Tafsir AL-Quran
Surat Al-Muminun (Orang-Orang Mukmin) 118 Ayat

Tafsir Surat Al-Muminun ayat 1

1 : سورة المؤمنون

قَدْ أَفْلَحَ ٱلْمُؤْمِنُونَ 1

Arti:

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,  (QS. Al-Muminun : 1)

Translation:
Certainly will the believers have succeeded:


Tafsir Tahlili:

Beriman kepada Allah dan rukun iman yang enam. Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa sungguh berbahagia dan beruntung orang-orang yang beriman, dan sebaliknya sangat merugi orang-orang kafir yang tidak beriman, karena walaupun mereka menurut perhitungan banyak mengerja-kan amal kebajikan, akan tetapi semua amalnya itu akan sia-sia saja di akhirat nanti, karena tidak berlandaskan iman kepada-Nya.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 2

2 : سورة المؤمنون

ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَٰشِعُونَ 2

Arti:

(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,  (QS. Al-Muminun : 2)

Translation:
They who are during their prayer humbly submissive


Tafsir Tahlili:

Khusyuk dalam salat. Dalam ayat ini Allah menjelaskan sifat yang kedua, yaitu seorang mukmin yang beruntung, jika salat benar-benar khusyuk dalam salatnya, pikirannya selalu mengingat Allah, dan memusatkan semua pikiran dan panca inderanya untuk bermunajat kepada-Nya. Dia menyadari dan merasakan bahwa orang yang salat itu benar-benar sedang berhadapan dengan Tuhannya, oleh karena itu seluruh anggota tubuh dan jiwanya dipenuhi kekhusyukan, kekhidmatan dan keikhlasan, diselingi dengan rasa takut dan diselubungi dengan penuh harapan kepada Tuhannya. Untuk dapat memenuhi syarat kekhusyukan dalam salat, harus memperhati-kan tiga perkara, yaitu: a) Paham apa yang dibaca, supaya apa yang diucapkan lidahnya dapat dipahami dan dimengerti, sesuai dengan ayat: Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur'an ataukah hati mereka sudah terkunci? (Muhammad/47: 24) b) Ingat kepada Allah, sesuai dengan firman-Nya: Dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku. (thaha/20: 14) c) Salat berarti munajat kepada Allah, pikiran dan perasaan orang yang salat harus selalu mengingat dan jangan lengah atau lalai. Para ulama berpendapat bahwa salat yang tidak khusyuk sama dengan tubuh tidak bernyawa. Akan tetapi ketiadaan khusyuk dalam salat tidak membatalkan salat, dan tidak wajib diulang kembali.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 3

3 : سورة المؤمنون

وَٱلَّذِينَ هُمْ عَنِ ٱللَّغْوِ مُعْرِضُونَ 3

Arti:

dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,  (QS. Al-Muminun : 3)

Translation:
And they who turn away from ill speech


Tafsir Tahlili:

Menjauhkan diri dari setiap perbuatan atau perkataan yang tidak berguna. Dalam ayat ini Allah menjelaskan sifat yang ketiga, yaitu bahwa seorang mukmin yang bahagia itu ialah yang selalu menjaga waktu dan umurnya supaya jangan sia-sia. Sebagaimana ia khusyuk dalam salatnya, berpaling dari segala sesuatu kecuali dari Tuhan penciptanya, demikian pula ia berpaling dari segala perkataan yang tidak berguna bagi dirinya atau orang lain.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 4

4 : سورة المؤمنون

وَٱلَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَوٰةِ فَٰعِلُونَ 4

Arti:

dan orang-orang yang menunaikan zakat,  (QS. Al-Muminun : 4)

Translation:
And they who are observant of zakah


Tafsir Tahlili:

Menunaikan zakat wajib dan derma yang dianjurkan. Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa sifat keempat dari orang mukmin yang beruntung itu, ialah suka mengeluarkan zakat dan memberi derma yang dianjurkan, yang oleh mereka dipandang sebagai usaha untuk membersihkan harta dan dirinya dari sifat kikir, tamak serakah, hanya mengutamakan diri sendiri (egois), dan juga untuk meringankan penderitaan hamba-hamba Allah yang kekurangan, sesuai dengan firman-Nya: Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). (asy- Syams/91: 9)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 5

5 : سورة المؤمنون

وَٱلَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَٰفِظُونَ 5

Arti:

dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,  (QS. Al-Muminun : 5)

Translation:
And they who guard their private parts


Tafsir Tahlili:

Menjaga kemaluan dari perbuatan keji. Dalam ayat ini Allah menerangkan sifat kelima dari orang mukmin yang berbahagia, yaitu suka menjaga kemaluannya dari setiap perbuatan keji seperti berzina, mengerjakan perbuatan kaum Lut (homoseksual), onani, dan sebagainya. Bersanggama yang diperbolehkan oleh agama hanya dengan istri yang telah dinikahi dengan sah atau dengan jariahnya (budak perempuan) yang di-peroleh dari jihad fisabilillah, karena dalam hal ini mereka tidak tercela. Akan tetapi, barangsiapa yang berbuat di luar yang tersebut itu, mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dalam ayat ini dan yang sebelumnya Allah menjelaskan bahwa kebahagiaan seorang hamba Allah itu tergantung kepada pemeliharaan kemaluannya dari berbagai penyalahgunaan supaya tidak termasuk orang yang tercela dan melampaui batas. Menahan ajakan hawa nafsu, jauh lebih ringan daripada menanggung akibat dari perbuatan zina itu. Allah telah memerintahkan Nabi-Nya supaya menyampaikan perintah itu kepada umatnya, agar mereka menahan pan-dangannya dan memelihara kemaluannya dengan firman: Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu, lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (an-Nur/24: 30)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 6

6 : سورة المؤمنون

إِلَّا عَلَىٰٓ أَزْوَٰجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ 6

Arti:

kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.  (QS. Al-Muminun : 6)

Translation:
Except from their wives or those their right hands possess, for indeed, they will not be blamed -


Tafsir Tahlili:

Menjaga kemaluan dari perbuatan keji. Dalam ayat ini Allah menerangkan sifat kelima dari orang mukmin yang berbahagia, yaitu suka menjaga kemaluannya dari setiap perbuatan keji seperti berzina, mengerjakan perbuatan kaum Lut (homoseksual), onani, dan sebagainya. Bersanggama yang diperbolehkan oleh agama hanya dengan istri yang telah dinikahi dengan sah atau dengan jariahnya (budak perempuan) yang di-peroleh dari jihad fisabilillah, karena dalam hal ini mereka tidak tercela. Akan tetapi, barangsiapa yang berbuat di luar yang tersebut itu, mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dalam ayat ini dan yang sebelumnya Allah menjelaskan bahwa kebahagiaan seorang hamba Allah itu tergantung kepada pemeliharaan kemaluannya dari berbagai penyalahgunaan supaya tidak termasuk orang yang tercela dan melampaui batas. Menahan ajakan hawa nafsu, jauh lebih ringan daripada menanggung akibat dari perbuatan zina itu. Allah telah memerintahkan Nabi-Nya supaya menyampaikan perintah itu kepada umatnya, agar mereka menahan pan-dangannya dan memelihara kemaluannya dengan firman: Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu, lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (an-Nur/24: 30)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 7

7 : سورة المؤمنون

فَمَنِ ٱبْتَغَىٰ وَرَآءَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْعَادُونَ 7

Arti:

Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.  (QS. Al-Muminun : 7)

Translation:
But whoever seeks beyond that, then those are the transgressors -


Tafsir Tahlili:

Menjaga kemaluan dari perbuatan keji. Dalam ayat ini Allah menerangkan sifat kelima dari orang mukmin yang berbahagia, yaitu suka menjaga kemaluannya dari setiap perbuatan keji seperti berzina, mengerjakan perbuatan kaum Lut (homoseksual), onani, dan sebagainya. Bersanggama yang diperbolehkan oleh agama hanya dengan istri yang telah dinikahi dengan sah atau dengan jariahnya (budak perempuan) yang di-peroleh dari jihad fisabilillah, karena dalam hal ini mereka tidak tercela. Akan tetapi, barangsiapa yang berbuat di luar yang tersebut itu, mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dalam ayat ini dan yang sebelumnya Allah menjelaskan bahwa kebahagiaan seorang hamba Allah itu tergantung kepada pemeliharaan kemaluannya dari berbagai penyalahgunaan supaya tidak termasuk orang yang tercela dan melampaui batas. Menahan ajakan hawa nafsu, jauh lebih ringan daripada menanggung akibat dari perbuatan zina itu. Allah telah memerintahkan Nabi-Nya supaya menyampaikan perintah itu kepada umatnya, agar mereka menahan pan-dangannya dan memelihara kemaluannya dengan firman: Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu, lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (an-Nur/24: 30)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 8

8 : سورة المؤمنون

وَٱلَّذِينَ هُمْ لِأَمَٰنَٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَٰعُونَ 8

Arti:

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.  (QS. Al-Muminun : 8)

Translation:
And they who are to their trusts and their promises attentive


Tafsir Tahlili:

Memelihara amanat-amanat yang dipikulnya dan menepati janjinya. Dalam ayat ini Allah menerangkan sifat keenam dari orang mukmin yang beruntung itu, ialah suka memelihara amanat-amanat yang dipikulnya, baik dari Allah ataupun dari sesama manusia, yaitu bilamana kepada mereka dititipkan barang atau uang sebagai amanat yang harus disampaikan kepada orang lain, maka mereka benar-benar menyampaikan amanat itu sebagaimana mestinya, dan tidak berbuat khianat. Demikian pula bila mereka mengadakan perjanjian, mereka memenuhinya dengan sempurna. Mereka menjauhkan diri dari sifat kemunafikan seperti tersebut dalam sebuah hadis yang masyhur, yang menyatakan bahwa tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu kalau berbicara suka berdusta, jika menjanjikan sesuatu suka menyalahi janji dan jika diberi amanat suka berkhianat.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 9

9 : سورة المؤمنون

وَٱلَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَوَٰتِهِمْ يُحَافِظُونَ 9

Arti:

dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.  (QS. Al-Muminun : 9)

Translation:
And they who carefully maintain their prayers -


Tafsir Tahlili:

Memelihara salat yang lima waktu. Dalam ayat ini Allah menerangkan sifat yang ketujuh, yaitu orang mukmin yang berbahagia itu selalu memelihara dan memperhatikan salat lima waktu secara sempurna, tepat waktu, dan memenuhi persyaratan dan rukun-rukun. Ayat ini tidak sama dengan ayat kedua di atas, sebab di sana disebutkan bahwa mereka khusyuk dalam salatnya, sedangkan di sini disebutkan, bahwa mereka selalu memelihara salat dengan tertib dan teratur. Kelompok ayat-ayat ini dimulai dengan menyebutkan salat dan disudahi pula dengan menyebut salat, hal ini memberi peringatan betapa pentingnya salat yang telah dijadikan tiang agama. Rasulullah pernah bersabda, "Barang siapa yang mendirikan salat sungguh ia telah mendirikan agama dan barang siapa yang meninggalkan salat, sungguh ia telah merobohkan agama." Berikut penjelasan hadis mengenai keutamaan salat: Dari Abdullah bin Mas'ud berkata, saya bertanya kepada Rasulullah, amalan apa yang paling dicintai Allah, Nabi menjawab, salat pada waktunya, kemudian apa? Nabi menjawab, birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua). Kemudian apa lagi? Nabi bersabda, jihad di jalan Allah. (Riwayat asy-Syaikhan) Tersebut pula dalam sebuah hadis Nabi saw: Dari sauban, Nabi bersabda, "Istiqamahlah kamu dan jangan menghitung-hitung. Ketahuilah bahwa perbuatanmu yang paling baik ialah salat, dan tidak ada orang yang menjaga salat melainkan orang yang beriman. (Riwayat Ahmad, al-hakim dan al-Baihaqi)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 10

10 : سورة المؤمنون

أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْوَٰرِثُونَ 10

Arti:

Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,  (QS. Al-Muminun : 10)

Translation:
Those are the inheritors


Tafsir Tahlili:

Memelihara salat yang lima waktu. Dalam ayat ini Allah menerangkan sifat yang ketujuh, yaitu orang mukmin yang berbahagia itu selalu memelihara dan memperhatikan salat lima waktu secara sempurna, tepat waktu, dan memenuhi persyaratan dan rukun-rukun. Ayat ini tidak sama dengan ayat kedua di atas, sebab di sana disebutkan bahwa mereka khusyuk dalam salatnya, sedangkan di sini disebutkan, bahwa mereka selalu memelihara salat dengan tertib dan teratur. Kelompok ayat-ayat ini dimulai dengan menyebutkan salat dan disudahi pula dengan menyebut salat, hal ini memberi peringatan betapa pentingnya salat yang telah dijadikan tiang agama. Rasulullah pernah bersabda, "Barang siapa yang mendirikan salat sungguh ia telah mendirikan agama dan barang siapa yang meninggalkan salat, sungguh ia telah merobohkan agama." Berikut penjelasan hadis mengenai keutamaan salat: Dari Abdullah bin Mas'ud berkata, saya bertanya kepada Rasulullah, amalan apa yang paling dicintai Allah, Nabi menjawab, salat pada waktunya, kemudian apa? Nabi menjawab, birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua). Kemudian apa lagi? Nabi bersabda, jihad di jalan Allah. (Riwayat asy-Syaikhan) Tersebut pula dalam sebuah hadis Nabi saw: Dari sauban, Nabi bersabda, "Istiqamahlah kamu dan jangan menghitung-hitung. Ketahuilah bahwa perbuatanmu yang paling baik ialah salat, dan tidak ada orang yang menjaga salat melainkan orang yang beriman. (Riwayat Ahmad, al-hakim dan al-Baihaqi)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 11

11 : سورة المؤمنون

ٱلَّذِينَ يَرِثُونَ ٱلْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ 11

Arti:

(yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.  (QS. Al-Muminun : 11)

Translation:
Who will inherit al-Firdaus. They will abide therein eternally.


Tafsir Tahlili:

Mereka yang memiliki tujuh sifat mulia itu akan mewarisi surga, disebabkan amal kebajikan mereka selama hidup di dunia, yaitu surga Firdaus yang paling tinggi, yang di atasnya berada 'Arsy Allah Yang Maha Pemurah, dan mereka kekal di dalamnya. Umar meriwayatkan sebuah hadis, dimana Rasulullah saw bersabda: Dari Umar bin al-Khattab, Rasulullah bersabda, "Telah diturunkan kepadaku sepuluh ayat: Barang siapa yang menegakkannya akan masuk surga, lalu ia membaca sepuluh ayat ini dari permulaan Surah al-Mu'minun. (Riwayat at-Tirmidzi)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 12

12 : سورة المؤمنون

وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٍ مِّن طِينٍ 12

Arti:

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.  (QS. Al-Muminun : 12)

Translation:
And certainly did We create man from an extract of clay.


Tafsir Tahlili:

Sesungguhnya Kami (Allah) telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Ada segolongan ahli tafsir menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan manusia di sini ialah keturunan Adam termasuk kita sekalian, yang berasal dari air mani. Dari hasil penelitian ilmiah, sebenarnya air mani itu pun berasal dari tanah setelah melalui beberapa proses perkembangan. Makanan yang merupakan hasil bumi, yang dimakan oleh manusia, dan alat pencernaannya berubah menjadi cairan yang bercampur dengan darah yang menyalurkan bahan-bahan hidup dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia ke seluruh bagian anggotanya. Jika manusia itu meninggal dunia dan dimasukkan ke dalam kubur di dalam tanah, maka badannya akan hancur lebur dan kembali menjadi tanah lagi, sesuai dengan firman Allah: Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu, dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain. (thaha/20: 55)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 13

13 : سورة المؤمنون

ثُمَّ جَعَلْنَٰهُ نُطْفَةً فِى قَرَارٍ مَّكِينٍ 13

Arti:

Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).  (QS. Al-Muminun : 13)

Translation:
Then We placed him as a sperm-drop in a firm lodging.


Tafsir Tahlili:

Kemudian Kami (Allah) tempatkan saripati air mani itu dalam tulang rusuk sang suami yang dalam persetubuhan dengan istrinya ditumpahkan ke dalam rahimnya, suatu tempat penyimpanan yang kukuh bagi janin sampai saat kelahirannya.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 14

14 : سورة المؤمنون

ثُمَّ خَلَقْنَا ٱلنُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا ٱلْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا ٱلْمُضْغَةَ عِظَٰمًا فَكَسَوْنَا ٱلْعِظَٰمَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَٰهُ خَلْقًا ءَاخَرَ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحْسَنُ ٱلْخَٰلِقِينَ 14

Arti:

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.  (QS. Al-Muminun : 14)

Translation:
Then We made the sperm-drop into a clinging clot, and We made the clot into a lump [of flesh], and We made [from] the lump, bones, and We covered the bones with flesh; then We developed him into another creation. So blessed is Allah, the best of creators.


Tafsir Tahlili:

Kemudian air mani itu Kami (Allah) kembangkan dalam beberapa minggu sehingga menjadi al-'alaq (yang menempel di dinding rahim), dari al-'alaq dijadikan segumpal daging, dan segumpal daging dijadikan tulang belulang, dan ada bagian yang dijadikan daging, kemudian tulang belulang itu dibungkus dengan daging, laksana pakaian penutup tubuh, kemudian dijadikan makhluk yang (berbentuk) lain, setelah ditiupkan Roh ke dalamnya, sehingga menjadi manusia yang sempurna, dapat berbicara, melihat, mendengar, berpikir yang tadinya hanya merupakan benda mati. Maka Mahasuci Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Menurut para saintis, Tahapan-tahapan dalam embriologi manusia sebagai berikut: ¢Nutfah, atau dalam bahasa Arabnya 'nutfa, mempunyai arti 'sedikit air, atau 'setetes air. Hal ini jelas mendeskripsikan air yang sedikit yang dipancarkan lelaki saat bersanggama. Air yang sedikit ini mengandung sperma. Sperma atau spermatozoa terdapat di dalam air yang menjijikan dan berbentuk ikan yang berekor panjang (ini adalah salah satu arti kata sulalah. Dalam surah As-Sajdah/32 ayat 8, air mani disebut sebagai "..... Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang diremehkan...." Surah al-Insan/76 ayat 2 dan as-Sajdh/32 ayat 8 berkaitan dengan kandungan dari air mani. Ilmu pengetahuan modern menemukan bahwa air mani terdiri atas empat macam lendir yang berbeda yang dihasilkan oleh empat kelenjar yang berbeda, yaitu kelenjar biji pelir, kelenjar saluran seminal, kelenjar prostat, dan kelenjar saluran kencing. ¢Sperma dibentuk di dalam buah pelir. Buah pelir sendiri dibentuk, sebagaimana dibuktikan ilmu pengetahuan, oleh sel-sel yang ada di bawah bakal ginjal, di bagian punggung embrio. Kelompok sel ini kemudian turun sampai di bawah tulang rusuk, pada saat beberapa minggu sebelum kelahiran bayi. Diperkirakan jumlah sperma dalam satu kali ejakulasi adalah 500 “ 600 juta ekor. Akan tetapi dari jumlah tersebut, hanya satu yang dapat melakukan pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, maka terjadi perubahan cepat dari indung telur. Ia segera menghasilkan membran yang mencegah sperma lain untuk ikut membuahi. ¢Setelah sel telur dibuahi, dan menempelkan diri di dinding uterus dan memperoleh makanan dari ibunya, maka ia akan tumbuh cepat. Pada waktu dua sampai tiga minggu kemudian, apabila dilihat dengan mata telanjang, ia akan berubah dari bentukan 'lintah atau 'alaqah ke bentukan 'mudhgah atau 'daging yang telah dikunyah. Pola yang terakhir ini sebetulnya dibentuk oleh adanya tonjolan dan lekukan, yang pada waktunya nanti akan menjadi organ-organ dalam (jantung, usus) dan luar (kaki, tangan). Surah al-hajj/22: 5 menambahkan satu catatan dari embrio. Dalam ayat ini, mudghah dideskripsikan dengan tambahan "yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna kejadiannya ....." Ini menggambarkan hal yang terjadi pada tahap 'diferensiasi, dimana banyak organ mulai berkembang dalam waktu yang tidak bersamaan. Sehingga menimbulkan situasi antara selesai di bagian lain namun belum sempurna di bagian lainnya. ¢Dua tahapan terakhir yang disebutkan pada surah al-Muminun/23: 14 bercerita tentang 'pembentukan tulang belulang setelah tahap mudgah. Pada akhirnya, ceritera diakhiri dengan memberinya "baju", yang terdiri atas daging dan otot. Apabila kita mengikuti pertumbuhan embrio, maka kira-kira pada umur empat minggu suatu proses 'diferensiasi mulai berjalan. Dalam proses ini kelompok-kelompok sel pada embrio akan berubah bentuk dan mulai membentuk organ-organ berukuran besar. Salah satu yang berkembang pertama kali adalah tulang tengkorak. Proses ini akan disusul kemudian oleh pembentukan calon otot, telinga, mata, ginjal, jantung dan banyak lagi. Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadis dari Abdullah bin Masud, bahwa Rasulullah mengatakan: "Sesungguhnya seseorang di antara kamu dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya empat puluh hari, kemudian menjadi 'alaqah seperti itu, kemudian menjadi mudhgah (gumpalan daging) seperti itu. Kemudian malaikat diutus kepadanya, lalu ia meniupkan ruh padanya. Dan ia diperintahkan kepada empat kalimat, rizqinya, ajalnya, amalnya, dan apakah ia seorang yang celaka atau bahagia. Demi Zat yang tidak ada tuhan selain-Nya, sesungguhnya seseorang di antara kamu beramal amalan penghuni surga, sehingga antara dia dan surga hanya tinggal satu hasta saja. Namun dia sudah tercatat sebagai penghuni neraka, maka ia mengakhiri amalnya dengan amalan penghuni neraka, sehingga ia masuk neraka. Dan sesungguhnya seseorang di antara kamu beramal amalan penghuni neraka, sehingga antara dia dengan neraka hanya tinggal satu hasta saja. Namun ia sudah tercatat sebagai penghuni surga, maka ia mengakhiri amalnya dengan amalan penghuni surga, sehingga ia masuk surga." (Riwayat Ahmad) Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Umar bin Khattab berkata: Keinginanku bersesuaian dengan kehendak Allah pada empat perkara. Pertama: Saya usulkan pada Rasulullah saw supaya di belakang Maqam Ibrahim dijadikan tempat salat maka turunlah firman Allah: Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat salat. (al-Baqarah/2: 125) Kedua: Saya usulkan kepada Rasulullah saw supaya istri-istrinya memasang tabir (hijab) bila kedatangan tamu laki-laki, yang kadang-kadang tidak saleh semuanya, maka turunlah firman Allah: Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. (al-Ahzab/33: 53) Ketiga: Saya berkata kepada istri-istri Nabi supaya berhenti menimbulkan kesulitan kepada beliau, karena mungkin Allah akan memberi ganti dengan istri-istri yang lebih baik, maka turunlah firman Allah: Jika dia (Nabi) menceraikan kamu, boleh jadi Tuhan akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik dari kamu. (at-Tahrim/66: 5) Keempat: Setelah turun ayat 12, 13 dan 14 Surah al-Mu'minun, maka saya ucapkan fatabarakallahu aḥsanul Khaliqin, dan Rasululah saw bersabda, "Demikian itu sesuai dengan yang diturunkan-Nya."




