Permulaan ayat ini terdiri dari huruf-huruf hijaiah, sebagaimana terdapat pada permulaan beberapa surah lainnya. Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang maksud huruf-huruf itu. Selanjutnya silakan menelaah masalah ini pada "Al-Qur'an dan Tafsirnya" jilid I yaitu tafsir ayat pertama Surah al-Baqarah."
2
وَٱلْكِتَٰبِ ٱلْمُبِينِ2Demi Kitab (Al Quran) yang menerangkan. [ QS. 43:2]
Demi Kitab (Al Quran) yang menerangkan. (QS. Az-Zukhruf : 2)
Tafsir Tahlili:
Allah bersumpah, demi Kitab Suci Al-Qur'an yang menerangkan petunjuk dan hidayah, dan penjelasan hal-hal yang diperlukan manusia di dunia dan di akhirat untuk mencapai kebahagiaan. Barang siapa mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah digariskan di dalam Al-Qur'an, dia akan beruntung dan selamat, dan barang siapa yang menyimpang daripadanya, maka dia akan merugi dan sesat dari jalan yang benar.
3
إِنَّا جَعَلْنَٰهُ قُرْءَٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ3Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya). [ QS. 43:3]
Indeed, We have made it an Arabic Qur'an that you might understand.
Tafsir
Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya). (QS. Az-Zukhruf : 3)
Tafsir Tahlili:
Allah menerangkan bahwa Dia telah menjadikan Al-Qur'an dalam bahasa Arab bukan dalam bahasa 'Ajam (bahasa-bahasa asing) karena yang akan diberi peringatan pertama kali adalah orang-orang Arab agar mereka mudah memahami pelajaran dan nasihat-nasihat yang terkandung di dalamnya, dan dengan mudah mereka dapat memikirkan arti dan maknanya. Dia tidak menurunkan Al-Qur'an dalam bahasa 'Ajam agar tidak ada alasan bagi mereka untuk mengatakan bagaimana mereka dapat memahami isi Al-Qur'an karena bahasanya bukan bahasa Arab, bahasa kami, sebagaimana firman Allah:
Dan sekiranya Al-Qur'an Kami jadikan sebagai bacaan dalam bahasa selain bahasa Arab niscaya mereka mengatakan, "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah patut (Al-Qur'an) dalam bahasa selain bahasa Arab sedang (rasul), orang Arab? Katakanlah, "Al-Qur'an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. (Fussilat/41: 44)
4
وَإِنَّهُۥ فِىٓ أُمِّ ٱلْكِتَٰبِ لَدَيْنَا لَعَلِىٌّ حَكِيمٌ4Dan sesungguhnya Al Quran itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. [ QS. 43:4]
And indeed it is, in the Mother of the Book with Us, exalted and full of wisdom.
Tafsir
Dan sesungguhnya Al Quran itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. (QS. Az-Zukhruf : 4)
Tafsir Tahlili:
Allah menerangkan kedudukan Al-Qur'an di Lauh Mahfudz bahwa ia telah ada dalam ilmu-Nya yang azali, amat tinggi nilainya karena dia mengandung rahasia-rahasia dan hikmah-hikmah yang menerangkan kebahagiaan manusia, dan petunjuk-petunjuk yang membawa mereka ke jalan yang benar. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
Dan (ini) sesungguhnya Al-Qur'an yang sangat mulia, dalam Kitab yang terpelihara (Lauh Mahfudz), tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan seluruh alam. (al-Waqi'ah/56: 77-80)
5
أَفَنَضْرِبُ عَنكُمُ ٱلذِّكْرَ صَفْحًا أَن كُنتُمْ قَوْمًا مُّسْرِفِينَ5Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan Al Quran kepadamu, karena kamu adalah kaum yang melampaui batas? [ QS. 43:5]
Then should We turn the message away, disregarding you, because you are a transgressing people?
Tafsir
Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan Al Quran kepadamu, karena kamu adalah kaum yang melampaui batas? (QS. Az-Zukhruf : 5)
Tafsir Tahlili:
Allah mencela kaum musyrik Mekah dengan mengatakan: Apakah Kami akan berhenti memperingatkan kamu dengan Al-Qur'an karena kamu sudah begitu mendalam dalam kekafiranmu, selalu meninggalkan perintah Kami dan melakukan larangan Kami? Tidak! Kami sekali-sekali tidak akan berbuat demikian, karena rahmat dan kasih sayang Kami kepadamu, meskipun kamu seharusnya dibinasakan, atau dibiarkan sesat sampai mati, karena perbuatanmu sudah keterlaluan dan melampaui batas.
Qatadah berkata, "Sekiranya Al-Qur'an itu telah diangkat atau ditiadakan ketika ia ditolak orang-orang pertama dari umat terdahulu, maka pasti mereka binasa, tetapi Allah selalu memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada mereka dan Muhammad saw senantiasa menyeru mereka selama duapuluh tahun lebih menurut izin dan kehendak Allah."
6
وَكَمْ أَرْسَلْنَا مِن نَّبِىٍّ فِى ٱلْأَوَّلِينَ6Berapa banyaknya nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu. [ QS. 43:6]
And how many a prophet We sent among the former peoples,
Tafsir
Berapa banyaknya nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu. (QS. Az-Zukhruf : 6)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menghibur Rasul-Nya Muhammad saw yang sedang duka, karena ia didustakan oleh kaumnya, dan Allah memerintahkan kepadanya supaya dia bersabar. Tidak sedikit rasul yang telah diutus oleh Allah sejak dahulu diingkari dan diejek oleh kaumnya sebagaimana ia diingkari dan diejek pula.
Demikianlah Sunatullah yang merupakan satu ketentuan dari Allah yang tidak dapat diubah lagi, sebagaimana firman Allah:
Sebagai sunah Allah yang (berlaku juga) bagi orang-orang yang telah terdahulu sebelum(mu), dan engkau tidak akan mendapati perubahan pada sunnah Allah. (al-Ahzab/33: 62)
7
وَمَا يَأْتِيهِم مِّن نَّبِىٍّ إِلَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ7Dan tiada seorang nabipun datang kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. [ QS. 43:7]
But there would not come to them a prophet except that they used to ridicule him.
Tafsir
Dan tiada seorang nabipun datang kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. (QS. Az-Zukhruf : 7)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menghibur Rasul-Nya Muhammad saw yang sedang duka, karena ia didustakan oleh kaumnya, dan Allah memerintahkan kepadanya supaya dia bersabar. Tidak sedikit rasul yang telah diutus oleh Allah sejak dahulu diingkari dan diejek oleh kaumnya sebagaimana ia diingkari dan diejek pula.
Demikianlah Sunatullah yang merupakan satu ketentuan dari Allah yang tidak dapat diubah lagi, sebagaimana firman Allah:
Sebagai sunah Allah yang (berlaku juga) bagi orang-orang yang telah terdahulu sebelum(mu), dan engkau tidak akan mendapati perubahan pada sunnah Allah. (al-Ahzab/33: 62)
8
فَأَهْلَكْنَآ أَشَدَّ مِنْهُم بَطْشًا وَمَضَىٰ مَثَلُ ٱلْأَوَّلِينَ8Maka telah Kami binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya dari mereka itu (musyrikin Mekah) dan telah terdahulu (tersebut dalam Al Quran) perumpamaan umat-umat masa dahulu. [ QS. 43:8]
And We destroyed greater than them in [striking] power, and the example of the former peoples has preceded.
Tafsir
Maka telah Kami binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya dari mereka itu (musyrikin Mekah) dan telah terdahulu (tersebut dalam Al Quran) perumpamaan umat-umat masa dahulu. (QS. Az-Zukhruf : 8)
Tafsir Tahlili:
Allah menerangkan bahwa Dia menghancurkan orang-orang yang mendustakan rasul-rasul dan mereka tak dapat mengelak dan menghindar apabila bencana itu datang, padahal mereka jauh lebih kuat dan perkasa dibandingkan dengan kaum Nabi Muhammad saw. Yang demikian itu hendaknya menjadi perhatian umat Muhammad. Firman Allah:
Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di bumi, lalu mereka memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu lebih banyak dan lebih hebat kekuatannya serta (lebih banyak) peninggalan-peninggalan peradabannya di bumi. (Gafir/40: 82)
Ayat ini ditutup dengan satu peringatan kepada umat Muhammad bahwa ketentuan Allah yang berlaku pada umat yang mendustakan rasul, kiranya menjadi pelajaran bagi mereka karena tidak mustahil mereka itu juga akan ditimpa bencana sebagaimana halnya umat yang terdahulu itu. Firman Allah:
Maka Kami jadikan mereka sebagai (kaum) terdahulu dan pelajaran bagi orang-orang yang kemudian. (az-Zukhruf/43: 56)
Allah juga berfirman:
Itulah (ketentuan) Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. (Gafir/40: 85)
9
وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ ٱلْعَزِيزُ ٱلْعَلِيمُ9Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka akan menjawab: "Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui". [ QS. 43:9]
And if you should ask them, "Who has created the heavens and the earth?" they would surely say, "They were created by the Exalted in Might, the Knowing."
Tafsir
Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka akan menjawab: "Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui". (QS. Az-Zukhruf : 9)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini ditujukan Allah kepada Rasul-Nya bahwa apabila dia bertanya kepada orang-orang musyrik kaumnya, siapakah yang menjadikan alam semesta seperti langit, bumi dan lainnya, mereka dengan tandas menjawab, bahwa semuanya itu diciptakan oleh Allah, Tuhan yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui segalanya, tidak satu pun yang tersembunyi bagi-Nya. Firman Allah:
Bagi Allah tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di bumi dan di langit. (Ali 'Imran/3: 5)
10
ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ مَهْدًا وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ10Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu supaya kamu mendapat petunjuk. [ QS. 43:10]
[The one] who has made for you the earth a bed and made for you upon it roads that you might be guided
Tafsir
Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu supaya kamu mendapat petunjuk. (QS. Az-Zukhruf : 10)
Tafsir Tahlili:
Allah menerangkan bahwa Dia-lah yang menjadikan bumi sebagai hamparan dan menyiapkannya bagi makhluk-Nya untuk tempat mereka menetap, berpijak dan mengayunkan kaki, diperlengkapi dengan jalan-jalan agar mereka dapat berkunjung dari satu tempat ke tempat yang lain, baik yang dekat maupun yang jauh untuk kepentingan hidup dan penghidupan, kepentingan ekonomi dan perdagangan, dan lain-lain. Sejalan dengan ayat ini firman Allah:
Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan. (an-Naba'/78: 6)
Firman Allah:
Dan Kami jadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. (al-Anbiya'/21: 31)
11
وَٱلَّذِى نَزَّلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍ فَأَنشَرْنَا بِهِۦ بَلْدَةً مَّيْتًا كَذَٰلِكَ تُخْرَجُونَ11Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur). [ QS. 43:11]
And who sends down rain from the sky in measured amounts, and We revive thereby a dead land - thus will you be brought forth -
Tafsir
Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur). (QS. Az-Zukhruf : 11)
Tafsir Tahlili:
Allah menurunkan hujan dari langit sesuai dengan keperluan untuk menghidup-suburkan tanam-tanaman dan tumbuh-tumbuhan. Dia menurunkan hujan tidak lebih dari yang diperlukan sehingga tidak melimpah ruah melampaui batas dan akhirnya menjadi bencana, seperti halnya air bah yang merusak dan membinasakan, dan tidak pula terlalu sedikit sehingga tidak mencukupi kebutuhan untuk kesuburan tanam-tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang menyebabkan kering dan layu, dan mengakibatkan timbulnya bencana kelaparan yang menimpa makhluk Allah di mana-mana.
Dengan turunnya hujan dari langit sesuai dengan kadar yang diperlukan, maka hidup dan makmurlah negeri yang telah mati yang tidak lagi ditumbuhi tanam-tanaman dan pohon-pohonan. Sebagaimana Allah kuasa menghidupkan negeri yang telah mati, begitu pula Dia kuasa menghidupkan dan mengeluarkan orang-orang mati itu dari kubur dalam keadaan hidup, sebagaimana firman Allah:
Dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati (kering). (ar-Rum/30: 24)
Dan firman-Nya:
Maka Kami arahkan awan itu ke suatu negeri yang mati (tandus) lalu dengan hujan itu Kami hidupkan bumi setelah mati (kering). Seperti itulah kebangkitan itu. (Fathir/35: 9)
Apa yang dikemukakan oleh ayat ini dibuktikan oleh ilmu pengetahuan yang ditemukan manusia saat ini. Diperkirakan dalam waktu satu detik, sebanyak 16 juta ton air menguap dari bumi. Menggunakan angka ini, maka diperhitungkan akan adanya 513 triliun ton air yang menguap dari bumi dalam setahun. Angka ini ternyata sama dengan perhitungan mengenai jumlah air hujan yang turun dalam setahun. Dengan demikian, air melakukan sirkulasi yang seimbang secara terus-menerus. Kehidupan di bumi sangat bergantung pada keberlanjutan siklus air yang demikian ini. Walaupun banyak teknologi mencoba mengintervensi siklus alami ini, seperti membuat hujan buatan, pada kenyataannya siklus air tidak dapat dibuat secara artifisial.
Proporsi air hujan tidak hanya penting dalam bentuk jumlahnya, tetapi juga kecepatan turunnya butir air hujan [menurut ukuran yang diperlukan]. Kecepatan butir air hujan tidak melebihi kecepatan standar, tidak peduli berapa ukuran butir air hujan itu. Umumnya butiran air hujan mempunyai diameter 4,5 mm. Kecepatannya sekitar 8 meter per detik. Pada ukuran yang lebih kecil, tentunya kecepatannya lebih rendah. Pada ukuran butiran yang lebih besar dari 4,5 mm, tidak berarti kecepatannya makin tinggi. Kecepatannya tetap, yaitu sekitar 8 meter per detik. Hal ini disebabkan karena bentuk butiran yang cair itu akan berinteraksi dengan udara dan angin sehingga bentuk butir air itu berubah sedemikian rupa yang mengakibatkan kecepatan jatuhnya menurun dan tidak melebihi kecepatan standar.
Menghidupkan negeri yang mati dengan air (hujan) dari langit telah difirmankan pada Surah Fussilat/41: 39, bahwasanya dengan diturunkan hujan di daerah yang tandus maka daerah tersebut akan (bisa, dengan kehendak Allah) ditumbuhi pepohonan. Pada ayat ini ditekankan bahwa air dari langit diturunkan menurut kadar tertentu. Kebangkitan manusia setelah alam kubur sering diibaratkan dengan menghidupkan tanah yang tandus dengan air hujan. Perumpamaan ini dapat kita bandingkan dengan tumbuhnya biji-bijian atau spora liar yang terbawa tiupan angin dan terserak di atas tanah yang kering. Apabila tanah yang kering ini mendapat siraman hujan dengan jumlah yang cukup [menurut ukuran yang diperlukan], maka biji-biji tersebut akan tumbuh menjadi kecambah-kecambah dan kemudian menjadi tumbuhan. Apabila curah hujan sangat banyak maka biji-bijian atau spora yang menjadi bakal benih tumbuh-tumbuhan akan hanyut terbawa aliran air. Seandainya aliran air tidak sampai menghanyutkan, tetapi bila kadar kelembaban air dalam tanah terlalu berlebih maka biji-bijian tidak akan tumbuh menjadi kecambah, malahan akan membusuk. Semuanya menurut ukuran.
12
وَٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَزْوَٰجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلْفُلْكِ وَٱلْأَنْعَٰمِ مَا تَرْكَبُونَ12Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi. [ QS. 43:12]
And who created the species, all of them, and has made for you of ships and animals those which you mount.
Tafsir
Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi. (QS. Az-Zukhruf : 12)
Tafsir Tahlili:
Di antara sifat Allah yang disebut dalam ayat ini ialah Dia-lah yang menciptakan semua makhluk berpasang-pasangan, laki-laki perempuan, jantan-betina, baik dari jenis tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan, buah-buahan, bunga-bungaan dan lain-lain maupun dari jenis hewan dan manusia. Dia pula yang menjadikan kendaraan berupa perahu, kapal yang dapat dipergunakan untuk mengangkut manusia dan keperluan barang dagangan di laut, dan binatang ternak, seperti unta, kuda, himar, sapi dan lain-lain yang dapat dipergunakan sebagai alat pengangkutan di darat, dan lain-lain yang dapat menghubungkan satu tempat dengan tempat yang lain, baik di darat maupun di laut dengan macam alat perhubungan.
Sesuai dengan firman Allah:
Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui. (an-Nahl/16: 8)
Penjelasan mengenai Allah menciptakan segala sesuatunya berpasang-pasangan dapat dilihat penjelasannya pada Surah asy-Syura/42: 11. Beberapa ayat lain yang membicarakan hal yang sama adalah Yasin/36: 36, ar-Ra'd/13: 3, dan adh-dzariyat/51: 49.
13
لِتَسْتَوُۥا۟ عَلَىٰ ظُهُورِهِۦ ثُمَّ تَذْكُرُوا۟ نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا ٱسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا۟ سُبْحَٰنَ ٱلَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُۥ مُقْرِنِينَ13Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, [ QS. 43:13]
That you may settle yourselves upon their backs and then remember the favor of your Lord when you have settled upon them and say. "Exalted is He who has subjected this to us, and we could not have [otherwise] subdued it.
Tafsir
Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, (QS. Az-Zukhruf : 13)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa apabila manusia berada di atas punggung binatang, perahu, kapal, kereta api, pesawat terbang dan lain-lain hendaklah mengingat nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada mereka, hendaklah mengagungkan Allah dan menyucikan-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak yang dituduhkan orang-orang musyrik kepada-Nya, dan hendaklah mereka membaca ayat ini sebagai doa:
Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. (az-Zukhruf/43: 13-14)
Andaikata Allah tidak menundukkan alam semesta dengan ilmu yang dianugerahkan-Nya tentu manusia tidak dapat melakukannya, karena yang demikian itu di luar kemampuan mereka.
