafsir
سورة النازعات
Surat An-Naziat ( Malaikat Yang Mencabut) | Surat ke-79 | 46 Ayat | Diturunkan di Makkah ( Makkiyah )
Ayat
Lafadz
1
وَٱلنَّٰزِعَٰتِ غَرْقًا1Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, [ QS. 79:1]
By those [angels] who extract with violence
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 1
وَٱلنَّٰزِعَٰتِ غَرْقًا1
Arti:
Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, (QS. An-Naziat : 1)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
2
وَٱلنَّٰشِطَٰتِ نَشْطًا2dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut, [ QS. 79:2]
dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut, (QS. An-Naziat : 2)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
3
وَٱلسَّٰبِحَٰتِ سَبْحًا3dan (malaikat-malaikat) yang turun dari langit dengan cepat, [ QS. 79:3]
dan (malaikat-malaikat) yang turun dari langit dengan cepat, (QS. An-Naziat : 3)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
4
فَٱلسَّٰبِقَٰتِ سَبْقًا4dan (malaikat-malaikat) yang mendahului dengan kencang, [ QS. 79:4]
dan (malaikat-malaikat) yang mendahului dengan kencang, (QS. An-Naziat : 4)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
5
فَٱلْمُدَبِّرَٰتِ أَمْرًا5dan (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia). [ QS. 79:5]
dan (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia). (QS. An-Naziat : 5)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
6
يَوْمَ تَرْجُفُ ٱلرَّاجِفَةُ6(Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncang alam, [ QS. 79:6]
On the Day the blast [of the Horn] will convulse [creation],
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 6
يَوْمَ تَرْجُفُ ٱلرَّاجِفَةُ6
Arti:
(Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncang alam, (QS. An-Naziat : 6)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
7
تَتْبَعُهَا ٱلرَّادِفَةُ7tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. [ QS. 79:7]
tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. (QS. An-Naziat : 7)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
8
قُلُوبٌ يَوْمَئِذٍ وَاجِفَةٌ8Hati manusia pada waktu itu sangat takut, [ QS. 79:8]
Hati manusia pada waktu itu sangat takut, (QS. An-Naziat : 8)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat-ayat ini dijelaskan bahwa hati orang-orang kafir pada waktu itu sangat takut setelah mereka menyaksikan sendiri apa yang telah diberitahukan kepada mereka dahulu di dunia. Orang-orang kafir Mekah ketika di dunia bahkan telah diberitahu langsung oleh Nabi Muhammad. Pandangan mereka tertunduk lemas, selalu melihat ke bawah karena rasa takut dan gelisah yang sangat tinggi.
Pada ayat lain digambarkan keadaan orang-orang kafir pada hari Kiamat itu sebagai berikut:
Mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. (Ibrahim/14: 43)
Pada ayat-ayat ini dijelaskan bahwa hati orang-orang kafir pada waktu itu sangat takut setelah mereka menyaksikan sendiri apa yang telah diberitahukan kepada mereka dahulu di dunia. Orang-orang kafir Mekah ketika di dunia bahkan telah diberitahu langsung oleh Nabi Muhammad. Pandangan mereka tertunduk lemas, selalu melihat ke bawah karena rasa takut dan gelisah yang sangat tinggi.
Pada ayat lain digambarkan keadaan orang-orang kafir pada hari Kiamat itu sebagai berikut:
Mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. (Ibrahim/14: 43)
10
يَقُولُونَ أَءِنَّا لَمَرْدُودُونَ فِى ٱلْحَافِرَةِ10(Orang-orang kafir) berkata: "Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan semula? [ QS. 79:10]
They are [presently] saying, "Will we indeed be returned to [our] former state [of life]?