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 15

15 : سورة المؤمنون

ثُمَّ إِنَّكُم بَعْدَ ذَٰلِكَ لَمَيِّتُونَ 15

Arti:

Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.  (QS. Al-Muminun : 15)

Translation:
Then indeed, after that you are to die.


Tafsir Tahlili:

Kemudian sesudah penciptaanmu yang pertama itu, kamu sekalian pasti akan menemui ajalmu yang telah ditentukan. Allah berfirman: Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami. (al-Anbiya'/21: 35)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 16

16 : سورة المؤمنون

ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ تُبْعَثُونَ 16

Arti:

Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.  (QS. Al-Muminun : 16)

Translation:
Then indeed you, on the Day of Resurrection, will be resurrected.


Tafsir Tahlili:

Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan dari kuburmu pada hari Kiamat, untuk dihisab segala amal perbuatanmu selama berada di dunia ini, yang baik akan diberi pahala, yang buruk akan diberi siksa.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 17

17 : سورة المؤمنون

وَلَقَدْ خَلَقْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعَ طَرَآئِقَ وَمَا كُنَّا عَنِ ٱلْخَلْقِ غَٰفِلِينَ 17

Arti:

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).  (QS. Al-Muminun : 17)

Translation:
And We have created above you seven layered heavens, and never have We been of [Our] creation unaware.


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menciptakan di atas manusia tujuh lapis langit, sebagian berada di atas sebagian lain yang menjadi tempat peredaran bintang-bintang, yang telah dikenal orang sejak dahulu kala, dan telah ditemukan lagi beberapa bintang lainnya oleh ulama falak pada masa kini. Allah sekali-kali tidaklah lengah terhadap semua ciptaan itu, baik terhadap peredaran-peredaran maupun terhadap yang lainnya, karena peredaran semua planet di angkasa luar itu mengikuti peraturan tertentu. Seandainya Allah lengah terhadapnya, niscaya akan terjadi benturan-benturan planet itu satu sama lain, yang mengakibatkan timbulnya bencana yang tidak dapat diperkirakan kedahsyatannya. Memang itu pun akan terjadi, akan tetapi waktunya nanti pada hari Kiamat, di mana segala sesuatunya telah direncanakan di Lauh Mahfuz.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 18

18 : سورة المؤمنون

وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّٰهُ فِى ٱلْأَرْضِ وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍۭ بِهِۦ لَقَٰدِرُونَ 18

Arti:

Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.  (QS. Al-Muminun : 18)

Translation:
And We have sent down rain from the sky in a measured amount and settled it in the earth. And indeed, We are Able to take it away.


Tafsir Tahlili:

Lalu Allah menurunkan dari langit air hujan dengan kadar yang diperlukan, tidak terlalu lebat sehingga menimbulkan bencana banjir dan tidak terlalu sedikit sehingga cukup untuk mengairi kebun-kebun yang memerlukannya. Ada pula tanah-tanah yang memerlukan banyak air, akan tetapi tidak tahan menerima hujan yang lebat, maka air yang diperlukan itu didatangkan dari negeri lain melalui sungai-sungai yang besar seperti sungai Nil di Mesir yang bersumber di tengah-tengah benua Afrika. Di samping membawa air yang diperlukan, juga membawa lumpur yang sangat bermanfaat untuk menambah kesuburan. Air dapat tersimpan baik sebagai sungai-sungai, danau-danau dan bahkan sebagian tersimpan dalam bumi sebagai air tanah dangkal maupun air tanah dalam atau sering disebut sebagai groundwater. Sebagian dari air itu dijadikan Allah menetap dalam bumi untuk mengisi sumur-sumur dan parit-parit yang berfungsi dalam bidang irigasi, dan karena air dalam bumi itu bersentuhan pula dengan lapisan-lapisan logam dan zat kimia lainnya, air itu mengandung unsur-unsur kimiawi yang menambah kesuburan tanah, dan bila lewat di lereng gunung-gunung berapi dapat pula menjadi sumber-sumber air panas yang mengandung belerang, dan dapat dijadikan tempat pemandian air panas yang sangat berguna untuk menyembuhkan penyakit kulit dan sebagainya. Semua sumber penggunaan air itu, jika dimanfaatkan dengan rasa syukur kehadirat Allah, niscaya akan dapat dinikmati, akan tetapi jika manusia serakah dan merusaknya, maka sesungguhnya Allah berkuasa pula untuk menghilangkannya, terutama bila tempat-tempat itu dipakai untuk perbuatan maksiat.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 19

19 : سورة المؤمنون

فَأَنشَأْنَا لَكُم بِهِۦ جَنَّٰتٍ مِّن نَّخِيلٍ وَأَعْنَٰبٍ لَّكُمْ فِيهَا فَوَٰكِهُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ 19

Arti:

Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu kamu makan,  (QS. Al-Muminun : 19)

Translation:
And We brought forth for you thereby gardens of palm trees and grapevines in which for you are abundant fruits and from which you eat.


Tafsir Tahlili:

Lalu dengan sebab air hujan itu Allah menumbuhkan untuk manusia kebun-kebun kurma dan anggur dan buah-buahan lain yang beraneka warna yang dapat di makan. Ada pula dari tanam-tanaman itu yang menjadi sumber penghidupan, seperti dari hasil pohon lada, pala, cengkeh dan sebagainya. Dijadikan pula untuk manusia sejenis pohon kayu yang keluar dari gunung Sinai yaitu pohon zaitun yang banyak tumbuh di sekitar gunung itu, yang banyak menghasilkan minyak dan sering digunakan untuk melezatkan hidangan dan pada akhir-akhir ini dapat pula dijadikan bahan kosmetik dan obat-obatan karena minyak zaitun tidak mengandung kolesterol yang berbahaya bagi tubuh.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 20

20 : سورة المؤمنون

وَشَجَرَةً تَخْرُجُ مِن طُورِ سَيْنَآءَ تَنۢبُتُ بِٱلدُّهْنِ وَصِبْغٍ لِّلْءَاكِلِينَ 20

Arti:

dan pohon kayu keluar dari Thursina (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak, dan pemakan makanan bagi orang-orang yang makan.  (QS. Al-Muminun : 20)

Translation:
And [We brought forth] a tree issuing from Mount Sinai which produces oil and food for those who eat.


Tafsir Tahlili:

Lalu dengan sebab air hujan itu Allah menumbuhkan untuk manusia kebun-kebun kurma dan anggur dan buah-buahan lain yang beraneka warna yang dapat di makan. Ada pula dari tanam-tanaman itu yang menjadi sumber penghidupan, seperti dari hasil pohon lada, pala, cengkeh dan sebagainya. Dijadikan pula untuk manusia sejenis pohon kayu yang keluar dari gunung Sinai yaitu pohon zaitun yang banyak tumbuh di sekitar gunung itu, yang banyak menghasilkan minyak dan sering digunakan untuk melezatkan hidangan dan pada akhir-akhir ini dapat pula dijadikan bahan kosmetik dan obat-obatan karena minyak zaitun tidak mengandung kolesterol yang berbahaya bagi tubuh.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 21

21 : سورة المؤمنون

وَإِنَّ لَكُمْ فِى ٱلْأَنْعَٰمِ لَعِبْرَةً نُّسْقِيكُم مِّمَّا فِى بُطُونِهَا وَلَكُمْ فِيهَا مَنَٰفِعُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ 21

Arti:

Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu makan,  (QS. Al-Muminun : 21)

Translation:
And indeed, for you in livestock is a lesson. We give you drink from that which is in their bellies, and for you in them are numerous benefits, and from them you eat.


Tafsir Tahlili:

Sesungguhnya pada penciptaan binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran yang sangat penting bagi manusia di samping manfaatnya yang besar sebagai nikmat pemberian Allah. Binatang ternak bisa menjadi sumber pembelajaran dan bahan riset, misalnya bagaimana sapi yang makanan utamanya, setelah dikunyah dan masuk dalam perutnya, saripatinya kemudian bercampur dengan darah bisa menghasilkan susu yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Dari perutnya kemudian, Allah berkuasa untuk me-misahkan air susu dari percampuran dua benda yang kotor itu, yaitu darah dan kotoran sapi yang ada diperutnya, sebagaimana tersebut dalam firman Allah: Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu murni antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang yang meminumnya (an-Nahl/16: 66) Kemudian Allah menggambarkan dalam ayat lain kebahagiaan yang dirasakan pemilik sapi ketika melepaskan sapi-sapinya ke padang rumput di pagi hari. Kebahagiaan yang sama juga dirasakannya ketika ternak-ternak itu kembali ke kandangnya pada sore hari. Firman Allah: Dan kamu memperoleh keindahan padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya (ke tempat penggembalaan). (an-Nahl/16: 6) Jika diperinci, terdapat banyak manfaat yang diperoleh manusia dari binatang ternak itu: 1. Air susu yang sangat lezat untuk diminum dan mengandung berbagai unsur yang dibutuhkan tubuh agar tetap sehat, juga dapat dijadikan mentega, keju, dan lain-lain. 2. Bulu atau rambutnya dapat dijadikan bahan pakaian dan selimut yang sangat berguna terutama di musim dingin. 3. Dagingnya dapat dimakan segera atau diawetkan dalam kaleng. 4. Dijadikan kendaraan, terutama untuk pergi ke tempat yang jauh yang sulit dicapai dengan kendaraan lain seperti tersebut dalam ayat 21. Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah payah. (an-Nahl/16: 7)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 22

22 : سورة المؤمنون

وَعَلَيْهَا وَعَلَى ٱلْفُلْكِ تُحْمَلُونَ 22

Arti:

dan di atas punggung binatang-binatang ternak itu dan (juga) di atas perahu-perahu kamu diangkut.  (QS. Al-Muminun : 22)

Translation:
And upon them and on ships you are carried.


Tafsir Tahlili:

Di atas punggung binatang ternak itu, terutama unta, dapat dijadikan sarana untuk mengangkut manusia atau barang ke tempat yang sangat jauh melalui padang pasir yang sulit untuk dilalui oleh kendaraan lain, di samping dapat mempergunakan kapal-kapal sebagai kendaraan di laut. Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui. (an-Nahl/16: 8)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 23

23 : سورة المؤمنون

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦ فَقَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥٓ أَفَلَا تَتَّقُونَ 23

Arti:

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?"  (QS. Al-Muminun : 23)

Translation:
And We had certainly sent Noah to his people, and he said, "O my people, worship Allah; you have no deity other than Him; then will you not fear Him?"


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah mengutus Nuh kepada kaumnya untuk memberi peringatan kepada mereka tentang azab Allah, bila mereka membuat kemusyrikan kepada-Nya dan mendustakan Rasul-Nya, seraya berkata dengan lemah lembut kepada mereka, "Hai kaumku, sembahlah olehmu Allah Yang Esa, jangan sekali-kali mempersekutukan-Nya, karena tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak merasa takut akan azab-Nya, dan menjauhkan diri dari menyekutukan-Nya?"




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 24

24 : سورة المؤمنون

فَقَالَ ٱلْمَلَؤُا۟ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن قَوْمِهِۦ مَا هَٰذَآ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُرِيدُ أَن يَتَفَضَّلَ عَلَيْكُمْ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَأَنزَلَ مَلَٰٓئِكَةً مَّا سَمِعْنَا بِهَٰذَا فِىٓ ءَابَآئِنَا ٱلْأَوَّلِينَ 24

Arti:

Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya menjawab: "Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu.  (QS. Al-Muminun : 24)

Translation:
But the eminent among those who disbelieved from his people said, "This is not but a man like yourselves who wishes to take precedence over you; and if Allah had willed [to send a messenger], He would have sent down angels. We have not heard of this among our forefathers.


Tafsir Tahlili:

Seruan Nabi Nuh yang lemah lembut ini dijawab dengan cemoohan kaumnya, bahwa Nuh tidak lain hanya seorang manusia biasa seperti mereka, tidak mempunyai kelebihan apa-apa, baik fisik maupun mental sehingga ia pantas untuk menjadi utusan Allah dan menerima wahyu. Nuh dituduh hanya ingin menjadi orang yang kedudukannya lebih dari mereka, dan ingin lebih berkuasa. Untuk mencapai tujuannya itu, ia mengaku menjadi utusan Allah, padahal sebenarnya ia tidak pantas. Lalu mereka menyebutkan dua hal yang menjadi alasan untuk tidak mengakui Nuh sebagai utusan Allah. Pertama, seandainya Allah menghendaki mengutus seorang rasul yang memerintahkan beribadah hanya kepada Allah saja, tentu Dia mengutus beberapa malaikat, dan bukan mengutus seorang manusia biasa. Kedua, mereka belum pernah mendengar dari nenek moyang mereka sendiri apa yang dikemukakan oleh Nuh, tentang penyembahan hanya kepada Allah, Tuhan Yang Esa. Seruan kepada ketauhidan itu tidak ada dalam tradisi nenek moyang mereka, maka mereka menentang keras dakwah Nabi Nuh. Hal demikian menunjukkan bahwa mereka telah terseret dalam taklid buta dan kesesatan.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 25

25 : سورة المؤمنون

إِنْ هُوَ إِلَّا رَجُلٌۢ بِهِۦ جِنَّةٌ فَتَرَبَّصُوا۟ بِهِۦ حَتَّىٰ حِينٍ 25

Arti:

la tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu".  (QS. Al-Muminun : 25)

Translation:
He is not but a man possessed with madness, so wait concerning him for a time."


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menerangkan sikap orang-orang kafir akibat pandangan mereka yang meremehkan posisi Nuh sebagai rasul. Mereka mengatakan bahwa Nuh tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang miring otaknya, yang berbicara seenaknya, dan apa yang diucapkannya tidak beralasan sama sekali, sehingga tidak perlu dilayani. Oleh karena itu, mereka meminta kepada kaumnya untuk sabar sampai Nuh pada suatu waktu sadar dan kembali ke keadaannya yang normal dan kembali memeluk agama nenek moyang mereka. Ucapan mereka itu menunjukkan keingkarannya, padahal mereka mengetahui, bahwa Nuh orang yang paling cerdas pikirannya di antara mereka. Menyimak perkataan kaum Nabi Nuh, yang menolak kedudukannya sebagai rasul, bisa dikatakan bahwa setiap rasul seharusnya memiliki kelebihan dari umatnya dari segi akhlak dan mukjizat. Seorang rasul kedudukannya harus lebih tinggi karena dengan demikian semua petunjuknya akan diikuti. Di samping itu seorang rasul harus berwibawa, supaya dengan wibawanya ia dapat memimpin umatnya ke jalan yang benar, dan rasul itu maksum, yakni terpelihara dari segala dosa termasuk kesombongan. Ucapan mereka bahwa seruan kepada ketauhidan itu belum pernah mereka terima dari nenek moyang mereka dahulu. Padahal ucapan mereka itu tidak cukup untuk dijadikan alasan menolak risalah Nuh. Tuduhan mereka bahwa Nabi Nuh menderita sakit ingatan, bertentangan dengan kenyataan yang mereka lihat dan alami sendiri.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 26

26 : سورة المؤمنون

قَالَ رَبِّ ٱنصُرْنِى بِمَا كَذَّبُونِ 26

Arti:

Nuh berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku".  (QS. Al-Muminun : 26)

Translation:
[Noah] said, "My Lord, support me because they have denied me."


Tafsir Tahlili:

Setelah Nuh melihat keingkaran kaumnya yang tidak mau menyadari kesesatan mereka, padahal Nuh cukup lama melaksanakan kewajiban dakwahnya, maka Allah mewahyukan kepadanya bahwa kaumnya tidak akan pernah beriman. Pengikutnya yaitu orang-orang yang sudah beriman tidak akan bertambah lagi jumlahnya. Nuh kemudian berdoa kepada Tuhan supaya diberi pertolongan, seraya berdoa, "Ya Tuhanku, tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku." Doa Nuh itu disebutkan dalam firman Allah: Maka dia (Nuh) mengadu kepada Tuhannya, "Sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku)." (al-Qamar/54: 10) Dan seperti dalam firman-Nya: Dan Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. (Nuh/71: 26)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 27

27 : سورة المؤمنون

فَأَوْحَيْنَآ إِلَيْهِ أَنِ ٱصْنَعِ ٱلْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا فَإِذَا جَآءَ أَمْرُنَا وَفَارَ ٱلتَّنُّورُ فَٱسْلُكْ فِيهَا مِن كُلٍّ زَوْجَيْنِ ٱثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلَّا مَن سَبَقَ عَلَيْهِ ٱلْقَوْلُ مِنْهُمْ وَلَا تُخَٰطِبْنِى فِى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ 27

Arti:

Lalu Kami wahyukan kepadanya: "Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.  (QS. Al-Muminun : 27)

Translation:
So We inspired to him, "Construct the ship under Our observation, and Our inspiration, and when Our command comes and the oven overflows, put into the ship from each [creature] two mates and your family, except those for whom the decree [of destruction] has proceeded. And do not address Me concerning those who have wronged; indeed, they are to be drowned.


Tafsir Tahlili:

Setelah doa Nuh diperkenankan, maka Allah mewahyukan kepada-nya, agar ia mulai membuat perahu di bawah pengawasan dan petunjuk wahyu-Nya, supaya perahu itu kokoh dan tidak mudah mengalami kerusakan dan supaya Nuh mengetahui teknik pembuatannya, sebab pembuatan sebuah perahu yang besar dan kukuh tentu saja memerlukan keahlian. Apabila perintah Allah sudah datang untuk membinasakan kaumnya dengan topan yang besar, dan tanda-tandanya sudah tampak, yaitu tannur tempat membakar roti di bawah tanah sudah mulai memancarkan air, maka Allah menyuruh Nabi Nuh memasukkan ke dalam perahu itu sepasang jantan dan betina dari tiap-tiap jenis binatang. Dalam perahu dibuat bertingkat-tingkat. Tingkat yang paling bawah untuk binatang buas seperti singa, harimau, dan sebagainya. Di tingkat kedua binatang ternak seperti: sapi, kambing, dan sebagainya. Di tingkat ketiga semua jenis burung sepasang-pasang dan di tingkat yang paling atas sekali Nabi Nuh dengan sekalian keluarganya yang selamat, di antaranya tiga orang putranya: Sam, Ham dan Yafis. Adapun putra beliau yang bernama Kanan termasuk orang yang tenggelam, karena ia tidak mau ikut bersama ayahnya. Dengan dimasukkannya setiap jenis binatang yang ada pada waktu itu, maka perahu Nuh merupakan kebun binatang yang lengkap. Semua binatang yang tidak masuk ke dalam perahu dan orang kafir yang tidak mengikuti ajakan Nabi Nuh ditenggelamkan dalam topan besar itu, sesuai dengan ancaman Allah bahwa mereka akan ditimpa azab. Allah sebelumnya melarang Nuh supaya jangan memberitahukan rencana Allah dan maksud pembuatan perahu kepada orang-orang yang zalim itu, karena mereka semuanya akan ditenggelamkan.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 28

28 : سورة المؤمنون

فَإِذَا ٱسْتَوَيْتَ أَنتَ وَمَن مَّعَكَ عَلَى ٱلْفُلْكِ فَقُلِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى نَجَّىٰنَا مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ 28

Arti:

Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu, maka ucapkanlah: "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim".  (QS. Al-Muminun : 28)

Translation:
And when you have boarded the ship, you and those with you, then say, 'Praise to Allah who has saved us from the wrongdoing people.'


