thaha termasuk huruf-huruf hijaiyyah yang terletak pada permulaan beberapa surah Al-Qur'an. Para Mufassirin berbeda pendapat tentang maksud huruf-huruf itu. Untuk jelasnya dipersilahkan menela'ah kembali uraian yang ada pada permulaan surah al-Baqarah jilid I "Al-Qur'an dan tafsirnya" dengan judul "Fawatihus Suwar".
2
مَآ أَنزَلْنَا عَلَيْكَ ٱلْقُرْءَانَ لِتَشْقَىٰٓ2Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; [ QS. 20:2]
We have not sent down to you the Qur'an that you be distressed
Tafsir
Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; (QS. Ta-Ha : 2)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Al-Qur'an itu diturunkan bukanlah untuk menyusahkan dan mencelakakan. Bagi Nabi Muhammad saw, ayat ini adalah sebagai hiburan. Ditegaskan bahwa Al-Qur'an itu diturunkan kepadanya bukanlah untuk menyusahkan, juga bukan untuk dipaksakan kepada orang-orang yang keras kepala, tetapi Al-Qur'an diturunkan kepadanya untuk disampaikan kepada umatnya dan untuk menjadi peringatan kepada mereka tentang perbuatannya yang sesat. Kalau tugas Nabi Muhammad itu telah dilaksanakan dan dakwahnya telah dilakukan, tetapi umatnya masih juga membangkang dan tidak mau taat kepadanya, maka itu diserserahkan kepada Allah, karena kewajiban Nabi hanya menyampaikan apa yang menjadi tugasnya, sebagaimana firman Allah:
Maka jika mereka berpaling, maka ketahuilah kewajiban yang dibebankan atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (an-Nahl/16: 82)
Oleh karena itu, Nabi Muhammad tidak perlu merasa gelisah, apalagi menghancurkan diri sendiri karena manusia tidak mau mengikuti seruannya, sebagaimana digambarkan Allah di dalam firman-Nya:
Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an). (al-Kahf/18: 6)
Begitu juga Nabi Muhammad tidak perlu merasa susah dalam menyampaikan Al-Qur'an kepada manusia, sebagaimana firman Allah:
(Inilah) Kitab yang diturunkan kepadamu (Muhammad); maka janganlah engkau sesak dada karenanya, agar engkau memberi peringatan dengan (Kitab) itu dan menjadi pelajaran bagi orang yang beriman. (al-A'raf/7: 2)
Al-Qurthubi menjelaskan tentang masuk Islamnya Umar bin al-Khaththab, saat itu Umar bin al-Khaththab masuk ke rumah iparnya Sa'id bin Zaid, ia sedang membaca Surah thaha bersama isterinya Fatimah binti al-Khaththab (adik Umar), dan Umar memintanya namun tidak diberikan sehingga ia marah dan merampas naskah tersebut. Ketika Umar membacanya, lunak dan lembutlah hatinya untuk menerima Islam.
3
إِلَّا تَذْكِرَةً لِّمَن يَخْشَىٰ3tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), [ QS. 20:3]
But only as a reminder for those who fear [Allah] -
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 3
إِلَّا تَذْكِرَةً لِّمَن يَخْشَىٰ3
Arti:
tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), (QS. Ta-Ha : 3)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Al-Qur'an itu diturunkan untuk menjadi peringatan dan pelajaran bagi manusia. Manusia yang takut kepada Allah akan segera menerimanya dan memanfaatkan peringatan dan pelajaran itu baginya. Sedang orang yang tidak takut kepada Allah, karena jiwanya beku, mempunyai hati yang keras seperti batu atau lebih keras lagi, tidak akan membekas sedikit pun peringatan dan pelajaran yang terkandung di dalam Al-Qur'an itu kepadanya. Mereka itu seakan-akan tuli, bisu dan buta tidak berakal, seperti halnya makhluk-makhluk yang lain. Mereka itu akan dimasukkan ke dalam neraka kelak. Seperti tersebut dalam firman Allah:
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. (al-A'raf/7: 179)
4
تَنزِيلًا مِّمَّنْ خَلَقَ ٱلْأَرْضَ وَٱلسَّمَٰوَٰتِ ٱلْعُلَى4yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. [ QS. 20:4]
A revelation from He who created the earth and highest heavens,
Tafsir
yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. (QS. Ta-Ha : 4)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Al-Qur'an yang dibawa oleh Nabi Muhammad itu berasal dari Allah, Tuhan yang menciptakan alam, Yang Mahakuasa atas segala apa yang Dia kehendaki. Dialah yang menciptakan bumi dan semua apa yang terdapat di dalamnya. Dialah yang menciptakan langit yang amat luas beserta segala isinya.