Tafsir
(Orang-orang kafir) berkata: "Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan semula? (QS. An-Naziat : 10)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini kemudian dijelaskan bahwa orang-orang kafir yang mengingkari hari kebangkitan bertanya dengan nada penyesalan, "Apakah kami betul-betul dikembalikan seperti kehidupan semula?" Hal ini juga pernah mereka tanyakan, sebagaimana terdapat dalam firman Allah:
Mereka berkata, "Apakah betul, apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kami benar-benar akan dibangkitkan kembali? (al-Mu'minun/23: 82)
Pada hari Kiamat pun mereka masih bertanya, "Apakah kami akan dibangkitkan juga apabila telah menjadi tulang-belulang yang hancur dan bersatu dengan tanah?" padahal ketika di dunia sudah dijelaskan dalam firman Allah:
Dia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?" Katakanlah (Muhammad), "Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (Yasin/36: 78-79)
11
أَءِذَا كُنَّا عِظَٰمًا نَّخِرَةً11Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?" [ QS. 79:11]
Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?" (QS. An-Naziat : 11)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini kemudian dijelaskan bahwa orang-orang kafir yang mengingkari hari kebangkitan bertanya dengan nada penyesalan, "Apakah kami betul-betul dikembalikan seperti kehidupan semula?" Hal ini juga pernah mereka tanyakan, sebagaimana terdapat dalam firman Allah:
Mereka berkata, "Apakah betul, apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kami benar-benar akan dibangkitkan kembali? (al-Mu'minun/23: 82)
Pada hari Kiamat pun mereka masih bertanya, "Apakah kami akan dibangkitkan juga apabila telah menjadi tulang-belulang yang hancur dan bersatu dengan tanah?" padahal ketika di dunia sudah dijelaskan dalam firman Allah:
Dia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?" Katakanlah (Muhammad), "Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (Yasin/36: 78-79)
12
قَالُوا۟ تِلْكَ إِذًا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ12Mereka berkata: "Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan". [ QS. 79:12]
They say, "That, then, would be a losing return."
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 12
قَالُوا۟ تِلْكَ إِذًا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ12
Arti:
Mereka berkata: "Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan". (QS. An-Naziat : 12)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini akhirnya mereka berkata juga, "Kalau demikian, sungguh kami akan mengalami pengembalian yang sangat merugikan." Allah menjawab ejekan dan penyesalan mereka itu dengan menjelaskan bahwa pengembalian itu cukup sederhana saja, yaitu dapat terjadi hanya dengan satu kali tiupan saja oleh Malaikat Israfil.
Akhirnya mereka menyadari bahwa manusia tidak dapat memandang peristiwa hari kebangkitan itu sebagai mustahil. Sebab, dengan itu mereka dapat serta merta akan hidup kembali di permukaan bumi sebagai permulaan hari akhirat.
13
فَإِنَّمَا هِىَ زَجْرَةٌ وَٰحِدَةٌ13Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah satu kali tiupan saja, [ QS. 79:13]
Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah satu kali tiupan saja, (QS. An-Naziat : 13)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini akhirnya mereka berkata juga, "Kalau demikian, sungguh kami akan mengalami pengembalian yang sangat merugikan." Allah menjawab ejekan dan penyesalan mereka itu dengan menjelaskan bahwa pengembalian itu cukup sederhana saja, yaitu dapat terjadi hanya dengan satu kali tiupan saja oleh Malaikat Israfil.
Akhirnya mereka menyadari bahwa manusia tidak dapat memandang peristiwa hari kebangkitan itu sebagai mustahil. Sebab, dengan itu mereka dapat serta merta akan hidup kembali di permukaan bumi sebagai permulaan hari akhirat.
14
فَإِذَا هُم بِٱلسَّاهِرَةِ14maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi. [ QS. 79:14]
And suddenly they will be [alert] upon the earth's surface.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 14
فَإِذَا هُم بِٱلسَّاهِرَةِ14
Arti:
maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi. (QS. An-Naziat : 14)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini akhirnya mereka berkata juga, "Kalau demikian, sungguh kami akan mengalami pengembalian yang sangat merugikan." Allah menjawab ejekan dan penyesalan mereka itu dengan menjelaskan bahwa pengembalian itu cukup sederhana saja, yaitu dapat terjadi hanya dengan satu kali tiupan saja oleh Malaikat Israfil.
Akhirnya mereka menyadari bahwa manusia tidak dapat memandang peristiwa hari kebangkitan itu sebagai mustahil. Sebab, dengan itu mereka dapat serta merta akan hidup kembali di permukaan bumi sebagai permulaan hari akhirat.