Bacaan doa itu mengingatkan manusia supaya selalu bersiap-siap menghadapi hari pembalasan saat seluruh manusia akan menghadapi dan mengalaminya dan jangan lalai mengingat Allah, baik di waktu bepergian atau tidak, di waktu berlayar atau tinggal di kampung halaman.
Sehubungan dengan tafsir di atas, diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa'i bahwa Rasulullah saw, apabila bepergian dan berkendaraan mengucapkan tiga kali dan membaca doa tersebut di atas.
Apabila Nabi saw mengendarai kendaraannya untuk melakukan suatu perjalanan, maka beliau bertakbir tiga kali. Kemudian beliau membaca, "Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami."(Riwayat Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa'i)
Ayat di atas mengajarkan agar manusia mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan berupa binatang dan memperlakukannya dengan baik. Kesetaraan di antara makhluk, terutama antara binatang dan manusia, sangat ditekankan Tuhan. Salah satu ayat di bawah ini menjelaskan bahwa binatang juga umat Tuhan, sama dengan manusia. Walau mereka mempunyai ciri, kekhususan dan sistem yang berbeda-beda, pada hakikatnya, mereka sama dengan manusia di mata Tuhan. Dan manusia diwajibkan untuk mengingatnya.
Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan." (al-An'am/6: 38)
Beberapa ayat Al-Qur'an menyinggung mengenai binatang, antara lain tentang bagaimana manusia harus bersikap terhadap binatang, kegunaan binatang untuk manusia, perilaku binatang yang harus ditiru manusia, dan banyak lagi lainnya. Dalam hubungan kesetaraan antar makhluk ini, ada tulisan seorang arif, Muhammad Fazlur Rahman Ansari, berbunyi demikian, "Segala yang di muka bumi ini diciptakan untuk kita, maka sudah menjadi kewajiban alamiah kita untuk: menjaga segala sesuatu dari kerusakan; memanfaatkannya dengan tetap menjaga martabatnya sebagai ciptaan Tuhan; melestarikannya sebisa mungkin, yang dengan demikian, mensyukuri nikmat Tuhan dalam bentuk perbuatan nyata."
Menyangkut hewan atau satwa peliharaan, Al-Qur'an dalam Surah an-Nahl/16: 5 menyebutkan beberapa manfaat binatang untuk manusia:
Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan. (an-Nahl/16: 5)
Dalam hubungannya dengan ayat dari Surah an-Nahl di atas, kita harus memperhatikan bahwa, misalnya, kulit dan bulu binatang ternak boleh dimanfaatkan. Namun Nabi Muhammad saw melanjutkannya dengan satu hal yang sangat bijaksana. Beliau melarang penggunaan kulit binatang liar walaupun sekedar untuk alas lantai. Jika aturan atau himbauan yang dikemukakan Nabi ini ditaati oleh semua orang, maka pembunuhan sia-sia terhadap beberapa jenis binatang liar demi meraih keuntungan semata niscaya tidak terjadi. Demikian pula, kendati umat Islam diperbolehkan mengkonsumsi daging beberapa binatang tertentu, tapi perlu diingat bahwa hal ini tidak menghalalkan pembantaian secara kejam dan tak terkendali terhadap mereka.
Salah satu manfaat binatang adalah sebagai tunggangan. Kita harus ingat bahwa orang-orang Arab di masa lalu sepenuhnya bergantung pada unta untuk membantu membawa barang dalam perjalanan. Tuhan menyatakan hal tersebut dalam ayat di bawah:
Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah payah. Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui. (an-Nahl/16: 7-8)
Pada hakikatnya Islam mengajarkan pada umatnya untuk menyayangi binatang dan melestarikan kehidupannya. Di dalam Al-Qur'an, Allah menekankan bahwa Dia telah menganugerahi manusia wilayah kekuasaan yang mencakup segala sesuatu di dunia ini.
Dan Dia telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. (al-Jatsiyah/45: 13).
Dalam ayat ini, Al-Qur'an sama sekali tidak menunjukan bahwa manusia memiliki kekuasaan mutlak untuk berbuat sekehendak hatinya segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Mereka juga tidak pula memiliki hak tanpa batas untuk menggunakan alam sehingga merusak keseimbangan ekologisnya.
" .... semua itu dari Dia ...." Penggalan ayat di sini seharusnya disadari dan dimengerti sebagai pengingat-ingat dari Tuhan, bahwa manusia tidak memiliki apa-apa di dunia ini. Jadi bagaimana seharusnya kita memperlakukan barang orang lain harus selalu diingat di dalam benak "...orang-orang yang berpikir...."
Islam pada dasarnya tidak mendukung manusia untuk menyalahgunakan binatang untuk tujuan olahraga maupun untuk menjadikan binatang sebagai objek eksperimen yang sembarangan. Ayat ini mengingatkan umat manusia bahwa Sang Pencipta telah menjadikan semua yang ada di alam ini (termasuk satwa) sebagai amanah yang harus mereka jaga.
14
وَإِنَّآ إِلَىٰ رَبِّنَا لَمُنقَلِبُونَ14dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami". [ QS. 43:14]
And indeed we, to our Lord, will [surely] return."
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Az-Zukhruf Ayat 14
وَإِنَّآ إِلَىٰ رَبِّنَا لَمُنقَلِبُونَ14
Arti:
dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami". (QS. Az-Zukhruf : 14)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa apabila manusia berada di atas punggung binatang, perahu, kapal, kereta api, pesawat terbang dan lain-lain hendaklah mengingat nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada mereka, hendaklah mengagungkan Allah dan menyucikan-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak yang dituduhkan orang-orang musyrik kepada-Nya, dan hendaklah mereka membaca ayat ini sebagai doa:
Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. (az-Zukhruf/43: 13-14)
Andaikata Allah tidak menundukkan alam semesta dengan ilmu yang dianugerahkan-Nya tentu manusia tidak dapat melakukannya, karena yang demikian itu di luar kemampuan mereka.
Bacaan doa itu mengingatkan manusia supaya selalu bersiap-siap menghadapi hari pembalasan saat seluruh manusia akan menghadapi dan mengalaminya dan jangan lalai mengingat Allah, baik di waktu bepergian atau tidak, di waktu berlayar atau tinggal di kampung halaman.
Sehubungan dengan tafsir di atas, diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa'i bahwa Rasulullah saw, apabila bepergian dan berkendaraan mengucapkan tiga kali dan membaca doa tersebut di atas.
Apabila Nabi saw mengendarai kendaraannya untuk melakukan suatu perjalanan, maka beliau bertakbir tiga kali. Kemudian beliau membaca, "Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami."(Riwayat Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa'i)
Ayat di atas mengajarkan agar manusia mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan berupa binatang dan memperlakukannya dengan baik. Kesetaraan di antara makhluk, terutama antara binatang dan manusia, sangat ditekankan Tuhan. Salah satu ayat di bawah ini menjelaskan bahwa binatang juga umat Tuhan, sama dengan manusia. Walau mereka mempunyai ciri, kekhususan dan sistem yang berbeda-beda, pada hakikatnya, mereka sama dengan manusia di mata Tuhan. Dan manusia diwajibkan untuk mengingatnya.
Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan." (al-An'am/6: 38)
Beberapa ayat Al-Qur'an menyinggung mengenai binatang, antara lain tentang bagaimana manusia harus bersikap terhadap binatang, kegunaan binatang untuk manusia, perilaku binatang yang harus ditiru manusia, dan banyak lagi lainnya. Dalam hubungan kesetaraan antar makhluk ini, ada tulisan seorang arif, Muhammad Fazlur Rahman Ansari, berbunyi demikian, "Segala yang di muka bumi ini diciptakan untuk kita, maka sudah menjadi kewajiban alamiah kita untuk: menjaga segala sesuatu dari kerusakan; memanfaatkannya dengan tetap menjaga martabatnya sebagai ciptaan Tuhan; melestarikannya sebisa mungkin, yang dengan demikian, mensyukuri nikmat Tuhan dalam bentuk perbuatan nyata."
Menyangkut hewan atau satwa peliharaan, Al-Qur'an dalam Surah an-Nahl/16: 5 menyebutkan beberapa manfaat binatang untuk manusia:
Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan. (an-Nahl/16: 5)
Dalam hubungannya dengan ayat dari Surah an-Nahl di atas, kita harus memperhatikan bahwa, misalnya, kulit dan bulu binatang ternak boleh dimanfaatkan. Namun Nabi Muhammad saw melanjutkannya dengan satu hal yang sangat bijaksana. Beliau melarang penggunaan kulit binatang liar walaupun sekedar untuk alas lantai. Jika aturan atau himbauan yang dikemukakan Nabi ini ditaati oleh semua orang, maka pembunuhan sia-sia terhadap beberapa jenis binatang liar demi meraih keuntungan semata niscaya tidak terjadi. Demikian pula, kendati umat Islam diperbolehkan mengkonsumsi daging beberapa binatang tertentu, tapi perlu diingat bahwa hal ini tidak menghalalkan pembantaian secara kejam dan tak terkendali terhadap mereka.
Salah satu manfaat binatang adalah sebagai tunggangan. Kita harus ingat bahwa orang-orang Arab di masa lalu sepenuhnya bergantung pada unta untuk membantu membawa barang dalam perjalanan. Tuhan menyatakan hal tersebut dalam ayat di bawah:
Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah payah. Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui. (an-Nahl/16: 7-8)
Pada hakikatnya Islam mengajarkan pada umatnya untuk menyayangi binatang dan melestarikan kehidupannya. Di dalam Al-Qur'an, Allah menekankan bahwa Dia telah menganugerahi manusia wilayah kekuasaan yang mencakup segala sesuatu di dunia ini.
Dan Dia telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. (al-Jatsiyah/45: 13).
Dalam ayat ini, Al-Qur'an sama sekali tidak menunjukan bahwa manusia memiliki kekuasaan mutlak untuk berbuat sekehendak hatinya segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Mereka juga tidak pula memiliki hak tanpa batas untuk menggunakan alam sehingga merusak keseimbangan ekologisnya.
" .... semua itu dari Dia ...." Penggalan ayat di sini seharusnya disadari dan dimengerti sebagai pengingat-ingat dari Tuhan, bahwa manusia tidak memiliki apa-apa di dunia ini. Jadi bagaimana seharusnya kita memperlakukan barang orang lain harus selalu diingat di dalam benak "...orang-orang yang berpikir...."
Islam pada dasarnya tidak mendukung manusia untuk menyalahgunakan binatang untuk tujuan olahraga maupun untuk menjadikan binatang sebagai objek eksperimen yang sembarangan. Ayat ini mengingatkan umat manusia bahwa Sang Pencipta telah menjadikan semua yang ada di alam ini (termasuk satwa) sebagai amanah yang harus mereka jaga.
15
وَجَعَلُوا۟ لَهُۥ مِنْ عِبَادِهِۦ جُزْءًا إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَكَفُورٌ مُّبِينٌ15Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). [ QS. 43:15]
But they have attributed to Him from His servants a portion. Indeed, man is clearly ungrateful.
Tafsir
Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (QS. Az-Zukhruf : 15)
Tafsir Tahlili:
Allah menerangkan bahwa sekalipun orang musyrik mengakui bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi, namun di samping itu mereka pun menetapkan bahwa Allah mempunyai anak, dan malaikat merupakan anak perempuan-Nya.
Mereka mengatakan, Allah tidak azali seperti makhluk, sama-sama mempunyai anak, malah merendahkan-Nya karena Allah dikatakan mempunyai anak perempuan, sedang mereka mempunyai anak laki-laki. Orang-orang Arab pada waktu itu menganggap orang yang mempunyai anak-anak perempuan itu hina. Jadi, tidak heran kalau ayat itu ditutup dengan satu ketegasan bahwa manusia benar-benar pengingkar nikmat Tuhan, yang telah dikaruniakan kepada mereka.
16
أَمِ ٱتَّخَذَ مِمَّا يَخْلُقُ بَنَاتٍ وَأَصْفَىٰكُم بِٱلْبَنِينَ16Patutkah Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-Nya dan Dia mengkhususkan buat kamu anak laki-laki. [ QS. 43:16]
Or has He taken, out of what He has created, daughters and chosen you for [having] sons?
Tafsir
Patutkah Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-Nya dan Dia mengkhususkan buat kamu anak laki-laki. (QS. Az-Zukhruf : 16)
Tafsir Tahlili:
Allah membuka tabir kesesatan orang musyrik dan kebatilan ucapan mereka. Apakah masuk akal bahwa Allah memiliki sesuatu untuk diri-Nya yang lebih buruk (menurut anggapan mereka) sedangkan yang lain memiliki yang baik dan memilih untuk diri-Nya anak perempuan, sedangkan untuk orang lain anak laki-laki? Firman Allah:
Apakah (pantas) untuk kamu yang laki-laki dan untuk-Nya yang perempuan?
Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. (an-Najm/53: 21-22)
Dan firman-Nya:
Apakah Dia (Allah) memilih anak-anak perempuan daripada anak-anak laki-laki? Mengapa kamu ini? Bagaimana (caranya) kamu menetapkan? Maka mengapa kamu tidak memikirkan? (ash-shaffat/37: 153-155)
Dan firman-Nya lagi:
Sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang Dia kehendaki dari apa yang telah diciptakan-Nya. Mahasuci Dia. Dialah Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa. (az-Zumar/39: 4)
17
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمَٰنِ مَثَلًا ظَلَّ وَجْهُهُۥ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ17Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah; jadilah mukanya hitam pekat sedang dia amat menahan sedih. [ QS. 43:17]
And when one of them is given good tidings of that which he attributes to the Most Merciful in comparison, his face becomes dark, and he suppresses grief.
Tafsir
Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah; jadilah mukanya hitam pekat sedang dia amat menahan sedih. (QS. Az-Zukhruf : 17)
Tafsir Tahlili:
Allah menunjukkan kebodohan orang-orang musyrik dan kecurangan mereka. Apabila salah seorang dari mereka dikaruniai anak perempuan, dengan serta-merta mukanya menjadi sangat muram karena sedih, menanggung malu yang amat dalam, tak kuat rasanya berhadapan muka dengan teman-temannya. Dia menyendiri dalam kebingungan. Apakah kiranya yang akan diperbuatnya? Apakah anak perempuan yang diperolehnya itu akan dibiarkan begitu saja, sekalipun ia harus menanggung malu dan hina, ataukah akan menguburkannya hidup-hidup? Suatu perbuatan yang sangat tercela, sebagaimana firman Allah:
Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam), dan dia sangat marah. Dia bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah alangkah buruknya (putusan) yang mereka tetapkan itu. (an-Nahl/16: 58-59)
18
أَوَمَن يُنَشَّؤُا۟ فِى ٱلْحِلْيَةِ وَهُوَ فِى ٱلْخِصَامِ غَيْرُ مُبِينٍ18Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran. [ QS. 43:18]
So is one brought up in ornaments while being during conflict unevident [attributed to Allah]?
Tafsir
Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran. (QS. Az-Zukhruf : 18)
Tafsir Tahlili:
Allah membantah anggapan kaum musyrik bahwa Allah mempunyai anak perempuan sedangkan mereka mempunyai anak laki-laki. Bantahan itu ialah: Apakah orang yang dilahirkan dan dibesarkan untuk berhias dan bila ia dalam bertukar pikiran dan berdiskusi tidak sanggup mengemukakan hujjah atau alasan yang kuat, karena dia lebih terpengaruh oleh perasaan daripada mempergunakan akal dan pikiran, adakah orang seperti ini patut dianggap anak Tuhan?
19
وَجَعَلُوا۟ ٱلْمَلَٰٓئِكَةَ ٱلَّذِينَ هُمْ عِبَٰدُ ٱلرَّحْمَٰنِ إِنَٰثًا أَشَهِدُوا۟ خَلْقَهُمْ سَتُكْتَبُ شَهَٰدَتُهُمْ وَيُسْـَٔلُونَ19Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaika-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban. [ QS. 43:19]
And they have made the angels, who are servants of the Most Merciful, females. Did they witness their creation? Their testimony will be recorded, and they will be questioned.
Tafsir
Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaika-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban. (QS. Az-Zukhruf : 19)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan bahwa kaum musyrik telah berbuat empat kesalahan besar yang menunjukkan kekafiran mereka. Pertama, dikatakannya bahwa Allah mempunyai anak; kedua, anak-anak Allah perempuan; dan ketiga, anak-anak Allah itu adalah malaikat, padahal malaikat adalah hamba yang dimuliakan-Nya, yang senantiasa menyembah Tuhan siang dan malam, dan tidak pernah menyalahi apa yang diperintahkan kepadanya. Malaikat yang bersifat demikian dikatakannya perempuan. Keempat, anggapan mereka bahwa mereka menjadi musyrik karena ditakdirkan oleh Allah. Semua pernyataan mereka itu adalah dosa besar dan kebohongan yang tidak berdasar sama sekali.
Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu sehingga mereka berani menetapkan yang demikian dan yakin bahwa malaikat itu perempuan? Allah berfirman:
Atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan sedangkan mereka menyaksikan(nya)?Ingatlah, sesungguhnya di antara kebohongannya mereka benar-benar mengatakan,"Allah mempunyai anak." Dan sungguh, mereka benar-benar pendusta. (as-shaffat/37: 150-152)
Ayat 19 ini ditutup dengan satu ancaman kepada orang musyrik bahwa apa yang mereka katakan mengenai malaikat, semua itu akan dicatat dan akan dimintai pertanggungjawaban mereka di akhirat kelak.