5
ٱلرَّحْمَٰنُ عَلَى ٱلْعَرْشِ ٱسْتَوَىٰ5(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas 'Arsy. [ QS. 20:5]
The Most Merciful [who is] above the Throne established.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 5
ٱلرَّحْمَٰنُ عَلَى ٱلْعَرْشِ ٱسْتَوَىٰ5
Arti:
(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas 'Arsy. (QS. Ta-Ha : 5)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Pencipta langit dan bumi itu, adalah Yang Maha Pemurah yang bersemayam di atas 'Arsy. Allah bersemayam di atas 'Arsy, janganlah sekali-kali digambarkan seperti halnya seorang raja yang duduk di atas singgasananya, karena menggambarkan yang seperti itu, berarti telah menyerupakan Khaliq dengan makhluk-Nya. Anggapan seperti ini, tidak dibenarkan sama sekali oleh ajaran Islam, sesuai dengan firman Allah:
Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat. (asy-Syura/42: 11)
Ibnu Kasir berkata di dalam kitab tafsirnya, bahwa cara yang paling baik dalam memahami ayat ini ialah cara yang telah ditempuh oleh Ulama Salaf, yaitu mempercayai ungkapan sebagaimana tercantum di atas 'Arsy (duduk di atas tahta) tetapi cara atau kaifiatnya (duduk di atas tahta) tidak boleh disamakan dengan cara duduknya makhluk, seperti seseorang yang duduk di atas kursi. Hal itu sepenuhnya adalah wewenang Allah semata-mata, manusia tidak dapat mengetahui hakikatnya.
6
لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ ٱلثَّرَىٰ6Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. [ QS. 20:6]
To Him belongs what is in the heavens and what is on the earth and what is between them and what is under the soil.
Tafsir
Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. (QS. Ta-Ha : 6)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa semua yang ada di langit, di bumi, di antara langit dan bumi, begitu juga semua yang ada di dalam tanah, baik yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui adalah kepunyaan Allah. Dialah yang menguasai semuanya, dan mengatur sekehendak-Nya. Dialah yang mengetahui segala yang ada, baik yang gaib maupun yang nyata. Tidak ada sesuatu yang bergerak, diam, berubah, tetap, dan lain-lain sebagainya kecuali dengan izin-Nya, sesuai dengan kodrat iradat-Nya. Firman Allah:
Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (al-Baqarah/2: 284)
7
وَإِن تَجْهَرْ بِٱلْقَوْلِ فَإِنَّهُۥ يَعْلَمُ ٱلسِّرَّ وَأَخْفَى7Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi. [ QS. 20:7]
And if you speak aloud - then indeed, He knows the secret and what is [even] more hidden.
Tafsir
Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi. (QS. Ta-Ha : 7)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan bahwa di waktu mengucapkan doa atau zikir, tidak perlu dengan suara keras. Bagi Allah sama saja baik itu dengan suara keras atau tidak. Allah mengetahui apa-apa yang dirahasiakan begitu juga yang lebih tersembunyi dari rahasia itu, seperti bisikan hati, atau sesuatu yang melintas di dalam pikiran. Doa dan zikir itu diucapkan dengan lidah hanya untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam hati kita. Allah berfirman:
Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati. (al-Mulk/67: 13)
Sejalan dengan ayat ini, firman Allah:
Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah. (al- A'raf/7: 205)
8
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ لَهُ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ8Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang baik), [ QS. 20:8]
Allah - there is no deity except Him. To Him belong the best names.