Has there reached you the story of Moses? -
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 15
هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ مُوسَىٰٓ15
Arti:
Sudah sampaikah kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa. (QS. An-Naziat : 15)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini, Allah mengingatkan Nabi Muhammad tentang kisah Musa dalam bentuk pertanyaan, yaitu apakah belum diketahui olehnya tentang kisah Musa yang diutus Allah kepada Fir'aun untuk menyampaikan risalahnya dengan cara yang halus dan lemah lembut seperti tercantum dalam firman Allah:
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut. (thaha/20: 44)
Kisah Nabi Musa terutama tatkala Tuhan memanggil Musa di lembah suci yaitu di Lembah thuwa di dekat Gunung Sinai. Pada saat itu, Nabi Musa bermunajat kepada Allah sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini.
16
إِذْ نَادَىٰهُ رَبُّهُۥ بِٱلْوَادِ ٱلْمُقَدَّسِ طُوًى16Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa; [ QS. 79:16]
When his Lord called to him in the sacred valley of Tuwa,
Tafsir
Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa; (QS. An-Naziat : 16)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini, Allah mengingatkan Nabi Muhammad tentang kisah Musa dalam bentuk pertanyaan, yaitu apakah belum diketahui olehnya tentang kisah Musa yang diutus Allah kepada Fir'aun untuk menyampaikan risalahnya dengan cara yang halus dan lemah lembut seperti tercantum dalam firman Allah:
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut. (thaha/20: 44)
Kisah Nabi Musa terutama tatkala Tuhan memanggil Musa di lembah suci yaitu di Lembah thuwa di dekat Gunung Sinai. Pada saat itu, Nabi Musa bermunajat kepada Allah sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini.
17
ٱذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ17"Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, [ QS. 79:17]
"Go to Pharaoh. Indeed, he has transgressed.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 17
ٱذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ17
Arti:
"Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, (QS. An-Naziat : 17)
Tafsir Tahlili:
Tugas Nabi Musa ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena Fir'aun sudah melampaui batas, berlaku sombong terhadap Bani Israil dan memperbudak mereka dengan kekejaman yang luar biasa dan di luar peri kemanusiaan. Di antaranya adalah perintah untuk membunuh bayi-bayi laki-laki dan membiarkan bayi perempuan hidup. Kemudian Allah menyuruh Nabi Musa supaya melaksanakan dakwah dengan halus dan lemah lembut.
Nabi Musa diperintahkan untuk berdialog secara baik-baik dengan Fir'aun dan mengemukakan pertanyaan apakah Fir'aun mau membersihkan diri dari kesesatan. Fir'aun telah bergelimang dalam kesesatan, sehingga sebaiknya mau menerima petunjuk dari Allah yang dibawa Nabi Musa. Fir'aun perlu menempuh jalan kebajikan yaitu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan jahat.
Kemudian Nabi Musa diperintahkan untuk menjelaskan secara terbuka dengan mengajak Fir'aun untuk mengikuti risalahnya menuju ke jalan Allah dengan bertakwa kepada-Nya.
18
فَقُلْ هَل لَّكَ إِلَىٰٓ أَن تَزَكَّىٰ18dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)". [ QS. 79:18]
And say to him, 'Would you [be willing to] purify yourself
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 18
فَقُلْ هَل لَّكَ إِلَىٰٓ أَن تَزَكَّىٰ18
Arti:
dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)". (QS. An-Naziat : 18)
Tafsir Tahlili:
Tugas Nabi Musa ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena Fir'aun sudah melampaui batas, berlaku sombong terhadap Bani Israil dan memperbudak mereka dengan kekejaman yang luar biasa dan di luar peri kemanusiaan. Di antaranya adalah perintah untuk membunuh bayi-bayi laki-laki dan membiarkan bayi perempuan hidup. Kemudian Allah menyuruh Nabi Musa supaya melaksanakan dakwah dengan halus dan lemah lembut.
Nabi Musa diperintahkan untuk berdialog secara baik-baik dengan Fir'aun dan mengemukakan pertanyaan apakah Fir'aun mau membersihkan diri dari kesesatan. Fir'aun telah bergelimang dalam kesesatan, sehingga sebaiknya mau menerima petunjuk dari Allah yang dibawa Nabi Musa. Fir'aun perlu menempuh jalan kebajikan yaitu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan jahat.