Tafsir Tahlili:

Allah memerintahkan kepada Nuh, jika ia bersama orang-orang yang beriman telah berada di atas perahu, maka ia harus mengucapkan pujian kepada Allah sebagai rasa syukur atas keselamatan mereka semuanya yang berada dalam perahu itu, "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim." Ayat ini memberi petunjuk bahwa kita tidak boleh merasa gembira dengan turunnya azab kepada orang atau golongan lain, kecuali bila di dalamnya mengandung keselamatan bagi kaum mukminin, terhindarnya mereka dari bahaya kemusnahan, dan tersapu bersihnya dunia dari segala bentuk kemusyrikan dan kemaksiatan. Menurut keterangan Ibnu 'Abbas ra bahwa yang berada dalam perahu Nuh itu selain semua jenis binatang itu ada 80 orang manusia, yaitu Nuh beserta tiga orang putranya beserta istri-istrinya dan 72 orang mukmin umat Nuh yang setia kepadanya.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 29

29 : سورة المؤمنون

وَقُل رَّبِّ أَنزِلْنِى مُنزَلًا مُّبَارَكًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْمُنزِلِينَ 29

Arti:

Dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat".  (QS. Al-Muminun : 29)

Translation:
And say, 'My Lord, let me land at a blessed landing place, and You are the best to accommodate [us].' "


Tafsir Tahlili:

Nuh disuruh berdoa pula, "Ya Tuhanku, turunkanlah aku, bila topan sudah berakhir, pada tempat yang diberkati dan hanya Engkaulah yang dapat memberi tempat yang sebaik-baiknya, yang mengetahui tempat-tempat yang cocok lagi selaras bagi kami." Qatadah berkata, Allah mengajarkan kepada kita supaya membaca doa ini ketika naik kapal: Dan dia berkata, "Naiklah kamu semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. (Hud/11: 41) Dan ketika berada di atas kendaraan membaca: Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami." (az-Zukhruf/43: 13-14)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 30

30 : سورة المؤمنون

إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ وَإِن كُنَّا لَمُبْتَلِينَ 30

Arti:

Sesungguhnya pada (kejadian) itu benar-benar terdapat beberapa tanda (kebesaran Allah), dan sesungguhnya Kami menimpakan azab (kepada kaum Nuh itu).  (QS. Al-Muminun : 30)

Translation:
Indeed in that are signs, and indeed, We are ever testing [Our servants].


Tafsir Tahlili:

Sesungguhnya dalam peristiwa topan besar yang membinasakan kaum Nuh yang mendustakan Rasul-Nya, dengan mengingkari keesaan Allah dan menyembah berhala-berhala, terdapat pelajaran bagi kaum Quraisy yang mendustakan kerasulan Muhammad saw, bahwa peristiwa yang menimpa kaum Nuh itu dapat pula menimpa kaum Quraisy yang berani mendustakan Rasulullah dan memusuhinya. Pada kejadian itu benar-benar terdapat beberapa azab yang sangat besar kepada kaum Nuh itu, supaya orang-orang yang datang kemudian mengambil pelajaran daripadanya, sesuai dengan firman Allah: Dan sungguh, kapal itu telah Kami jadikan sebagai tanda (pelajaran). Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (al-Qamar/54: 15)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 31

31 : سورة المؤمنون

ثُمَّ أَنشَأْنَا مِنۢ بَعْدِهِمْ قَرْنًا ءَاخَرِينَ 31

Arti:

Kemudian, Kami jadikan sesudah mereka umat yang lain.  (QS. Al-Muminun : 31)

Translation:
Then We produced after them a generation of others.


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menerangkan bahwa Allah menciptakan umat yang lain setelah kaum Nuh, yaitu Kaum 'Ad kaumnya Nabi Hud, kaum samud kaumnya Nabi Saleh, dan kaum Madyan yaitu kaumnya Nabi Syuaib. Dari tiga kaum ini pendapat yang paling kuat yang sesuai dengan ayat ini kaum 'Ad karena dalam sejarah kenabian setelah Nabi Nuh yang diutus kemudian adalah Nabi Hud. Jadi, yang dimaksud dengan qarnan akharin adalah kaum 'Ad, samud dan Madyan.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 32

32 : سورة المؤمنون

فَأَرْسَلْنَا فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥٓ أَفَلَا تَتَّقُونَ 32

Arti:

Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya).  (QS. Al-Muminun : 32)

Translation:
And We sent among them a messenger from themselves, [saying], "Worship Allah; you have no deity other than Him; then will you not fear Him?"


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengutus kepada kaum 'Ad itu seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yaitu Nabi Hud yang melaksanakan dakwah kepada mereka seraya menyerukan, "Hai kaumku, sembahlah Allah dan tinggalkanlah semua berhala-berhalamu, karena sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya melainkan Dia. Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?"




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 33

33 : سورة المؤمنون

وَقَالَ ٱلْمَلَأُ مِن قَوْمِهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَكَذَّبُوا۟ بِلِقَآءِ ٱلْءَاخِرَةِ وَأَتْرَفْنَٰهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا مَا هَٰذَآ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يَأْكُلُ مِمَّا تَأْكُلُونَ مِنْهُ وَيَشْرَبُ مِمَّا تَشْرَبُونَ 33

Arti:

Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia: "(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum.  (QS. Al-Muminun : 33)

Translation:
And the eminent among his people who disbelieved and denied the meeting of the Hereafter while We had given them luxury in the worldly life said, "This is not but a man like yourselves. He eats of that from which you eat and drinks of what you drink.


Tafsir Tahlili:

Pemuka-pemuka kaumnya yang kafir mengingkari ketauhidan kepada Allah, dan adanya kebangkitan dan hisab pada hari Kiamat karena terlalu cinta pada kemewahan hidup di dunia. Mereka menjawab seruan Nabi Hud dengan berkata, "Orang ini (Hud) tidak lain hanyalah seorang manusia biasa seperti kamu, tidak mempunyai kelebihan, makan minum biasa seperti kita. Karena itu seruannya tak usah dihiraukan sama sekali."




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 34

34 : سورة المؤمنون

وَلَئِنْ أَطَعْتُم بَشَرًا مِّثْلَكُمْ إِنَّكُمْ إِذًا لَّخَٰسِرُونَ 34

Arti:

Dan sesungguhnya jika kamu sekalian mentaati manusia yang seperti kamu, niscaya bila demikian, kamu benar-benar (menjadi) orang-orang yang merugi.  (QS. Al-Muminun : 34)

Translation:
And if you should obey a man like yourselves, indeed, you would then be losers.


Tafsir Tahlili:

Pemuka orang kafir itu melanjutkan ucapannya, "Jika kamu sekalian menaati manusia biasa seperti kamu, dan mengikuti saja seruan Hud tanpa penelitian lebih dahulu, niscaya kamu akan menjadi manusia yang merugi dan tertipu." Mereka tidak mau jika rasul itu hanya manusia biasa. Mereka ingin rasul itu dari malaikat sehingga tampak hebat dan luar biasa. Padahal jika rasul itu malaikat mereka pasti tidak mampu mengikutinya, karena karakter malaikat tidak sama dengan karakter manusia. Manusia tidak mungkin dapat mengikuti cara beribadah dan cara hidup malaikat yang tidak memiliki nafsu sehingga hidupnya selalu dan hanya untuk beribadah. Sedangkan manusia lemah, memiliki nafsu dan mudah tergoda oleh iblis dan setan.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 35

35 : سورة المؤمنون

أَيَعِدُكُمْ أَنَّكُمْ إِذَا مِتُّمْ وَكُنتُمْ تُرَابًا وَعِظَٰمًا أَنَّكُم مُّخْرَجُونَ 35

Arti:

Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari kuburmu)?  (QS. Al-Muminun : 35)

Translation:
Does he promise you that when you have died and become dust and bones that you will be brought forth [once more]?


Tafsir Tahlili:

Kemudian mereka menambah alasan keingkaran mereka kepada rasul yang diutus Allah, yaitu Nabi Hud dengan mengatakan bagaimana mungkin Nabi Hud menjanjikan kepada pengikutnya bahwa jika manusia sudah mati, dan badannya telah hancur dalam kubur dan hanya tinggal tulang-belulang saja, akan dibangkitkan lagi dalam keadaan utuh dari kuburannya itu untuk dihisab pada hari Kiamat. Mereka tidak mempercayainya karena hanya mengikuti pemikirannya yang dangkal, padahal dalam Surah Yasin Allah telah berfirman: Katakanlah (Muhammad), "Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (Yasin/36: 79)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 36

36 : سورة المؤمنون

هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ لِمَا تُوعَدُونَ 36

Arti:

jauh, jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu itu,  (QS. Al-Muminun : 36)

Translation:
How far, how far, is that which you are promised.


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menjelaskan bahwa apa yang dikatakan Nabi Hud tentang kebangkitan, menurut mereka mustahil terjadi. Mereka tidak mau beranjak dari pikirannya yang sederhana untuk melihat kenyataan bahwa ada kekuasaan Allah di luar kekuasaan manusia. Allah yang telah menciptakan alam semesta dan seluruh manusia.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 37

37 : سورة المؤمنون

إِنْ هِىَ إِلَّا حَيَاتُنَا ٱلدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ 37

Arti:

kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi,  (QS. Al-Muminun : 37)

Translation:
Life is not but our worldly life - we die and live, but we will not be resurrected.


Tafsir Tahlili:

Kemudian mereka mempertegas keingkaran mereka dengan ucapan, "Kehidupan yang sebenarnya hanya kehidupan dunia ini saja. Sebagian kita ada yang hidup kemudian mati, disusul pula oleh yang lain secara silih berganti, generasi demi generasi, tak beda seperti tanaman, di sana ada yang bercocok tanam dan di situ ada yang panen. Kita sekalian tidak akan dibangkitkan lagi setelah mati." Orang-orang kafir hanya memandang kehidupan manusia seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang yang dari waktu ke waktu hanya mengalami pergantian generasi, dan tidak ada perkembangan pikiran dan kebudayaan, serta tidak ada tanggung jawab dalam perbuatannya sehari-hari.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 38

38 : سورة المؤمنون

إِنْ هُوَ إِلَّا رَجُلٌ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا وَمَا نَحْنُ لَهُۥ بِمُؤْمِنِينَ 38

Arti:

Ia tidak lain hanyalah seorang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan kami sekali-kali tidak akan beriman kepadanya".  (QS. Al-Muminun : 38)

Translation:
He is not but a man who has invented a lie about Allah, and we will not believe him."


Tafsir Tahlili:

Mereka tidak saja mengingkari kebangkitan setelah mati, tetapi juga melemparkan tuduhan kepada Hud bahwa ia berbuat dusta kepada Allah. Mereka berkata, "Orang itu memang mengadakan kedustaan terhadap Allah dan kami sekali-kali tidak akan beriman kepadanya."




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 39

39 : سورة المؤمنون

قَالَ رَبِّ ٱنصُرْنِى بِمَا كَذَّبُونِ 39

Arti:

Rasul itu berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakanku".  (QS. Al-Muminun : 39)

Translation:
He said, "My Lord, support me because they have denied me."


Tafsir Tahlili:

Ketika Hud mendengar ucapan kaumnya, bahwa mereka sama sekali tidak akan beriman kepadanya, maka beliau berdoa kepada Allah, "Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakan aku, walaupun aku telah menjalankan segala daya upaya untuk memberi petunjuk kepada mereka, tetapi mereka telah menutup semua pintu-pintu hidayah, sehingga aku merasa berputus asa dari keimanan mereka itu."




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 40

40 : سورة المؤمنون

قَالَ عَمَّا قَلِيلٍ لَّيُصْبِحُنَّ نَٰدِمِينَ 40

Arti:

Allah berfirman: "Dalam sedikit waktu lagi pasti mereka akan menjadi orang-orang yang menyesal".  (QS. Al-Muminun : 40)

Translation:
[Allah] said, "After a little, they will surely become regretful."


Tafsir Tahlili:

Allah berfirman, "Tunggulah, tidak lama lagi orang-orang yang mendustakanmu itu semuanya akan menjadi orang-orang yang menyesal. Azab-Ku akan menimpa mereka dan pada waktu itu semua penyesalan tidak akan berguna lagi."




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 41

41 : سورة المؤمنون

فَأَخَذَتْهُمُ ٱلصَّيْحَةُ بِٱلْحَقِّ فَجَعَلْنَٰهُمْ غُثَآءً فَبُعْدًا لِّلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ 41

Arti:

Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang zalim itu.  (QS. Al-Muminun : 41)

Translation:
So the shriek seized them in truth, and We made them as [plant] stubble. Then away with the wrongdoing people.


Tafsir Tahlili:

Maka mereka dimusnahkan dengan azab yang tidak ada bandingannya, yaitu dihancurkan oleh air dan suara yang mengguntur dengan dahsyat. Mereka dijadikan sebagai sampah banjir besar yang tidak berfaedah sama sekali, maka orang-orang yang zalim itu menjadi binasa.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 42

42 : سورة المؤمنون

ثُمَّ أَنشَأْنَا مِنۢ بَعْدِهِمْ قُرُونًا ءَاخَرِينَ 42

Arti:

Kemudian Kami ciptakan sesudah mereka umat-umat yang lain.  (QS. Al-Muminun : 42)

Translation:
Then We produced after them other generations.


Tafsir Tahlili:

Setelah kehancuran kaum 'Ad, pada ayat ini diterangkan tentang kaum samud, kaum negeri Madyan dan negeri Aikah, serta negeri Sodom. Kepada kaum samud Allah mengutus Nabi Saleh, tetapi kaum samud menolaknya, bahkan sampai membunuh unta Nabi Saleh yang merupakan mukjizatnya. Sedangkan kepada penduduk Madyan dan Aikah, Allah mengutus Nabi Syuaib. Mereka juga durhaka dan menolak Nabi Syuaib, serta mereka suka mengurangi timbangan. Penduduk Sodom juga mengingkari Nabi Lut dan banyak yang melakukan homoseksual.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 43

43 : سورة المؤمنون

مَا تَسْبِقُ مِنْ أُمَّةٍ أَجَلَهَا وَمَا يَسْتَـْٔخِرُونَ 43

Arti:

Tidak (dapat) sesuatu umatpun mendahului ajalnya, dan tidak (dapat pula) mereka terlambat (dari ajalnya itu).  (QS. Al-Muminun : 43)

Translation:
No nation will precede its time [of termination], nor will they remain [thereafter].


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa tidak ada satu umat pun yang dapat mempercepat ajal atau kehancuran mereka, dan tidak pula dapat menundanya. Semua itu berlaku sesuai dengan ketentuan Allah Yang Mahakuasa, yang mengatur alam ini dengan segala isinya dengan tertib, teratur dan lancar. Oleh karena itu, umat-umat yang telah binasa itu tidak dapat mendahului ajalnya yang telah ditentukan dan tidak pula mereka dapat mengundurkannya atau menundanya, sebab setiap umat telah ada ketetapan lebih dahulu di Lauh Mahfuz, berapa lama mereka akan mengalami hidup di dunia.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 44

44 : سورة المؤمنون

ثُمَّ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا تَتْرَا كُلَّ مَا جَآءَ أُمَّةً رَّسُولُهَا كَذَّبُوهُ فَأَتْبَعْنَا بَعْضَهُم بَعْضًا وَجَعَلْنَٰهُمْ أَحَادِيثَ فَبُعْدًا لِّقَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُونَ 44

Arti:

Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain. Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman.  (QS. Al-Muminun : 44)

Translation:
Then We sent Our messengers in succession. Every time there came to a nation its messenger, they denied him, so We made them follow one another [to destruction], and We made them narrations. So away with a people who do not believe.


Tafsir Tahlili:

Kemudian Allah mengutus kepada umat-umat itu para rasul-Nya secara berturut-turut dalam beberapa masa yang berbeda. Pada setiap periode ada rasul Allah yang berfungsi menyampaikan risalah-Nya. Demikianlah mereka datang silih berganti sampai kepada nabi penutup yaitu Nabi Muhammad, setiap diutus rasul kepada umatnya, umat itu mendustakannya. Oleh karena masing-masing umat itu mendustakan rasul-Nya, maka Allah membinasakan mereka berturut-turut dan Allah menjadikan kisah mereka buah tutur manusia yang datang kemudian. Kisah mereka sering disebut, baik dalam percakapannya sehari-hari maupun dalam pelajaran sejarah umat-umat yang pernah mendustakan nabi-nabi-Nya.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 45

45 : سورة المؤمنون

ثُمَّ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ وَأَخَاهُ هَٰرُونَ بِـَٔايَٰتِنَا وَسُلْطَٰنٍ مُّبِينٍ 45

Arti:

Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda-tanda (Kebesaran) Kami, dan bukti yang nyata,  (QS. Al-Muminun : 45)

Translation:
Then We sent Moses and his brother Aaron with Our signs and a clear authority


Tafsir Tahlili:

Allah mengutus Musa dan saudaranya Harun (sebagai pembantu-nya) kepada Fir'aun dan kaumnya dengan membawa sembilan macam mukjizat seperti yang telah tersebut dalam Surah al-A'raf dan hujjah yang nyata atas kerasulannya, agar mereka hanya menyembah kepada Allah dan meninggalkan kemusyrikan kepada-Nya, dan agar mereka jangan menyiksa Bani Israil yang berada di Mesir, dan membolehkan mereka dibawa kembali oleh Musa dan Harun kembali ke negeri asal Nabi Yakub di Palestina. Musa dan Harun datang kepada Fir'aun dengan seruan yang lemah lembut sebagaimana dalam firman-Nya: Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut. (thaha/20: 44)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 46

46 : سورة المؤمنون

إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَإِي۟هِۦ فَٱسْتَكْبَرُوا۟ وَكَانُوا۟ قَوْمًا عَالِينَ 46

Arti:

kepada Fir'aun dan pembesar-pembesar kaumnya, maka mereka ini takbur dan mereka adalah orang-orang yang sombong.  (QS. Al-Muminun : 46)

Translation:
To Pharaoh and his establishment, but they were arrogant and were a haughty people.


Tafsir Tahlili:

Musa dan Harun datang kepada Fir'aun dan pembesar-pembesar kaumnya disertai dengan alasan dan hujjah yang kuat, namun mereka tidak juga menyadari, bahkan mereka bersikap sombong sebagaimana kebiasaan mereka.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 47

47 : سورة المؤمنون

فَقَالُوٓا۟ أَنُؤْمِنُ لِبَشَرَيْنِ مِثْلِنَا وَقَوْمُهُمَا لَنَا عَٰبِدُونَ 47

Arti:

Dan mereka berkata: "Apakah (patut) kita percaya kepada dua orang manusia seperti kita (juga), padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?"  (QS. Al-Muminun : 47)

Translation:
They said, "Should we believe two men like ourselves while their people are for us in servitude?"


Tafsir Tahlili:

Mereka berkata, "Apakah kita pantas percaya kepada dua orang manusia seperti kita juga? Apakah patut kita tunduk pada keduanya, padahal mereka itu adalah golongan hamba-hamba dan pembantu-pembantu yang tunduk kepada kita sebagai majikan dan tuannya?" Mereka menyamakan misi menyampaikan tugas risalah dari Allah yang berdasarkan keikhlasan, kepercayaan dan kejujuran, seperti jabatan keduniaan yang bersumber kepada kepangkatan dan kekayaan. Pandangan mereka itu juga dipegang oleh orang kafir Quraisy, sebagaimana dijelaskan dalam ayat ini: Dan mereka (juga) berkata, "Mengapa Al-Qur'an ini tidak diturunkan kepada orang besar (kaya dan berpengaruh) dari salah satu dua negeri ini (Mekah dan Taif)?" (az-Zukhruf/43: 31) Mereka mengingkari wahyu dan kenabian Muhammad saw, karena menurut jalan pikiran mereka, orang yang diangkat menjadi rasul itu hendaklah orang yang kaya dan berpengaruh. Mereka tidak mengetahui bahwa pilihan Allah untuk kerasulan itu tidak didasarkan kepada kekayaan atau kepangkatan, akan tetapi semata-mata kepada karunia Allah, yang sudah ada ketetapannya di alam azali, dan hubungannya dengan keluhuran budi pekerti, kesucian dan kejujuran serta kesayangan kepada umatnya. Para nabi karena kesucian batin mereka tidak terpengaruh oleh alam kebendaan. Mereka menerima wahyu dengan perantaraan malaikat, dan melayani segala kepentingan umatnya. Mereka tetap berhubungan dengan Tuhan mereka. Apabila orang-orang kafir merasa aneh dan mempertanyakan mengapa Allah mengutus utusan-Nya dari kalangan manusia sendiri, maka lebih aneh dan ajaib lagi, jika dipertanyakan mengapa mereka menjadikan kayu dan batu, yang dibuat dan diukir oleh tangan mereka sendiri sebagai Tuhan. Sungguh tepat apa yang difirmankan dalam ayat: Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada. (al-hajj/22: 46)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 48

48 : سورة المؤمنون

فَكَذَّبُوهُمَا فَكَانُوا۟ مِنَ ٱلْمُهْلَكِينَ 48

Arti:

Maka (tetaplah) mereka mendustakan keduanya, sebab itu mereka adalah termasuk orang-orang yang dibinasakan.  (QS. Al-Muminun : 48)

Translation:
So they denied them and were of those destroyed.


Tafsir Tahlili:

Fir'aun dan para pembesar kaumnya tetap mendustakan Musa dan Harun. Dengan demikian, mereka termasuk orang-orang yang dibinasakan dengan cara ditenggelamkan di Laut Merah.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 49

49 : سورة المؤمنون

وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى ٱلْكِتَٰبَ لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ 49

Arti:

Dan sesungguhnya telah Kami berikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, agar mereka (Bani Israil) mendapat petunjuk.  (QS. Al-Muminun : 49)

Translation:
And We certainly gave Moses the Scripture that perhaps they would be guided.


Tafsir Tahlili:

Kemudian setelah musuh-musuh Musa dan Harun ditenggelamkan (dibinasakan), Allah menerangkan karunia-Nya yang dilimpahkan kepada para utusan-Nya, bahwa Dia telah menurunkan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa, yang di dalamnya berisi hukum-hukum syariat, beberapa perintah dan larangan, dengan harapan agar Bani Israil mendapat petunjuk ke jalan yang membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 50

50 : سورة المؤمنون

وَجَعَلْنَا ٱبْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُۥٓ ءَايَةً وَءَاوَيْنَٰهُمَآ إِلَىٰ رَبْوَةٍ ذَاتِ قَرَارٍ وَمَعِينٍ 50

Arti:

Dan telah Kami jadikan (Isa) putera Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaan Kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.  (QS. Al-Muminun : 50)

Translation:
And We made the son of Mary and his mother a sign and sheltered them within a high ground having level [areas] and flowing water.