Tafsir
Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang baik), (QS. Ta-Ha : 8)
Tafsir Tahlili:
Allah yang menurunkan Al-Qur'an itu adalah yang menciptakan dan Pemilik alam ini, karena itu Al-Qur'an itu tidak diragukan kebenarannya. Allah Mahakuasa dan tempat manusia meminta. Untuk memanggil-Nya, Allah memiliki banyak nama. Semua nama itu baik, karena menunjukkan kepada kesempurnaan-Nya, keperkasaan dan keagungan-Nya. Namun demikian, zat-Nya tetap, tidak terbilang. Di dalam hadis yang mutawatir, disebutkan bahwa Allah mempunyai 99 nama. Sabda Nabi Muhammad saw:
Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama, seratus kurang satu. Barangsiapa menghafalkannya (menyesuaikannya) masuk surga. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Diriwayatkan bahwa ketika Abu Jahal mendengar Nabi Muhammad saw di dalam seruannya menyebut, "Ya Allah! Ya Rahman!" Berkata Abu Jahal kepada Walid bin Mugirah, "Muhammad melarang kita menyeru bersama Allah dengan Tuhan yang lain, padahal dia sendiri menyeru Allah bersama Ar Rahman." Maka turunlah ayat yang menegaskan bahwa Allah itu mempunyai banyak nama, sebagaimana firman Allah:
Katakanlah (Muhammad), "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asma'ul husna) dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam salat dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu.". (al-Isra'/17: 110)
9
وَهَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ مُوسَىٰٓ9Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? [ QS. 20:9]
Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? (QS. Ta-Ha : 9)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah memulai kisah Nabi Musa a.s. dengan ungkapan seakan-akan bertanya kepada Nabi Muhammad saw, apakah telah sampai kepadanya peristiwa dan kisah Nabi Musa ketika berdakwah kepada umatnya? Cara yang demikian biasa dilakukan untuk memfokuskan perhatian, dalam hal ini perhatian Nabi Muhammad saw dan juga umatnya kepada apa yang akan disampaikan. Telah menjadi kebiasaan orang Arab, apabila akan dikemukakan suatu berita atau kisah, maka didahului dengan ungkapan berbentuk pertanyaan, untuk menarik perhatian supaya pendengar mengikuti berita atau kisah itu dengan penuh perhatian.
10
إِذْ رَءَا نَارًا فَقَالَ لِأَهْلِهِ ٱمْكُثُوٓا۟ إِنِّىٓ ءَانَسْتُ نَارًا لَّعَلِّىٓ ءَاتِيكُم مِّنْهَا بِقَبَسٍ أَوْ أَجِدُ عَلَى ٱلنَّارِ هُدًى10Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu". [ QS. 20:10]
When he saw a fire and said to his family, "Stay here; indeed, I have perceived a fire; perhaps I can bring you a torch or find at the fire some guidance."
Tafsir
Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu". (QS. Ta-Ha : 10)
Tafsir Tahlili:
Setelah habis masa perjanjian, Musa menggembalakan kambing Syekh Madyan, sebagai mahar yang harus dibayarkan Musa kepada mertuanya di Madyan, dia minta izin untuk kembali ke Mesir, menemui ibunya yang telah ditinggalkan selama sepuluh tahun lebih. Setelah mendapat izin, berangkatlah Musa a.s. bersama keluarganya menuju Mesir, dengan menghindari jalan biasa dan mengambil jalan di lereng, karena takut kalau-kalau keluarganya mendapat gangguan dari raja Syam. Dalam tafsir ar-Razi dan al-Qurthubi disebutkan bahwa setelah sampai di lembah Tuwa sebelah Barat dari gunung Tursina, istrinya melahirkan seorang anak, pada malam yang gelap gulita, berhawa dingin dan dalam keadaan tersesat. Untuk menghangatkan rasa dingin yang menusuk sampai ke tulang itu, dan mendapat penerangan di dalam suasana gelap gulita, Musa a.s. berusaha mendapatkan api, tetapi usahanya itu belum juga berhasil. Kemudian secara tidak disangka-sangka, terlihat olehnya api dari jauh di sebelah kiri jalan. Maka berkatalah ia kepada keluarganya dengan rasa gembira, "Tinggallah kalian di sini dulu, saya melihat api dari jauh, dan sekarang saya akan ke sana. Mudah-mudahan saya dapat membawa api itu ke sini, atau mendapat petunjuk daripadanya, untuk dapat keluar dari kesesatan jalan kita ini." Peristiwa seperti ini, dicantumkan juga dalam ayat yang lain di dalam Al-Qur'an, sebagaimana firman Allah:
Maka ketika Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan itu dan dia berangkat dengan keluarganya, dia melihat api di lereng gunung, dia berkata kepada keluarganya, "Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sepercik api, agar kamu dapat menghangatkan badan." (al-Qashash/28: 29)
11
فَلَمَّآ أَتَىٰهَا نُودِىَ يَٰمُوسَىٰٓ11Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa. [ QS. 20:11]
And when he came to it, he was called, "O Moses,
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 11
فَلَمَّآ أَتَىٰهَا نُودِىَ يَٰمُوسَىٰٓ11
Arti:
Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa. (QS. Ta-Ha : 11)
Tafsir Tahlili:
Ketika Musa a.s., sampai di tempat api, dia melihat api itu bercahaya putih bersih mengitari sebuah pohon berwarna hijau. Musa keheran-heranan melihat kejadian itu, karena cahaya api yang putih bersih itu, tidak mengurangi kehijauan warna pohon, begitu pula sebaliknya, warna hijau pohon itu tidak mengurangi cahaya putih api itu. Di kala itulah Musa a.s., mendengar suara memanggil, "Hai Musa."