Kemudian Nabi Musa diperintahkan untuk menjelaskan secara terbuka dengan mengajak Fir'aun untuk mengikuti risalahnya menuju ke jalan Allah dengan bertakwa kepada-Nya.
19
وَأَهْدِيَكَ إِلَىٰ رَبِّكَ فَتَخْشَىٰ19Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?" [ QS. 79:19]
And let me guide you to your Lord so you would fear [Him]?'"
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 19
وَأَهْدِيَكَ إِلَىٰ رَبِّكَ فَتَخْشَىٰ19
Arti:
Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?" (QS. An-Naziat : 19)
Tafsir Tahlili:
Tugas Nabi Musa ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena Fir'aun sudah melampaui batas, berlaku sombong terhadap Bani Israil dan memperbudak mereka dengan kekejaman yang luar biasa dan di luar peri kemanusiaan. Di antaranya adalah perintah untuk membunuh bayi-bayi laki-laki dan membiarkan bayi perempuan hidup. Kemudian Allah menyuruh Nabi Musa supaya melaksanakan dakwah dengan halus dan lemah lembut.
Nabi Musa diperintahkan untuk berdialog secara baik-baik dengan Fir'aun dan mengemukakan pertanyaan apakah Fir'aun mau membersihkan diri dari kesesatan. Fir'aun telah bergelimang dalam kesesatan, sehingga sebaiknya mau menerima petunjuk dari Allah yang dibawa Nabi Musa. Fir'aun perlu menempuh jalan kebajikan yaitu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan jahat.
Kemudian Nabi Musa diperintahkan untuk menjelaskan secara terbuka dengan mengajak Fir'aun untuk mengikuti risalahnya menuju ke jalan Allah dengan bertakwa kepada-Nya.
20
فَأَرَىٰهُ ٱلْءَايَةَ ٱلْكُبْرَىٰ20Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. [ QS. 79:20]
Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. (QS. An-Naziat : 20)
Tafsir Tahlili:
Kemudian Allah menerangkan bahwa Fir'aun tetap membangkang dan tidak mau mengikuti ajakan Nabi Musa sehingga Musa terpaksa memperlihatkan mukjizat-mukjizatnya. Lalu Musa memperlihatkan kepada Fir'aun mukjizat yang besar yaitu tongkat menjadi ular dan telapak tangan yang bersinar terang. Meskipun begitu, Fir'aun masih mengingkari kenabian Musa dan tetap bersikap durhaka dan menentang Allah. Kemudian Fir'aun berpaling dan berusaha untuk mengadakan perlawanan kepada Musa.
21
فَكَذَّبَ وَعَصَىٰ21Tetapi Fir'aun mendustakan dan mendurhakai. [ QS. 79:21]
Tetapi Fir'aun mendustakan dan mendurhakai. (QS. An-Naziat : 21)
Tafsir Tahlili:
Kemudian Allah menerangkan bahwa Fir'aun tetap membangkang dan tidak mau mengikuti ajakan Nabi Musa sehingga Musa terpaksa memperlihatkan mukjizat-mukjizatnya. Lalu Musa memperlihatkan kepada Fir'aun mukjizat yang besar yaitu tongkat menjadi ular dan telapak tangan yang bersinar terang. Meskipun begitu, Fir'aun masih mengingkari kenabian Musa dan tetap bersikap durhaka dan menentang Allah. Kemudian Fir'aun berpaling dan berusaha untuk mengadakan perlawanan kepada Musa.
22
ثُمَّ أَدْبَرَ يَسْعَىٰ22Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). [ QS. 79:22]
Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). (QS. An-Naziat : 22)
Tafsir Tahlili:
Kemudian Allah menerangkan bahwa Fir'aun tetap membangkang dan tidak mau mengikuti ajakan Nabi Musa sehingga Musa terpaksa memperlihatkan mukjizat-mukjizatnya. Lalu Musa memperlihatkan kepada Fir'aun mukjizat yang besar yaitu tongkat menjadi ular dan telapak tangan yang bersinar terang. Meskipun begitu, Fir'aun masih mengingkari kenabian Musa dan tetap bersikap durhaka dan menentang Allah. Kemudian Fir'aun berpaling dan berusaha untuk mengadakan perlawanan kepada Musa.