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menjadikan Isa putra Maryam sebagai tanda kekuasaan Allah yang dapat menciptakan seorang manusia hanya dari seorang ibu saja tanpa ayah, dan memberi kemampuan kepada seorang bayi berbicara sebelum waktunya, dan memberi mukjizat kepadanya, dapat menyembuhkan orang buta sejak lahir, menghidupkan orang yang sudah mati dari kuburannya, membuat burung dari tanah liat yang bisa terbang, dan sebagainya. Kelahiran Isa dari seorang ibu yaitu Maryam dijadikan bukti kekuasaan Allah, karena hamil tanpa disentuh manusia. Maryam dan putranya menjadi tanda kekuasaan Allah bagi seluruh manusia sebagaimana dalam firman-Nya: Dan (ingatlah kisah Maryam) yang memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan (roh) dari Kami ke dalam (tubuh)nya; Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda (kebesaran Allah) bagi seluruh alam. (al- Anbiya'/21: 91) Allah menjelaskan bahwa Isa dan ibunya diberi tempat kediaman dan dilindungi di suatu dataran yang tinggi di daerah Palestina yang mempunyai padang rumput dan sumber air jernih yang mengalir. Nabi Isa dan Maryam selama hidupnya tidak pernah keluar dari Palestina atau Syam. Ada yang mengatakan bahwa Nabi Isa pergi ke Rabwah dekat Lahore di Pakistan dan meninggal dunia di sana, tetapi pendapat ini tidak mempunyai dasar sama sekali.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 51

51 : سورة المؤمنون

يَٰٓأَيُّهَا ٱلرُّسُلُ كُلُوا۟ مِنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَٱعْمَلُوا۟ صَٰلِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ 51

Arti:

Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.  (QS. Al-Muminun : 51)

Translation:
[Allah said], "O messengers, eat from the good foods and work righteousness. Indeed, I, of what you do, am Knowing.


Tafsir Tahlili:

Allah memerintahkan kepada para nabi supaya memakan rezeki yang halal dan baik yang dikaruniakan Allah kepadanya dan sekali-kali tidak dibolehkan memakan harta yang haram, selalu mengerjakan perbuatan yang baik, dan menjauhi perbuatan yang keji dan mungkar. Para nabi itulah orang yang pertama yang harus mematuhi perintah Allah, karena mereka akan menjadi teladan bagi umat di mana mereka diutus untuk menyampaikan risalah Tuhannya. Perintah ini walaupun hanya ditunjukkan kepada para nabi, tetapi ia berlaku pula terhadap umat mereka tanpa terkecuali, karena para nabi itu menjadi panutan bagi umatnya kecuali dalam beberapa hal yang dikhususkan untuk para nabi saja, karena tidak sesuai jika diwajibkan pula kepada umatnya. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: Hai manusia, sesungguhnya Allah Ta'ala adalah baik, Dia tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah Ta'ala memerintahkan kepada orang-orang yang beriman apa yang diperintahkan-Nya kepada Rasul-rasul-Nya. Maka Rasulullah saw membaca ayat ini (ya ayyuhar-rusulu kulu minath-thayyibati wa'malu saliha inni bima ta'malu 'alim, "Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.). Kemudian Rasulullah saw membaca lagi ayat ya ayyuhalladzina amanu kulu min thayyibati ma razaqnakum¦Kemudian Nabi menerangkan keadaan seseorang yang telah melakukan perjalanan panjang (lama), rambutnya tidak teratur dan penuh debu, dan makanannya dari yang haram, minumannya dari yang haram dan pakaiannya dari yang haram pula. Orang itu berkata sambil menadahkan tangan ke langit, "Ya Tuhanku! Ya Tuhanku! Bagaimana mungkin doanya itu akan terkabul?" (Riwayat Muslim dan at-Tirmidzi) Pada ayat ini Allah mendahulukan perintah memakan makanan yang halal dan baik baru beramal saleh. Hal ini berarti amal yang saleh itu tidak akan diterima oleh Allah kecuali bila orang yang mengerjakannya memakan harta yang halal dan baik dan menjauhi harta yang haram. Menurut riwayat yang diterima dari Rasulullah, beliau pernah bersabda: Sesungguhnya Allah tidak menerima ibadah orang yang dalam perutnya terdapat sesuap makanan yang haram. Dan diriwayatkan dengan sahih pula bahwa Nabi saw bersabda, "Setiap daging yang tumbuh dari makanan yang haram maka neraka lebih berhak membakarnya." (Riwayat Muslim dan at-Tirmizi) Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi hatim dan Ibnu Mardawaih dari Ummi Abdillah saudara perempuan Syaddad bin Aus ra: Bahwa Ummi Abdillah mengirimkan seteko susu kepada Rasulullah ketika beliau akan berbuka puasa. Susu itu ditolak oleh Rasulullah dan beliau menyuruh pembawa susu itu kembali dan menanyakan kepadanya dari mana susu itu didapatnya. Ummi Abdillah menjawab, "Itu susu dari kambingku sendiri." Kemudian susu itu ditolak lagi dan pesuruh Ummi Abdillah disuruh lagi menanyakan dari mana kambing itu didapat. Ummi Abdillah menjawab, ' saya beli kambing itu dengan uangku sendiri." Kemudian barulah Rasulullah menerima susu itu. Keesokan harinya Ummi Abdillah datang menemui Rasulullah dan bertanya, "Wahai Rasulullah, mengapa engkau selalu menolak susu itu?" Rasulullah menjawab, "Para rasul diperintahkan supaya jangan memakan kecuali yang baik-baik dan jangan berbuat sesuatu kecuali yang baik-baik pula." (Riwayat Ibnu Abi hatim dan Ibnu Mardawaih) Demikianlah perintah Allah kepada para Rasul-Nya yang harus dipatuhi oleh umat manusia karena Allah Maha Mengetahui amal perbuatan manusia, tak ada satu pun yang tersembunyi bagi-Nya. Dia akan membalas perbuatan yang baik dengan berlipat ganda dan perbuatan jahat dengan balasan yang setimpal.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 52

52 : سورة المؤمنون

وَإِنَّ هَٰذِهِۦٓ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَٰحِدَةً وَأَنَا۠ رَبُّكُمْ فَٱتَّقُونِ 52

Arti:

Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.  (QS. Al-Muminun : 52)

Translation:
And indeed this, your religion, is one religion, and I am your Lord, so fear Me."


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah menerangkan agama para rasul itu adalah agama yang satu yaitu agama tauhid yang menyembah Allah yang Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Tidak ada seorang rasul pun yang menyimpang dari prinsip ini. Kalau dalam suatu agama terdapat sedikit saja penyimpang-an dari prinsip ini maka agama itu bukanlah agama yang dibawa oleh seorang rasul, berarti agama itu telah diubah-ubah oleh pengikutnya dan tidak orisinil lagi. Mustahil Allah Yang Maha Esa memilih dan mengangkat seorang rasul dengan membawa agama yang bertentangan dengan kebenaran dan kemurnian keesaan-Nya. Meskipun syariat dan peraturan-peraturan yang dibawa para nabi dan rasul berbeda-beda sesuai dengan masa dan tempat di mana mereka diutus, tetapi mengenai dasar tauhid tidak ada sedikit pun perbedaan antara mereka. Oleh sebab itu Allah menegaskan lagi dalam ayat ini bahwa Dia adalah Tuhan Semesta Alam, hendaknya semua manusia menyembah dan bertakwa hanya kepada-Nya dan sekali-kali jangan menyekutukan-Nya dengan siapa pun dan sesuatu apapun. Rasulullah saw bersabda, "Kami para nabi adalah (ibarat) saudara-saudara seayah, agama kami adalah satu." (Riwayat al-Bukhari, Muslim dan Dawud)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 53

53 : سورة المؤمنون

فَتَقَطَّعُوٓا۟ أَمْرَهُم بَيْنَهُمْ زُبُرًا كُلُّ حِزْبٍۭ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ 53

Arti:

Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing).  (QS. Al-Muminun : 53)

Translation:
But the people divided their religion among them into sects - each faction, in what it has, rejoicing.


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa umat para rasul itu telah menyimpang dari ajaran rasul-rasul mereka sehingga terpecah belah menjadi beberapa golongan. Masing-masing golongan menganggap bahwa golongannyalah yang benar, sedang golongan yang lain adalah salah. Demikianlah sejarah agama-agama samawi yang dibawa para nabi dan rasul. Pada mulanya agama-agama itu tetap suci dan murni, tak sedikit pun dimasuki oleh dasar-dasar kesyirikan, tetapi dengan berangsur-angsur sedikit demi sedikit paham tauhid yang murni itu dimasuki oleh paham-paham lain yang berbau syirik atau menyimpang sama sekali dari dasar tauhid. Akibatnya, manusia terjatuh ke jurang kesesatan, bahkan ada di antara mereka yang menyembah manusia, binatang, dan benda-benda seperti patung dan berhala. Namun demikian, kita dapat mengetahui suci dan murninya suatu agama jika masih berpegang teguh kepada paham tauhid. Bila dalam agama itu tidak terdapat sedikit pun penyimpangan dari dasar tauhid, maka agama itu pastilah agama yang asli dan murni. Tetapi bila terdapat di dalamnya paham yang menyimpang dari dasar itu, maka agama itu tidak murni lagi dan telah kemasukan paham-paham yang sesat. Paham-paham yang sesat inilah yang telah dianut oleh kaum musyrikin Mekah sekalipun mereka mendakwahkan bahwa mereka adalah pengikut Nabi Ibrahim. Mereka telah jauh tersesat dari ajaran Nabi Ibrahim, tetapi mereka tetap membanggakan bahwa agama merekalah yang benar, walaupun yang mereka sembah adalah benda-benda mati yang tidak bermanfaat sedikit pun dan tidak pula berdaya menolak kemudaratan. Mereka menentang dengan keras ajaran tauhid yang dibawa Nabi Muhammad saw dan mengancam akan bertindak tegas terhadap siapa saja yang menentang mereka.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 54

54 : سورة المؤمنون

فَذَرْهُمْ فِى غَمْرَتِهِمْ حَتَّىٰ حِينٍ 54

Arti:

Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu.  (QS. Al-Muminun : 54)

Translation:
So leave them in their confusion for a time.


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar membiarkan orang-orang yang keras kepala yang tidak mau menerima kebenaran itu sampai tiba saatnya Allah akan menyiksa mereka baik di dunia maupun di akhirat nanti, di mana mereka akan menyaksikan sendiri bagaimana hebat dan dahsyatnya siksaan yang disediakan untuk mereka. Adapun siksaan di dunia ialah malapetaka yang menimpa mereka pada waktu Perang Badar dimana mereka mengalami kekalahan besar dan kehancuran. Perintah seperti ini terdapat pula pada ayat lain, seperti firman Allah: Karena itu berilah penangguhan kepada orang-orang kafir itu. Berilah mereka itu kesempatan untuk sementara waktu. (ath-thariq/86: 17) Dan firman-Nya: Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong) mereka, kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya). (al-hijr/15: 3)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 55

55 : سورة المؤمنون

أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُم بِهِۦ مِن مَّالٍ وَبَنِينَ 55

Arti:

Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa),  (QS. Al-Muminun : 55)

Translation:
Do they think that what We extend to them of wealth and children


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir itu telah ditipu dan diperdayakan oleh harta dan anak-anak mereka padahal harta kekayaan dan anak-anak yang banyak itu bukanlah tanda bahwa Allah meridai mereka. Mereka membangga-banggakan harta dan kekayaan mereka terhadap kaum Muslimin yang di kala itu dalam keadaan serba kekurangan, seperti tersebut dalam firman Allah: Dan mereka berkata, "Kami memiliki lebih banyak harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami tidak akan diazab." (Saba/34: 35) Sebenarnya Allah memberikan kelapangan rezeki kepada orang kafir hanya semata-mata untuk menjerumuskan mereka ke lembah kemaksiatan dan kedurhakaan karena sikap mereka yang sangat congkak dan sombong terhadap ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw. Dengan harta dan anak-anak yang banyak itu mereka akan menjadi lupa daratan seakan-akan merekalah yang benar dan berkuasa. Apa saja yang mereka lakukan adalah hak mereka walaupun dengan perbuatan itu mereka menginjak-injak hak orang lain dan menganiaya kaum yang lemah. Tetapi pada suatu saat Allah pasti akan menyiksa mereka, karena menjadi sunnatullah bahwa kezaliman dan penganiayaan itu tidak akan kekal, bahkan akan hancur dan musnah. Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya: Maka janganlah harta dan anak-anak mereka membuatmu kagum. Sesungguhnya maksud Allah dengan itu adalah untuk menyiksa mereka dalam kehidupan dunia dan kelak akan mati dalam keadaan kafir. (at-Taubah/9: 55) Dan firman-Nya: Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah; dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan. (Ali 'Imran/3: 178) Qatadah, seorang mufassir telah memberikan ulasannya mengenai ayat ini sebagai berikut, "Allah telah memperdayakan orang-orang kafir itu dengan harta dan anak-anak mereka. Hai anak Adam, janganlah kamu menganggap seseorang terhormat karena harta kekayaan dan anak-anaknya, tetapi hormatilah dia karena iman dan amal saleh." Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah telah membagi-bagi akhlak di antara kamu sebagai-mana Dia telah membagi-bagikan rezeki di antara kamu. Sesungguhnya Allah memberikan nikmat dunia kepada orang yang diridai-Nya dan kepada orang yang tidak diridai-Nya. Dan Dia tidak memberikan keteguhan beragama melainkan kepada yang Ia rida. Dan barangsiapa yang Allah berikan kepadanya keteguhan beragama, berarti Allah meridainya. Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak Islam seorang hamba kecuali bila telah Islam pula batin dan lidahnya, tidak beriman dia kecuali tetangganya merasa aman terhadap kejahatannya. Para sahabat bertanya, "Apakah kejahatannya itu, ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Penipuan dan kezalimannya." (Riwayat Ahmad)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 56

56 : سورة المؤمنون

نُسَارِعُ لَهُمْ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ بَل لَّا يَشْعُرُونَ 56

Arti:

Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.  (QS. Al-Muminun : 56)

Translation:
Is [because] We hasten for them good things? Rather, they do not perceive.


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir itu telah ditipu dan diperdayakan oleh harta dan anak-anak mereka padahal harta kekayaan dan anak-anak yang banyak itu bukanlah tanda bahwa Allah meridai mereka. Mereka membangga-banggakan harta dan kekayaan mereka terhadap kaum Muslimin yang di kala itu dalam keadaan serba kekurangan, seperti tersebut dalam firman Allah: Dan mereka berkata, "Kami memiliki lebih banyak harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami tidak akan diazab." (Saba/34: 35) Sebenarnya Allah memberikan kelapangan rezeki kepada orang kafir hanya semata-mata untuk menjerumuskan mereka ke lembah kemaksiatan dan kedurhakaan karena sikap mereka yang sangat congkak dan sombong terhadap ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw. Dengan harta dan anak-anak yang banyak itu mereka akan menjadi lupa daratan seakan-akan merekalah yang benar dan berkuasa. Apa saja yang mereka lakukan adalah hak mereka walaupun dengan perbuatan itu mereka menginjak-injak hak orang lain dan menganiaya kaum yang lemah. Tetapi pada suatu saat Allah pasti akan menyiksa mereka, karena menjadi sunnatullah bahwa kezaliman dan penganiayaan itu tidak akan kekal, bahkan akan hancur dan musnah. Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya: Maka janganlah harta dan anak-anak mereka membuatmu kagum. Sesungguhnya maksud Allah dengan itu adalah untuk menyiksa mereka dalam kehidupan dunia dan kelak akan mati dalam keadaan kafir. (at-Taubah/9: 55) Dan firman-Nya: Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah; dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan. (Ali 'Imran/3: 178) Qatadah, seorang mufassir telah memberikan ulasannya mengenai ayat ini sebagai berikut, "Allah telah memperdayakan orang-orang kafir itu dengan harta dan anak-anak mereka. Hai anak Adam, janganlah kamu menganggap seseorang terhormat karena harta kekayaan dan anak-anaknya, tetapi hormatilah dia karena iman dan amal saleh." Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah telah membagi-bagi akhlak di antara kamu sebagai-mana Dia telah membagi-bagikan rezeki di antara kamu. Sesungguhnya Allah memberikan nikmat dunia kepada orang yang diridai-Nya dan kepada orang yang tidak diridai-Nya. Dan Dia tidak memberikan keteguhan beragama melainkan kepada yang Ia rida. Dan barangsiapa yang Allah berikan kepadanya keteguhan beragama, berarti Allah meridainya. Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak Islam seorang hamba kecuali bila telah Islam pula batin dan lidahnya, tidak beriman dia kecuali tetangganya merasa aman terhadap kejahatannya. Para sahabat bertanya, "Apakah kejahatannya itu, ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Penipuan dan kezalimannya." (Riwayat Ahmad)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 57

57 : سورة المؤمنون

إِنَّ ٱلَّذِينَ هُم مِّنْ خَشْيَةِ رَبِّهِم مُّشْفِقُونَ 57

Arti:

Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka,  (QS. Al-Muminun : 57)

Translation:
Indeed, they who are apprehensive from fear of their Lord


Tafsir Tahlili:

Salah satu di antara sifat-sifat orang yang benar-benar beriman itu pertama ialah takut kepada Tuhan. Karena itu mereka selalu mencari keridaan-Nya dengan bersungguh-sungguh mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Yang menjadi pedoman bagi hidup mereka ialah ajaran agama karena ajaran itulah prinsip mereka. Apa saja yang bertentangan dengan prinsip-prinsip itu tetap mereka tolak bagaimana pun akibatnya. Iman mereka tidak dapat digoyahkan oleh bujuk rayu atau ancaman apa pun.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 58

58 : سورة المؤمنون

وَٱلَّذِينَ هُم بِـَٔايَٰتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ 58

Arti:

Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka,  (QS. Al-Muminun : 58)

Translation:
And they who believe in the signs of their Lord


Tafsir Tahlili:

Sifat yang kedua ialah percaya sepenuhnya kepada bukti-bukti Keesaan dan kekuasaan Allah yang terbentang luas dalam alam semesta sebagaimana difirmankan oleh Allah: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (Ali 'Imran/3: 190-191) Mereka percaya pula sepenuhnya kepada semua ayat yang diturunkan kepada Rasul-Nya. Apa yang tersebut dalam ayat-ayat itu adalah kebenaran mutlak yang tak dapat ditawar-tawar lagi.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 59

59 : سورة المؤمنون

وَٱلَّذِينَ هُم بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ 59

Arti:

Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun),  (QS. Al-Muminun : 59)

Translation:
And they who do not associate anything with their Lord


Tafsir Tahlili:

Sifat yang ketiga ialah memelihara kemurnian tauhid dengan benar-benar menyembah Allah semata tanpa mempersekutukan-Nya dengan sembahan-sembahan lain. Orang yang beriman tidak akan mau menyembah berhala-berhala atau minta tolong kepadanya, walaupun berhala-berhala itu dianggap oleh kaum musyrik sebagai alat untuk mendekatkan diri kepada Allah, sebagaimana tersebut dalam firman-Nya: Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar). (al-Bayyinah/98: 5) Mereka tidak akan meminta tolong kepada kuburan-kuburan karena mereka yakin sepenuhnya bahwa perbuatan itu sama saja dengan meminta tolong kepada berhala-berhala dan itu termasuk perbuatan syirik yang sangat dimurkai Allah. Mereka tidak pula akan meminta tolong kepada arwah-arwah, jin dan setan, karena yang demikian pun termasuk syirik pula. Demikianlah semua perbuatan yang membawa kepada mempersekutukan Allah mereka hindari sejauh-jauhnya, sehingga kepercayaan mereka benar-benar murni, tidak dikotori sedikit pun oleh hal-hal yang berbau syirik.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 60

60 : سورة المؤمنون

وَٱلَّذِينَ يُؤْتُونَ مَآ ءَاتَوا۟ وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَٰجِعُونَ 60

Arti:

Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,  (QS. Al-Muminun : 60)

Translation:
And they who give what they give while their hearts are fearful because they will be returning to their Lord -


Tafsir Tahlili:

Sifat yang keempat ialah takut kepada Allah, karena mereka yakin akan kembali kepada-Nya pada hari berhisab di mana akan diperhitungkan segala amal perbuatan manusia. Meskipun mereka telah mengerjakan segala perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya dan menafkahkan hartanya di jalan Allah, namun mereka merasa takut kalau-kalau amal baik mereka tidak diterima, karena mungkin ada di dalamnya unsur-unsur riya' atau lainnya yang menyebabkan ditolaknya amal itu. Oleh sebab itu mereka selalu terdorong untuk selanjutnya berbuat baik karena kalau amal yang sebelumnya tidak diterima, mungkin amal yang sesudah itu menjadi amal yang makbul yang diberi ganjaran yang berlipat ganda. Dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Abi hatim dari 'Aisyah pernah bertanya kepada Nabi: Siti Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai ayat ini (alladzina yu'tuna ma ataw waqulubuhum wajilah), apakah yang dimaksud dengan ayat ini ialah orang berzina dan meminum khamar atau mencuri, dan karena itu ia takut kepada Tuhan dan siksa-Nya? Pertanyaan ini dijawab oleh Rasulullah, "Bukan demikian maksudnya, hai puteri Abu Bakar as-shiddiq. Yang dimaksud dalam ayat ini ialah orang-orang yang mengerjakan salat, berpuasa dan menafkahkan hartanya, namun dia merasa takut kalau-kalau amalnya itu termasuk amal yang tidak diterima (mardud). (Riwayat Ahmad dan at-Tirmidzi)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 61

61 : سورة المؤمنون

أُو۟لَٰٓئِكَ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَهُمْ لَهَا سَٰبِقُونَ 61

Arti:

mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.  (QS. Al-Muminun : 61)

Translation:
It is those who hasten to good deeds, and they outstrip [others] therein.