Satu lagi diperlihatkan perbuatan sesat dan orang musyrik. Mereka berkata dengan nada mengejek, "Sekiranya Allah yang Maha Pemurah menghendaki, niscaya kami tidak menyembah malaikat itu." Seakan-akan mereka menyembah malaikat karena kehendak Allah. Allah berfirman:
Orang-orang musyrik akan berkata, "Jika Allah menghendaki, tentu kami tidak akan mempersekutukan-Nya. (al-An'am/6: 148)
Pendirian mereka sangat keliru dan sesat, karena Allah tidak pernah merestui suatu penyembahan terhadap sesuatu selain Dia, Allah hanya memerintahkan agar manusia hanya menyembah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya:
Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah, dan jauhilah thagut" (an-Nahl/16: 36)
Dan firman-Nya:
Dan tanyakanlah (Muhammad) kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau, "Apakah Kami menentukan tuhan-tuhan selain (Allah) Yang Maha Pengasih untuk disembah?" (az-Zukhruf/43: 45)
Ayat 20 ini ditutup dengan satu ketegasan, menolak ucapan orang musyrik itu, bahwa mereka tidak tahu sama sekali keadaan yang sebenarnya dan tidak mempunyai pengetahuan sedikit pun mengenai hal itu. Apa yang dikatakan mereka hanya dugaan belaka dan tidak berdasarkan hak dan kebenaran.
20
وَقَالُوا۟ لَوْ شَآءَ ٱلرَّحْمَٰنُ مَا عَبَدْنَٰهُم مَّا لَهُم بِذَٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ20Dan mereka berkata: "Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat)". Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka. [ QS. 43:20]
And they said, "If the Most Merciful had willed, we would not have worshipped them." They have of that no knowledge. They are not but falsifying.
Tafsir
Dan mereka berkata: "Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat)". Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka. (QS. Az-Zukhruf : 20)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan bahwa kaum musyrik telah berbuat empat kesalahan besar yang menunjukkan kekafiran mereka. Pertama, dikatakannya bahwa Allah mempunyai anak; kedua, anak-anak Allah perempuan; dan ketiga, anak-anak Allah itu adalah malaikat, padahal malaikat adalah hamba yang dimuliakan-Nya, yang senantiasa menyembah Tuhan siang dan malam, dan tidak pernah menyalahi apa yang diperintahkan kepadanya. Malaikat yang bersifat demikian dikatakannya perempuan. Keempat, anggapan mereka bahwa mereka menjadi musyrik karena ditakdirkan oleh Allah. Semua pernyataan mereka itu adalah dosa besar dan kebohongan yang tidak berdasar sama sekali.
Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu sehingga mereka berani menetapkan yang demikian dan yakin bahwa malaikat itu perempuan? Allah berfirman:
Atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan sedangkan mereka menyaksikan(nya)?Ingatlah, sesungguhnya di antara kebohongannya mereka benar-benar mengatakan,"Allah mempunyai anak." Dan sungguh, mereka benar-benar pendusta. (as-shaffat/37: 150-152)
Ayat 19 ini ditutup dengan satu ancaman kepada orang musyrik bahwa apa yang mereka katakan mengenai malaikat, semua itu akan dicatat dan akan dimintai pertanggungjawaban mereka di akhirat kelak.
Satu lagi diperlihatkan perbuatan sesat dan orang musyrik. Mereka berkata dengan nada mengejek, "Sekiranya Allah yang Maha Pemurah menghendaki, niscaya kami tidak menyembah malaikat itu." Seakan-akan mereka menyembah malaikat karena kehendak Allah. Allah berfirman:
Orang-orang musyrik akan berkata, "Jika Allah menghendaki, tentu kami tidak akan mempersekutukan-Nya. (al-An'am/6: 148)
Pendirian mereka sangat keliru dan sesat, karena Allah tidak pernah merestui suatu penyembahan terhadap sesuatu selain Dia, Allah hanya memerintahkan agar manusia hanya menyembah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya:
Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah, dan jauhilah thagut" (an-Nahl/16: 36)
Dan firman-Nya:
Dan tanyakanlah (Muhammad) kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau, "Apakah Kami menentukan tuhan-tuhan selain (Allah) Yang Maha Pengasih untuk disembah?" (az-Zukhruf/43: 45)
Ayat 20 ini ditutup dengan satu ketegasan, menolak ucapan orang musyrik itu, bahwa mereka tidak tahu sama sekali keadaan yang sebenarnya dan tidak mempunyai pengetahuan sedikit pun mengenai hal itu. Apa yang dikatakan mereka hanya dugaan belaka dan tidak berdasarkan hak dan kebenaran.
21
أَمْ ءَاتَيْنَٰهُمْ كِتَٰبًا مِّن قَبْلِهِۦ فَهُم بِهِۦ مُسْتَمْسِكُونَ21Atau adakah Kami memberikan sebuah kitab kepada mereka sebelum Al Quran, lalu mereka berpegang dengan kitab itu? [ QS. 43:21]
Or have We given them a book before the Qur'an to which they are adhering?
Tafsir
Atau adakah Kami memberikan sebuah kitab kepada mereka sebelum Al Quran, lalu mereka berpegang dengan kitab itu? (QS. Az-Zukhruf : 21)
Tafsir Tahlili:
Allah menambahkan penjelasan dalam rangka penolakan-Nya terhadap anggapan orang-orang musyrik bahwa mereka menyembah malaikat karena kehendak Allah, dengan firman-Nya, "Apakah memang pernah kami memberikan kepada mereka sebuah kitab sebelum Al-Qur'an, lalu mereka berpegang teguh kepada kitab itu? Tidak, sama sekali tidak. Pendirian mereka hanya didasarkan atas dugaan dan sangkaan yang mengandung dusta, firman Allah:
Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan. (al-An'am/6: 116)
22
بَلْ قَالُوٓا۟ إِنَّا وَجَدْنَآ ءَابَآءَنَا عَلَىٰٓ أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِم مُّهْتَدُونَ22Bahkan mereka berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka". [ QS. 43:22]
Rather, they say, "Indeed, we found our fathers upon a religion, and we are in their footsteps [rightly] guided."
Tafsir
Bahkan mereka berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka". (QS. Az-Zukhruf : 22)
Tafsir Tahlili:
Allah menerangkan bahwa apa yang disangka sebagai alasan untuk mempersekutukan Allah, sama sekali tidak benar, dan tidak mempunyai alasan yang dapat diandalkan. Mereka semata-mata hanya bertaklid mengikuti dan berpegang teguh kepada apa yang telah diperbuat oleh nenek moyang mereka, karena mereka yakin bahwa nenek moyang mereka berpengetahuan luas, dan tidak akan menyesatkan orang-orang yang mengikutinya, malahan mereka akan mendapat petunjuk. Mereka memutarbalikkan keadaan, karena sebenarnya mereka telah sesat, tidak mendapat petunjuk, sebagaimana firman Allah:
Sungguh, mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk. (al-An'am/6: 140)
23
وَكَذَٰلِكَ مَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ فِى قَرْيَةٍ مِّن نَّذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَآ إِنَّا وَجَدْنَآ ءَابَآءَنَا عَلَىٰٓ أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِم مُّقْتَدُونَ23Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka". [ QS. 43:23]
And similarly, We did not send before you any warner into a city except that its affluent said, "Indeed, we found our fathers upon a religion, and we are, in their footsteps, following."
Tafsir
Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka". (QS. Az-Zukhruf : 23)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menghibur Nabi Muhammad saw bahwa tidak seorang rasul pun yang diutus ke suatu negeri sebelum Muhammad saw mendapat sambutan dengan kata-kata yang menyenangkan hati. Mereka semua mendapat jawaban yang tidak enak didengar dan sangat menjengkelkan hati. Sikap yang demikian berasal dari orang-orang yang terbiasa hidup mewah, sombong dan angkuh. Mereka berkata, "Sesungguhnya kami mendapatkan nenek moyang kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak mereka." Jadi, kalau Muhammad saw mendapat jawaban seperti itu tidak perlu gusar dan merasa sesak dada. Apa yang dikatakan kepada Muhammad saw telah dikatakan pula kepada rasul-rasul sebelumnya, sebagaimana firman Allah:
Apa yang dikatakan (oleh orang-orang kafir) kepadamu tidak lain adalah apa yang telah dikatakan kepada rasul-rasul sebelummu. (Fussilat/41: 43)
Begitu pula kalau dikatakan bahwa Nabi Muhammad saw tukang sihir, atau gila oleh kaumnya, itu pun karena rasul-rasul sebelumnya telah dituduh seperti itu juga oleh kaumnya, firman Allah:
Demikianlah setiap kali seorang rasul yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, mereka (kaumnya) pasti mengatakan, "Dia itu pesihir atau orang gila." (adh-dzariyat/51: 52)
24
قَٰلَ أَوَلَوْ جِئْتُكُم بِأَهْدَىٰ مِمَّا وَجَدتُّمْ عَلَيْهِ ءَابَآءَكُمْ قَالُوٓا۟ إِنَّا بِمَآ أُرْسِلْتُم بِهِۦ كَٰفِرُونَ24(Rasul itu) berkata: "Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya". [ QS. 43:24]
[Each warner] said, "Even if I brought you better guidance than that [religion] upon which you found your fathers?" They said, "Indeed we, in that with which you were sent, are disbelievers."
Tafsir
(Rasul itu) berkata: "Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya". (QS. Az-Zukhruf : 24)
Tafsir Tahlili:
Allah menerangkan bahwa Nabi Muhammad menghimbau kaumnya dengan ucapan, "Apakah kamu masih tetap mengikuti jejak nenek moyang kamu, sekalipun aku membawa untukmu suatu agama yang nyata dan lebih baik daripada apa yang telah dianut oleh nenek moyangmu itu?" Kaumnya menjawab dengan sombong, bahwa mereka akan tetap mengikuti jejak nenek moyang mereka dan tidak akan mengikuti agama yang dibawanya, yakni agama yang ditugaskan kepadanya untuk menyampaikannya, dan mereka tetap akan mengingkarinya, sebagaimana firman Allah:
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata, "Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu percayai." (al-A'raf/7: 76)
25
فَٱنتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُكَذِّبِينَ25Maka Kami binasakan mereka maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu. [ QS. 43:25]
So we took retribution from them; then see how was the end of the deniers.
Tafsir
Maka Kami binasakan mereka maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu. (QS. Az-Zukhruf : 25)
Tafsir Tahlili:
Allah menerangkan bahwa orang-orang yang tetap membangkang dan senantiasa mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka dan mengingkari ketuhanan Allah, akan dibinasakan sebagai akibat dari perbuatan mereka yang selalu mendustakan ayat-ayat Allah; kiranya hal itu dapat disaksikan dan menjadi iktibar sesuai dengan firman-Nya:
Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul). (an-Nahl/16: 36)
26
وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِۦٓ إِنَّنِى بَرَآءٌ مِّمَّا تَعْبُدُونَ26Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, [ QS. 43:26]
And [mention, O Muhammad], when Abraham said to his father and his people, "Indeed, I am disassociated from that which you worship
Tafsir
Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, (QS. Az-Zukhruf : 26)
Tafsir Tahlili:
Allah memerintahkan kepada Muhammad saw supaya dia memperingatkan kaumnya yang fanatik kepada nenek moyangnya bahwa Nabi Ibrahim telah berlepas diri dari bapak dan kaumnya ketika dia melihat mereka bersungguh-sungguh menyembah berhala, karena yang demikian itu adalah satu hal yang tidak pantas dan membawa kepada kesesatan sebagaimana firman Allah:
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, "Pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata." (al-An'am/6: 74)
27
إِلَّا ٱلَّذِى فَطَرَنِى فَإِنَّهُۥ سَيَهْدِينِ27tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku". [ QS. 43:27]
Except for He who created me; and indeed, He will guide me."
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Az-Zukhruf Ayat 27
إِلَّا ٱلَّذِى فَطَرَنِى فَإِنَّهُۥ سَيَهْدِينِ27
Arti:
tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku". (QS. Az-Zukhruf : 27)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini Nabi Ibrahim menegaskan pendiriannya setelah dia berlepas diri dari bapak dan kaumnya, bahwa dia hanya menyembah Allah yang menciptakannya dan yang menciptakan seluruh manusia. Dia yang akan menunjukkan jalan yang baik dan benar, yang akan membawa manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Dia yang menyediakan dan memberi makan dan minum, menyembuhkan orang sakit. Tuhan yang mematikan dan menghidupkan, Tuhan yang diharapkan mengampuni dosa di akhirat. Penegasan Nabi Ibrahim diabadikan di dalam Al-Qur'an sebagaimana firman Allah:
(yaitu) Yang telah menciptakan aku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku, dan Yang memberi makan dan minum kepadaku; dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari Kiamat." (asy-Syura/26: 78-82)
28
وَجَعَلَهَا كَلِمَةًۢ بَاقِيَةً فِى عَقِبِهِۦ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ28Dan (lbrahim a. s.) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu. [ QS. 43:28]
And he made it a word remaining among his descendants that they might return [to it].
Tafsir
Dan (lbrahim a. s.) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu. (QS. Az-Zukhruf : 28)
Tafsir Tahlili:
Allah menerangkan bahwa Nabi Ibrahim menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal, agar penduduk Mekah dapat menyadarinya, lalu meninggalkan agama nenek moyangnya yang sesat dan mengikuti agama tauhid yang dianut nenek moyang mereka yang tidak sesat yaitu Ibrahim apalagi jika mereka mengingat, bahwa Nabi Ibrahimlah kebanggaan mereka karena membangun Baitullah yang menjadi kiblat umat Islam sedunia ketika mendirikan salat.
Qatadah berkata, "Dari keturunan Ibrahim itu senantiasa ada yang menyembah Allah sampai hari Kiamat." Dan Ibnu 'Arabi berkata, "Bahwasanya keturunan Ibrahim dapat turun-temurun beragama tauhid, karena dua doanya yang telah diperkenankan oleh Allah, pertama:
"Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia." Dia (Ibrahim) berkata, "Dan (juga) dari anak cucuku?" Allah berfirman, "(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim." (al-Baqarah/2: 124)
dan kedua:
Dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala. (Ibrahim/14: 35)
29
بَلْ مَتَّعْتُ هَٰٓؤُلَآءِ وَءَابَآءَهُمْ حَتَّىٰ جَآءَهُمُ ٱلْحَقُّ وَرَسُولٌ مُّبِينٌ29Tetapi Aku telah memberikan kenikmatan hidup kepada mereka dan bapak-bapak mereka sehingga datanglah kepada mereka kebenaran (Al Quran) dan seorang rasul yang memberi penjelasan. [ QS. 43:29]
However, I gave enjoyment to these [people of Makkah] and their fathers until there came to them the truth and a clear Messenger.
Tafsir
Tetapi Aku telah memberikan kenikmatan hidup kepada mereka dan bapak-bapak mereka sehingga datanglah kepada mereka kebenaran (Al Quran) dan seorang rasul yang memberi penjelasan. (QS. Az-Zukhruf : 29)
Tafsir Tahlili:
Allah menerangkan bahwa Dia telah memberikan kenikmatan kepada orang-orang musyrik dan nenek moyang mereka sejak dahulu kala, memanjangkan umur mereka, menganugerahkan beraneka ragam nikmat, tetapi mereka itu terpesona oleh nikmat yang ada pada mereka, terpengaruh oleh kehendak hawa nafsu mereka, lalu menuruti ajakan setan dan melupakan kalimat tauhid. Maka Allah menjadikan dari keturunan Ibrahim orang-orang yang mengesakan Allah, menyuruh orang-orang kafir di antara mereka agar beriman kepada-Nya, maka dipilih-Nyalah Muhammad saw sebagai Rasul dan diturunkan-Nya Al-Qur'an sebagai kitab yang berisi petunjuk ke jalan yang benar, menyeru mereka untuk berbuat amal baik demi kemaslahatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
30
وَلَمَّا جَآءَهُمُ ٱلْحَقُّ قَالُوا۟ هَٰذَا سِحْرٌ وَإِنَّا بِهِۦ كَٰفِرُونَ30Dan tatkala kebenaran (Al Quran) itu datang kepada mereka, mereka berkata: "Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya". [ QS. 43:30]
But when the truth came to them, they said, "This is magic, and indeed we are, concerning it, disbelievers."
Tafsir
Dan tatkala kebenaran (Al Quran) itu datang kepada mereka, mereka berkata: "Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya". (QS. Az-Zukhruf : 30)
Tafsir Tahlili:
Allah menerangkan bahwa ketika disampaikan kepada mereka Al-Qur'an dan mukjizat sebagai bukti kebenaran Rasul, mereka menyambutnya dengan sambutan yang tidak baik. Mereka berkata bahwa apa yang didatangkan kepada mereka adalah sihir dan bukan wahyu dari Allah, oleh karena itu mereka mengingkarinya.
31
وَقَالُوا۟ لَوْلَا نُزِّلَ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانُ عَلَىٰ رَجُلٍ مِّنَ ٱلْقَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍ31Dan mereka berkata: "Mengapa Al Quran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini?" [ QS. 43:31]
And they said, "Why was this Qur'an not sent down upon a great man from [one of] the two cities?"
Tafsir
Dan mereka berkata: "Mengapa Al Quran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini?" (QS. Az-Zukhruf : 31)
Tafsir Tahlili:
Mereka berkata, "Kedudukan sebagai rasul adalah kedudukan yang mulia, maka sepantasnyalah orang yang memangku jabatan itu adalah orang yang mulia pula, mempunyai kekayaan dan kedudukan yang tinggi, sedangkan Muhammad saw tidak memiliki yang demikian itu. Yang pantas menduduki jabatan ini adalah salah satu dari dua orang yang memiliki hal-hal tersebut dari dua kota yang mulia pula yaitu al-Walid bin al-Mugirah dari Mekah atau 'Urwah bin Mas'ud ats-saqafi dari thaif.