23
فَحَشَرَ فَنَادَىٰ23Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. [ QS. 79:23]
And he gathered [his people] and called out
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 23
فَحَشَرَ فَنَادَىٰ23
Arti:
Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (QS. An-Naziat : 23)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa Fir'aun mengumpulkan pembesar-pembesarnya dan berseru memanggil kaumnya yang sebagiannya terdiri dari para tukang sihir. Dengan penuh kesombongan, Fir'aun berkata, "Akulah tuhan kamu yang paling tinggi. Jangan ikuti ajakan Musa."
24
فَقَالَ أَنَا۠ رَبُّكُمُ ٱلْأَعْلَىٰ24(Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi". [ QS. 79:24]
(Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi". (QS. An-Naziat : 24)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa Fir'aun mengumpulkan pembesar-pembesarnya dan berseru memanggil kaumnya yang sebagiannya terdiri dari para tukang sihir. Dengan penuh kesombongan, Fir'aun berkata, "Akulah tuhan kamu yang paling tinggi. Jangan ikuti ajakan Musa."
25
فَأَخَذَهُ ٱللَّهُ نَكَالَ ٱلْءَاخِرَةِ وَٱلْأُولَىٰٓ25Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. [ QS. 79:25]
So Allah seized him in exemplary punishment for the last and the first [transgression].
Tafsir
Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. (QS. An-Naziat : 25)
Tafsir Tahlili:
Maka Allah menurunkan siksa kepadanya, bukan di dunia saja bahkan juga di akhirat. Siksaan di dunia ialah dengan ditenggelamkan bersama kaumnya di Laut Merah, dan siksaan di akhirat dengan dijerumuskan ke dalam neraka Jahanam, yang merupakan tempat kembali yang sangat buruk.
26
إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّمَن يَخْشَىٰٓ26Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya). [ QS. 79:26]
Indeed in that is a warning for whoever would fear [Allah].
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 26
إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّمَن يَخْشَىٰٓ26
Arti:
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya). (QS. An-Naziat : 26)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini dijelaskan sesungguhnya pada kejadian yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal dan dapat memperhitungkan tiap-tiap kejadian dengan akibatnya, terutama bagi orang yang takut kepada Allah.
27
ءَأَنتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ ٱلسَّمَآءُ بَنَىٰهَا27Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya, [ QS. 79:27]
Are you a more difficult creation or is the heaven? Allah constructed it.
Tafsir
Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya, (QS. An-Naziat : 27)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menghimbau manusia untuk menggunakan akalnya untuk membandingkan penciptaan dirinya yang kecil dan lemah dengan penciptaan alam semesta yang demikian luas dan kokoh. Hal itu menunjukkan kekuasaan Allah. Ibnu Khaldun menggambarkan keadaan manusia yang terlalu mengagungkan kemampuan logika tanpa mengasah kalbunya dengan mengatakan, "Bagaimana manusia dengan otaknya yang hanya sebesar timbangan emas mau digunakan untuk menimbang alam semesta?"
28
رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّىٰهَا28Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, [ QS. 79:28]
Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, (QS. An-Naziat : 28)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah meninggikan langit, meluaskan, dan melengkapinya dengan benda-benda angkasa, seperti planet dan lainnya. Allah lalu menetapkan ketentuan-ketentuan yang mengatur benda-benda angkasa itu, sehingga tetap di tempatnya dan tidak berjatuhan, seakan-akan menjadi perhiasan seluruh jagatnya. Menciptakan dan mengatur alam raya (makrokosmos) ini jauh lebih rumit dan kompleks daripada menciptakan manusia yang hanya disebut mikrokosmos.