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang yang mempunyai sifat-sifat tersebut, selalu bersegera berbuat kebaikan bila ada kesempatan untuk itu dan selalu berupaya agar amal baiknya selalu bertambah. Baru saja ia selesai melaksanakan amal yang baik ia ingin agar dapat segera berbuat amal yang lain dan demikianlah seterusnya. Orang yang demikian sifatnya akan diberi pahala oleh Allah amalnya yang baik di dunia maupun di akhirat seperti yang pernah diberikan kepada Nabi Ibrahim yang tersebut dalam firman-Nya: Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia, dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang yang saleh. (an-Nahl/16: 122) Dan firman-Nya: Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan. (Ali 'Imran/3: 148)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 62

62 : سورة المؤمنون

وَلَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا وَلَدَيْنَا كِتَٰبٌ يَنطِقُ بِٱلْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ 62

Arti:

Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya.  (QS. Al-Muminun : 62)

Translation:
And We charge no soul except [with that within] its capacity, and with Us is a record which speaks with truth; and they will not be wronged.


Tafsir Tahlili:

Dengan ayat ini Allah menjelaskan bahwa sudah menjadi sunnah dan ketetapan-Nya, Dia tidak akan membebani seseorang dengan suatu kewajiban atau perintah kecuali perintah itu sanggup dilaksanakannya dan dalam batas-batas kemampuannya. Tidak ada syariat yang diwajibkan-Nya yang berat dilaksanakan oleh hamba-Nya dan di luar batas kemampuannya, hanya manusialah yang memandangnya berat karena keengganannya atau ia disibukkan oleh urusan dunianya atau tugas tersebut menghalanginya dari melaksanakan keinginannya. Padahal perintah itu, seperti salat umpamanya amat ringan dan mudah bagi orang yang telah biasa mengerjakannya, bahkan salat itu pun dapat meringankan beban dan tekanan hidup yang dideritanya bila ia benar-benar mengerjakannya dengan tekun dan khusyuk. Muqatil berkata, "Barang siapa tidak sanggup mengerjakan salat dengan berdiri ia boleh mengerjakannya dalam keadaan duduk, dan kalaupun tidak sanggup duduk maka dengan isyarat saja pun sudah cukup." Karena itu tidak ada alasan sama sekali bagi orang mukmin untuk membebaskan diri dari kewajiban salat, demikian pula kewajiban-kewajiban lainnya, karena semua kewajiban itu adalah dalam batas-batas kemampuannya. Hanya nafsu dan keinginan manusialah yang menjadikan kewajiban-kewajiban itu berat baginya. Maka orang yang seperti ini telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri dan akan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan atas keingkaran dan keengganannya. Setiap pelanggaran terhadap perintah Allah akan dicatat dalam buku catatan amalnya, demikian pula amal perbuatan yang baik, kecil maupun besar semuanya tercatat dalam buku itu sebagaimana tersebut dalam firman-Nya: (Allah berfirman), "Inilah Kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan." (al-Jatsiyah/45: 29) Dan firman-Nya: Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, "Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya," dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun. (al-Kahf/18: 49) Mereka akan diberi balasan sesuai dengan perbuatannya yang tertera dalam buku catatan itu dan mereka tidak akan dirugikan sedikit pun.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 63

63 : سورة المؤمنون

بَلْ قُلُوبُهُمْ فِى غَمْرَةٍ مِّنْ هَٰذَا وَلَهُمْ أَعْمَٰلٌ مِّن دُونِ ذَٰلِكَ هُمْ لَهَا عَٰمِلُونَ 63

Arti:

Tetapi hati orang-orang kafir itu dalam kesesatan dari (memahami kenyataan) ini, dan mereka banyak mengerjakan perbuatan-perbuatan (buruk) selain daripada itu, mereka tetap mengerjakannya.  (QS. Al-Muminun : 63)

Translation:
But their hearts are covered with confusion over this, and they have [evil] deeds besides disbelief which they are doing,


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa hati kaum musyrikin telah berpaling dan lalai dari memperhatikan petunjuk-petunjuk yang dibawa Al-Qur'an. Mereka tidak mau mengambil manfaat daripadanya. Padahal petunjuk-petunjuk itulah yang dapat membawa mereka kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Seandainya mereka mau membaca dan memperhatikan Al-Qur'an tentulah hati mereka akan terbuka dan melihat bahwa ajaran Al-Qur'an itu memang amat berguna dan semua yang terkandung di dalamnya adalah benar. Mereka akan mengakui bahwa semua perbuatan manusia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah tanpa kecuali. Inilah kesalahan mereka yang pertama yang menyeret mereka kepada kesalahan-kesalahan lain dan menyebabkan mereka tidak mempedulikan lagi norma-norma akhlak yang mulia, berbuat sekehendak hati tanpa memperhatikan hak-hak orang-orang lain. Apa saja yang mereka inginkan mereka rebut walaupun dengan merampas dan menganiaya kaum lemah. Karena itu pula mereka telah tenggelam dalam kemusyrikan dan mata hati mereka telah buta tidak dapat lagi membedakan mana yang benar dan mana yang sesat, telinga mereka telah tuli, tidak dapat lagi mendengar ajaran agama. Hadis yang diriwayatkan Ibnu Masud, Nabi saw, bersabda: ....Demi Zat yang tidak ada tuhan selain-Nya, sesungguhnya seseorang di antara kamu beramal amalan penghuni surga, sehingga antara dia dan surga hanya tinggal satu hasta saja. Namun dia sudah tercatat sebagai penghuni neraka, maka ia mengakhiri amalnya dengan dengan amalan penghuni neraka, sehingga ia masuk neraka. Dan sesungguhnya seseorang di antara kamu beramal amalan penghuni neraka, sehingga antara dia dengan neraka hanya tinggal satu hasta saja. Namun ia sudah tercatat sebagai penghuni surga, maka ia mengakhiri amalnya dengan amalan penghuni surga, sehingga ia masuk surga." (Riwayat Ahmad) Mereka menganggap apa yang mereka warisi dari nenek moyang mereka sajalah yang benar. Menurut mereka Al-Qur'an itu hanya dongengan orang-orang dahulu yang dibawa oleh orang yang gila atau hanya gubahan seorang penyair atau ajaran yang diterima Muhammad dari ahli kitab. Apabila diberikan kepada mereka keterangan yang nyata tentang kebenaran Al-Qur'an yang tidak dapat dibantah sehingga mereka mengatakan, kami tak dapat menerimanya karena bertentangan dengan apa yang dianut dan dipercayai moyang kami, seperti tersebut dalam ayat: Bahkan mereka berkata, "Sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu agama, dan kami mendapat petunjuk untuk mengikuti jejak mereka." (az-Zukhruf/43: 22)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 64

64 : سورة المؤمنون

حَتَّىٰٓ إِذَآ أَخَذْنَا مُتْرَفِيهِم بِٱلْعَذَابِ إِذَا هُمْ يَجْـَٔرُونَ 64

Arti:

Hingga apabila Kami timpakan azab, kepada orang-orang yang hidup mewah di antara mereka, dengan serta merta mereka memekik minta tolong.  (QS. Al-Muminun : 64)

Translation:
Until when We seize their affluent ones with punishment, at once they are crying [to Allah] for help.


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa kaum musyrikin dan semua orang yang ingkar dan durhaka akan disiksa dengan siksaan yang pedih. Pada saat mereka telah dikepung oleh azab yang dahsyat dan mengerikan sebagai balasan atas keingkaran dan kedurhakaan mereka, mereka berteriak-teriak meminta tolong dan sangat menyesali nasib mereka yang buruk itu, terutama pemimpin-pemimpin dan orang-orang kaya mereka yang pernah hidup di dunia dengan senang dan penuh kenikmatan. Tetapi tidak ada yang dapat menolong mereka pada waktu itu, karena semua urusan dan keputusan berada di tangan Allah. Penyesalan mereka tiada berguna lagi karena ibarat pepatah "nasi sudah menjadi bubur," kesalahan dan kedurhakaan mereka tak dapat diampuni lagi. Firman Allah: Betapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, lalu mereka meminta tolong padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri. (shad/38:3)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 65

65 : سورة المؤمنون

لَا تَجْـَٔرُوا۟ ٱلْيَوْمَ إِنَّكُم مِّنَّا لَا تُنصَرُونَ 65

Arti:

Janganlah kamu memekik minta tolong pada hari ini. Sesungguhnya kamu tiada akan mendapat pertolongan dari Kami.  (QS. Al-Muminun : 65)

Translation:
Do not cry out today. Indeed, by Us you will not be helped.


Tafsir Tahlili:

Allah berfirman kepada mereka untuk tidak berteriak-teriak meminta tolong pada hari itu, karena tak ada gunanya. Hari itu adalah hari pembalasan terhadap apa yang mereka kerjakan di dunia dahulu. Inilah ketetapan yang sudah pasti dari Allah yang harus mereka terima, tak ada yang dapat menolong atau membebaskan mereka dari azab dan mereka tak dapat menghindarkan diri daripadanya.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 66

66 : سورة المؤمنون

قَدْ كَانَتْ ءَايَٰتِى تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ فَكُنتُمْ عَلَىٰٓ أَعْقَٰبِكُمْ تَنكِصُونَ 66

Arti:

Sesungguhnya ayat-ayat-Ku (Al Quran) selalu dibacakan kepada kamu sekalian, maka kamu selalu berpaling ke belakang,  (QS. Al-Muminun : 66)

Translation:
My verses had already been recited to you, but you were turning back on your heels


Tafsir Tahlili:

Ayat selanjutnya menjelaskan bahwa tatkala di dunia telah dibaca-kan kepada mereka ayat-ayat Allah oleh seorang rasul yang diutus kepada mereka, tetapi mereka mendustakannya, memperolok-olokkan dan menghinanya karena kesombongan dan kecongkakan, padahal petunjuk dan ajaran yang dibawanya adalah benar dan sangat bermanfaat bagi mereka kalau mereka mau memperhatikan dan mendengarkannya. Firman Allah: Yang demikian itu karena sesungguhnya kamu mengingkari apabila diseru untuk menyembah Allah saja. Dan jika Allah dipersekutukan, kamu percaya. Maka keputusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Mahatinggi, Mahabesar. (al-Mumin/40: 12)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 67

67 : سورة المؤمنون

مُسْتَكْبِرِينَ بِهِۦ سَٰمِرًا تَهْجُرُونَ 67

Arti:

dengan menyombongkan diri terhadap Al Quran itu dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari.  (QS. Al-Muminun : 67)

Translation:
In arrogance regarding it, conversing by night, speaking evil.


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menjelaskan bahwa mereka menolak semua ajaran yang dibawa Nabi Muhammad dan menganggap diri mereka lebih mulia daripada-nya karena mereka penguasa, pembela, dan penjaga Baitullah. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang lebih mulia dari mereka. Mereka menggunjingkan dan mencela Nabi saw habis-habisan di waktu bersantai di malam hari. Mereka menuduh Nabi sebagai tukang sihir, penyair, tukang tenung, dan lain sebagainya. Tindakan mereka itu tidak benar, karena Muhammad seorang rasul dan Allah akan mengeluarkan orang kafir dari tanah haram karena kejahatan mereka kepada Rasulullah.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 68

68 : سورة المؤمنون

أَفَلَمْ يَدَّبَّرُوا۟ ٱلْقَوْلَ أَمْ جَآءَهُم مَّا لَمْ يَأْتِ ءَابَآءَهُمُ ٱلْأَوَّلِينَ 68

Arti:

Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami), atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu?  (QS. Al-Muminun : 68)

Translation:
Then have they not reflected over the Qur'an, or has there come to them that which had not come to their forefathers?


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah mencerca perbuatan dan ucapan mereka yang tak sopan dan tak masuk akal itu. Apakah mereka tidak memperhatikan ayat-ayat Al-Qur'an bagaimana indah dan tinggi susunan kata-katanya, padahal mereka mempunyai kesempatan yang luas untuk memperhatikannya. Tidak terdapat di dalam Al-Qur'an itu kelemahan, pertentangan atau sesuatu yang mengurangi nilai sastranya atau merendahkan pengertian yang terdapat di dalamnya. Bahkan Al-Qur'an berisi dalil-dalil dan hujjah-hujjah yang nyata yang tidak dapat dibantah, baik yang terkait dengan dasar-dasar akhlak yang mulia, maupun dengan syariat dan peraturan yang dapat membawa mereka ke derajat yang paling tinggi bila mereka mau mengamalkan dan mematuhinya. Ataukah mereka menganggap kedatangan Muhammad sebagai rasul suatu hal yang mustahil yang belum pernah terjadi pada umat-umat yang terdahulu, padahal mereka mengetahui adanya rasul-rasul yang terdahulu itu dan bagaimana nasib umat-umat yang mengingkari mereka, bahkan mereka melihat sendiri bekas-bekas kehancuran yang ditinggalkan umat-umat yang durhaka itu.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 69

69 : سورة المؤمنون

أَمْ لَمْ يَعْرِفُوا۟ رَسُولَهُمْ فَهُمْ لَهُۥ مُنكِرُونَ 69

Arti:

Ataukah mereka tidak mengenal rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya?  (QS. Al-Muminun : 69)

Translation:
Or did they not know their Messenger, so they are toward him disacknowledging?


Tafsir Tahlili:

Ayat ini mempertanyakan apakah mereka tidak mengenal siapa Muhammad, rasul mereka sehingga mereka mengingkarinya. Padahal, mereka mengenal Muhammad sejak kecil, sebagai orang yang baik budi pekerti, paling terpercaya di kalangan mereka, dan keturunan dari Bani Hasyim yang mereka hormati dan segani, sehingga mereka sendiri memberikan julukan terhadapnya dengan al-Amin (seorang yang paling dipercaya). Abu Sufyan sebagai kepala perutusan mereka kepada Kaisar Romawi, ketika ditanya bagaimana sifat-sifat Muhammad, dia menjawab Muhammad berasal dari keturunan keluarga yang mulia, terkenal dengan kebenaran ucapannya dan amanahnya.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 70

70 : سورة المؤمنون

أَمْ يَقُولُونَ بِهِۦ جِنَّةٌۢ بَلْ جَآءَهُم بِٱلْحَقِّ وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كَٰرِهُونَ 70

Arti:

Atau (apakah patut) mereka berkata: "Padanya (Muhammad) ada penyakit gila". Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu.  (QS. Al-Muminun : 70)

Translation:
Or do they say, "In him is madness?" Rather, he brought them the truth, but most of them, to the truth, are averse.


Tafsir Tahlili:

Penjelasan selanjutnya mengatakan bahwa mereka menganggap Muhammad saw sebagai orang gila yang tidak menyadari semua ucapannya. Sebetulnya, mereka tahu benar bahwa Muhammad tidak gila, dan mengakui bahwa dia adalah seorang yang paling cerdas di antara mereka, seorang cendekiawan yang bijaksana. Mereka sendiri pernah mengangkatnya sebagai hakim yang memutuskan perkara di antara mereka, ketika berselisih tentang siapa yang akan meletakkan hajar aswad di tempatnya semula setelah bangunan Kabah dirombak dan diperbaiki. Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa Muhammad adalah pembawa kebenaran dari Tuhannya, bukan seperti yang mereka tuduhkan. Dia mengajak mereka supaya meninggalkan berbagai sembahan dan berhala serta kembali kepada agama tauhid yang murni, agama nenek moyang mereka Nabi Ibrahim. Dia adalah pembawa agama yang mempunyai syariat dan peraturan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat. Tetapi kebanyakan mereka benci kepada kebenaran yang dia serukan, karena hati mereka telah tertutup oleh syirik, dosa, dan kedurhakaan. Oleh sebab itu, mereka berpaling dari jalan yang benar, selalu menempuh jalan yang sesat, dan tak dapat lagi memahami kebenaran, bahkan mereka membencinya. Memang ada di antara mereka yang sadar dan insaf, mengakui dalam hatinya bahwa agama yang dibawa Muhammad itu adalah agama yang benar dan baik, tetapi karena takut dicemooh kaumnya yang kafir mereka tidak mau beriman seperti halnya paman Nabi sendiri yaitu Abu Talib. Ia pernah mengatakan, "Kalau tidak karena takut akan dicerca oleh pemimpin-pemimpin kabilah kami, tentulah kami benar-benar telah menjadi pengikutnya dalam segala hal."




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 71

71 : سورة المؤمنون

وَلَوِ ٱتَّبَعَ ٱلْحَقُّ أَهْوَآءَهُمْ لَفَسَدَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ بَلْ أَتَيْنَٰهُم بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَن ذِكْرِهِم مُّعْرِضُونَ 71

Arti:

Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.  (QS. Al-Muminun : 71)

Translation:
But if the Truth had followed their inclinations, the heavens and the earth and whoever is in them would have been ruined. Rather, We have brought them their message, but they, from their message, are turning away.


Tafsir Tahlili:

Kemudian Allah menjelaskan bahwa kalau Al-Qur'an mengikuti kemauan orang-orang yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, yang menye-kutukan Allah dan mengatakan bahwa Dia mempunyai anak, serta membenarkan segala perbuatan dosa dan munkar, tentulah dunia ini akan rusak binasa sebagaimana tersebut dalam firman-Nya: Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki 'Arsy, dari apa yang mereka sifatkan.(al-Anbiya'/21: 22) Kalau Al-Qur'an membolehkan perbuatan zalim, aniaya, dan mening-galkan keadilan tentu akan terjadi kekacauan dan keguncangan hebat dalam masyarakat. Kalau Al-Qur'an membolehkan pelanggaran hak, perampasan harta sehingga si lemah menjadi santapan yang empuk bagi si kuat, tentulah dunia ini tidak akan aman dan tenteram selama-lamanya. Hal ini telah terbukti pada diri mereka sendiri. Hampir saja masyarakat Arab pada masa Jahiliah rusak binasa, karena tidak mempunyai norma-norma akhlak yang mulia, tidak ada syariat dan peraturan yang mereka patuhi. Mereka hanya membangga-banggakan kekayaan dan kekuatan sehingga untuk memperebutkannya mereka jatuh dalam jurang perselisihan dan peperangan yang tidak habis-habisnya. Allah kembali menerangkan bahwa Dia telah mengaruniakan kepada mereka sesuatu yang seharusnya menjadi kebanggaan bagi mereka yaitu Al-Qur'an. Mengapa mereka berpaling daripadanya, menolak, menganggap hina, dan memperolok-olokkannya. Kalau mereka sadar dan insaf tentulah mereka tidak akan berbuat seperti itu. Padahal terbukti kemudian bahwa Al-Qur'an itu menjadikan mereka bangsa yang mulia dan mereka bangga karena Al-Qur'an turun pertama kali kepada mereka dan menggunakan bahasa mereka, sesuai dengan firman Allah: Dan sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar suatu peringatan bagimu dan bagi kaummu, dan kelak kamu akan diminta pertanggungjawaban. (az-Zukhruf/43: 44)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 72

72 : سورة المؤمنون

أَمْ تَسْـَٔلُهُمْ خَرْجًا فَخَرَاجُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَهُوَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ 72

Arti:

Atau kamu meminta upah kepada mereka?", maka upah dari Tuhanmu adalah lebih baik, dan Dia adalah Pemberi rezeki Yang Paling Baik.  (QS. Al-Muminun : 72)

Translation:
Or do you, [O Muhammad], ask them for payment? But the reward of your Lord is best, and He is the best of providers.


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah mempertanyakan mengapa mereka tidak mau menerima ajaran-ajaran Al-Qur'an padahal Nabi Muhammad tidak pernah meminta kepada mereka imbalan jasa atas penyampaian ajaran Al-Qur'an. Nabi Muhammad menyadari bahwa penyampaian risalah itu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya atas perintah Tuhannya. Kalau ada sesuatu yang diharapkannya maka harapan itu tiada lain hanyalah keridaan Allah yang dengan keridaan-Nya ia akan berbahagia dan dengan keridaan Allah itu ia akan mendapat balasan karunia yang tidak akan putus-putusnya sebagaimana tersebut dalam firman-Nya: Katakanlah (Muhammad), "Imbalan apa pun yang aku minta kepadamu, maka itu untuk kamu. Imbalanku hanyalah dari Allah, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Saba'/34: 47)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 73

73 : سورة المؤمنون

وَإِنَّكَ لَتَدْعُوهُمْ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ 73

Arti:

Dan sesungguhnya kamu benar-benar menyeru mereka kepada jalan yang lurus.  (QS. Al-Muminun : 73)

Translation:
And indeed, you invite them to a straight path.


Tafsir Tahlili:

Kemudian pada ayat ini Allah meyakinkan Nabi Muhammad saw bahwa dia benar-benar seorang rasul yang menyeru kaumnya kepada jalan yang lurus yang membawa mereka kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Allah menghimbau Muhammad agar tidak terpengaruh dengan kata-kata orang-orang kafir itu yang menghina dan mencemoohkannya. Semua ucapan-ucapan mereka itu adalah bohong belaka yang keluar dari mulut mereka karena dengki dan sakit hati.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 74

74 : سورة المؤمنون

وَإِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِٱلْءَاخِرَةِ عَنِ ٱلصِّرَٰطِ لَنَٰكِبُونَ 74

Arti:

Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat benar-benar menyimpang dari jalan (yang lurus).  (QS. Al-Muminun : 74)

Translation:
But indeed, those who do not believe in the Hereafter are deviating from the path.