32
أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَٰتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ32Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. [ QS. 43:32]
Do they distribute the mercy of your Lord? It is We who have apportioned among them their livelihood in the life of this world and have raised some of them above others in degrees [of rank] that they may make use of one another for service. But the mercy of your Lord is better than whatever they accumulate.
Tafsir
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (QS. Az-Zukhruf : 32)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menunjukkan penolakan terhadap keinginan orang-orang musyrik yang tak mau menerima pengangkatan Muhammad saw sebagai rasul; seakan-akan merekalah yang paling berhak dan berwenang membagi-bagi dan menentukan siapa yang pantas menerima rahmat Tuhan. Allah menyatakan, "Sekali-kali tidaklah demikian halnya, Kamilah yang berhak dan berwenang mengatur dan menentukan penghidupan hamba dalam kehidupan dunia. Kami-lah yang melebihkan sebagian hamba atas sebagian yang lain; ada yang kaya dan ada yang lemah, ada yang pandai dan ada yang bodoh, ada yang maju dan ada yang terbelakang, karena apabila Kami menyamakan di antara hamba di dalam hal-hal tersebut di atas, maka akan terjadi persaingan di antara mereka, atau tidak terjadi situasi saling bantu-membantu antara satu dengan yang lain, dan tidak akan terjadi saling memanfaatkan antara satu dengan yang lain, sebaliknya mereka saling mengejek. Semuanya itu akan membawa kepada kehancuran dan kerusakan dunia. Kalau mereka tidak mampu berbuat seperti tersebut di atas mengenai urusan keduniaan, mengapa mereka berani menentang berbagai kebijaksanaan Allah di dalam menentukan siapa yang pantas diserahi tugas kerasulan itu.
Ayat ini ditutup dengan penegasan bahwa rahmat Allah dan keutamaan yang diberikan kepada orang yang telah ditakdirkan memangku jabatan kenabian dan mengikuti petunjuk wahyu dalam Al-Qur'an yang telah diturunkan, jauh lebih baik dan mulia daripada kemewahan dan kekayaan dunia yang ditimbun mereka. Demikian dikarenakan dunia dengan segala kekayaannya itu berada di tepi jurang yang akan runtuh dan akan lenyap tidak berbekas sedikit pun.
33
وَلَوْلَآ أَن يَكُونَ ٱلنَّاسُ أُمَّةً وَٰحِدَةً لَّجَعَلْنَا لِمَن يَكْفُرُ بِٱلرَّحْمَٰنِ لِبُيُوتِهِمْ سُقُفًا مِّن فِضَّةٍ وَمَعَارِجَ عَلَيْهَا يَظْهَرُونَ33Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya. [ QS. 43:33]
And if it were not that the people would become one community [of disbelievers], We would have made for those who disbelieve in the Most Merciful - for their houses - ceilings and stairways of silver upon which to mount
Tafsir
Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya. (QS. Az-Zukhruf : 33)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menegaskan sekiranya bukan karena Allah hendak menghindarkan semua manusia menjadi umat yang satu dalam kekafiran akibat mereka melihat orang-orang kafir memperoleh rezeki yang lapang, karena mengira bahwa harta yang banyak adalah bukti cinta Allah kepada mereka, maka akan Allah berikan kepada orang-orang kafir itu rumah-rumah mewah yang terbuat dari emas dan perak, tetapi Allah menghendaki keimanan mereka.
34
وَلِبُيُوتِهِمْ أَبْوَٰبًا وَسُرُرًا عَلَيْهَا يَتَّكِـُٔونَ34Dan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan (begitu pula) dipan-dipan yang mereka bertelekan atasnya. [ QS. 43:34]
And for their houses - doors and couches [of silver] upon which to recline
Tafsir
Dan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan (begitu pula) dipan-dipan yang mereka bertelekan atasnya. (QS. Az-Zukhruf : 34)
Tafsir Tahlili:
Begitu juga pintu-pintu rumah orang-orang kafir, dan tempat tidur yang mereka tiduri akan dijadikan dari perak. Semua itu adalah perhiasan tempat manusia berbangga-bangga; semua itu hanya merupakan kesenangan kehidupan dunia yang sifatnya sementara, dan hanya dapat bertahan beberapa saat saja lalu hilang lenyap, sedangkan kehidupan akhirat yang penuh dengan kesenangan dan kenikmatan yang beraneka ragam dan tak terhitung banyaknya serta kekal abadi telah dipersiapkan untuk orang yang bertakwa kepada Allah, yang tidak menyekutukan-Nya, yang tidak berbuat maksiat dengan melanggar perintah-Nya, tetapi taat dan patuh melaksanakan perintah-Nya. Firman Allah:
Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. (al-A'la/87: 16-17)
35
وَزُخْرُفًا وَإِن كُلُّ ذَٰلِكَ لَمَّا مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةُ عِندَ رَبِّكَ لِلْمُتَّقِينَ35Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari emas untuk mereka). Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. [ QS. 43:35]
And gold ornament. But all that is not but the enjoyment of worldly life. And the Hereafter with your Lord is for the righteous.
Tafsir
Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari emas untuk mereka). Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Az-Zukhruf : 35)
Tafsir Tahlili:
Begitu juga pintu-pintu rumah orang-orang kafir, dan tempat tidur yang mereka tiduri akan dijadikan dari perak. Semua itu adalah perhiasan tempat manusia berbangga-bangga; semua itu hanya merupakan kesenangan kehidupan dunia yang sifatnya sementara, dan hanya dapat bertahan beberapa saat saja lalu hilang lenyap, sedangkan kehidupan akhirat yang penuh dengan kesenangan dan kenikmatan yang beraneka ragam dan tak terhitung banyaknya serta kekal abadi telah dipersiapkan untuk orang yang bertakwa kepada Allah, yang tidak menyekutukan-Nya, yang tidak berbuat maksiat dengan melanggar perintah-Nya, tetapi taat dan patuh melaksanakan perintah-Nya. Firman Allah:
Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. (al-A'la/87: 16-17)
36
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ ٱلرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُۥ شَيْطَٰنًا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٌ36Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. [ QS. 43:36]
And whoever is blinded from remembrance of the Most Merciful - We appoint for him a devil, and he is to him a companion.
Tafsir
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (QS. Az-Zukhruf : 36)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini ditegaskan bahwa siapa yang berpaling dari peringatan dan pengajaran Allah, yaitu membutakan hatinya untuk beriman dan mempercayai ajaran-ajaran-Nya yang terdapat dalam Al-Qur'an, maka setan akan selalu menemaninya dan akan selalu berupaya membawanya kepada kesesatan, sehingga Allah akhirnya akan menjadikan setan itu menjadi teman setianya.
Menurut az-Zajjaj, maksud ayat ini adalah bahwa siapa yang berpaling dari Al-Qur'an dan tidak mau mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat di dalamnya, setan akan terus-menerus menggodanya sampai ia terjerumus ke jalan yang sesat, karena itu ia pasti akan mendapat siksaan Allah. Dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda:
Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah ada salah seorang dari kalian melainkan didampingi oleh pendamping dari golongan jin." (Riwayat Muslim)
Di dalam ayat lain Allah berfirman bahwa orang yang selalu mengingkari ayat-ayat Allah, maka hati dan pandangan mereka akan dibolak-balik oleh Allah sehingga mereka tidak jadi beriman dan tetap dalam kesesatan mereka:
Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti pertama kali mereka tidak beriman kepadanya (Al-Qur'an), dan Kami biarkan mereka bingung dalam kesesatan. (al-An'am/6: 110)
Manusia yang sesat akan berbuat dosa, lalu semakin ia bergelimang dosa, semakin tertutup hatinya sehingga tidak mungkin lagi beriman dan berbuat baik, sebagaimana sabda Rasulullah saw:
Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya seorang mukmin jika berbuat dosa niscaya ada titik hitam di dalam hatinya, jika ia bertobat dan meninggalkan dan memohon ampun niscaya hatinya kembali bersih. Namun jika dosanya bertambah, niscaya bertambah titik hitam tersebut sehingga meliputi hatinya." (Riwayat Ahmad)
37
وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ ٱلسَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُم مُّهْتَدُونَ37Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. [ QS. 43:37]
And indeed, the devils avert them from the way [of guidance] while they think that they are [rightly] guided
Tafsir
Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. (QS. Az-Zukhruf : 37)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini diterangkan konsekuensi menjadikan setan sebagai teman, yaitu bahwa setan itu akan selalu berupaya menghalangi mereka untuk menemukan jalan yang benar, yaitu mengimani ajaran-ajaran Allah yang terdapat di dalam Al-Qur'an. Mereka akhirnya memang tidak menemukan jalan yang benar itu, tetapi merasa bahwa jalan sesat yang mereka tempuh adalah benar, dan kebenaran ayat-ayat Al-Qur'an yang disampaikan kepada mereka adalah salah. Begitulah hebatnya kekuasaan setan atas diri orang itu.
38
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَنَا قَالَ يَٰلَيْتَ بَيْنِى وَبَيْنَكَ بُعْدَ ٱلْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ ٱلْقَرِينُ38Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada kami (di hari kiamat) dia berkata: "Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, maka syaitan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia)". [ QS. 43:38]
Until, when he comes to Us [at Judgement], he says [to his companion], "Oh, I wish there was between me and you the distance between the east and west - how wretched a companion."
Tafsir
Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada kami (di hari kiamat) dia berkata: "Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, maka syaitan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia)". (QS. Az-Zukhruf : 38)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini diterangkan nasib manusia yang bersahabat dengan setan itu di hari akhirat ketika menghadap Allah. Di saat itulah orang itu baru menyadari bahwa ia telah disesatkan oleh setan-setan itu. Di hadapan Allah ia menyesali mengapa ia terlalu dekat dengan setan-setan itu sewaktu di dunia. Ia menyesal mengapa waktu di dunia dulu mereka dengan setan itu tidak berjauhan sebagaimana jauhnya timur dan barat, yaitu seperti antara satu ujung dengan ujung yang lainnya. Tetapi penyesalan itu tidak berguna, karena dunia sudah digulung dan tidak akan mungkin dikembalikan lagi.
Di akhirat setan-setan yang menjadi teman-teman setia mereka waktu di dunia akan meninggalkan mereka. Di depan Allah setan-setan itu mengingkari persahabatan dan berlepas tangan, sebagaimana diinformasikan dalam Surah Ibrahim/14: 22.
Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu." Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih. (Ibrahim/14: 22)
Demikianlah, setan-setan jelas merupakan teman yang paling jahat: di dunia mereka merayu, tetapi di akhirat mereka berlepas tangan bahkan menjerumuskan manusia.
39
وَلَن يَنفَعَكُمُ ٱلْيَوْمَ إِذ ظَّلَمْتُمْ أَنَّكُمْ فِى ٱلْعَذَابِ مُشْتَرِكُونَ39(Harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu karena kamu telah menganiaya (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu bersekutu dalam azab itu. [ QS. 43:39]
And never will it benefit you that Day, when you have wronged, that you are [all] sharing in the punishment.
Tafsir
(Harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu karena kamu telah menganiaya (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu bersekutu dalam azab itu. (QS. Az-Zukhruf : 39)
Tafsir Tahlili:
Selanjutnya Allah menegaskan kepada mereka bahwa bagaimana pun penyesalan mereka dan apa pun alasan mereka tidak akan diterima. Hal itu karena mereka telah berbuat aniaya, yaitu tidak mengimani-Nya dan tidak menjalankan perintah-perintah-Nya. Mereka akhirnya akan dijebloskan ke dalam neraka bersama setan-setan teman-teman mereka itu.
40
أَفَأَنتَ تُسْمِعُ ٱلصُّمَّ أَوْ تَهْدِى ٱلْعُمْىَ وَمَن كَانَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ40Maka apakah kamu dapat menjadikan orang yang pekak bisa mendengar atau (dapatkah) kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta (hatinya) dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata? [ QS. 43:40]
Then will you make the deaf hear, [O Muhammad], or guide the blind or he who is in clear error?
Tafsir
Maka apakah kamu dapat menjadikan orang yang pekak bisa mendengar atau (dapatkah) kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta (hatinya) dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata? (QS. Az-Zukhruf : 40)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah bertanya kepada Nabi Muhammad saw yang selalu ingin agar orang-orang kafir itu beriman, apakah ia mampu membuat orang yang tuli mendengar ajakan untuk beriman dan berbuat baik, dan apakah ia mampu membuka hati orang yang telah tertutup mata hatinya. Tentu saja Nabi saw. tidak akan mampu, karena yang mampu melakukannya hanyalah Allah, sedangkan Allah tidak akan mengembalikan mereka yang sesat itu bila mereka sendiri tidak bersedia kembali kepada jalan yang benar.
Pertanyaan Allah swt kepada Nabi Muhammad saw itu bukanlah untuk maksud bertanya, tetapi justru untuk menegaskan bahwa telinga dan mata batin mereka sebenarnya sudah tuli dan buta, karena itu kebenaran apa pun yang disampaikan kepada mereka tidak akan mereka terima. Oleh karena itu tugas beliau sebagai seorang rasul hanya menyampaikan. Dalam menyampaikan firman-firman Allah kepada kaum kafir Mekah itu, Nabi saw telah melaksanakannya dengan segenap tenaga dan upaya, namun sebagian mereka menentangnya. Nabi saw dan umatnya diboikot, bahkan diancam akan dibunuh. Untuk menyelamatkan diri Nabi saw memerintahkan pengikut-pengikutnya untuk berhijrah, pertama ke Abessinia, dan kedua ke Medinah. Penentangan dan ancaman itu kadang-kadang membuat hati Nabi saw. kecewa dan hampir-hampir putus asa. Namun dengan turunnya ayat-ayat seperti ayat ini, hati beliau terhibur kembali. Beliau sadar bahwa ia tidak bersalah, tetapi merekalah yang tertutup hatinya. Yang mampu membukanya hanyalah Allah, karena itu beliau tidak lagi berputus asa, tetapi terus berdakwah, dengan harapan pada suatu saat Allah akan menurunkan hidayah-Nya kepada mereka.
Di dalam ayat lain Allah berfirman mengenai pemberian hidayah yang merupakan wewenang Allah itu:
Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. (al-Baqarah/2: 272)
41
فَإِمَّا نَذْهَبَنَّ بِكَ فَإِنَّا مِنْهُم مُّنتَقِمُونَ41Sungguh, jika Kami mewafatkan kamu (sebelum kamu mencapai kemenangan) maka sesungguhnya Kami akan menyiksa mereka (di akhirat). [ QS. 43:41]
And whether [or not] We take you away [in death], indeed, We will take retribution upon them.
Tafsir
Sungguh, jika Kami mewafatkan kamu (sebelum kamu mencapai kemenangan) maka sesungguhnya Kami akan menyiksa mereka (di akhirat). (QS. Az-Zukhruf : 41)
Tafsir Tahlili:
Di dalam dua ayat ini dijelaskan bahwa Nabi saw tidak perlu terlalu merisaukan penentangan orang-orang musyrikin Mekah. Mereka pasti akan dihukum oleh Allah pada saat yang dikehendaki-Nya. Kemungkinan hukuman itu dalam dua cara. Pertama, Allah akan menghukum mereka setelah Nabi saw meninggal; dengan demikian hukuman itu tidak sempat beliau saksikan sendiri di dunia. Kedua, hukuman terhadap orang-orang yang kafir itu dilaksanakan Allah sekarang juga yaitu pada saat Nabi saw masih hidup. Bukti hukuman seperti itu adalah, menurut sebagian ulama, terbunuhnya banyak pemimpin kaum kafir Mekah pada Perang Badar. Demikianlah ancaman Allah terhadap kaum kafir itu. Pernyataan itu kembali menguatkan hati Nabi saw bahwa mereka yang menentang itu memang betul-betul membutakan mata hatinya karena itu perlu didakwahi lebih intensif lagi.
42
أَوْ نُرِيَنَّكَ ٱلَّذِى وَعَدْنَٰهُمْ فَإِنَّا عَلَيْهِم مُّقْتَدِرُونَ42Atau Kami memperlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami ancamkan kepada mereka. Maka sesungguhnya Kami berkuasa atas mereka. [ QS. 43:42]
Or whether [or not] We show you that which We have promised them, indeed, We are Perfect in Ability.
Tafsir
Atau Kami memperlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami ancamkan kepada mereka. Maka sesungguhnya Kami berkuasa atas mereka. (QS. Az-Zukhruf : 42)
Tafsir Tahlili:
Di dalam dua ayat ini dijelaskan bahwa Nabi saw tidak perlu terlalu merisaukan penentangan orang-orang musyrikin Mekah. Mereka pasti akan dihukum oleh Allah pada saat yang dikehendaki-Nya. Kemungkinan hukuman itu dalam dua cara. Pertama, Allah akan menghukum mereka setelah Nabi saw meninggal; dengan demikian hukuman itu tidak sempat beliau saksikan sendiri di dunia. Kedua, hukuman terhadap orang-orang yang kafir itu dilaksanakan Allah sekarang juga yaitu pada saat Nabi saw masih hidup. Bukti hukuman seperti itu adalah, menurut sebagian ulama, terbunuhnya banyak pemimpin kaum kafir Mekah pada Perang Badar. Demikianlah ancaman Allah terhadap kaum kafir itu. Pernyataan itu kembali menguatkan hati Nabi saw bahwa mereka yang menentang itu memang betul-betul membutakan mata hatinya karena itu perlu didakwahi lebih intensif lagi.