Kajian saintifik modern saat ini menyatakan bahwa jagad-raya seisinya ini diawali pembentukannya dari adanya singularity. Singularity adalah sesuatu dimana calon/bakal ruang, energi, materi dan waktu masih terkumpul menjadi satu (manunggal). Dentuman Besar (Big Bang) meledakkan singularity ini dan berkembanglah bak seperti spiral-kerucut yang terus menerus berekspansi melebar dan melebar terus. Sejak Big Bang itulah, waktu mulai memisahkan diri dari ruang, begitu pula energi, materi dan gaya-gaya memisahkan diri, dan selama bermiliar-miliar tahun terbentuklah seluruh jagad-raya yang berisi miliaran galaksi. Ruang dan waktu terus mengalami ekspansi meluas. Inilah yang disebut dengan "meninggikan bangunannya (langitnya)". Bahiruddin S. Mahmud menjelaskan bahwa ekspansi jagad raya bukannya tak terbatas, bukannya terus menerus. Laju ekspansi atau perkembangan ini berangsur-angsur menurun, karena gaya gravitasi antar galaksi (yang mereka sesamanya terus saling menjauh) mulai mengendur, sehingga suatu saat akan berhentilah ekspansi jagad raya itu, maka sempurnalah bangunan itu.
29
وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَىٰهَا29dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. [ QS. 79:29]
And He darkened its night and extracted its brightness.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 29
وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَىٰهَا29
Arti:
dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. (QS. An-Naziat : 29)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah telah menjadikan malam gelap gulita dan siang terang benderang, dan pergantian siang dan malam, serta perbedaan musim-musim sebagai akibat dari peredaran planet-planet di sekitar orbitnya. Mengatur dan memelihara peredaran planet-planet ini sungguh pekerjaan yang luar biasa hebatnya.
30
وَٱلْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَىٰهَآ30Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. [ QS. 79:30]
Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. (QS. An-Naziat : 30)
Tafsir Tahlili:
Juga diterangkan bahwa Allah menjadikan bumi terhampar, sehingga makhluk Allah mudah melaksanakan kehidupan di sana. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menciptakan bumi lebih dahulu, kemudian menciptakan langit, kemudian kembali lagi ke bumi dan menghamparkannya untuk kediaman manusia. Setelah menyiapkan tempat-tempat tinggal, maka Allah menyediakan segala sesuatu yang diperlukan manusia yaitu tentang makanan dan minuman, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikutnya.
31
أَخْرَجَ مِنْهَا مَآءَهَا وَمَرْعَىٰهَا31Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. [ QS. 79:31]
He extracted from it its water and its pasture,
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 31
أَخْرَجَ مِنْهَا مَآءَهَا وَمَرْعَىٰهَا31
Arti:
Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. (QS. An-Naziat : 31)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah memancarkan dari perut bumi sumber-sumber mata air dan sungai-sungai dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya, baik untuk dimakan manusia maupun binatang ternak.
32
وَٱلْجِبَالَ أَرْسَىٰهَا32Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, [ QS. 79:32]
Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (QS. An-Naziat : 32)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini juga dijelaskan bahwa Allah memancangkan gunung-gunung dengan cara yang teguh sekali laksana tonggak sehingga menjadikan bumi stabil tidak goyah. Allah menerangkan hikmahnya pada ayat berikut ini.
33
مَتَٰعًا لَّكُمْ وَلِأَنْعَٰمِكُمْ33(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. [ QS. 79:33]
As provision for you and your grazing livestock.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 33
مَتَٰعًا لَّكُمْ وَلِأَنْعَٰمِكُمْ33
Arti:
(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. (QS. An-Naziat : 33)
Tafsir Tahlili:
Semuanya itu untuk kesenangan manusia dan hewan-hewan ternaknya. Dengan demikian, manusia dan hewan-hewan itu dapat hidup dengan tenang dan mencari rezeki dengan melakukan berbagai kegiatan.
Hal ini juga dijelaskan dalam firman Allah yang lain:
Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu. (an-Nahl/16: 10)
Setelah mempelajari kandungan ayat-ayat tersebut yang ditujukan untuk meyakinkan tentang adanya hari kebangkitan, maka sepatutnya menjadi bahan renungan bahwa Tuhan yang telah menciptakan manusia dan menciptakan apa-apa yang diperlukan untuk kehidupannya, yang telah mengangkat langit di atas dan menghamparkan bumi di bawah, tidakkah berkuasa untuk membangkitkan manusia kembali pada hari Kiamat? Pantaskah Allah membiarkan manusia melakukan perbuatan yang sia-sia setelah menyiapkan sarana bagi mereka dan menghimpun kebaikan-kebaikan yang melimpah ruah itu untuk mereka?