Tafsir Tahlili:

Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa orang-orang yang tidak mau beriman itu dan tidak percaya kepada hari akhirat, benar-benar telah menyimpang dari jalan yang benar. Kepada mereka telah diberikan berbagai alasan dan perumpamaan yang jelas. Seandainya mereka mau mendengarkan dan memikirkannya tentulah mereka akan sadar dan kembali kepada kebenaran. Tetapi hati dan pikiran mereka telah ditutupi oleh kesombongan, kedurhakaan dan perbuatan dosa yang selalu mereka lakukan. Mereka tidak berhak sama sekali atas rahmat dan kasih sayang Allah karena semua perbuatan baik tidak ada gunanya sama sekali buat orang-orang yang bersifat demikian.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 75

75 : سورة المؤمنون

وَلَوْ رَحِمْنَٰهُمْ وَكَشَفْنَا مَا بِهِم مِّن ضُرٍّ لَّلَجُّوا۟ فِى طُغْيَٰنِهِمْ يَعْمَهُونَ 75

Arti:

Andaikata mereka Kami belas kasihani, dan Kami lenyapkan kemudharatan yang mereka alami, benar-benar mereka akan terus menerus terombang-ambing dalam keterlaluan mereka.  (QS. Al-Muminun : 75)

Translation:
And even if We gave them mercy and removed what was upon them of affliction, they would persist in their transgression, wandering blindly.


Tafsir Tahlili:

Ayat ini mengatakan bahwa walaupun Allah memberi rahmat kepada mereka dan menyingkirkan bahaya yang mengancam, mereka tetap tidak akan mensyukuri rahmat itu, bahkan mereka akan bertambah durhaka dan tetap akan melakukan maksiat dan kezaliman. Tidak ada satu kebaikan pun yang dapat diharapkan dari mereka. Bahkan, sebagaimana dijelaskan Al-Qur'an, di akhirat nanti setelah melihat dahsyatnya siksaan yang akan ditimpakan kepada diri mereka, kemudian permintaan mereka untuk dikembalikan ke dunia dikabulkan guna memperbaiki kesalahan mereka, namun mereka akan tetap juga melakukan maksiat dan akan tetap juga menjadi orang-orang yang ingkar dan durhaka. Allah berfirman pada ayat lain: Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, "Seandainya kami dikembalikan (ke dunia) tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman." Tetapi (sebenarnya) bagi mereka telah nyata kejahatan yang mereka sembunyikan dahulu. Seandainya mereka dikembalikan ke dunia, tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah dilarang mengerjakannya. Mereka itu sungguh pendusta. (al-An'am/6: 27-28)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 76

76 : سورة المؤمنون

وَلَقَدْ أَخَذْنَٰهُم بِٱلْعَذَابِ فَمَا ٱسْتَكَانُوا۟ لِرَبِّهِمْ وَمَا يَتَضَرَّعُونَ 76

Arti:

Dan sesungguhnya Kami telah pernah menimpakan azab kepada mereka, maka mereka tidak tunduk kepada Tuhan mereka, dan (juga) tidak memohon (kepada-Nya) dengan merendahkan diri.  (QS. Al-Muminun : 76)

Translation:
And We had gripped them with suffering [as a warning], but they did not yield to their Lord, nor did they humbly supplicate, [and will continue thus]


Tafsir Tahlili:

Allah telah menimpakan azab kepada mereka pada Perang Badar sehingga banyak pemimpin dan pembesar mereka yang mati terbunuh tetapi mereka tak pernah tunduk kepada Allah dan tak pernah patuh mengikuti ajaran dan perintah-Nya. Mereka tidak pernah mau berendah hati kepada-Nya, bahkan tetap sombong dan takabur dan tidak pernah berhenti melakukan kezaliman dan perbuatan dosa. Mereka bertambah sesat dan bertambah giat memerangi agama Allah sehingga mereka menyiapkan tentara dan alat-alat perang yang lebih banyak dan lebih besar lagi untuk memerangi Rasulullah. Allah berfirman: Tetapi mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan. (al-Anam/6:43)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 77

77 : سورة المؤمنون

حَتَّىٰٓ إِذَا فَتَحْنَا عَلَيْهِم بَابًا ذَا عَذَابٍ شَدِيدٍ إِذَا هُمْ فِيهِ مُبْلِسُونَ 77

Arti:

Hingga apabila Kami bukakan untuk mereka suatu pintu tempat azab yang amat sangat (di waktu itulah) tiba-tiba mereka menjadi putus asa.  (QS. Al-Muminun : 77)

Translation:
Until when We have opened before them a door of severe punishment, immediately they will be therein in despair.


Tafsir Tahlili:

Sebenarnya mereka yang telah jauh tersesat dari jalan yang benar itu tidak akan sadar dan insaf kecuali bila datang hari Kiamat, dan dibukakan untuk mereka pintu siksaan yang berat. Pada waktu itulah baru mereka menyesal dan mengharapkan ampunan dari Allah, tetapi saat itu bukanlah saat untuk bertobat. Penyesalan mereka tak ada gunanya lagi dan tobat mereka pun tidak akan diterima. Mereka pasti dijerumuskan ke dalam neraka sebagai balasan atas keingkaran dan kedurhakaan mereka di dunia sebagaimana tersebut dalam firman Allah: Yang demikian itu disebabkan karena kamu bersuka ria di bumi (tanpa) mengindahkan kebenaran dan karena kamu selalu bersuka ria (dalam kemaksiatan). (Dikatakan kepada mereka), "Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahanam, dan kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong." (al-Mu'min/40: 75-76)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 78

78 : سورة المؤمنون

وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَنشَأَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ 78

Arti:

Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.  (QS. Al-Muminun : 78)

Translation:
And it is He who produced for you hearing and vision and hearts; little are you grateful.


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah mengaruniakan kepada manusia pendengaran, pengelihatan dan hati nurani. Sekiranya manusia mau memperhatikan dan memikirkan karunia Allah tersebut, niscaya dia akan mengakui betapa besarnya nikmat Allah yang amat ajaib itu, betapa teliti dan halusnya ciptaan-Nya. Telinga yang tampak amat sederhana bentuknya dapat menangkap berbagai macam suara yang berbeda-beda. Suara binatang, burung-burung, suara yang terjadi pada alam sekitar seperti suara angin yang menderu, suara petir yang mengguntur dan beraneka ragam suara yang ditimbulkan oleh peradaban manusia seperti suara kendaraan dan mesin-mesin, suara musik yang mengalun, dan suara yang merdu. Telinga dapat membedakan suara itu satu per satu sehingga manusia dapat menentukan sikap terhadap apa yang didengarnya. Mata dapat menangkap cahaya dan bentuk sesuatu, dapat membedakan berbagai macam warna, dapat melihat keindahan alam, dapat menyelidiki mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya. Kemudian hati yang dapat merasakan dan menghayati berbagai macam perasaan, meneliti setiap kejadian, dan mengambil kesimpulan darinya untuk menentukan sikap terhadapnya. Kalau manusia benar-benar mempergunakan ketiga nikmat itu sebaik-baiknya tentulah dia akan mendapat manfaat yang banyak sekali dan akhirnya mereka sampai kepada kesimpulan bahwa pemberi nikmat dan karunia itu adalah Mahaluas ilmu-Nya. Mahakuasa atas segala sesuatu, Dia patut dipuji dan disyukuri atas segala anugerah-Nya itu. Tetapi ternyata sedikit sekali manusia yang sampai kepada derajat itu. Seperti yang difirmankan Allah: Dan sungguh, Kami telah meneguhkan kedudukan mereka (dengan kemakmuran dan kekuatan) yang belum pernah Kami berikan kepada kamu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit pun bagi mereka, karena mereka (selalu) mengingkari ayat-ayat Allah dan (ancaman) azab yang dahulu mereka perolok-olokkan telah mengepung mereka. (al-Ahqaf/46: 26) Allah menjelaskan kepada Nabi Muhammad sikap kebanyakan manusia yang tidak mau bersyukur kepada-Nya, seperti tersebut dalam firman-Nya: Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun engkau sangat menginginkannya. (Yusuf/12:103)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 79

79 : سورة المؤمنون

وَهُوَ ٱلَّذِى ذَرَأَكُمْ فِى ٱلْأَرْضِ وَإِلَيْهِ تُحْشَرُونَ 79

Arti:

Dan Dialah yang menciptakan serta mengembang biakkan kamu di bumi ini dan kepada-Nya-lah kamu akan dihimpunkan.  (QS. Al-Muminun : 79)

Translation:
And it is He who has multiplied you throughout the earth, and to Him you will be gathered.


Tafsir Tahlili:

Di antara karunia Allah kepada manusia ialah menciptakan manusia dengan sempurna, dibekali dengan pendengaran, penglihatan dan mata hati dan potensi lainnya sehingga dia dapat memanfaatkan semua yang diciptakan Allah di bumi dan di langit yang memang diciptakan oleh Allah untuk manusia sebagai tersebut dalam firman-Nya: Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu. (al- Baqarah/2: 29) Dan firman-Nya: Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan)mu dan menyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir dan batin. (Luqman/31: 20) Dia menciptakan manusia lengkap dengan indera, potensi dan kecenderungan serta hati nurani agar dia benar-benar bisa menjadi khalifah di bumi. Tak ada makhluk di bumi ini yang lebih sempurna penciptaannya daripada manusia seperti tersebut dalam firman-Nya: Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, (at-Tin/95: 4) Dengan keistimewaan itu manusia harus bersyukur kepada Penciptanya dengan memanfaatkan karunianya itu dengan sebaik-baiknya, beramal dan bekerja untuk kemaslahatan dunia dan akhiratnya. Karena nanti Allah akan mengumpulkan manusia seluruhnya di padang Mahsyar untuk menerima perhitungan amal perbuatannya selama hidup di dunia.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 80

80 : سورة المؤمنون

وَهُوَ ٱلَّذِى يُحْىِۦ وَيُمِيتُ وَلَهُ ٱخْتِلَٰفُ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ 80

Arti:

Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya?  (QS. Al-Muminun : 80)

Translation:
And it is He who gives life and causes death, and His is the alternation of the night and the day. Then will you not reason?


Tafsir Tahlili:

Di antara karunia Allah ialah menghidupkan dan mematikan, manusia tidak akan dapat menikmati kehidupan dunia kalau Allah tidak mengaruniakan roh kepadanya. Dengan adanya roh di dalam jasadnya barulah manusia dapat berusaha, berikhtiar dan berpikir untuk mencapai apa yang diinginkan dan dicita-citakannya. Tidak ada yang mengetahui rahasia hidup mati ini kecuali Allah. Telah berabad-abad bahkan beribu tahun manusia berusaha untuk mengetahui rahasia roh ini agar dia dapat hidup selamanya, tetapi sampai sekarang tidak ada seorang ilmuwan pun yang sanggup mengungkap rahasia itu. Karena soal roh itu adalah rahasia yang gaib yang tidak diketahui kecuali oleh Allah sebagai tersebut dalam firman-Nya: Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh. Katakanlah, "Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit." (al-Isra'/17: 85) Selanjutnya Dialah yang menjadikan pergantian antara malam dan siang. Malam dijadikan waktu untuk istirahat dan siang dijadikan waktu untuk berusaha dan bekerja. Dapat dibayangkan bagaimana jadinya dunia ini kalau yang ada hanya siang saja, demikian pula sebaliknya. Mungkin dunia ini dan segala makhluk yang ada di atasnya akan mati terbakar karena selalu ditimpa terik matahari yang amat panas atau mungkin dunia ini akan mati dengan segala isinya kalau yang ada hanya malam saja sepanjang waktu, karena tidak ada matahari yang menjadi sumber energi dan menjadi sebab hidupnya makhluk di dunia ini. Allah menegur sikap dan tindakan manusia yang tidak mau mengingat betapa besar karunia-Nya kepada mereka. Mengapa mereka tidak memikirkan dan memperhatikannya, agar mereka bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya atas segala nikmat dan karunia-Nya itu?




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 81

81 : سورة المؤمنون

بَلْ قَالُوا۟ مِثْلَ مَا قَالَ ٱلْأَوَّلُونَ 81

Arti:

Sebenarnya mereka mengucapkan perkataan yang serupa dengan perkataan yang diucapkan oleh orang-orang dahulu kala.  (QS. Al-Muminun : 81)

Translation:
Rather, they say like what the former peoples said.


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah menerangkan keingkaran orang-orang kafir Mekah itu sehingga mereka mengulang kembali apa yang diucapkan oleh orang-orang kafir dahulu seakan-akan mata mereka telah buta, telinga mereka telah tuli dan hati mereka telah terkunci mati untuk memperhatikan dan memikirkan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Nabi Muhammad saw, yang tidak dapat mereka bantah lagi. Mereka mengatakan bahwa hari kebangkitan itu hanyalah omong kosong belaka yang selalu diada-adakan oleh Nabi Muhammad dan para rasul sebelumnya. Semenjak dahulu kala telah ada nabi-nabi dan rasul-rasul yang mengucapkan kata-kata seperti yang diucapkan Muhammad, tetapi nyatanya sampai sekarang telah berlalu masa yang demikian panjang hari Kiamat dan hari kebangkitan itu belum juga datang. Allah menggambarkan ucapan nenek moyang mereka tentang hari kebangkitan dengan firman-Nya: Sungguh, yang demikian ini sudah dijanjikan kepada kami dan kepada nenek moyang kami dahulu, ini hanyalah dongeng orang-orang terdahulu!" (al-Mu'minun/23: 83




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 82

82 : سورة المؤمنون

قَالُوٓا۟ أَءِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَبْعُوثُونَ 82

Arti:

Mereka berkata: "Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan?  (QS. Al-Muminun : 82)

Translation:
They said, "When we have died and become dust and bones, are we indeed to be resurrected?


Tafsir Tahlili:

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bagaimana mereka mengulang-ulang ucapan nenek moyang mereka dahulu. Jika mereka sudah mati dan tulang belulang hancur luluh menjadi tanah, apakah mereka akan dibangkitkan kembali? Menurut mereka, ini adalah suatu hal yang mustahil dan tak mungkin terjadi, karena sampai sekarang belum ada seorang pun nenek moyang mereka yang telah mati dan menjadi tanah itu dapat hidup kembali. Ucapan mereka ini sangat keliru.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 83

83 : سورة المؤمنون

لَقَدْ وُعِدْنَا نَحْنُ وَءَابَآؤُنَا هَٰذَا مِن قَبْلُ إِنْ هَٰذَآ إِلَّآ أَسَٰطِيرُ ٱلْأَوَّلِينَ 83

Arti:

Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami telah diberi ancaman (dengan) ini dahulu, ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu kala!".  (QS. Al-Muminun : 83)

Translation:
We have been promised this, we and our forefathers, before; this is not but legends of the former peoples."


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menjelaskan bagaimana orang-orang kafir itu menghina dan memperolok-olokkan Muhammad dengan mengatakan bahwa mereka sudah diberi janji yang tidak ada kebenarannya sama sekali sebagaimana kepada nenek moyang mereka yang telah dijanjikan seperti janji-janji Muhammad ini, tetapi tak ada satu pun janji-janji para rasul yang terdahulu itu yang telah terbukti. Bagaimana mereka akan percaya dan menerima saja ucapan-ucapan Muhammad yang telah gila itu yang tak ada buktinya sama sekali dan mungkin ucapan-ucapannya itu hanya dongengan orang dahulu kala. Pada ayat-ayat lain terdapat penjelasan mengenai ucapan-ucapan mereka beserta bantahan dan penolakan terhadap ucapan-ucapan itu seperti firman Allah: (Orang-orang kafir) berkata, "Apakah kita benar-benar akan dikembalikan kepada kehidupan yang semula? Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kita telah menjadi tulang belulang yang hancur?" Mereka berkata, "Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan." Maka pengembalian itu hanyalah dengan sekali tiupan saja. Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru). (an-Nazi'at/79: 10-14) Dan firman-Nya: Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?" Katakanlah (Muhammad), "Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (Yasin/36: 78-79) Dan firman-Nya: Adakah dia menjanjikan kepada kamu, bahwa apabila kamu telah mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, sesungguhnya kamu akan dikeluarkan (dari kuburmu)? Jauh! Jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu, (kehidupan itu) tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, (di sanalah) kita mati dan hidup dan tidak akan dibangkitkan (lagi), Dia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan kita tidak akan mempercayainya. (al-Mu'minun/23: 35-38)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 84

84 : سورة المؤمنون

قُل لِّمَنِ ٱلْأَرْضُ وَمَن فِيهَآ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ 84

Arti:

Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?"  (QS. Al-Muminun : 84)

Translation:
Say, [O Muhammad], "To whom belongs the earth and whoever is in it, if you should know?"


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya menanyakan kepada orang-orang kafir yang mengatakan bahwa tidak mungkin Allah kuasa menghidupkan kembali orang yang telah mati sedang tulang belulangnya telah remuk menjadi tanah dan tak mungkin Dia mengumpulkan mereka di padang Mahsyar nanti. Siapakah yang memiliki bumi dan segala yang ada padanya? Orang-orang kafir diminta untuk menjawab pertanyaan ini. Pada dasarnya mereka akan menjawab bahwa pemiliknya dan yang berkuasa atasnya ialah Allah, karena demikianlah kepercayaan nenek moyang mereka. Hanya mereka telah jauh menyimpang dari agama tauhid yang murni dan akidah mereka telah dikotori kepercayaan yang tidak benar dan menyesatkan. Oleh sebab itu, Allah mengemukakan pertanyaan ini kepada mereka seakan-akan mereka tidak mengetahuinya sama sekali atau telah melupakannya.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 85

85 : سورة المؤمنون

سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ 85

Arti:

Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah". Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?"  (QS. Al-Muminun : 85)

Translation:
They will say, "To Allah." Say, "Then will you not remember?"


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya menanyakan kepada orang-orang kafir yang mengatakan bahwa tidak mungkin Allah kuasa menghidupkan kembali orang yang telah mati sedang tulang belulangnya telah remuk menjadi tanah dan tak mungkin Dia mengumpulkan mereka di padang Mahsyar nanti. Siapakah yang memiliki bumi dan segala yang ada padanya? Orang-orang kafir diminta untuk menjawab pertanyaan ini. Pada dasarnya mereka akan menjawab bahwa pemiliknya dan yang berkuasa atasnya ialah Allah, karena demikianlah kepercayaan nenek moyang mereka. Hanya mereka telah jauh menyimpang dari agama tauhid yang murni dan akidah mereka telah dikotori kepercayaan yang tidak benar dan menyesatkan. Oleh sebab itu, Allah mengemukakan pertanyaan ini kepada mereka seakan-akan mereka tidak mengetahuinya sama sekali atau telah melupakannya.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 86

86 : سورة المؤمنون

قُلْ مَن رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ ٱلسَّبْعِ وَرَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِ 86

Arti:

Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?"  (QS. Al-Muminun : 86)

Translation:
Say, "Who is Lord of the seven heavens and Lord of the Great Throne?"


Tafsir Tahlili:

Kemudian Allah memerintahkan pula agar Nabi Muhammad saw menanyakan kembali kepada mereka, bahwa siapakah yang mencipta-kan langit yang tujuh dan yang menciptakan 'arsy yang besarnya meliputi langit dan bumi sebagaimana tersebut dalam firman-Nya: "Kursi-Nya meliputi langit dan bumi." (al-Baqarah/2: 255) Siapakah yang mengatur dan mengurusnya sehingga segalanya berjalan menurut aturan yang demikian teliti dan baik. Allah menetapkan langsung jawaban atas pertanyaan ini karena pastilah jawaban orang-orang kafir ini sama yaitu pencipta itu semua adalah Allah Yang memiliki dan menguasainya. Tidak akan ada jawaban mereka selain itu karena itulah pada dasarnya kepercayaan mereka. Hanya saja mereka di samping mengakui kekuasaan Allah mereka menyembah pula sembahan-sembahan seperti berhala dan sebagainya. Kemudian Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar mengatakan kepada mereka, "Kalau benar Allah yang menciptakan langit yang tujuh dan menciptakan 'arsy yang mahabesar, dan Allah-lah yang mengatur dan mengurusnya, mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya dan tidak mau mengikuti ajaran dan perintah-Nya? Kenapa kamu tetap saja menyembah berhala, sedang penyembahan selain Allah itu sangat dimurkai oleh-Nya?"




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 87

87 : سورة المؤمنون

سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ 87

Arti:

Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah". Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?"  (QS. Al-Muminun : 87)

Translation:
They will say, "[They belong] to Allah." Say, "Then will you not fear Him?"


Tafsir Tahlili:

Kemudian Allah memerintahkan pula agar Nabi Muhammad saw menanyakan kembali kepada mereka, bahwa siapakah yang mencipta-kan langit yang tujuh dan yang menciptakan 'arsy yang besarnya meliputi langit dan bumi sebagaimana tersebut dalam firman-Nya: "Kursi-Nya meliputi langit dan bumi." (al-Baqarah/2: 255) Siapakah yang mengatur dan mengurusnya sehingga segalanya berjalan menurut aturan yang demikian teliti dan baik. Allah menetapkan langsung jawaban atas pertanyaan ini karena pastilah jawaban orang-orang kafir ini sama yaitu pencipta itu semua adalah Allah Yang memiliki dan menguasainya. Tidak akan ada jawaban mereka selain itu karena itulah pada dasarnya kepercayaan mereka. Hanya saja mereka di samping mengakui kekuasaan Allah mereka menyembah pula sembahan-sembahan seperti berhala dan sebagainya. Kemudian Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar mengatakan kepada mereka, "Kalau benar Allah yang menciptakan langit yang tujuh dan menciptakan 'arsy yang mahabesar, dan Allah-lah yang mengatur dan mengurusnya, mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya dan tidak mau mengikuti ajaran dan perintah-Nya? Kenapa kamu tetap saja menyembah berhala, sedang penyembahan selain Allah itu sangat dimurkai oleh-Nya?"




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 88

88 : سورة المؤمنون

قُلْ مَنۢ بِيَدِهِۦ مَلَكُوتُ كُلِّ شَىْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ 88

Arti:

Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?"  (QS. Al-Muminun : 88)

Translation:
Say, "In whose hand is the realm of all things - and He protects while none can protect against Him - if you should know?"