12
إِنِّىٓ أَنَا۠ رَبُّكَ فَٱخْلَعْ نَعْلَيْكَ إِنَّكَ بِٱلْوَادِ ٱلْمُقَدَّسِ طُوًى12Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. [ QS. 20:12]
Indeed, I am your Lord, so remove your sandals. Indeed, you are in the sacred valley of Tuwa.
Tafsir
Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. (QS. Ta-Ha : 12)
Tafsir Tahlili:
Mendengar panggilan itu, Musa terkejut dan ragu, dari mana datangnya suara itu. Suara panggilan itu disusul kemudian dengan suara, yang menyatakan bahwa Allah adalah Tuhan yang telah menciptakan manusia dengan sempurna, kemudian suara itu memintanya agar Musa menanggalkan kedua alas kakinya karena ia berada di suatu lembah bernama "thuwa", lembah yang suci dan sangat dihormati.
13
وَأَنَا ٱخْتَرْتُكَ فَٱسْتَمِعْ لِمَا يُوحَىٰٓ13Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). [ QS. 20:13]
And I have chosen you, so listen to what is revealed [to you].
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 13
وَأَنَا ٱخْتَرْتُكَ فَٱسْتَمِعْ لِمَا يُوحَىٰٓ13
Arti:
Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). (QS. Ta-Ha : 13)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia telah memilih dan menetapkan Musa a.s. menjadi nabi dan rasul lalu ia diminta untuk mendengarkan wahyu yang akan disampaikan kepadanya. Sejalan dengan ayat ini firman Allah:
(Allah) berfirman, "Wahai Musa! Sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) engkau dari manusia yang lain (pada masamu) untuk membawa risalah-Ku dan firman-Ku., sebab itu berpegangteguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur." (al-A'raf/7: 144)
14
إِنَّنِىٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدْنِى وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكْرِىٓ14Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. [ QS. 20:14]
Indeed, I am Allah. There is no deity except Me, so worship Me and establish prayer for My remembrance.
Tafsir
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (QS. Ta-Ha : 14)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa wahyu yang utama dan yang disampaikan ialah bahwa tiada Tuhan yang sebenarnya melainkan Allah dan tiada sekutu bagi-Nya, untuk menanamkan rasa tauhid, mengesakan Allah, memantapkan pengakuan yang disertai dengan keyakinan dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Oleh karena itu hanya Dialah satu-satunya yang wajib disembah, ditaati peraturan-peraturan-Nya. Tauhid ini, adalah pokok dari segala yang pokok, dan tauhid ini juga merupakan kewajiban pertama dan harus diajarkan lebih dahulu kepada manusia, sebelum pelajaran-pelajaran agama yang lain.
Pada akhir ayat ini Allah menekankan supaya salat didirikan. Tentunya salat yang sesuai dengan perintah-Nya, lengkap dengan rukun-rukun dan syarat-syaratnya, untuk mengingat Allah dan berdoa memohon kepada-Nya dengan penuh ikhlas. Salat disebut di sini secara khusus, untuk menunjukkan keutamaan ibadat salat itu dibanding dengan ibadat-ibadat wajib yang lain, seperti puasa, zakat, haji dan lain-lain. Keutamaan ibadat salat itu antara lain ialah apabila dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan tata tertib yang telah digariskan untuknya, ia akan mencegah seseorang dari perbuatan yang keji dan mungkar, sebagaimana firman Allah:
Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al-'Ankabut/29: 45)
Sebagian ahli Tafsir berpendapat bahwa penutup ayat ini, ditujukan kepada orang yang tidak menunaikan salat pada waktunya, apakah karena lupa atau yang lainnya, supaya melaksanakannya apabila ia sudah sadar dan mengingat perintah Allah yang ditinggalkan itu sebagaimana sabda Rasulullah saw.