34
فَإِذَا جَآءَتِ ٱلطَّآمَّةُ ٱلْكُبْرَىٰ34Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang. [ QS. 79:34]
But when there comes the greatest Overwhelming Calamity -
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 34
فَإِذَا جَآءَتِ ٱلطَّآمَّةُ ٱلْكُبْرَىٰ34
Arti:
Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang. (QS. An-Naziat : 34)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa apabila malapetaka yang sangat besar yaitu hari Kiamat telah datang yang menyebabkan rambut pemuda bisa beruban dan neraka dapat dilihat, maka setiap orang akan melupakan malapetaka-malapetaka lain yang pernah dialaminya. Allah akan memisahkan antara orang-orang yang taat serta bertakwa, yang mana akan dimasukkan ke dalam surga, dengan orang-orang yang membangkang dan durhaka, yang mana akan dimasukkan ke dalam neraka.
35
يَوْمَ يَتَذَكَّرُ ٱلْإِنسَٰنُ مَا سَعَىٰ35Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, [ QS. 79:35]
The Day when man will remember that for which he strove,
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 35
يَوْمَ يَتَذَكَّرُ ٱلْإِنسَٰنُ مَا سَعَىٰ35
Arti:
Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, (QS. An-Naziat : 35)
Tafsir Tahlili:
Pada hari Kiamat, manusia akan teringat kepada apa yang telah dikerjakannya ketika hidup di dunia, karena amal-amalnya tercatat dalam sebuah kitab yang lengkap berisi rekaman-rekaman dari ucapan dan perbuatannya sejak mulai balig sampai mati.
36
وَبُرِّزَتِ ٱلْجَحِيمُ لِمَن يَرَىٰ36dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat. [ QS. 79:36]
And Hellfire will be exposed for [all] those who see -
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 36
وَبُرِّزَتِ ٱلْجَحِيمُ لِمَن يَرَىٰ36
Arti:
dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat. (QS. An-Naziat : 36)
Tafsir Tahlili:
Pada hari Kiamat, manusia akan teringat kepada apa yang telah dikerjakannya ketika hidup di dunia, karena amal-amalnya tercatat dalam sebuah kitab yang lengkap berisi rekaman-rekaman dari ucapan dan perbuatannya sejak mulai balig sampai mati.
37
فَأَمَّا مَن طَغَىٰ37Adapun orang yang melampaui batas, [ QS. 79:37]
Adapun orang yang melampaui batas, (QS. An-Naziat : 37)
Tafsir Tahlili:
Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kelezatan kehidupan dunia dari pahala di akhirat. Maka sesungguhnya neraka Jahimlah tempat kediamannya.
38
وَءَاثَرَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا38dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, [ QS. 79:38]
dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, (QS. An-Naziat : 38)
Tafsir Tahlili:
Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kelezatan kehidupan dunia dari pahala di akhirat. Maka sesungguhnya neraka Jahimlah tempat kediamannya.
Then indeed, Hellfire will be [his] refuge.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 39
فَإِنَّ ٱلْجَحِيمَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ39
Arti:
maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). (QS. An-Naziat : 39)
Tafsir Tahlili:
Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kelezatan kehidupan dunia dari pahala di akhirat. Maka sesungguhnya neraka Jahimlah tempat kediamannya.
40
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفْسَ عَنِ ٱلْهَوَىٰ40Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, [ QS. 79:40]
But as for he who feared the position of his Lord and prevented the soul from [unlawful] inclination,
Tafsir
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, (QS. An-Naziat : 40)
Tafsir Tahlili:
Sebaliknya ditegaskan pula bahwa orang-orang yang takut dan mengadakan persiapan karena memandang kebesaran Tuhannya serta menahan diri dari ajakan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat kediamannya yang kekal dan abadi. Alangkah beruntung mereka memperoleh bagian seperti itu.