Tafsir Tahlili:

Lalu Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad menanyakan pula kepada mereka, siapakah yang menguasai segala sesuatu dan mengaturnya. Yang di tangan-Nya terletak kekuasaan mutlak. Bila Allah melindungi seseorang, tak ada satu kekuasaan pun yang dapat menimpakan malapetaka atasnya atau membinasakannya. Sebaliknya bila Dia hendak menimpakan bahaya kepada seseorang tak ada pula satu kekuatan pun yang dapat melindungi orang itu. Siapakah yang mempunyai sifat demikian Yang Mahakuasa lagi Maha Perkasa? Rasul meminta orang-orang kafir itu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini jika mereka benar-benar mengetahui.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 89

89 : سورة المؤمنون

سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّىٰ تُسْحَرُونَ 89

Arti:

Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah". Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?"  (QS. Al-Muminun : 89)

Translation:
They will say, "[All belongs] to Allah." Say, "Then how are you deluded?"


Tafsir Tahlili:

Mereka pasti akan menjawab bahwa yang demikian itu sifatnya adalah Allah semata. Oleh sebab itu, Allah memastikan bahwa mereka akan menjawab seperti itu dan memerintahkan kepada Nabi untuk menanyakan kembali kepada mereka. Kalau mereka mengetahui bahwa Allah Yang Mahakuasa dan Mahaperkasa, mengapa mereka sampai tertipu dan berpaling dari agama tauhid dan selalu menentang Allah dan durhaka kepada-Nya? Dengan menyembah berhala atau lainnya seakan-akan mereka telah kena sihir dan pikiran mereka tak dapat mempercayai lagi sehingga akidah mereka menjadi kacau balau, mencampur aduk yang benar dengan yang salah, sehingga mereka mempersekutukan Allah dengan lain-Nya. Padahal Allah tidak akan membenarkan tindakan mereka itu bahkan sangat murka.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 90

90 : سورة المؤمنون

بَلْ أَتَيْنَٰهُم بِٱلْحَقِّ وَإِنَّهُمْ لَكَٰذِبُونَ 90

Arti:

Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.  (QS. Al-Muminun : 90)

Translation:
Rather, We have brought them the truth, and indeed they are liars.


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah menegaskan kepada orang-orang kafir itu, karena semua pertanyaan yang dikemukakan kepada mereka mengenai Allah sebagai Pencipta, Pemilik dan Pengatur segalanya, mereka jawab dengan jawaban yang benar dan positif, bahwa Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk memperbaiki dan meluruskan akidah mereka yang telah sesat, adalah benar dan tuduhan-tuduhan yang mereka kemukakan terhadap Muhammad dan Al-Qur'an yang dibawanya adalah keliru dan bohong. Al-Qur'an bukanlah dongengan-dongengan orang dahulu, tetapi benar-benar wahyu dan petunjuk dari Allah Yang Maha Pencipta, Mahakuasa dan Yang Mengatur segala sesuatu, baik di bumi maupun di langit dengan hikmat dan kebijaksanaan-Nya.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 91

91 : سورة المؤمنون

مَا ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ مِن وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُۥ مِنْ إِلَٰهٍ إِذًا لَّذَهَبَ كُلُّ إِلَٰهٍۭ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ سُبْحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ 91

Arti:

Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,  (QS. Al-Muminun : 91)

Translation:
Allah has not taken any son, nor has there ever been with Him any deity. [If there had been], then each deity would have taken what it created, and some of them would have sought to overcome others. Exalted is Allah above what they describe [concerning Him].


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menolak dakwaan kaum musyrik bahwa para malaikat itu adalah putri-putri Allah dengan menerangkan bahwa Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, karena Dia Mahakaya, Mahakuasa dan Mahakekal, tidak memerlukan keturunan seperti halnya manusia. Manusia memang banyak memerlukan anak yang akan melanjutkan keturunannya, dan bila dia sudah tua dan tidak berdaya lagi maka anak-anaknya itulah yang akan membantu dan menolongnya. Dan bila dia mati maka anak-anaknya pulalah yang akan melanjutkan usaha dan profesinya dan mengangkat namanya di kalangan masyarakatnya. Allah Yang Mahakuasa, Mahakaya dan Mahakekal tidak memerlukan semua itu. Allah tidak ditimpa kelelahan karena Dia Mahakuat, tidak akan ditimpa kematian karena Dia Mahakekal, Dia tidak akan ditimpa kemiskinan karena Dia Mahakaya, milik-Nyalah semua yang ada di langit dan di bumi. Alangkah bodohnya kaum musyrikin yang menyamakan Allah dengan manusia yang amat lemah dan miskin, atau kalau mereka tidak bodoh maka mereka adalah pendusta besar karena yang diucapkannya itu bertentangan sama sekali dengan pikiran orang-orang berakal. Sungguh amat lemah pikiran orang yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak atau mempunyai sekutu. Mahasuci Allah dari segala anggapan dan tuduhan yang tidak masuk akal itu.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 92

92 : سورة المؤمنون

عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ 92

Arti:

Yang mengetahui semua yang ghaib dan semua yang nampak, maka Maha Tinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan.  (QS. Al-Muminun : 92)

Translation:
[He is] Knower of the unseen and the witnessed, so high is He above what they associate [with Him].


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Yang Mahatahu segala yang gaib yang tidak dapat dilihat dan dirasakan dengan panca indera, Maha Mengetahui segala yang tampak dan nyata dan dapat dilihat dan dirasakan. Apapun yang terjadi di alam ini baik alam langit ataupun alam bumi semuanya terjadi dengan sepengetahuan-Nya, tak ada yang besar maupun yang kecil kecuali ada dalam ilmu-Nya yang Mahaluas, seperti tersebut dalam firman-Nya: Dan tidakkah engkau (Muhammad) berada dalam suatu urusan, dan tidak membaca suatu ayat Al-Qur'an serta tidak pula kamu melakukan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukannya. Tidak lengah sedikit pun dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah baik di bumi ataupun di langit. Tidak ada sesuatu yang lebih kecil dan yang lebih besar dari itu, melainkan semua tercatat dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). (Yunus/10: 61) Demikianlah luas dan mencakupnya ilmu Allah. Mahasuci Allah dari segala tuduhan orang kafir yang mengatakan bahwa Dia mempunyai anak dan sekutu.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 93

93 : سورة المؤمنون

قُل رَّبِّ إِمَّا تُرِيَنِّى مَا يُوعَدُونَ 93

Arti:

Katakanlah: "Ya Tuhanku, jika Engkau sungguh-sungguh hendak memperlihatkan kepadaku azab yang diancamkan kepada mereka,  (QS. Al-Muminun : 93)

Translation:
Say, [O Muhammad], "My Lord, if You should show me that which they are promised,


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar berdoa memohon kepada-Nya supaya dijauhkan dari orang-orang kafir yang aniaya itu bila Dia hendak mengazab mereka, jangan dibinasakan bersama mereka, agar diselamatkan dari siksaan dan kemurkaan-Nya, dan menjadikannya golongan orang yang diridai. Perintah supaya berdoa seperti ini diajarkan Allah karena musibah dan malapetaka yang ditimpakan Allah kepada orang-orang durhaka dan aniaya kadang-kadang juga menimpa orang-orang yang tidak bersalah, karena mereka hidup bersama dalam masyarakat atau suatu negara. Ini sesuai dengan firman Allah: Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya. (al-Anfal/8: 25) Menurut riwayat Imam Ahmad dan at-Tirmidzi doa Nabi Muhammad saw dalam hal ini berbunyi: Allah) apabila Engkau hendak menimpa siksaan kepada kaum (yang aniaya) maka wafatkan aku dalam keadaan tidak ikut disiksa. (Riwayat Ahmad dan at-Tirmid




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 94

94 : سورة المؤمنون

رَبِّ فَلَا تَجْعَلْنِى فِى ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ 94

Arti:

ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku berada di antara orang-orang yang zalim".  (QS. Al-Muminun : 94)

Translation:
My Lord, then do not place me among the wrongdoing people."


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar berdoa memohon kepada-Nya supaya dijauhkan dari orang-orang kafir yang aniaya itu bila Dia hendak mengazab mereka, jangan dibinasakan bersama mereka, agar diselamatkan dari siksaan dan kemurkaan-Nya, dan menjadikannya golongan orang yang diridai. Perintah supaya berdoa seperti ini diajarkan Allah karena musibah dan malapetaka yang ditimpakan Allah kepada orang-orang durhaka dan aniaya kadang-kadang juga menimpa orang-orang yang tidak bersalah, karena mereka hidup bersama dalam masyarakat atau suatu negara. Ini sesuai dengan firman Allah: Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya. (al-Anfal/8: 25) Menurut riwayat Imam Ahmad dan at-Tirmidzi doa Nabi Muhammad saw dalam hal ini berbunyi: Allah) apabila Engkau hendak menimpa siksaan kepada kaum (yang aniaya) maka wafatkan aku dalam keadaan tidak ikut disiksa. (Riwayat Ahmad dan at-Tirmid




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 95

95 : سورة المؤمنون

وَإِنَّا عَلَىٰٓ أَن نُّرِيَكَ مَا نَعِدُهُمْ لَقَٰدِرُونَ 95

Arti:

Dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa untuk memperlihatkan kepadamu apa yang Kami ancamkan kepada mereka.  (QS. Al-Muminun : 95)

Translation:
And indeed, We are able to show you what We have promised them.


Tafsir Tahlili:

Allah menjelaskan kepada Nabi Muhammad, bahwa Dia Kuasa memperlihatkan kepadanya siksaan yang akan ditimpakan kepada orang kafir itu sehingga Nabi Muhammad dapat melihat sendiri bagaimana dahsyatnya dan hebatnya siksaan Allah. Tetapi karena rahmat dan kasih sayang-Nya kepada umat Muhammad, Allah tidak menjatuhkan siksa itu dengan segera (di dunia ini), tetapi sudah menjadi ketetapan-Nya bahwa siksaan itu akan menimpa mereka di akhirat, karena mungkin kelak ada di antara mereka atau keturunan mereka yang akan sadar dan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Oleh sebab itu, Nabi Muhammad jangan terlalu bersedih hati atas tindakan dan perlakuan orang kafir terhadapnya dan kaum Muslimin yang memang dalam keadaan lemah dan tak berdaya.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 96

96 : سورة المؤمنون

ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ٱلسَّيِّئَةَ نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَصِفُونَ 96

Arti:

Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan.  (QS. Al-Muminun : 96)

Translation:
Repel, by [means of] what is best, [their] evil. We are most knowing of what they describe.


Tafsir Tahlili:

Kemudian Allah memberikan tuntunan kepada Nabi Muhammad bagaimana cara yang sebaik-baiknya menghadapi sikap kaum musyrik itu. Di antaranya, Nabi harus tetap bersikap lemah lembut terhadap mereka dan jangan sekali-kali membalas kejahatan dengan kejahatan, kekerasan dengan kekerasan karena memang belum waktunya bersikap demikian. Bila mereka mencemooh dan mencaci maki hendaknya Nabi memaafkan ucapan-ucapan mereka yang tidak pada tempatnya itu, karena ucapan itu tidak mengenai sasarannya tetapi hendaklah dibalas dengan kata-kata yang mengandung patunjuk dan ajaran dengan mengemukakan dalil-dalil dan alasan yang masuk akal. Bila mereka hendak melakukan tindakan penganiayaan, hindari mereka dan jauhi sedapat mungkin kesempatan yang membawa kepada tindakan seperti itu dan hendaklah dihadapi dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Nabi juga diperintahkan untuk menunjukkan kepada mereka bahwa beliau memang seorang ksatria yang tidak ada niat sedikit pun untuk mencelakakan mereka. Dengan sikap lemah lembut dan kebijaksanaan itu, mereka tidak akan merajalela terhadap kaum Muslimin. Lambat laun mereka yang keras seperti batu itu akan menjadi lembut dan menyadari sendiri kesalahan yang sudah mereka lakukan. Nabi juga diminta untuk meyakini dalam hati bahwa Allah mengetahui semua ucapan dan tindakan mereka. Allah lebih mengetahui apa saja yang mereka lakukan dan apa saja yang tersembunyi dalam dada mereka. Sesuai dengan petunjuk ini Allah berfirman dalam ayat yang lain: Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia. (Fussilat/41: 34) Anas bin Malik berkata mengomentari ayat ini, "Seorang laki-laki mengatakan terhadap saudaranya hal yang tidak-tidak." Maka dia menjawab, "Jika ucapanmu itu bohong maka saya memohon kepada Allah supaya Dia mengampuni kebohonganmu itu. Jika ucapanmu itu benar maka saya memohon kepada Allah supaya mengampuniku."




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 97

97 : سورة المؤمنون

وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَٰتِ ٱلشَّيَٰطِينِ 97

Arti:

Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan.  (QS. Al-Muminun : 97)

Translation:
And say, "My Lord, I seek refuge in You from the incitements of the devils,


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad supaya dia selalu berlindung kepada-Nya dari bisikan-bisikan setan dan dari godaan-godaannya, dan supaya setan itu selalu jauh daripadanya dan tidak dapat masuk ke dalam hatinya untuk memperdayakannya. Demikianlah seharusnya sikap setiap pejuang untuk menegakkan kebenaran. Mereka harus benar-benar menjaga supaya tidak sekalipun dipengaruhi hawa nafsunya dan terdorong untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak benar dan tidak jujur. Setan amat mudah sekali menjerumuskan manusia ke jurang kesalahan, penghinaan dan kejahatan apabila ia dapat memasuki hawa nafsu manusia. Karena itu hendaklah kita selalu berlindung kepada Allah dari tipu daya setan. Memang apabila seseorang benar-benar telah berserah diri kepada Tuhannya dalam segala tindakannya dan selalu memohon perlindungan-Nya dari tipu daya dan godaan setan, dirinya menjadi bersih dan hati nuraninya akan terketuk untuk selalu berbuat kebaikan dan menghindari kejahatan. Rasulullah selalu berlindung kepada Tuhannya supaya dijauhkan daripadanya campur tangan setan dalam segala perbuatannya terutama dalam salat ketika membaca Al-Qur'an dan pada saat ajalnya akan tiba. Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud dan at-Tirmidzi dan dinilai sahih oleh al-Baihaqi dari 'Amr bin Syu'aib dan ayahnya dari kakeknya ia berkata, "Rasulullah saw mengajarkan Dengan menyebut nama Allah, aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kemurkaan-Nya, dari siksa-Nya. Dari kejahatan hamba-Nya, dari bisikan-bisikan setan dan dari kahadiran setan kepadaku. (Riwayat Ahmad, Abu Daud dan at-Tirmidzi)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 98

98 : سورة المؤمنون

وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ 98

Arti:

Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku".  (QS. Al-Muminun : 98)

Translation:
And I seek refuge in You, my Lord, lest they be present with me."


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad supaya dia selalu berlindung kepada-Nya dari bisikan-bisikan setan dan dari godaan-godaannya, dan supaya setan itu selalu jauh daripadanya dan tidak dapat masuk ke dalam hatinya untuk memperdayakannya. Demikianlah seharusnya sikap setiap pejuang untuk menegakkan kebenaran. Mereka harus benar-benar menjaga supaya tidak sekalipun dipengaruhi hawa nafsunya dan terdorong untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak benar dan tidak jujur. Setan amat mudah sekali menjerumuskan manusia ke jurang kesalahan, penghinaan dan kejahatan apabila ia dapat memasuki hawa nafsu manusia. Karena itu hendaklah kita selalu berlindung kepada Allah dari tipu daya setan. Memang apabila seseorang benar-benar telah berserah diri kepada Tuhannya dalam segala tindakannya dan selalu memohon perlindungan-Nya dari tipu daya dan godaan setan, dirinya menjadi bersih dan hati nuraninya akan terketuk untuk selalu berbuat kebaikan dan menghindari kejahatan. Rasulullah selalu berlindung kepada Tuhannya supaya dijauhkan daripadanya campur tangan setan dalam segala perbuatannya terutama dalam salat ketika membaca Al-Qur'an dan pada saat ajalnya akan tiba. Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud dan at-Tirmidzi dan dinilai sahih oleh al-Baihaqi dari 'Amr bin Syu'aib dan ayahnya dari kakeknya ia berkata, "Rasulullah saw mengajarkan Dengan menyebut nama Allah, aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kemurkaan-Nya, dari siksa-Nya. Dari kejahatan hamba-Nya, dari bisikan-bisikan setan dan dari kahadiran setan kepadaku. (Riwayat Ahmad, Abu Daud dan at-Tirmidzi)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 99

99 : سورة المؤمنون

حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ٱرْجِعُونِ 99

Arti:

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia),  (QS. Al-Muminun : 99)

Translation:
[For such is the state of the disbelievers], until, when death comes to one of them, he says, "My Lord, send me back


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah memberitahukan tentang kata-kata yang diucapkan oleh orang kafir ketika menghadapi maut, walaupun kata-kata itu tidak dapat didengar oleh orang-orang yang hadir ketika itu. Orang kafir itu meminta kepada Allah supaya dia jangan dimatikan dahulu dan dibiarkan hidup seperti sediakala agar dia dapat bertobat dari kesalahan dan kedurhakaannya dan dapat beriman dan mengerjakan amal yang baik yang tidak dikerjakannya selama hidupnya. Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu pada waktu dia masih sehat walafiat dan mempunyai kesanggupan untuk beriman dan beramal saleh, dia enggan menerima kebenaran, takabur dan sombong terhadap orang-orang yang beriman, selalu durhaka kepada Allah bahkan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan perintah Allah dan mengucapkan kata-kata yang tidak benar terhadap-Nya. Akan tetapi, ketika dalam keadaan sakaratul maut, mereka teringat pada dosa dan kesalahan yang telah mereka lakukan. Ketika itu juga mereka menjadi insaf dan sadar lalu meminta dengan sepenuh hati kepada Allah agar diberi umur panjang untuk berbuat baik guna menutupi semua kedurhakaan dan kejahatan yang telah mereka lakukan. Namun demikian, saat sakaratul maut bukan waktu untuk meminta ampun dan bertobat sebagaimana tersebut dalam firman-Nya: Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertobat sekarang." Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam keadaan kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (an-Nisa'/4: 17-18) Lalu Allah menegaskan bahwa permintaan orang-orang kafir itu hanyalah ucapan yang keluar dari mulut mereka saja dan tidak akan dikabulkan. Kalaupun benar-benar diberi umur panjang, mereka tidak juga akan kembali beriman dan tidak akan mau mengerjakan amal saleh sebagaimana ditegaskan Allah dalam firman-Nya: Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, "Seandainya kami dikembalikan (ke dunia) tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman." Tetapi (sebenarnya) bagi mereka telah nyata kejahatan yang mereka sembunyikan dahulu. Seandainya mereka dikembalikan ke dunia, tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah dilarang mengerjakannya. Mereka itu sungguh pendusta. (al-An'am/6: 27-28) Demikianlah ucapan yang mereka lontarkan sebagai penghibur hati mereka sendiri, suatu ucapan yang tidak ada nilainya sama sekali karena tidak mungkin mereka akan hidup kembali karena ajal mereka telah tiba. Di hadapan mereka terbentang dinding yang menghalangi mereka kembali ke dunia sampai hari kiamat. Kesimpulan




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 100

100 : سورة المؤمنون

لَعَلِّىٓ أَعْمَلُ صَٰلِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّآ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ 100

Arti:

agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.  (QS. Al-Muminun : 100)

Translation:
That I might do righteousness in that which I left behind." No! It is only a word he is saying; and behind them is a barrier until the Day they are resurrected.


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah memberitahukan tentang kata-kata yang diucapkan oleh orang kafir ketika menghadapi maut, walaupun kata-kata itu tidak dapat didengar oleh orang-orang yang hadir ketika itu. Orang kafir itu meminta kepada Allah supaya dia jangan dimatikan dahulu dan dibiarkan hidup seperti sediakala agar dia dapat bertobat dari kesalahan dan kedurhakaannya dan dapat beriman dan mengerjakan amal yang baik yang tidak dikerjakannya selama hidupnya. Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu pada waktu dia masih sehat walafiat dan mempunyai kesanggupan untuk beriman dan beramal saleh, dia enggan menerima kebenaran, takabur dan sombong terhadap orang-orang yang beriman, selalu durhaka kepada Allah bahkan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan perintah Allah dan mengucapkan kata-kata yang tidak benar terhadap-Nya. Akan tetapi, ketika dalam keadaan sakaratul maut, mereka teringat pada dosa dan kesalahan yang telah mereka lakukan. Ketika itu juga mereka menjadi insaf dan sadar lalu meminta dengan sepenuh hati kepada Allah agar diberi umur panjang untuk berbuat baik guna menutupi semua kedurhakaan dan kejahatan yang telah mereka lakukan. Namun demikian, saat sakaratul maut bukan waktu untuk meminta ampun dan bertobat sebagaimana tersebut dalam firman-Nya: Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertobat sekarang." Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam keadaan kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (an-Nisa'/4: 17-18) Lalu Allah menegaskan bahwa permintaan orang-orang kafir itu hanyalah ucapan yang keluar dari mulut mereka saja dan tidak akan dikabulkan. Kalaupun benar-benar diberi umur panjang, mereka tidak juga akan kembali beriman dan tidak akan mau mengerjakan amal saleh sebagaimana ditegaskan Allah dalam firman-Nya: Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, "Seandainya kami dikembalikan (ke dunia) tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman." Tetapi (sebenarnya) bagi mereka telah nyata kejahatan yang mereka sembunyikan dahulu. Seandainya mereka dikembalikan ke dunia, tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah dilarang mengerjakannya. Mereka itu sungguh pendusta. (al-An'am/6: 27-28) Demikianlah ucapan yang mereka lontarkan sebagai penghibur hati mereka sendiri, suatu ucapan yang tidak ada nilainya sama sekali karena tidak mungkin mereka akan hidup kembali karena ajal mereka telah tiba. Di hadapan mereka terbentang dinding yang menghalangi mereka kembali ke dunia sampai hari kiamat. Kesimpulan




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 101

101 : سورة المؤمنون

فَإِذَا نُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَلَآ أَنسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَآءَلُونَ 101

Arti:

Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.  (QS. Al-Muminun : 101)

Translation:
So when the Horn is blown, no relationship will there be among them that Day, nor will they ask about one another.