43
فَٱسْتَمْسِكْ بِٱلَّذِىٓ أُوحِىَ إِلَيْكَ إِنَّكَ عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ43Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus. [ QS. 43:43]
So adhere to that which is revealed to you. Indeed, you are on a straight path.
Tafsir
Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus. (QS. Az-Zukhruf : 43)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Nabi saw diminta Allah untuk berpegang teguh pada Al-Qur'an, yaitu lebih meningkatkan iman kepadanya dan lebih giat menyampaikan ajaran-ajaran Allah di dalamnya. Hal itu karena ajaran-ajaran yang terdapat di dalam Kitab itu mutlak benar dan menjamin kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Sedangkan bagi mereka yang tetap membangkang tentu Allah akan menentukan hukuman buat mereka.
44
وَإِنَّهُۥ لَذِكْرٌ لَّكَ وَلِقَوْمِكَ وَسَوْفَ تُسْـَٔلُونَ44Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab. [ QS. 43:44]
And indeed, it is a remembrance for you and your people, and you [all] are going to be questioned.
Tafsir
Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab. (QS. Az-Zukhruf : 44)
Tafsir Tahlili:
Allah menegaskan bahwa turunnya Al-Qur'an itu sesungguhnya adalah kemuliaan bagi Nabi saw dan kaumnya, yaitu suku Quraisy pada khususnya dan bangsa Arab pada umumnya. Hal itu karena Al-Qur'an itu diturunkan dalam bahasa mereka. Dengan begitu bangsa Arab, khususnya suku Quraisy, tentu yang paling paham maknanya, karena itu seharusnya mereka menjadi yang pertama dalam mengimaninya dan melaksanakan ajaran-ajaran yang terdapat di dalamnya. Dalam ayat lain Allah menyatakan Al-Qur'an sebagai kehormatan yang telah diberikan kepada mereka:
Sungguh, telah Kami turunkan kepadamu sebuah Kitab (Al-Qur'an) yang di dalamnya terdapat peringatan bagimu. Maka apakah kamu tidak mengerti? (al-Anbiya'/21: 10)
Selanjutnya, orang-orang musyrikin Mekah seharusnya menjadi pelopor dalam menyebarkan ajaran-ajaran yang terdapat dalam Al-Qur'an. Untuk itu semua mereka akan diminta pertanggungjawabannya. Bila mereka tidak mengimaninya, tidak menjalankannya, dan tidak menyebarluaskannya, maka kedudukan mereka akan digantikan oleh kaum-kaum lain, sebagaimana difirmankan Allah:
Ingatlah, kamu adalah orang-orang yang diajak untuk menginfakkan (hartamu) di jalan Allah. Lalu di antara kamu ada orang yang kikir, dan barangsiapa kikir maka sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah Yang Mahakaya dan kamulah yang membutuhkan (karunia-Nya). Dan jika kamu berpaling (dari jalan yang benar) Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan (durhaka) seperti kamu (ini). (Muhammad/47: 38)
Karena Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab, kaum muslimin yang bukan bangsa Arab dan tidak berbahasa Arab berarti perlu belajar bahasa Arab supaya dapat memahami ajaran-ajaran yang terdapat di dalam Al-Qur'an itu dengan baik. Di antara mereka perlu ada yang mendalami ajaran-ajaran yang terdapat di dalamnya, melaksanakannya, dan mendakwahkannya. Bila mereka melakukan yang demikian itu, maka kedudukan mereka setingkat dengan suku Quraisy yang dianugerahi kemulian sebagai umat pertama yang menerima Islam dan menyebarluaskannya kepada bangsa-bangsa lain. Mereka adalah para ulama. Dengan demikian di pundak para ulama terletak tanggung jawab besar dan mereka juga akan diminta pertanggungjawaban nanti di akhirat oleh Allah swt.
45
وَسْـَٔلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رُّسُلِنَآ أَجَعَلْنَا مِن دُونِ ٱلرَّحْمَٰنِ ءَالِهَةً يُعْبَدُونَ45Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu: "Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?" [ QS. 43:45]
And ask those We sent before you of Our messengers; have We made besides the Most Merciful deities to be worshipped?
Tafsir
Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu: "Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?" (QS. Az-Zukhruf : 45)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini mengandung celaan terhadap kaum kafir Mekah yang masih belum mau beriman dan masih tetap menyembah berhala-berhala. Celaan itu ditujukan kepada mereka karena Al-Qur'an turun dalam bahasa mereka, dimana merekalah seharusnya yang lebih memahaminya dan mengimaninya terlebih dahulu.
Untuk itulah Allah meminta Nabi Muhammad bertanya kepada rasul-rasul terdahulu, pernahkah Allah menjadikan sembahan selain-Nya. Perintah agar Nabi saw bertanya kepada nabi-nabi terdahulu itu, menurut pendapat sebagian ulama, terjadi pada waktu Nabi saw melakukan Isra' Mi'raj. Ada pula yang berpendapat bahwa pertanyaan kepada rasul-rasul itu dilakukan dengan memeriksa isi kitab-kitab suci terdahulu, yaitu Taurat dan Injil. Para nabi itu pasti akan menjawab bahwa mereka tidak pernah menyaksikan adanya Tuhan selain Allah. Dengan demikian perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk bertanya kepada nabi-nabi terdahulu itu bukanlah bertanya karena tidak tahu, tetapi bertanya untuk menunjukkan bahwa kaum Quraisy yang menyembah berhala-berhala itu keliru karena hal itu tidak pernah diajarkan dalam agama-agama terdahulu. Oleh sebab itu mereka seharusnya beriman.
46
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ بِـَٔايَٰتِنَآ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَإِي۟هِۦ فَقَالَ إِنِّى رَسُولُ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ46Dan sesunguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Maka Musa berkata: "Sesungguhnya aku adalah utusan dari Tuhan seru sekalian alam". [ QS. 43:46]
And certainly did We send Moses with Our signs to Pharaoh and his establishment, and he said, "Indeed, I am the messenger of the Lord of the worlds."
Tafsir
Dan sesunguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Maka Musa berkata: "Sesungguhnya aku adalah utusan dari Tuhan seru sekalian alam". (QS. Az-Zukhruf : 46)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah telah mengutus Nabi Musa kepada Fir'aun dan rakyatnya untuk menyampaikan ajaran-ajaran Allah. Nabi Musa diutus kepada Fir'aun dengan dilengkapi beberapa mukjizat, misalnya tongkat menjadi ular, tangan yang bercahaya, dan sebagainya. Inti seruan Nabi Musa kepada Fir'aun adalah agar Fir'aun mengakui Allah sebagai Tuhan yang menciptakan dan memelihara seluruh alam ini, dan mengakuinya sebagai utusan-Nya.
Penegasan berkenaan dengan Nabi Musa itu mengandung pula penegasan mengenai Nabi Muhammad saw. Kaum kafir Mekah hendaknya juga mengimani Allah swt sebagai Tuhan Yang Maha Esa, mengimani Muhammad saw sebagai Rasul-Nya dan mengimani mukjizatnya yang utama yaitu Al-Qur'an. Selanjutnya penegasan itu mengandung arti bahwa agama yang diserukan Nabi Muhammad sama dengan yang diserukan Nabi Musa dan seluruh nabi, yaitu Islam. Allah berfirman:
Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. (Ali 'Imran/3:19)
47
فَلَمَّا جَآءَهُم بِـَٔايَٰتِنَآ إِذَا هُم مِّنْهَا يَضْحَكُونَ47Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami dengan serta merta mereka mentertawakannya. [ QS. 43:47]
But when he brought them Our signs, at once they laughed at them.
Tafsir
Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami dengan serta merta mereka mentertawakannya. (QS. Az-Zukhruf : 47)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan sikap Fir'aun dan kaumnya terhadap seruan Nabi Musa. Mereka meminta Nabi Musa menyampaikan bukti-bukti kerasulannya, lalu Nabi Musa menyampaikan mukjizat-mukjizatnya, di antaranya tongkat menjadi ular, tangan bercahaya, dan lain-lain. Tetapi mereka menertawakannya dan mengejeknya. Nabi Muhammad pun diperlakukan demikian oleh kaum kafir Mekah. Mereka menuduhnya pesihir dan pembohong (shad/38: 4), dan menuduh Al-Qur'an itu mimpi, rekayasa, atau syair gubahan Nabi Muhammad saw. (al-Anbiya'/21: 5).
Apa yang disampaikan dalam ayat ini meringankan tekanan batin yang diderita Nabi saw akibat penentangan yang keras dari kaum kafir Mekah. Dari isi ayat itu Nabi saw memperoleh pelajaran bahwa sudah menjadi kebiasaan seorang nabi ditentang oleh kaumnya, karena itu yang ditentang bukan hanya dia, tetapi seluruh nabi. Ia harus sabar dan tabah menghadapi segala tantangan, sebagaimana Nabi Musa sabar dan tabah menghadapi Fir'aun dan balatentaranya, sehingga ia memperoleh kemenangan. Begitu pula Nabi Muhammad saw, bila sabar dan tabah, maka ia juga akan memperoleh kemenangan atas kaum kafir Mekah di dunia ini juga, yang kemudian dibuktikan dengan hancurnya pasukan kafir Mekah pada Perang Badar.
48
وَمَا نُرِيهِم مِّنْ ءَايَةٍ إِلَّا هِىَ أَكْبَرُ مِنْ أُخْتِهَا وَأَخَذْنَٰهُم بِٱلْعَذَابِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ48Dan tidaklah Kami perlihatkan kepada mereka sesuatu mukjizat kecuali mukjizat itu lebih besar dari mukjizat-mukjizat yang sebelumnya. Dan Kami timpakan kepada mereka azab supaya mereka kembali (ke jalan yang benar). [ QS. 43:48]
And We showed them not a sign except that it was greater than its sister, and We seized them with affliction that perhaps they might return [to faith].
Tafsir
Dan tidaklah Kami perlihatkan kepada mereka sesuatu mukjizat kecuali mukjizat itu lebih besar dari mukjizat-mukjizat yang sebelumnya. Dan Kami timpakan kepada mereka azab supaya mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Az-Zukhruf : 48)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa mukjizat adalah sesuatu peristiwa atau sesuatu yang besar dan luar biasa yang diberikan kepada seorang nabi sebagai bukti kenabiannya. Namun mukjizat yang diberikan kepada seorang nabi lebih hebat dari mukjizat yang diberikan kepada nabi sebelumnya. Begitu pula mukjizat yang diberikan kepada Nabi Musa. Dalam Surah al-Isra'/17: 101 dinyatakan bahwa Nabi Musa diberi sembilan macam mukjizat, yaitu tongkat menjadi ular, tangan bercahaya, kemarau panjang, laut terbelah, topan yang dahsyat, belalang yang memusnahkan tanaman, kutu yang menimbulkan penyakit, kodok yang menjadi hama, dan air minum yang berubah menjadi darah yang Allah turunkan kepada Fir'aun dan kaumnya dalam bentuk bencana untuk menyadarkan mereka, sebagaimana firman Allah:
Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. (al-A'raf/7: 133)
Dengan ditimpakannya bencana-bencana itu kepada Fir'aun dan pengikut-pengikutnya diharapkan mereka akan kembali, yaitu beriman. Tetapi tidak demikian, mereka tetap membangkang.
Begitu pula dengan Nabi Muhammad saw, beliau telah menyampaikan kepada kafir Mekah mukjizatnya yang terbesar, yaitu Al-Qur'an. Tetapi mereka tetap menolaknya dan menyatakan bahwa Al-Qur'an itu adalah mimpi, rekayasa, atau syair gubahan Nabi Muhammad saw.
49
وَقَالُوا۟ يَٰٓأَيُّهَ ٱلسَّاحِرُ ٱدْعُ لَنَا رَبَّكَ بِمَا عَهِدَ عِندَكَ إِنَّنَا لَمُهْتَدُونَ49Dan mereka berkata: "Hai ahli sihir, berdoalah kepada Tuhanmu untuk (melepaskan) kami sesuai dengan apa yang telah dijanjikan-Nya kepadamu; sesungguhnya kami (jika doamu dikabulkan) benar-benar akan menjadi orang yang mendapat petunjuk. [ QS. 43:49]
And they said [to Moses], "O magician, invoke for us your Lord by what He has promised you. Indeed, we will be guided."
Tafsir
Dan mereka berkata: "Hai ahli sihir, berdoalah kepada Tuhanmu untuk (melepaskan) kami sesuai dengan apa yang telah dijanjikan-Nya kepadamu; sesungguhnya kami (jika doamu dikabulkan) benar-benar akan menjadi orang yang mendapat petunjuk. (QS. Az-Zukhruf : 49)
Tafsir Tahlili:
Fir'aun dan pengikut-pengikutnya merasakan bencana-bencana yang ditimpakan kepada mereka sangat dahsyat, lalu mereka memohon kepada Nabi Musa agar berdoa kepada Allah supaya melepaskan mereka dari azab itu. "Wahai tukang sihir!" kata mereka, "Berdoalah kepada Tuhanmu sesuai dengan apa yang Ia janjikan kepadamu! Kami pasti menerima apa yang kau sampaikan." Memanggil Nabi Musa tukang sihir sudah menunjukkan bahwa mereka menghina beliau dan tidak mempercayainya. Tetapi Nabi Musa tetap mengabulkan permintaan mereka, karena Allah memang telah menjanjikan kepadanya bahwa bila mereka beriman, azab itu akan dihentikan. Nabi Musa pun berdoa setelah mereka berjanji akan beriman, lalu Allah pun menghentikan azab tersebut.
50
فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُمُ ٱلْعَذَابَ إِذَا هُمْ يَنكُثُونَ50Maka tatkala Kami hilangkan azab itu dari mereka, dengan serta merta mereka memungkiri (janjinya). [ QS. 43:50]
But when We removed from them the affliction, at once they broke their word.
Tafsir
Maka tatkala Kami hilangkan azab itu dari mereka, dengan serta merta mereka memungkiri (janjinya). (QS. Az-Zukhruf : 50)
Tafsir Tahlili:
Setelah azab dihentikan, ternyata mereka memungkiri janji mereka. Mereka tetap membangkang, Di dalam ayat lain peristiwa itu diterangkan pula:
Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) mereka pun berkata, "Wahai Musa! Mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu sesuai dengan janji-Nya kepadamu. Jika engkau dapat menghilangkan azab itu dari kami, niscaya kami akan beriman kepadamu dan pasti akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu." Tetapi setelah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang harus mereka penuhi ternyata mereka ingkar janji. (Surah al-A'raf/7: 134-135)
Di dalam ayat itu diterangkan bahwa mereka berjanji bahwa bila mereka dilepaskan dari bencana-bencana itu, mereka akan beriman dan akan membebaskan Bani Israil dari siksaan dan perbudakan yang mereka perlakukan terhadap mereka. Tetapi semuanya itu hanyalah janji. Mereka tidak menepati janji itu, bahkan ingin mencelakakan Nabi Musa dan kaumnya.
51
وَنَادَىٰ فِرْعَوْنُ فِى قَوْمِهِۦ قَالَ يَٰقَوْمِ أَلَيْسَ لِى مُلْكُ مِصْرَ وَهَٰذِهِ ٱلْأَنْهَٰرُ تَجْرِى مِن تَحْتِىٓ أَفَلَا تُبْصِرُونَ51Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: "Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat(nya)? [ QS. 43:51]
And Pharaoh called out among his people; he said, "O my people, does not the kingdom of Egypt belong to me, and these rivers flowing beneath me; then do you not see?
Tafsir
Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: "Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat(nya)? (QS. Az-Zukhruf : 51)
Tafsir Tahlili:
Fir'aun semakin menunjukkan kesombongannya dan kesewenang-wenangannya. Ia bertanya kepada kaumnya, bertanya untuk menegaskan, bukankah kerajaan Mesir yang besar itu milik dia bukan milik orang lain. Bukankah sungai-sungai sebagai sumber kehidupan di negeri itu mengalir di bawah istananya dan di dalam kebun-kebunnya. Pertanyaan itu untuk menunjukan kesombongannya. Dengan ucapan itu ia hendak menyatakan bahwa dialah penguasa besar dan satu-satunya di negeri itu, yang tidak mungkin dilawan dan dikalahkan. Oleh karena itu ia tidak akan beriman dan dan tidak akan tunduk kepada Nabi Musa. Ucapannya itu sekaligus mengandung ancaman kepada siapa saja yang mengikuti Nabi Musa bahwa mereka akan memperoleh nasib yang tidak menguntungkan.
52
أَمْ أَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْ هَٰذَا ٱلَّذِى هُوَ مَهِينٌ وَلَا يَكَادُ يُبِينُ52Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)? [ QS. 43:52]
Or am I [not] better than this one who is insignificant and hardly makes himself clear?
Tafsir
Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)? (QS. Az-Zukhruf : 52)
Tafsir Tahlili:
Fir'aun semakin menunjukkan kecongkakannya. Ia menghina Nabi Musa. Ia bertanya kepada kaumnya, sekali lagi untuk menegaskan, bukankah yang terbaik adalah dia, sedangkan Nabi Musa adalah seorang yang hina karena ia tidak memiliki apa-apa, seperti kekuasaan, jabatan, dan kekayaan seperti yang ia miliki. Dan bukankah Nabi Musa itu begitu hinanya mengingat untuk menjelaskan sesuatu dengan kata-kata saja ia tidak mampu. Yang dimaksudkannya adalah ketidakmampuan Nabi Musa berbicara secara jelas karena lidahnya kelu sebagaimana diakuinya dalam doanya kepada Allah agar memperkuatnya dengan mengutus saudaranya, Nabi Harun. Allah berfirman:
Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripada aku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sungguh, aku takut mereka akan mendustakanku. (al-Qasas/28: 34)
Tujuan Fir'aun bertanya kepada kaumnya dengan menyampaikan kekurangan-kekurangan Nabi Musa bukanlah untuk bertanya tetapi untuk tujuan menghina beliau. Ia berharap dengan mengemukakan kekurangan Nabi Musa, rakyatnya memiliki pandangan yang tidak baik kepadanya dan tidak mempercayainya.