Then indeed, Paradise will be [his] refuge.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 41
فَإِنَّ ٱلْجَنَّةَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ41
Arti:
maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya). (QS. An-Naziat : 41)
Tafsir Tahlili:
Sebaliknya ditegaskan pula bahwa orang-orang yang takut dan mengadakan persiapan karena memandang kebesaran Tuhannya serta menahan diri dari ajakan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat kediamannya yang kekal dan abadi. Alangkah beruntung mereka memperoleh bagian seperti itu.
42
يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَىٰهَا42(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya? [ QS. 79:42]
They ask you, [O Muhammad], about the Hour: when is its arrival?
Tafsir
(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya? (QS. An-Naziat : 42)
Tafsir Tahlili:
Orang-orang musyrik bertanya kepada Nabi tentang kapan waktunya hari Kiamat itu datang. Mereka menanyakan hal itu dengan nada mengejek dan mencemooh. Nabi sendiri ingin sekali menjawab pertanyaan mereka dengan tepat, akan tetapi Allah melarangnya karena hanya Dia sendirilah yang mengetahui kapan hari Kiamat itu akan terjadi.
43
فِيمَ أَنتَ مِن ذِكْرَىٰهَآ43Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)? [ QS. 79:43]
In what [position] are you that you should mention it?
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 43
فِيمَ أَنتَ مِن ذِكْرَىٰهَآ43
Arti:
Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)? (QS. An-Naziat : 43)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini, Allah menanyakan apakah Nabi Muhammad akan menyebutkan waktu Kiamat itu? Padahal tugasnya hanya sekadar memberi peringatan sehingga tidak ada kewenangan untuk menyebutkan tentang kedatangan hari kebangkitan. Waktu datangnya hari Kiamat tetap merupakan rahasia Allah. Nabi sendiri tidak mengetahui tentang waktu kedatangannya, sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Qur'an:
Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). (asy-Syura/42: 48)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh 'Umar bin al-Khaththab, ketika Nabi ditanya tentang kapan datangnya hari Kiamat, beliau menjawab:
Orang yang ditanya tidaklah lebih mengetahui daripada orang yang bertanya. (Riwayat Muslim dari 'Umar bin al-Khaththab)
Allah tetap merahasiakan waktu datangnya hari Kiamat mempunyai hikmah yang besar, yaitu supaya manusia selalu mempersiapkan diri setiap saat dengan banyak-banyak berbuat kebaikan dan selalu menghindari perbuatan jahat.
Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). (QS. An-Naziat : 44)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini diterangkan bahwa hanya Allah saja yang mengetahui kapan ketentuan waktunya. Tidak ada yang mengetahui kapan ketentuan waktunya, dan kapan akan terjadinya kiamat kecuali Allah sendiri. Firman Allah:
Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, "Kapan terjadi?" Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (al-A'raf/7: 187)
45
إِنَّمَآ أَنتَ مُنذِرُ مَن يَخْشَىٰهَا45Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit) [ QS. 79:45]
You are only a warner for those who fear it.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat An-Naziat Ayat 45
إِنَّمَآ أَنتَ مُنذِرُ مَن يَخْشَىٰهَا45
Arti:
Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit) (QS. An-Naziat : 45)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini diterangkan bahwa Nabi Muhammad hanya ditugaskan untuk memberi peringatan kepada orang yang takut kepada hari kebangkitan. Mereka diminta untuk mempersiapkan diri dengan beramal kebaikan dan menghindari kejahatan.
46
كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوٓا۟ إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَىٰهَا46Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari. [ QS. 79:46]
It will be, on the Day they see it, as though they had not remained [in the world] except for an afternoon or a morning thereof.
Tafsir
Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari. (QS. An-Naziat : 46)
Tafsir Tahlili:
Pada hari menyaksikan hari kebangkitan dan merasakan huru-haranya, mereka merasa seolah-olah tinggal di dunia hanya sementara saja, seperti sepenggal pagi atau sepenggal sore pada masa-masa yang lalu itu. Kehidupan manusia di dunia ini memang hanya sebentar saja, sebagaimana firman Allah:
Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan, mereka merasa seolah-olah mereka tinggal (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari. (al-Ahqaf/46: 35)