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa apabila sangkakala ditiup untuk kedua kalinya dan arwah dikembalikan kepada tubuhnya masing-masing pada hari kebangkitan nanti, maka pada waktu itu tidak ada lagi manfaat pertalian nasab. Seseorang tidak dapat lagi membanggakan nasabnya, bahwa dia berasal dari keturunan bangsawan sebagaimana halnya pada waktu ia masih berada di dunia. Tidak ada perbedaan antara seseorang dengan yang lain, semua terpengaruh suasana yang meliputinya. Mereka kebingungan dan diliputi perasaan takut karena kedahsyatan hari itu, sehingga hilanglah rasa cinta dan kasih sayang. Masing-masing memikirkan dirinya sendiri dan tidak mau tahu orang lain, sebagaimana yang dilukiskan di dalam firman Allah: Maka apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. ('Abasa/80: 33-37) Mereka tidak lagi saling tegur dan bertanya. Tidak seorang pun di antara mereka yang menanyakan keadaan keluarga dan keturunannya, sebagaimana halnya di dunia. Mereka seolah-olah tidak saling mengenal lagi. Firman Allah: Dan tidak ada seorang teman akrab pun menanyakan temannya. (al- Ma'arij/70: 10) Mereka kebingungan seperti orang-orang yang sedang mabuk, padahal mereka tidak mabuk. Firman Allah: (Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (goncangan itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras. (al-hajj/22: 2)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 102

102 : سورة المؤمنون

فَمَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ 102

Arti:

Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan.  (QS. Al-Muminun : 102)

Translation:
And those whose scales are heavy [with good deeds] - it is they who are the successful.


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang berat timbangan amal kebaikannya yaitu orang-orang yang beriman dan banyak beramal saleh di dunia, adalah orang-orang yang beruntung dan berbahagia. Pada hari Kiamat nanti, seseorang sebelum ditetapkan nasibnya, apakah ia dimasukkan ke dalam surga atau ke dalam neraka, lebih dahulu ia akan diajukan ke pengadilan yang akan memberi keputusan yang seadil-adilnya. Tidak akan terjadi kecurangan dalam proses pengadilan itu karena yang menjadi hakimnya ialah Allah sendiri. Berbeda halnya dengan pengadilan di dunia ini, orang yang bersalah adakalanya diputuskan tidak bersalah, karena pintarnya bersilat lidah, memutarbalikkan keadaan atau karena kelicikan pembelanya, sehingga hakim menjadi terkecoh. Begitu pula sebaliknya, orang yang tidak bersalah ada kemungkinan diputuskan bersalah karena tidak mampu membayar pembela yang pintar dan sebagainya. Setiap keputusan di dunia yang tidak adil akan dimentahkan kembali dan akan diputuskan sekali lagi di akhirat dengan seadil-adilnya. Segala sangkut paut yang belum selesai di dunia ini akan diselesaikan nanti di akhirat dengan seadil-adilnya. Setelah melalui proses pengadilan dan sangkut paut masing-masing telah diselesaikan maka untuk mengetahui kadar kebaikan dan kejahatan masing-masing diadakan timbangan, sebagaimana dijelaskan di dalam firman Allah: Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit. (al- Anbiya'/21: 47) Barangsiapa yang berat timbangan amal kebaikannya, berbahagialah ia. Sejalan dengan ayat 102 ini firman Allah: Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang). (al-Qari'ah/101: 6-7)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 103

103 : سورة المؤمنون

وَمَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ فِى جَهَنَّمَ خَٰلِدُونَ 103

Arti:

Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam.  (QS. Al-Muminun : 103)

Translation:
But those whose scales are light - those are the ones who have lost their souls, [being] in Hell, abiding eternally.


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah menerangkan kerugian orang yang ringan timbangan kebaikannya. Mereka itu ketika masih berada di dunia banyak berbuat maksiat menuruti kehendak hawa nafsunya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah yang menyebabkan amal-amal mereka tidak bernilai di hari kemudian, sebagaimana firman Allah: Mereka itu adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya. Maka sia-sia amal mereka, dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari Kiamat. (al-Kahf/18: 105) Mereka itu akan kekal di dalam neraka Jahanam. Sejalan dengan ayat 103 ini firman Allah: Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (al-Qari'ah/101: 8-9) Bukan demikian! Barang siapa berbuat keburukan, dan dosanya telah menenggelamkannya, maka mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. (al-Baqarah/2: 81)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 104

104 : سورة المؤمنون

تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ ٱلنَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَٰلِحُونَ 104

Arti:

Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat.  (QS. Al-Muminun : 104)

Translation:
The Fire will sear their faces, and they therein will have taut smiles.


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang yang dimasukkan ke dalam neraka itu akan dibakar mukanya dengan api sehingga kelihatan jelek sekali dan cacat. Dagingnya hancur, meleleh sampai ke kakinya. Mereka mengeluh atas azab yang menimpanya, dan menyadari perbuatannya ketika masih di dunia, sebagaimana firman Allah: Dan jika mereka ditimpa sedikit saja azab Tuhanmu, pastilah mereka berkata, "Celakalah kami! Sesungguhnya kami termasuk orang yang selalu menzalimi (diri sendiri)." (al-Anbiya'/21: 46) Seandainya orang kafir itu mengetahui, ketika mereka itu tidak mampu mengelakkan api neraka dari wajah dan punggung mereka, sedang mereka tidak mendapat pertolongan (tentulah mereka tidak meminta disegerakan). (al-Anbiya'/21: 39)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 105

105 : سورة المؤمنون

أَلَمْ تَكُنْ ءَايَٰتِى تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ فَكُنتُم بِهَا تُكَذِّبُونَ 105

Arti:

Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya?  (QS. Al-Muminun : 105)

Translation:
[It will be said]. "Were not My verses recited to you and you used to deny them?"


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa berbagai pertanyaan yang sifatnya mengejek diajukan kepada para penghuni neraka. Hal itu mengingatkan mereka kembali bahwa telah diutus para rasul untuk membimbing mereka, dan diturunkan kitab-kitab samawi untuk menjadi pedoman mereka, supaya tidak ada lagi alasan bagi mereka untuk tidak taat dan patuh kepada ajaran-ajaran yang dibawa para rasul itu, sebagaimana firman Allah: Agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. (an-Nisa'/4: 165) Dan firman-Nya: Tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul. (al- Isra'/17: 15) Tetapi mereka itu mendustakan ayat-ayat Allah dan tidak mempercayainya sedikit pun, bahkan rasul-rasul yang diutus kepada mereka disiksa dan dianiayanya. Sejalan dengan ayat 105 ayat ini, firman Allah: Hampir meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, "Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi peringatan kepadamu (di dunia)?" Mereka menjawab, "Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakan(nya) dan kami katakan, "Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun, kamu sebenarnya didalam kesesatan yang besar." (al-Mulk/67: 8-9)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 106

106 : سورة المؤمنون

قَالُوا۟ رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَآلِّينَ 106

Arti:

Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat.  (QS. Al-Muminun : 106)

Translation:
They will say, "Our Lord, our wretchedness overcame us, and we were a people astray.


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah menerangkan pengakuan penghuni neraka atas kesesatan mereka, sekalipun telah diutus kepada mereka rasul-rasul untuk membimbing mereka, dan diturunkan kitab-kitab samawi untuk menjadi pedoman mereka. Akan tetapi, mereka telah dikalahkan oleh kejahatan mereka, dan dikendalikan oleh hawa nafsu, maka tidak ada jalan bagi mereka untuk berbuat kebaikan dan menghindarkan diri dari jalan kesesatan. Sejalan dengan ayat ini firman Allah: Lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah suatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)? (al-Mu'min/40: 11)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 107

107 : سورة المؤمنون

رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَٰلِمُونَ 107

Arti:

Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim".  (QS. Al-Muminun : 107)

Translation:
Our Lord, remove us from it, and if we were to return [to evil], we would indeed be wrongdoers."


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menerangkan permohonan penghuni neraka kepada Allah, yaitu agar mereka dikeluarkan dari neraka dan dikembalikan ke dunia. Mereka berjanji bahwa kalau permohonan mereka dikabulkan, mereka akan mengubah kekafiran mereka kepada keimanan dan taat kepada segala apa yang diperintahkan Allah kepada mereka. Jika mereka masih tetap saja berbuat maksiat sebagaimana halnya dahulu, maka mereka benar-benar orang yang aniaya dan mereka layak menerima azab dan siksa yang amat pedih.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 108

108 : سورة المؤمنون

قَالَ ٱخْسَـُٔوا۟ فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ 108

Arti:

Allah berfirman: "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.  (QS. Al-Muminun : 108)

Translation:
He will say, "Remain despised therein and do not speak to Me.


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menerangkan jawaban Allah terhadap permintaan penghuni neraka untuk dapat dikembalikan ke dunia menebus kesalahan dan dosa-dosa yang telah diperbuatnya. Allah menegaskan kepada mereka supaya tetap berada di dalam neraka, meringkuk dalam keadaan hina dan tidak mempunyai harga diri sedikit pun. Mereka harus diam dan tidak melanjutkan pembicaraannya dengan Allah serta tidak mengulangi lagi perbuatannya karena mereka tak mungkin lagi dapat dikembalikan ke dunia.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 109

109 : سورة المؤمنون

إِنَّهُۥ كَانَ فَرِيقٌ مِّنْ عِبَادِى يَقُولُونَ رَبَّنَآ ءَامَنَّا فَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰحِمِينَ 109

Arti:

Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia): "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik.  (QS. Al-Muminun : 109)

Translation:
Indeed, there was a party of My servants who said, 'Our Lord, we have believed, so forgive us and have mercy upon us, and You are the best of the merciful.'


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah menerangkan sebab musabab mereka disiksa dan diazab, serta jawaban yang menghina atas permintaan mereka kembali ke dunia. Hinaan itu muncul karena mereka menghina hamba-hamba Allah yang telah beriman, seperti Bilal, Khabbab, shuhaib dan orang-orang mukmin yang lemah lainnya, selalu mendekatkan diri kepada Allah, menegaskan ikrar dan pengakuan keimanan mereka kepada-Nya, membenar-kan para rasul yang telah diutus-Nya, senantiasa meminta ampunan dan memohon rahmat kepada-Nya karena Dialah pemberi rahmat yang sebaik-baiknya. Orang-orang kafir menghadapi orang-orang mukmin itu dengan sikap mengejek, menertawakan, dan menghina. Ayat ini juga menerangkan bahwa kesibukan orang-orang kafir itu mereka mengejek dan menertawakan orang-orang mukmin, membuat mereka lupa mengingat Allah. Sejalan dengan ayat ini, Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulu menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka (orang-orang yang beriman) melintas di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya, dan apabila kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira ria. Dan apabila mereka melihat (orang-orang mukmin), mereka mengatakan, "Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat," padahal (orang-orang yang berdosa itu), mereka tidak diutus sebagai penjaga (orang-orang mukmin). (al-Muthaffifin/83: 29-33)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 110

110 : سورة المؤمنون

فَٱتَّخَذْتُمُوهُمْ سِخْرِيًّا حَتَّىٰٓ أَنسَوْكُمْ ذِكْرِى وَكُنتُم مِّنْهُمْ تَضْحَكُونَ 110

Arti:

Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan mereka,  (QS. Al-Muminun : 110)

Translation:
But you took them in mockery to the point that they made you forget My remembrance, and you used to laugh at them.


Tafsir Tahlili:

Pada ayat ini Allah menerangkan sebab musabab mereka disiksa dan diazab, serta jawaban yang menghina atas permintaan mereka kembali ke dunia. Hinaan itu muncul karena mereka menghina hamba-hamba Allah yang telah beriman, seperti Bilal, Khabbab, shuhaib dan orang-orang mukmin yang lemah lainnya, selalu mendekatkan diri kepada Allah, menegaskan ikrar dan pengakuan keimanan mereka kepada-Nya, membenar-kan para rasul yang telah diutus-Nya, senantiasa meminta ampunan dan memohon rahmat kepada-Nya karena Dialah pemberi rahmat yang sebaik-baiknya. Orang-orang kafir menghadapi orang-orang mukmin itu dengan sikap mengejek, menertawakan, dan menghina. Ayat ini juga menerangkan bahwa kesibukan orang-orang kafir itu mereka mengejek dan menertawakan orang-orang mukmin, membuat mereka lupa mengingat Allah. Sejalan dengan ayat ini, Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulu menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka (orang-orang yang beriman) melintas di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya, dan apabila kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira ria. Dan apabila mereka melihat (orang-orang mukmin), mereka mengatakan, "Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat," padahal (orang-orang yang berdosa itu), mereka tidak diutus sebagai penjaga (orang-orang mukmin). (al-Muthaffifin/83: 29-33)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 111

111 : سورة المؤمنون

إِنِّى جَزَيْتُهُمُ ٱلْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوٓا۟ أَنَّهُمْ هُمُ ٱلْفَآئِزُونَ 111

Arti:

Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang".  (QS. Al-Muminun : 111)

Translation:
Indeed, I have rewarded them this Day for their patient endurance - that they are the attainers [of success]."


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menegaskan bahwa Allah akan memberi balasan kepada orang-orang mukmin pada hari Kiamat nanti, karena kesabaran dan ketabahan mereka menghadapi ejekan dan tertawaan orang-orang kafir, , serta ketaatan dan kepatuhan mereka kepada perintah-Nya. Sesungguhnya orang-orang mukmin, itulah orang-orang yang menang dan beruntung. Di akhirat kelak, mereka duduk di atas dipan-dipan sambil memandang santai, menertawakan orang-orang kafir yang menertawakan mereka dahulu di dunia. Inilah ganjaran bagi orang-orang kafir atas apa yang telah dikerjakannya di dunia, sebagaimana firman Allah: Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman yang menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan. Apakah orang-orang kafir itu diberi balasan (hukuman) terhadap apa yang telah mereka perbuat? (al-Muthaffifin/83: 34-36)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 112

112 : سورة المؤمنون

قَٰلَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِى ٱلْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَ 112

Arti:

Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?"  (QS. Al-Muminun : 112)

Translation:
[Allah] will say, "How long did you remain on earth in number of years?"


Tafsir Tahlili:

Setelah permintaan penghuni neraka untuk dikembalikan ke dunia ditolak Allah dengan penegasan bahwa mereka akan tetap meringkuk di neraka dan supaya tidak meminta-minta kepada-Nya, mereka ditanya lagi berapa lama mereka hidup di bumi, sejak dilahirkan sampai meninggalkan dunia fana itu ke alam baka.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 113

113 : سورة المؤمنون

قَالُوا۟ لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَسْـَٔلِ ٱلْعَآدِّينَ 113

Arti:

Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung".  (QS. Al-Muminun : 113)

Translation:
They will say, "We remained a day or part of a day; ask those who enumerate."


Tafsir Tahlili:

Oleh karena besarnya pengaruh bencana yang menimpa penghuni neraka dan hebatnya siksaan dan azab yang dideritanya, maka mereka yang malang itu tidak lagi bisa mengingat berapa lama mereka tinggal di dunia. Mereka merasa sebentar sekali, bahkan mereka menyangka bahwa mereka tinggal di dunia hanya sehari atau tidak sampai satu hari jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat. Pada ayat ini Allah menganjurkan kepada mereka untuk menanyakan berapa lama mereka tinggal di dunia.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 114

114 : سورة المؤمنون

قَٰلَ إِن لَّبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا لَّوْ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ 114

Arti:

Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui"  (QS. Al-Muminun : 114)

Translation:
He will say, "You stayed not but a little - if only you had known.


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menerangkan bahwa mereka memang tinggal di dunia hanya sebentar. Andaikata mereka menyadari hal itu ketika mereka tinggal di dunia, sedang kehidupan yang dihadapinya di akhirat adalah kehidupan yang tiada batasnya, tentu mereka akan berbuat hal-hal yang bermanfaat dan sesuai dengan yang diperintahkan Allah. Akan tetapi, mereka lalai menyadarinya, sehingga mereka layak mendapat azab dari Allah. Rasulullah bersabda: Ketika Ibnu Abi hatim meriwayatkan dari Aiqa' bin Abd al-Kalai, Rasulullah bersabda bahwa apabila penghuni surga telah masuk ke dalam surga dan penghuni neraka ke dalam neraka; Allah berfirman, "Wahai penghuni surga! Berapa lama engkau hidup di dunia?" Mereka menjawab, "Kami tinggal di dunia hanya sehari atau tidak sampai satu hari." Allah berfirman, "Alangkah baiknya engkau sekalian menginvestasikan waktu yang sehari itu, atau tidak sampai satu hari itu. Engkau sekalian memperoleh rahmat-Ku, rida-Ku dan surga-Ku. Tinggallah kamu sekalian di dalam surga untuk selama-lamanya." Sesudah itu Allah berfirman, "Wahai penghuni neraka! Berapa lamakah kamu tinggal hidup di dunia?" Mereka menjawab, "Kami tinggal di dunia hanya sehari atau tidak sampai satu hari." Allah berfirman, "Alangkah buruknya kamu sekalian menginvestasikan waktu yang sehari atau tidak sampai satu hari itu. Kamu sekalian menerima murka-Ku dan memasuki neraka-Ku. Tinggallah di dalam neraka untuk selama-lamanya."




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 115

115 : سورة المؤمنون

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَٰكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ 115

Arti:

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?  (QS. Al-Muminun : 115)

Translation:
Then did you think that We created you uselessly and that to Us you would not be returned?"


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menerangkan bahwa keingkaran para penghuni neraka tentang adanya hari kebangkitan berkaitan dengan keyakinan mereka bahwa kehidupan berakhir dengan kematian, sehingga Allah perlu mengingatkan mereka dengan pertanyaan, "Apakah mereka menyangka bahwa mereka Kami ciptakan dengan main-main, dibiarkan begitu saja seperti halnya binatang, tidak diberi pahala dan tidak diazab? Ataukah mereka mengira bahwa mereka itu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" Tidak, sekali lagi tidak. Mereka diciptakan sebagai hamba Allah dan diberi kewajiban. Siapa yang melaksanakan kewajiban, mereka diberi pahala, dan bagi yang menyia-nyiakan kewajiban, mereka akan diazab dan dikembalikan kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan segala per-buatan mereka di dunia, sesuai firman Allah: Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja? (Tanpa pertanggungjawaban?) (al-Qiyamah/75: 36)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 116

116 : سورة المؤمنون

فَتَعَٰلَى ٱللَّهُ ٱلْمَلِكُ ٱلْحَقُّ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْكَرِيمِ 116

Arti:

Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.  (QS. Al-Muminun : 116)

Translation:
So exalted is Allah, the Sovereign, the Truth; there is no deity except Him, Lord of the Noble Throne.


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Mahasuci dari apa yang dituduhkan orang-orang musyrik kepada-Nya, begitu pula sangkaan bahwa Dia menciptakan manusia secara sia-sia, karena Dia adalah Tuhan yang sebenarnya. Tiada tuhan melainkan Dia, Tuhan yang memiliki 'Arsy yang mulia. Dialah yang mengatur alam raya ini, baik yang di atas maupun yang di bawah, begitu pula semua makhluk ciptaan-Nya. Firman Allah: Dan tidaklah Kami bermain-main menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Tidaklah Kami ciptakan keduanya melainkan dengan haq (benar), tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (ad-Dukhan/44:38-39)




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 117

117 : سورة المؤمنون

وَمَن يَدْعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ لَا بُرْهَٰنَ لَهُۥ بِهِۦ فَإِنَّمَا حِسَابُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦٓ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلْكَٰفِرُونَ 117

Arti:

Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.  (QS. Al-Muminun : 117)

Translation:
And whoever invokes besides Allah another deity for which he has no proof - then his account is only with his Lord. Indeed, the disbelievers will not succeed.


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang menyembah Allah dan menyekutukan-Nya dengan tuhan yang lain, padahal tidak ada yang pantas disembah melainkan Allah, pada hakikatnya tidak ada alasan sama sekali yang dapat membenarkan perbuatan mereka itu. Mereka akan diajukan ke hadapan Allah, untuk memperhitungkan dan mempertanggung-jawabkan segala perbuatan mereka. Allah yang akan menyempurnakan ganjaran atas perbuatan mereka. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak akan beruntung selama-lamanya, dan tidak akan luput dari azab yang menyiksanya.




Tafsir Surat Al-Muminun ayat 118

118 : سورة المؤمنون

وَقُل رَّبِّ ٱغْفِرْ وَٱرْحَمْ وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰحِمِينَ 118

Arti:

Dan katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik".  (QS. Al-Muminun : 118)

Translation:
And, [O Muhammad], say, "My Lord, forgive and have mercy, and You are the best of the merciful."


Tafsir Tahlili:

Ayat ini menerangkan bahwa setelah menjelaskan keadaan orang-orang kafir, kebodohan mereka di dunia dan siksaan yang disediakan bagi mereka di akhirat, Allah memerintahkan Rasul-Nya supaya memohon kepada-Nya agar dimaafkan semua kesalahan yang diperbuatnya, diberi rahmat dengan diterima tobatnya, dan dibebaskan dari azab atas kelalaian dan kekeliruan yang telah diperbuatnya, karena Dialah Pemberi rahmat yang paling baik. Perintah Allah kepada Rasul-Nya seperti tersebut di atas, adalah untuk menjadi contoh yang baik bagi umatnya. Setiap kali mereka berbuat kesalahan, supaya mereka beristigfar, dan setiap mereka berbuat maksiat, supaya cepat-cepat bertobat, jangan sampai kesalahan dan maksiat itu bertumpuk-tumpuk, karena yang demikian itu akan menjadi beban yang berat nanti di hari akhirat.