53
فَلَوْلَآ أُلْقِىَ عَلَيْهِ أَسْوِرَةٌ مِّن ذَهَبٍ أَوْ جَآءَ مَعَهُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ مُقْتَرِنِينَ53Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya?" [ QS. 43:53]
Then why have there not been placed upon him bracelets of gold or come with him the angels in conjunction?"
Tafsir
Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya?" (QS. Az-Zukhruf : 53)
Tafsir Tahlili:
Fir'aun memberikan alasan mengapa Nabi Musa tidak pantas memperoleh kemuliaan dan tidak layak diimani sebagai rasul, karena ia tidak memiliki gelang-gelang emas sebagai tanda ia kaya, dan tidak didampingi malaikat-malaikat sebagai tanda ia seorang rasul. Dengan demikian Fir'aun membuat tolok ukur kemuliaan itu adalah dengan kekayaan, dan tolok ukur kebenaran pada hal-hal yang kasat mata. Allah tidak meletakkan tolok ukur kemuliaan itu pada materi tetapi pada ketakwaan, sebagaimana firman Allah:
Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (al-hujurat/49: 13)
Allah tidak meletakkan tolok ukur kebenaran sebagai seorang rasul itu pada sesuatu yang dapat diindera, namun pada kebenaran jalan yang ditempuhnya, yaitu pada kebenaran wahyu yang diperolehnya dari Allah. Allah berfirman:
Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa." Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya." (al-Kahf/18: 110)
Perlakuan yang tidak layak juga dialami Nabi Muhammad saw bahkan lebih hebat lagi. Kaumnya tidak mempercayainya sebagai seorang rasul karena ia tidak memiliki apa-apa. Mereka memintanya, di samping menjadi orang kaya, juga dapat menciptakan peristiwa-peristiwa yang luar biasa sampai-sampai mereka ingin melihat Allah dan malaikat secara kasat mata. Permintaan itu tentu tidak mungkin ia penuhi karena sudah di luar kuasanya dan mustahil dipenuhi. Beliau hanya menjawab, "Mahasuci Tuhanku, dan saya hanya seorang manusia yang menjadi rasul."
Katakanlah (Muhammad), "Mahasuci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?" (al-Isra'/17: 93)
54
فَٱسْتَخَفَّ قَوْمَهُۥ فَأَطَاعُوهُ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَوْمًا فَٰسِقِينَ54Maka Fir'aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. [ QS. 43:54]
So he bluffed his people, and they obeyed him. Indeed, they were [themselves] a people defiantly disobedient [of Allah].
Tafsir
Maka Fir'aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. (QS. Az-Zukhruf : 54)
Tafsir Tahlili:
Upaya Fir'aun mempengaruhi dan mengelabui rakyatnya berhasil. Rakyat Mesir patuh kepadanya dan tidak mau beriman kepada Nabi Musa bahkan membencinya. Mereka digolongkan oleh Allah sebagai orang-orang fasik, yaitu orang-orang yang benar-benar telah melanggar ajaran-ajaran agama dan keluar dari kebenaran.
55
فَلَمَّآ ءَاسَفُونَا ٱنتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَأَغْرَقْنَٰهُمْ أَجْمَعِينَ55Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut), [ QS. 43:55]
And when they angered Us, We took retribution from them and drowned them all.
Tafsir
Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut), (QS. Az-Zukhruf : 55)
Tafsir Tahlili:
Kefasikan Fir'aun dan kaumnya semakin menjadi-jadi. Mereka semakin lupa daratan bahkan memandang Fir'aun adalah tuhan. Tindakan itu sudah sampai ke puncaknya, yang tidak mungkin lagi dimaafkan oleh Allah dan sangat disesalkan. Allah pun menjatuhkan hukuman-Nya, ketika Fir'aun dan balatentaranya mengejar Nabi Musa dan kaumnya sampai ke Laut Merah, Allah menenggelamkannya di laut itu. Dengan demikian ia tewas karena kesombongannya memiliki kekayaan dan kekuasaan, dan kebenaran pun terungkap walaupun diusung hanya oleh seorang manusia biasa yang tidak punya kekuasaan apa-apa.
Penundaan hukuman terhadap orang yang jahat itu disebut istidraj, yaitu pelaku perbuatan dosa dibiarkan melakukan kejahatan sehingga dosanya meningkat terus sampai ke puncaknya, bila pelakunya tidak mempan lagi dinasehati. Bila dosa-dosa itu sudah sampai di puncaknya, maka Allah tidak mungkin memaafkannya lagi, lalu Ia akan menjatuhkan hukuman-Nya. Nabi bersabda dalam sebuah riwayat Ahmad, at-Tirmidhi, ath-thabrani dan al-Baihaqi:
'Uqbah bin 'Amir meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda, "Apabila engkau melihat Allah memberikan kepada seorang hamba kenikmatan duniawi yang ia inginkan dari dunia sedangkan ia selalu bermaksiatm maka sesungguhnya hal tersebut merupakan istidraj." Kemudian Nabi saw membaca ayat, "Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa." (Riwayat Ahmad, at-Tirmidhi, ath-thabrani dan al-Baihaqi)
56
فَجَعَلْنَٰهُمْ سَلَفًا وَمَثَلًا لِّلْءَاخِرِينَ56dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang kemudian. [ QS. 43:56]
And We made them a precedent and an example for the later peoples.
Tafsir
dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang kemudian. (QS. Az-Zukhruf : 56)
Tafsir Tahlili:
Kasus Fir'aun itu merupakan contoh yang patut dijadikan pelajaran oleh generasi-generasi berikutnya sampai hari Kiamat. Pelajarannya adalah agar siapa pun tidak meniru tingkah laku Fir'aun yang congkak dan durhaka. Dan bahwa siapa pun yang congkak dan durhaka akan mengalami nasib yang sama seperti Fir'aun itu.
Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamnaan tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya. (QS. Az-Zukhruf : 57)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan bahwa Nabi Isa putra Maryam dijadikan contoh oleh kaum musyrikin Mekah untuk menjatuhkan dan memperolok-olokkan Nabi Muhammad saw. Hal itu terjadi ketika beliau menyampaikan ayat," "Sungguh, kamu (orang kafir) dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah bahan bakar Jahanam.," (al-Anbiya'/21: 98). Mereka bersorak-sorai kegirangan, karena menyangka memperoleh alasan untuk membuktikan bahwa Nabi Muhammad bertindak salah berdasarkan ayat itu. Hal itu karena Nabi Isa disembah oleh sebagian manusia. Dengan begitu beliau juga akan masuk neraka bersama mereka yang menyembahnya. Untuk membantah pandangan itu Allah menurunkan ayat, "Sungguh, sejak dahulu bagi orang-orang yang telah ada (ketetapan) yang baik dari Kami, mereka itu akan dijauhkan (dari neraka)," (al-Anbiya'/21:101). Dengan demikian Nabi Isa, 'Uzair, dan pendeta-pendeta serta rahib-rahib yang taat dan hanya menyembah Allah, akan masuk surga, dan orang-orang sesat yang kemudian menjadikan mereka tuhan-tuhan selain Allah akan masuk neraka. Mengenai Isa sendiri yang disembah mereka yang sesat itu turun ayat ini untuk membantahnya, "Dan tatkala putra Maryam dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu, ya Muhammad, bersorak karenanya," yaitu menyoraki kamu karena firman-Nya itu. Selanjutnya Allah menjelaskan, "Dia (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami anugerahi nikmat dan Kami jadikan tanda untuk Bani Israil. Dan jika Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan sebagian kalian malaikat-malaikat di bumi yang turun-temurun. Dan ia (Isa) sungguh merupakan bukti tentang adanya hari Kiamat¦."
58
وَقَالُوٓا۟ ءَأَٰلِهَتُنَا خَيْرٌ أَمْ هُوَ مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلَّا جَدَلًۢا بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ58Dan mereka berkata: "Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?" Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. [ QS. 43:58]
And they said, "Are your gods better, or is he?" They did not present the comparison except for [mere] argument. But, [in fact], they are a people prone to dispute.
Tafsir
Dan mereka berkata: "Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?" Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. (QS. Az-Zukhruf : 58)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini diterangkan bahwa kaum musyrikin Mekah itu membandingkan tuhan-tuhan mereka, yaitu berhala-berhala, dengan Nabi Isa yang telah dipertuhankan oleh orang-orang sesat sebelumnya, manakah yang lebih baik. Menurut pandangan mereka Nabi Isa tidak lebih baik dari berhala-berhala yang mereka sembah, karena Nabi Isa juga akan masuk neraka bersama mereka dan tuhan-tuhan mereka. Lalu Allah mematahkan pandangan itu dengan menerangkan bahwa mereka sebenarnya hanya berdebat dan menyanggah tak menentu, karena memang begitulah sifat yang sudah tertanam dalam diri mereka.
59
إِنْ هُوَ إِلَّا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَٰهُ مَثَلًا لِّبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ59Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani lsrail [ QS. 43:59]
Jesus was not but a servant upon whom We bestowed favor, and We made him an example for the Children of Israel.
Tafsir
Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani lsrail (QS. Az-Zukhruf : 59)
Tafsir Tahlili:
Allah menegaskan bahwa Nabi Isa sesungguhnya adalah hamba-Nya, bukan anak-Nya dan bukan Tuhan. Ia telah dikaruniai kemuliaan, yaitu menjadi nabi yang menyampaikan ajaran-ajaran Allah dalam kitab Injil. Di samping itu Nabi Isa dijadikan-Nya sebagai contoh bagi Bani Israil tentang bukti kekuasaan-Nya, bahwa Ia menciptakan sesuatu melalui proses yang tidak wajar, yaitu menciptakan manusia tanpa ayah. Dengan mengemukakan contoh itu, Bani Israil dan siapa pun sesudahnya tidak boleh memandangnya sebagai anak Tuhan dan mengangkatnya sebagai tuhan.
60
وَلَوْ نَشَآءُ لَجَعَلْنَا مِنكُم مَّلَٰٓئِكَةً فِى ٱلْأَرْضِ يَخْلُفُونَ60Dan kalau Kami kehendaki benar-benar Kami jadikan sebagai gantimu di muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun. [ QS. 43:60]
And if We willed, We could have made [instead] of you angels succeeding [one another] on the earth.
Tafsir
Dan kalau Kami kehendaki benar-benar Kami jadikan sebagai gantimu di muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun. (QS. Az-Zukhruf : 60)
Tafsir Tahlili:
Allah membantah kepercayaan kaum musyrikin Mekah bahwa malaikat adalah anak Allah yang harus disembah. Kepercayaan itu sama dengan kepercayaan sebagian Bani Israil dan orang-orang sesudah mereka tentang Nabi Isa. Allah menegaskan bahwa bila Ia mau, Ia dapat menciptakan manusia menjadi malaikat yang menghuni bumi ini secara turun-temurun, atau menggantikan manusia di bumi yang juga hidup beranak pinak sampai hari kiamat. Lalu apakah malaikat itu adalah anak-anak Allah dan pantas disembah? Dengan penjelasan itu Allah hendak menyampaikan kepada kaum musyrikin Mekah bahwa Ia mampu menciptakan apa saja termasuk yang jauh lebih hebat dari penciptaan Nabi Isa, karena itu hanya Allahlah yang pantas disembah, bukan ciptaan-Nya itu.
61
وَإِنَّهُۥ لَعِلْمٌ لِّلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَٱتَّبِعُونِ هَٰذَا صِرَٰطٌ مُّسْتَقِيمٌ61Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. [ QS. 43:61]
And indeed, Jesus will be [a sign for] knowledge of the Hour, so be not in doubt of it, and follow Me. This is a straight path.
Tafsir
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. (QS. Az-Zukhruf : 61)
Tafsir Tahlili:
Allah menerangkan lebih lanjut tentang kelebihan yang diberikan kepada Nabi Isa, yang akan menjadi bukti tentang adanya hari Kiamat. Hal itu karena Nabi Isa memiliki mukjizat-mukjizat besar, seperti menghidupkan orang mati, menyembuhkan kebutaan, dan sebagainya. Mukjizat-mukjizat itu merupakan bukti bahwa Allah yang memberikannya mampu menciptakan hari Kiamat.
Di samping itu hadis-hadis sahih menginformasikan akan datangnya Nabi Isa menjelang hari Kiamat. Hadis itu diriwayatkan dari berbagai sumber, di antaranya Abu Hurairah, Ibnu 'Abbas , 'Ikrimah, al-hasan, Qatadah, dan adh-ahhak, sehingga dipandang mutawatir oleh sebagian ulama. Hadis itu di antaranya adalah:
Nabi saw bersabda, "Demi (Allah)yang menguasai jiwaku, hampir saja turun kepada kalian Isa bin Maryam sebagai hakim yang adil. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian maksud ayat ini adalah bahwa munculnya Nabi Isa menjelang hari Kiamat merupakan tanda bahwa Kiamat akan datang.
Selanjutnya Allah meminta manusia agar tidak meragukan datangnya hari Kiamat. Karena itu mereka harus mempersiapkan diri dengan cara beriman dan berbuat baik, supaya dapat memetik buah iman dan amalnya nanti di akhirat. Dengan begitu manusia akan hidup bahagia selamanya di hari akhirat nanti.
Allah meminta Bani Israil agar mengikuti ajaran-ajaran yang Ia sampaikan kepada Nabi Isa mengenai adanya hari Kiamat. Ajaran tentang adanya kiamat meminta manusia agar berbuat baik sebagai persiapan untuk menghadapinya. Ajaran itu merupakan jalan yang lurus yang mutlak benar dan pasti dapat mengantarkan manusia ke kehidupan yang bahagia di akhirat. Jalan yang lurus itulah yang diajarkan Islam, yang merupakan agama yang dibawa semua nabi, termasuk nabi terakhir yaitu Muhammad saw.
62
وَلَا يَصُدَّنَّكُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ62Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. [ QS. 43:62]
And never let Satan avert you. Indeed, he is to you a clear enemy.
Tafsir
Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Az-Zukhruf : 62)
Tafsir Tahlili:
Selanjutnya Allah memperingatkan manusia agar tidak terjebak oleh tipu daya setan. Tugas manusia adalah beribadah, yaitu mengabdi kepada Allah dengan mempersembahkan kebaikan kepada seluruh alam. Dalam perjuangannya itu ia akan selalu dihalang-halangi dan dihadang oleh setan. Manusia harus melawannya supaya usaha dan perjuangannya dalam mewujudkan kebaikan tidak sampai dihentikan setan.
Dengan demikian setan juga bekerja keras, untuk menjatuhkan manusia. Karena ia memang musuh sejati manusia. Permusuhan sejati itu terjadi karena setan dendam akibat dilaknat Allah dan diusir dari surga, karena ia tidak mau sujud kepada nenek moyang manusia, yaitu Adam.
63
وَلَمَّا جَآءَ عِيسَىٰ بِٱلْبَيِّنَٰتِ قَالَ قَدْ جِئْتُكُم بِٱلْحِكْمَةِ وَلِأُبَيِّنَ لَكُم بَعْضَ ٱلَّذِى تَخْتَلِفُونَ فِيهِ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ63Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada)ku". [ QS. 43:63]
And when Jesus brought clear proofs, he said, "I have come to you with wisdom and to make clear to you some of that over which you differ, so fear Allah and obey me.
Tafsir
Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada)ku". (QS. Az-Zukhruf : 63)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menjelaskan bagaimana sesungguhnya dakwah Nabi Isa kepada Bani Israil. Nabi Isa menyampaikan pokok-pokok ajaran yang diterimanya dari Allah swt, antara lain tentang iman kepada Allah sebagai Tuhan yang Maha Esa, iman kepada adanya hari kemudian, berbuat baik kepada sesama manusia, dan tidak melakukan perbuatan jahat. Nabi lsa menegaskan bahwa pokok-pokok ajaran yang disampaikannya itu adalah hikmah, yaitu beragama tauhid yang perlu dijalankan, yakni melakukan perbuatan-perbuatan mulia dan menjauhi perbuatan-perbuatan jahat yang akan menentukan kebahagiaan umat manusia di dunia dan akhirat. (Mengenai rincian apa itu hikmah, bacalah Surah al-Isra'/17: 23-39).
Nabi Isa juga menjelaskan tugasnya yang lain, yaitu menjelaskan apa yang diperselisihkan oleh Bani Israil. Perselisihan itu ada yang berkenaan dengan masalah agama, misalnya mengenai apakah hewan yang berkuku dan lemak sapi dan domba haram (al-An'am/6:146). Nabi Isa datang menjelaskan kehalalan semuanya itu (Ali 'Imran/3:50). Menurut Ibn Jarir, perselisihan itu mengenai persoalan-persoalan dunia, bukan mengenai agama. Hal itu tampaknya berkenaan dengan perpecahan Bani Israil menjadi berbagai sekte yang selalu baku hantam satu sama lainnya.
Setelah itu Nabi Isa meminta mereka bertakwa yaitu mengerjakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Takwa adalah konsekuensi iman, yaitu menjalankan nilai-nilai yang terkandung dalam hikmah di atas. Artinya, iman perlu dibuktikan dengan pelaksanaan perbuatan-perbuatan baik tersebut. Dan Nabi Isa meminta umatnya agar mematuhinya, yaitu menjalankan segala yang ia sampaikan dan tidak selalu memperselisihkan ajaran-ajaran agama.
64
إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ رَبِّى وَرَبُّكُمْ فَٱعْبُدُوهُ هَٰذَا صِرَٰطٌ مُّسْتَقِيمٌ64Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus. [ QS. 43:64]
Indeed, Allah is my Lord and your Lord, so worship Him. This is a straight path."
Tafsir
Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus. (QS. Az-Zukhruf : 64)
Tafsir Tahlili:
Nabi Isa menegaskan inti ajaran yang disampaikannya, yaitu bahwa Tuhan hanyalah Allah. Allah adalah Tuhan semua makhluk, Tuhan dia dan Tuhan mereka juga. Konsekuensi mempertuhankan Allah adalah menyembah-Nya dan mengabdi kepada-Nya. Menyembah Allah adalah mengerjakan ibadah untuk-Nya, dan mengabdi kepada-Nya adalah melakukan perbuatan-perbuatan baik. Maka jangan menyembah selain dari Allah, karena hal itu akan membawa manusia kepada kesesatan. Itulah jalan yang lurus, yaitu jalan hidup benar yang menjamin kebahagiaan di dunia dan di akhirat. "Jalan lurus" dalam ayat ini adalah tauhid dan perbuatan baik. "Jalan lurus" dalam ayat 61 adalah percaya kepada adanya hari akhirat yang juga menghendaki perbuatan baik. Dengan demikian "jalan yang lurus" dalam kedua ayat itu sama hakikatnya, karena iman kepada Allah menghendaki manusia iman kepada hari akhirat dan berbuat baik, dan iman kepada hari akhirat juga menghendaki manusia iman kepada Allah dan berbuat baik.
65
فَٱخْتَلَفَ ٱلْأَحْزَابُ مِنۢ بَيْنِهِمْ فَوَيْلٌ لِّلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مِنْ عَذَابِ يَوْمٍ أَلِيمٍ65Maka berselisihlah golongan-golongan (yang terdapat) di antara mereka, lalu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang zalim yakni siksaan hari yang pedih (kiamat). [ QS. 43:65]
But the denominations from among them differed [and separated], so woe to those who have wronged from the punishment of a painful Day.
Tafsir
Maka berselisihlah golongan-golongan (yang terdapat) di antara mereka, lalu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang zalim yakni siksaan hari yang pedih (kiamat). (QS. Az-Zukhruf : 65)
Tafsir Tahlili:
Bani Israil berselisih pendapat mengenai Nabi Isa baik semasa ia hidup maupun setelah meninggal. Yang menjadi ajang perselisihan waktu ia masih hidup, adalah yang menerimanya sebagai nabi dan manusia suci, ada yang menuduhnya sebagai anak dari hubungan haram yang dilakukan ibunya. Dan setelah ia meninggal ada yang memandangnya anak Tuhan, atau Tuhan itu sendiri, dan ada yang memandangnya manusia biasa yang diutus sebagai rasul.
Perselisihan itu sangat tajam sehingga terbentuk banyak sekali sekte yang berseberangan. Mereka tidak hanya berpecah belah tetapi juga berbunuh-bunuhan (berperang-perangan). Yang berpandangan salah di antara sekte-sekte itu berpandangan salah mengenai Nabi Isa sebagimana dijelaskan dalam ayat-ayat di atas, akan bernasib malang, yaitu azab yang pedih di dalam neraka di hari akhirat.
66
هَلْ يَنظُرُونَ إِلَّا ٱلسَّاعَةَ أَن تَأْتِيَهُم بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ66Mereka tidak menunggu kecuali kedatangan hari kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba sedang mereka tidak menyadarinya. [ QS. 43:66]
Are they waiting except for the Hour to come upon them suddenly while they perceive not?
Tafsir
Mereka tidak menunggu kecuali kedatangan hari kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba sedang mereka tidak menyadarinya. (QS. Az-Zukhruf : 66)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini membantah kaum musyrikin Mekah yang salah memahami Surah al-Anbiya'/21: 98, bahwa orang yang menyembah selain Allah akan bersama sembahannya itu nanti masuk neraka. Nabi Isa disembah, karena itu, menurut mereka, juga akan masuk neraka bersama mereka yang menyembahnya. Allah telah membantahnya dengan menjelaskan tentang Nabi Isa secara panjang lebar dalam ayat-ayat di atas. Nabi Isa memang disembah, tetapi yang menyembahnya adalah mereka yang sesat. Oleh karena itu Nabi Isa tidak akan masuk neraka. Yang akan masuk neraka adalah mereka yang sesat. Begitu juga orang-orang sesat yang menyembah berhala-berhala, yaitu kaum musyrikin Mekah. Mereka bersama sembahan-sembahan mereka itu yang akan masuk neraka.
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa bila kaum musyrikin Mekah itu tetap tidak mau menerima penjelasan yang begitu gamblang, Allah bertanya apakah mereka tidak akan menyesal. Sebab kiamat pasti datang, dan bila datang ia akan terjadi secara tiba-tiba di saat mereka terlena oleh kenikmatan duniawi. Sebelum terlambat, di sini Allah meminta mereka agar beriman kepada Nabi Muhammad dan agama yang didakwahkannya.
67
ٱلْأَخِلَّآءُ يَوْمَئِذٍۭ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا ٱلْمُتَّقِينَ67Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. [ QS. 43:67]
Close friends, that Day, will be enemies to each other, except for the righteous
Tafsir
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (QS. Az-Zukhruf : 67)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan bahwa pada hari Kiamat, persahabatan dan hubungan akrab antara orang-orang kafir, baik hubungan persahabatan yang terjadi antara mereka maupun hubungan mereka dengan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah; akan berubah menjadi permusuhan, dan mereka akan saling tuduh satu dengan yang lain. Seorang teman menuduh temannya yang lain yang menjadi sebab ia masuk neraka dan sengsara pada hari itu, sedangkan berhala-berhala mengingkari penyembahan yang dilakukan penyembah-penyembahnya semasa hidup di dunia karena berhala-berhala itu sebagai benda mati tidak tahu-menahu sedikit pun tentang apa yang telah dilakukan penyembah-penyembahnya semasa hidup di dunia. Masing-masing berlepas diri dari tuduhan pihak yang lain.
Apa yang disebutkan di atas diungkapkan Nabi Ibrahim kepada kaumnya sebagai berikut:
Dan dia (Ibrahim) berkata, "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah, hanya untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan di dunia, kemudian pada hari Kiamat sebagian kamu akan saling mengingkari dan saling mengutuk; dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sama sekali tidak ada penolong bagimu." (al-'Ankabut/29: 25)
'Ali bin Abi thalib berkata,"Orang-orang yang berteman (sewaktu di dunia) akan menjadi bermusuhan antara sebagian mereka dengan sebagian yang lain pada hari Kiamat, kecuali orang-orang yang bertakwa." 'Ali melanjutkan, "Ada dua orang Mukmin yang berteman, dan dua orang kafir yang berteman. Lalu salah seorang dari dua orang Mukmin itu meninggal dunia. Ia diberi kabar gembira dengan masuk surga, maka ia teringat teman-temannya. Ia berkata, "Ya Allah, sesungguhnya si fulan temanku dahulu pernah mengajakku untuk taat kepada-Mu dan rasul-Mu. Ia mengajakku untuk kebaikan, serta melarangku dari keburukan, dan mengabarkan kepadaku bahwa kelak aku akan bertemu dengan-Mu. Oleh karena itu, ya Allah, jangan sesatkan dirinya setelah kepergianku, sampai saat Engkau memperlihatkan (surga)kepadanya, sebagaimana telah Engkau perlihatkan kepadaku, sampai Engkau rida kepadanya sebagaimana Engkau rida kepadaku." Kemudian dikatakan kepada Mukmin tersebut, "Pergilah, seandainya kamu tahu apa yang Aku sediakan baginya disisi-Ku tentulah kamu akan banyak tertawa dan sedikit menangis." 'Ali melanjutkan, "Lalu mukmin yang satu lagi meninggal, sehingga ruh mereka bertemu. Setelah itu, dikatakan kepada mereka, "Hendaklah masing-masing kalian memuji temannya." Maka masing-masing mereka berkata, "(Engkau)adalah sebaik-baiknya saudara, sahabat, dan teman."
Dan apabila meninggal dunia satu diantara dua teman yang kafir, maka ia dikabari akan masuk neraka. Lalu ia teringat temannya, maka ia berkata, "Ya Allah, sesungguhnya si fulan temanku pernah mengajakku untuk durhaka kepada-Mu dan rasul-Mu.Ia mengajakku untuk berbuat jahat dan melarangku berbuat baik, memberitahu kepadaku bahwa aku tidak akan bertemu dengan-Mu. Oleh karena itu ya Allah, janganlah Engkau beri petunjuk kepadanya setelah kepergianku, sampai Engkau tunjukkan sesuatu (neraka) seperti yang Engkau tunjukkan kepadaku, dan murkailah dia seperti Engkau murka kepadaku." lalu 'Ali melanjutkan, "lalu orang kafir yang satu lagi, maka ruh mereka bertemu. Setelah itu dikatakan kepada mereka, "Hendaklah masing-masing kalian memuji temannya." Maka masing-masing mereka berkata, "(Engkau) adalah seburuk-buruk saudara, teman dan kekasih. (Riwayat Ibn Abi hatim)
68
يَٰعِبَادِ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمُ ٱلْيَوْمَ وَلَآ أَنتُمْ تَحْزَنُونَ68"Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati. [ QS. 43:68]
[To whom Allah will say], "O My servants, no fear will there be concerning you this Day, nor will you grieve,
Tafsir
"Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati. (QS. Az-Zukhruf : 68)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini diterangkan pernyataan Allah kepada orang-orang yang beriman, di waktu terjadinya hari Kiamat, yang pada saat itu semua manusia berada dalam kebingungan dan ketakutan. Allah berkata kepada mereka, "Wahai hamba-hamba-Ku, tidak ada sesuatu pun yang perlu kamu takutkan dan khawatirkan pada hari Kiamat, kamu semua telah menempuh jalan yang lurus selama hidup di dunia dan telah melakukan segala sesuatu karena cintamu kepada-Ku dan karena kamu mencari keridaan-Ku. Karena itu, pada hari ini, kamu semua berada di bawah perlindungan-Ku dan dalam jaminan keamanan dari-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku, janganlah kamu bersedih hati karena berpisah dengan dunia dan janganlah khawatir menghadapi hidup pada masa yang akan datang. Hendaklah kamu yakin bahwa sejak saat ini, kamu telah lepas dari segala cobaan dan malapetaka yang akan menimpamu, dan pada saat ini pula kamu akan menempati tempat yang paling baik yang tak ada tandingannya, yaitu surga yang mempunyai kenikmatan yang sempurna."
69
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا وَكَانُوا۟ مُسْلِمِينَ69(Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri. [ QS. 43:69]
[You] who believed in Our verses and were Muslims.
Tafsir
(Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri. (QS. Az-Zukhruf : 69)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini, diterangkan tentang hamba-hamba yang diseru Allah pada hari itu yaitu hamba-hamba yang telah beriman kepada ayat-ayat-Nya, yang jiwanya telah tunduk dan patuh kepada-Nya, yang melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhkan larangan-larangan-Nya.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa al-Mu'tamir bin Sulaiman dari ayahnya berkata, "Pada waktu terjadinya hari Kiamat, ketika manusia dibangkitkan dari kuburnya, tidak ada seorang pun yang tidak merasa takut dan khawatir serta bingung. Ketika itu, terdengarlah suara, "Wahai hamba-hamba-Ku, tidak ada yang perlu kamu takuti dan khawatirkan pada hari ini dan janganlah kamu risau hati." Setelah mendengar itu, semua manusia mengharapkan agar ia termasuk hamba-hamba Allah yang dimaksud dalam seruan itu, terdengar lagi seruan yang kedua, "Wahai orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, yang tunduk dan berserah diri kepada Allah." Mendengar seruan itu, maka orang-orang yang beriman bergembira dan hilanglah kesedihan, ketakutan dan kebingungan mereka. Sedangkan orang-orang kafir berputus asa.
70
ٱدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ أَنتُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ تُحْبَرُونَ70Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan". [ QS. 43:70]
Enter Paradise, you and your kinds, delighted."
Tafsir
Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan". (QS. Az-Zukhruf : 70)
Tafsir Tahlili:
Kemudian terdengar pula seruan berikutnya, "Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu dan istri-istrimu ke dalam surga yang telah dijanjikan kepadamu dahulu, bersenang-senang dan bersuka-rialah di dalamnya menikmati karunia Allah yang telah dilimpahkan kepada kamu semua. Karena Allah memuliakan mereka dengan memasukkan ke dalam surga.
Dalam ayat yang lain, diterangkan bahwa orang-orang yang beriman beserta istri dan anak cucu mereka yang beriman akan ditinggikan derajatnya di dalam surga, seperti derajat bapak-bapak mereka yang mantap dan kuat imannya. Allah berfirman:
Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya. (ath-thur/52: 21)
71
يُطَافُ عَلَيْهِم بِصِحَافٍ مِّن ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ ٱلْأَنفُسُ وَتَلَذُّ ٱلْأَعْيُنُ وَأَنتُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ71Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya". [ QS. 43:71]
Circulated among them will be plates and vessels of gold. And therein is whatever the souls desire and [what] delights the eyes, and you will abide therein eternally.
Tafsir
Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya". (QS. Az-Zukhruf : 71)
Tafsir Tahlili:
Setelah orang-orang yang beriman beserta keluarga mereka masuk surga, datanglah kepada mereka pelayan-pelayan membawa piring-piring emas yang berisi makanan-makanan yang lezat dan piala-piala yang berisi minuman yang menyegarkan jasmani dan rohani. Di dalam surga itu mereka memperoleh semua yang mereka inginkan, semua yang menyejukkan dan menenteramkan hati mereka, semua yang indah menurut pandangan dan pendengaran mereka. Tidaklah dapat digambarkan keadaan surga itu sebelumnya, karena semuanya itu belum pernah ada contoh dan bandingannya dalam kehidupan duniawi. Dinyatakan pula bahwa orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan kekal di dalam surga mengecap kenikmatan hidup di dalamnya.
72
وَتِلْكَ ٱلْجَنَّةُ ٱلَّتِىٓ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ72Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. [ QS. 43:72]
And that is Paradise which you are made to inherit for what you used to do.
Tafsir
Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. (QS. Az-Zukhruf : 72)
Tafsir Tahlili:
Demikianlah surga yang akan diperoleh oleh orang-orang yang beriman sebagai balasan keimanan dan amal saleh yang telah mereka lakukan. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh itu masuk surga, semata-mata karena rahmat Allah dan karunia-Nya. Karena iman dan amal yang dilakukan orang mukmin itu berbeda-beda, maka mereka akan menerima balasan yang berbeda-beda pula. Orang yang paling baik iman dan amalnya akan ditempatkan di dalam surga yang paling tinggi pula derajatnya, dan orang yang kurang iman dan amalnya akan ditempatkan di surga yang kurang pula derajatnya.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Tidak ada seorang pun melainkan mempunyai sebuah tempat di dalam surga dan sebuah tempat di dalam neraka. Maka tempat orang Mukmin di dalam neraka diwariskan kepada orang kafir, dan tempat orang kafir di dalam surga diwariskan kepada orang Mukmin. Demikianlah yang dimaksud dengan firman Allah, "Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu . . ." (Riwayat Ibnu Abi hatim)
73
لَكُمْ فِيهَا فَٰكِهَةٌ كَثِيرَةٌ مِّنْهَا تَأْكُلُونَ73Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebahagiannya kamu makan. [ QS. 43:73]
For you therein is much fruit from which you will eat.
Tafsir
Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebahagiannya kamu makan. (QS. Az-Zukhruf : 73)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini diterangkan macam-macam buah-buahan yang akan diperoleh oleh orang-orang yang beriman di dalam surga. Mereka akan memperoleh buah-buahan yang tidak terhingga banyak dan jenisnya dengan bermacam-macam rasa. Mereka dapat memakannya pada waktu, tempat, dan keadaan yang mereka kehendaki.
74
إِنَّ ٱلْمُجْرِمِينَ فِى عَذَابِ جَهَنَّمَ خَٰلِدُونَ74Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam. [ QS. 43:74]
Indeed, the criminals will be in the punishment of Hell, abiding eternally.
Tafsir
Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam. (QS. Az-Zukhruf : 74)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang mengingkari Allah di dunia, mengerjakan larangan dan mengingkari perintah-perintah Allah, mereka akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam, sebagai balasan kekafiran mereka; mereka kekal di dalamnya dan tidak dapat keluar walaupun sesaat.
Azab yang ditimpakan kepada orang-orang kafir itu tidak akan diringankan walau sedikit pun, sehingga mereka terus-menerus dalam kesakitan dan kebingungan. Mereka putus asa karena permohonan yang mereka ajukan kepada Allah agar mereka dibebaskan dari azab itu tidak dikabulkan.
75
لَا يُفَتَّرُ عَنْهُمْ وَهُمْ فِيهِ مُبْلِسُونَ75Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa. [ QS. 43:75]
It will not be allowed to subside for them, and they, therein, are in despair.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Az-Zukhruf Ayat 75
لَا يُفَتَّرُ عَنْهُمْ وَهُمْ فِيهِ مُبْلِسُونَ75
Arti:
Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa. (QS. Az-Zukhruf : 75)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang mengingkari Allah di dunia, mengerjakan larangan dan mengingkari perintah-perintah Allah, mereka akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam, sebagai balasan kekafiran mereka; mereka kekal di dalamnya dan tidak dapat keluar walaupun sesaat.
Azab yang ditimpakan kepada orang-orang kafir itu tidak akan diringankan walau sedikit pun, sehingga mereka terus-menerus dalam kesakitan dan kebingungan. Mereka putus asa karena permohonan yang mereka ajukan kepada Allah agar mereka dibebaskan dari azab itu tidak dikabulkan.
76
وَمَا ظَلَمْنَٰهُمْ وَلَٰكِن كَانُوا۟ هُمُ ٱلظَّٰلِمِينَ76Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. [ QS. 43:76]
And We did not wrong them, but it was they who were the wrongdoers.
Tafsir
Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS. Az-Zukhruf : 76)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini diterangkan apa sebabnya mereka ditimpa azab itu, Allah menyatakan, "Kami tidak bermaksud menganiaya orang-orang kafir dengan mengazab mereka, karena Kami telah memberikan peringatan yang cukup kepada mereka selama hidup di dunia, tetapi mereka tidak menghiraukannya sedikit pun. Bahkan mereka mendustakan rasul-rasul yang Kami utus kepada mereka dan menganiaya para rasul itu walaupun telah dikemukakan bukti-bukti yang cukup kepada mereka. Karena tindakan mereka itulah, mereka diazab, ini berarti bahwa mereka sendirilah yang menganiaya diri mereka sendiri.
77
وَنَادَوْا۟ يَٰمَٰلِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُم مَّٰكِثُونَ77Mereka berseru: "Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". Dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)". [ QS. 43:77]
And they will call, "O Malik, let your Lord put an end to us!" He will say, "Indeed, you will remain."
Tafsir
Mereka berseru: "Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". Dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)". (QS. Az-Zukhruf : 77)
Tafsir Tahlili:
Karena beratnya siksaan yang diderita mereka, maka mereka memanggil malaikat Malik, penjaga neraka, agar malaikat itu meminta kepada Allah supaya mereka dimatikan saja, sehingga mereka terbebas dari siksaan itu, mereka mengatakan, "Hai malaikat Malik, mohonkanlah kepada Allah agar Dia mencabut saja nyawa kami, sehingga kami terlepas atau tidak merasakan lagi siksaan ini." Malaikat itu menjawab, "Tidak ada satu jalan pun bagimu untuk keluar dari neraka ini karena Allah telah memutuskan, bahwa kamu tinggal di dalam neraka selama-lamanya."
Allah berfirman:
Dan orang-orang yang kafir, bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan hingga mereka mati, dan tidak diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. (Fathir/35: 36)
Dalam ayat lain:
Dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya,(yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka), selanjutnya dia di sana tidak mati dan tidak (pula) hidup. (al-A'la/87: 11-13)
78
لَقَدْ جِئْنَٰكُم بِٱلْحَقِّ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَٰرِهُونَ78Sesungguhnya Kami benar-benar telah memhawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu. [ QS. 43:78]
We had certainly brought you the truth, but most of you, to the truth, were averse.
Tafsir
Sesungguhnya Kami benar-benar telah memhawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu. (QS. Az-Zukhruf : 78)
Tafsir Tahlili:
Kepada orang-orang yang sedang diazab dalam neraka itu dikatakan, "Hai orang-orang kafir, sesungguhnya Kami telah menerangkan semua yang benar dan jalan yang lurus dengan perantaraan rasul-rasul dan kitab-kitab Kami waktu kamu di dunia dahulu. Akan tetapi kamu tidak menerima kebenaran itu, bahkan kamu membenci kebenaran itu serta orang-orang yang mengikuti kebenaran itu. Karena itu, celakalah dirimu sekarang dan sesalilah sendiri, pada saat semua penyesalan tidak berguna lagi dan tobat telah pula tertutup.
79
أَمْ أَبْرَمُوٓا۟ أَمْرًا فَإِنَّا مُبْرِمُونَ79Bahkan mereka telah menetapkan satu tipu daya (jahat), maka sesungguhnya Kami menetapkan pula. [ QS. 43:79]
Or have they devised [some] affair? But indeed, We are devising [a plan].
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Az-Zukhruf Ayat 79
أَمْ أَبْرَمُوٓا۟ أَمْرًا فَإِنَّا مُبْرِمُونَ79
Arti:
Bahkan mereka telah menetapkan satu tipu daya (jahat), maka sesungguhnya Kami menetapkan pula. (QS. Az-Zukhruf : 79)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini, diterangkan sebab orang-orang kafir dimasukkan ke dalam neraka yaitu karena mereka selama hidup di dunia selalu berusaha menolak semua kebenaran dengan melakukaan bermacam tipu daya. Maka Allah menghancurkan dan menggagalkan semua tipu daya mereka itu.
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
Dan mereka membuat tipu daya, dan Kami pun menyusun tipu daya, sedang mereka tidak menyadari. (an-Naml/27: 50)
Firman Allah:
Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Tetapi orang-orang yang kafir itu, justru merekalah yang terkena tipu daya. (ath-thur/52: 42)
80
أَمْ يَحْسَبُونَ أَنَّا لَا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَىٰهُم بَلَىٰ وَرُسُلُنَا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُونَ80Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka. [ QS. 43:80]
Or do they think that We hear not their secrets and their private conversations? Yes, [We do], and Our messengers are with them recording.
Tafsir
Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka. (QS. Az-Zukhruf : 80)
Tafsir Tahlili:
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir bahwa Muhammad bin Ka'ab al-Quradzi berkata, "Ketika tiga orang berada di antara Ka'bah dan kelambunya, dua orang dari suku Quraisy dan seorang dari suku Saqafi, maka salah seorang dari mereka berkata, "Bagaimanakah pendapatmu, apakah Allah mendengar pembicaraan kita?" Orang yang kedua menjawab, "Apabila kamu keraskan suaramu, Dia mendengarnya, sedangkan apabila engkau berbisik, Dia tidak mendengarnya." Orang yang ketiga berkata, "Jika Dia mendengar bila kamu keraskan suaramu, tentu Dia mendengar pula, bila kamu berbisik." Maka turunlah ayat ini.
Melihat sikap dan tindakan orang-orang kafir semasa hidup di dunia, mereka seakan-akan tidak percaya bahwa Allah mengetahui segala sesuatu; maka dikatakan tentang mereka. "Apakah mereka menyangka bahwa Kami tidak mendengar bisikan-bisikan hati mereka, dan tidak mengetahui semua yang mereka perbincangkan secara rahasia dalam menyusun tipu daya itu?"
Dengan ayat ini Allah menegaskan dengan mengatakan, "Kami mengetahui segala yang mereka rencanakan dan mendengar semua bisikan-bisikan mereka, tidak ada sesuatu pun yang tidak kami ketahui, di samping itu, malaikat hafadzah selalu menulis dan mencatat semua perilaku mereka baik berupa perkataan maupun perbuatan. Firman Allah:
(Ingatlah) ketika dua malaikat men-catat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat). (Qaf/50: 17-18)
81
قُلْ إِن كَانَ لِلرَّحْمَٰنِ وَلَدٌ فَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلْعَٰبِدِينَ81Katakanlah, jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu). [ QS. 43:81]
Say, [O Muhammad], "If the Most Merciful had a son, then I would be the first of [his] worshippers."
Tafsir
Katakanlah, jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu). (QS. Az-Zukhruf : 81)
Tafsir Tahlili:
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw untuk mengatakan kepada orang-orang musyrik Mekah, bahwa seandainya ar-Rahman, Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak dan mereka dapat membuktikan kebenarannya dengan alasan-alasan yang kuat, maka Nabi Muhammad adalah orang pertama yang mengakui dan mengagungkan-Nya, sebagaimana orang memuliakan anak seorang raja karena memuliakan bapaknya. Pendapat ini berdasar karena bahwa anak tuhan merupakan bagian dari Tuhan, karena itu kedudukan putranya itu sama dengan kedudukan-Nya sendiri.
Pengertian di atas menunjukkan suatu penegasan bahwa hal tersebut sangat mustahil bagi Allah. Firman Allah:
Sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang Dia kehendaki dari apa yang telah diciptakan-Nya. Mahasuci Dia. Dialah Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa. (az-Zumar/39: 4)
82
سُبْحَٰنَ رَبِّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبِّ ٱلْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ82Maha Suci Tuhan Yang empunya langit dan bumi, Tuhan Yang empunya 'Arsy, dari apa yang mereka sifatkan itu. [ QS. 43:82]
Exalted is the Lord of the heavens and the earth, Lord of the Throne, above what they describe.
Tafsir
Maha Suci Tuhan Yang empunya langit dan bumi, Tuhan Yang empunya 'Arsy, dari apa yang mereka sifatkan itu. (QS. Az-Zukhruf : 82)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menyatakan kesucian Allah dari anggapan orang-orang musyrik itu dengan menyatakan, "Mahasuci Allah yang memiliki langit dan bumi beserta semua yang ada di dalamnya, Dia memiliki 'Arsy yang agung, mustahil bagi Allah mempunyai seorang anak seperti yang dikatakan mereka."
83
فَذَرْهُمْ يَخُوضُوا۟ وَيَلْعَبُوا۟ حَتَّىٰ يُلَٰقُوا۟ يَوْمَهُمُ ٱلَّذِى يُوعَدُونَ83Maka biarlah mereka tenggelam (dalam kesesatan) dan bermain-main sampai mereka menemui hari yang dijanjikan kepada mereka. [ QS. 43:83]
So leave them to converse vainly and amuse themselves until they meet their Day which they are promised.
Tafsir
Maka biarlah mereka tenggelam (dalam kesesatan) dan bermain-main sampai mereka menemui hari yang dijanjikan kepada mereka. (QS. Az-Zukhruf : 83)
Tafsir Tahlili:
Karena orang-orang musyrik itu tidak mau mengubah kepercayaan mereka yang batil dan sesat itu, maka Allah menyampaikan pesan kepada Rasulullah, "Ya Muhammad, biarkanlah orang-orang yang membuat dusta tentang Allah dengan mengatakan bahwa Dia mempunyai anak, membincangkan kebohongan mereka dan biarkanlah mereka hidup bersenang-senang dalam kekafiran di dunia ini, sampai datang azab yang dijanjikan Allah kepada mereka.
84
وَهُوَ ٱلَّذِى فِى ٱلسَّمَآءِ إِلَٰهٌ وَفِى ٱلْأَرْضِ إِلَٰهٌ وَهُوَ ٱلْحَكِيمُ ٱلْعَلِيمُ84Dan Dialah Tuhan (Yang disembah) di langit dan Tuhan (Yang disembah) di bumi dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. [ QS. 43:84]
And it is Allah who is [the only] deity in the heaven, and on the earth [the only] deity. And He is the Wise, the Knowing.
Tafsir
Dan Dialah Tuhan (Yang disembah) di langit dan Tuhan (Yang disembah) di bumi dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. Az-Zukhruf : 84)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini ditegaskan lagi kemustahilan Allah mempunyai anak dengan menyatakan, "Hanya Dialah yang disembah oleh penghuni langit dan penghuni bumi, hanya Dia sajalah yang berhak disembah, tidak ada yang lain, karena Dialah Tuhan yang segala tindakan-Nya mempunyai hikmah dalam menciptakan dan melakukan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya, dan hanya Dia pula yang Maha Mengetahui keadaan mereka, baik yang nampak maupun yang tidak nampak, dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati manusia.
Dalam ayat ini disebutkan dua macam sifat Allah yaitu hakim dan 'alim. Bila Allah mempunyai sifat hakim dan 'alim, tentulah putra-Nya mempunyai sifat-sifat itu pula. Namun jika diperhatikan sifat-sifat yang dipunyai oleh yang mereka katakan anak Tuhan itu, ternyata sifatnya berbeda dengan sifat-sifat Tuhan. Sebagaimana patung-patung al-Lata, al-Uzza dan Manat yang disembah oleh orang-orang musyrik Mekah, semuanya adalah benda-benda mati yang tidak dapat berbuat dan mengetahui sesuatu pun. Demikian pula Nabi Isa yang dipercayai sebagai anak Allah oleh orang Nasrani, padahal orang Nasrani sendiri mengakui bahwa Isa itu kadang-kadang tidak mengetahui dan tidak mempunyai hikmah dalam melakukan segala tindakan-tindakannya. Bukanlah Isa pernah menangis ketika mendengar berita terbunuhnya seseorang yang tidak bersalah sehingga ia minta kepada pengikut-pengikutnya supaya menunjukkan kuburan orang yang terbunuh itu. Sifat yang demikian tentu tidak wajar pada seseorang yang diyakini sebagai putra Allah.
85
وَتَبَارَكَ ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَعِندَهُۥ عِلْمُ ٱلسَّاعَةِ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ85Dan Maha Suci Tuhan Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nya-lah pengetahuan tentang hari kiamat dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. [ QS. 43:85]
And blessed is He to whom belongs the dominion of the heavens and the earth and whatever is between them and with whom is knowledge of the Hour and to whom you will be returned.
Tafsir
Dan Maha Suci Tuhan Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nya-lah pengetahuan tentang hari kiamat dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS. Az-Zukhruf : 85)
Tafsir Tahlili:
Mahasuci Allah yang memiliki dan menguasai kerajaan langit dan bumi beserta semua isinya, dan alam-alam lain yang tidak atau belum diketahui hakikat dan keadaannya. Dialah yang mempunyai pengetahuan tentang hari Kiamat. Tidak seorang pun yang mengetahui kapan terjadinya hari Kiamat itu. Kepada-Nyalah kembali segala sesuatu, kemudian Dia membalas semua amal perbuatan manusia dengan balasan yang setimpal.
86
وَلَا يَمْلِكُ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِهِ ٱلشَّفَٰعَةَ إِلَّا مَن شَهِدَ بِٱلْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ86Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa'at; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya). [ QS. 43:86]
And those they invoke besides Him do not possess [power of] intercession; but only those who testify to the truth [can benefit], and they know.
Tafsir
Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa'at; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya). (QS. Az-Zukhruf : 86)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan bahwa semua berhala dan dewa-dewa disembah oleh orang-orang musyrik untuk mendapat syafaatnya, padahal berhala itu tidak kuasa berbuat dan tidak memiliki sesuatu pun, bahkan mereka itu sendiri dikuasai dan dimiliki oleh penyembah-penyembahnya. Mungkinkah mereka memberikan syafaat dalam keadaan demikian? Adapun orang-orang yang mengucapkan kalimat tauhid, memahami serta meyakininya, ia berjalan sesuai dengan petunjuk Allah, seperti malaikat, Nabi Isa, maka syafaat mereka berfaedah di sisi Allah, dan Allah akan memberikan syafaat kepada orang-orang yang pantas menerimanya.
Sa'id bin Jubair berkata, "Maksud ayat ini ialah: berhala-berhala itu tidak memberi syafaat sedikit pun, yang bisa memberi syafaat itu hanyalah orang yang mengakui kebenaran, beriman kepada Allah berdasarkan ilmu yang dipelajari, dan pandangannya yang jauh.
87
وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُ فَأَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ87Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?, [ QS. 43:87]
And if you asked them who created them, they would surely say, "Allah." So how are they deluded?
Tafsir
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?, (QS. Az-Zukhruf : 87)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini diterangkan bahwa perkataan dan perbuatan orang-orang musyrik itu saling bertentangan. Jika ditanyakan kepada mereka, siapakah yang menciptakan seluruh makhluk ini, maka mereka menjawab dan mengakui, "Hanya Allah sajalah yang menciptakannya, tidak berserikat dengan seorang pun." Mereka tidak sanggup membantah kenyataan itu, tetapi perbuatan dan tindakan mereka membuktikan bahwa mereka mempersekutukan Allah. Mengapa orang-orang musyrik itu berpaling sehingga menyembah selain Allah atau hanya menyembah Allah saja sesuai dengan pengakuan mereka. Hal tersebut menunjukkan kebodohan mereka.
88
وَقِيلِهِۦ يَٰرَبِّ إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ قَوْمٌ لَّا يُؤْمِنُونَ88dan (Allah mengetabui) ucapan Muhammad: "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman". [ QS. 43:88]
And [Allah acknowledges] his saying, "O my Lord, indeed these are a people who do not believe."
Tafsir
dan (Allah mengetabui) ucapan Muhammad: "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman". (QS. Az-Zukhruf : 88)
Tafsir Tahlili:
Muhammad saw berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya orang-orang yang aku seru untuk mengikuti ajaranmu sesuai dengan perintahmu adalah orang-orang yang telah terkunci mati hatinya sehingga mereka tidak mau beriman."Firman Allah:
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman. (al-Baqarah/2: 6)
89
فَٱصْفَحْ عَنْهُمْ وَقُلْ سَلَٰمٌ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ89Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan katakanlah: "Salam (selamat tinggal)". Kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk). [ QS. 43:89]
So turn aside from them and say, "Peace." But they are going to know.
Tafsir
Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan katakanlah: "Salam (selamat tinggal)". Kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk). (QS. Az-Zukhruf : 89)
Tafsir Tahlili:
Setelah Allah mendengar ucapan Rasulullah saw itu, Dia berfirman, "Hai Muhammad, berpalinglah engkau dari mereka, janganlah engkau berputus asa karena keangkuhan mereka untuk beriman, janganlah engkau melayani perkataan-perkataan mereka yang buruk itu, dan tindakan-tindakan yang menghinakanmu dan pengikutmu, maafkanlah mereka, kelak mereka akan mengakui kesalahannya dan merasakan akibat kekafiran mereka."
Ayat ini merupakan janji Allah kepada kaum Muslimin, dan janji itu ditepati-Nya, dengan penaklukan kota Mekah. Peristiwa tersebut menyebabkan manusia masuk Islam secara berbondong-bondong. Maka tersebarlah agama Islam ke seluruh penjuru dunia dalam waktu yang singkat.
Allah berfirman:
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat. (an-Nasr/110: 1-3)