Barang siapa yang tertidur dari salat atau lupa, maka imbangannya (kafaratnya) adalah salat ketika ia ingat. Tidak ada imbangan lain selain itu. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik)
Dan sabdanya pula:
Apabila salah seorang kamu tidur sehingga tidak salat atau lupa salat hendaklah ia menunaikannya apabila ia telah mengingatnya, karena sesungguhnya Allah berfirman, "Dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Anas)
Salah satu fungsi salat adalah untuk mengingat Allah, namun bukan berarti boleh tidak menunaikan salat hanya cukup ingat kepada Allah, karena zikir itu dengan hati, lisan dan anggota badan.
15
إِنَّ ٱلسَّاعَةَ ءَاتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا تَسْعَىٰ15Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. [ QS. 20:15]
Indeed, the Hour is coming - I almost conceal it - so that every soul may be recompensed according to that for which it strives.
Tafsir
Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. (QS. Ta-Ha : 15)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa hari Kiamat itu pasti datang, tetapi Allah sengaja merahasiakan dan tidak menjelaskan waktunya, kapan hari Kiamat itu terjadi. Sengaja Allah merahasiakan waktu terjadinya hari Kiamat, agar dengan demikian manusia selalu berhati-hati dan waspada serta siap untuk menghadapinya. Dirahasiakannya kedatangan hari Kiamat sama halnya dengan dirahasiakannya kapan ajalnya seseorang itu tiba. Tidak ada seorang manusia pun yang mengetahui kapan dan di mana ia akan mati, sebagaimana firman Allah:
Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. (Luqman/31: 34)
Apabila seseorang mengetahui kapan ajalnya tiba tentunya ia akan berbuat semau hatinya, menurutkan hawa nafsunya, mengerjakan segala macam maksiat yang dikehendakinya. Sesudah ajalnya dekat barulah ia tobat dan Allah akan menerima tobatnya sesuai dengan janji-Nya. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, sebagaimana firman-Nya:
Sungguh, Allah tidak menyalahi janji. (Ali Imran/3: 9)
Tetapi kalau ia tidak tahu kapan ajalnya tiba, tentunya ia selalu hati-hati, perintah dikerjakannya, larangan dijauhinya. Apabila ia berbuat masiat, segera ia bertobat karena takut kalau ajalnya datang mendadak sebelum ia bertobat. Jadi, gunanya kiamat dirahasiakan adalah supaya manusia giat berbuat baik, bila manusia yang seharusnya berbuat baik tetapi ia berbuat jahat, maka sangat pantaslah orang itu dihukum. Oleh karena itulah sangat adil bila yang berbuat baik itu diberi imbalan dan yang berbuat jahat diberi azab. Firman Allah:
Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (az-Zalzalah/99: 7-8)
Dan firman-Nya:
Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan. (ath-thur/52: 16)
16
فَلَا يَصُدَّنَّكَ عَنْهَا مَن لَّا يُؤْمِنُ بِهَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ فَتَرْدَىٰ16Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi binasa". [ QS. 20:16]
So do not let one avert you from it who does not believe in it and follows his desire, for you [then] would perish.
Tafsir
Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi binasa". (QS. Ta-Ha : 16)
Tafsir Tahlili:
Sekalipun ayat ini ditujukan kepada Nabi Musa a.s., tetapi itu merupakan pelajaran bagi kaum Muslimin. Allah meminta agar kita tidak terpengaruh oleh orang-orang yang tidak percaya kepada hari Kiamat dan orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya. Kalau kita ikuti keinginan orang-orang itu, maka kita akan merugi dan menyesal. Harta kekayaan, kemewahan tidak akan dapat menolong kita dari azab Allah, sebagaimana firman Allah:
"Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa." (al- Lail/92: 11)
Juga keluarga kita tidak akan bisa dan mungkin menolong sebagaimana firman Allah:
Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. ('Abasa/80: 34-37)
17
وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَٰمُوسَىٰ17Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa? [ QS. 20:17]
And what is that in your right hand, O Moses?"
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 17
وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَٰمُوسَىٰ17
Arti:
Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa? (QS. Ta-Ha : 17)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah menanyakan kepada Nabi Musa a.s., apa yang ada di tangan kanannya, padahal Allah mengetahuinya; maksudnya ialah untuk menjelaskan bahwa tongkat yang terbuat dari kayu itu yang pada hakekatnya tidak mempunyai arti yang penting dan manfaat yang banyak akan dijadikan oleh-Nya benda yang mempunyai kelebihan dan manfaat yang besar yang tidak pernah terlintas dalam pikiran, yaitu sebagai mukjizat baginya. Tongkat itu bisa menjadi ular besar, dan bila dipukulkan ke laut maka laut itu akan terbelah dan bila dipukulkan ke batu maka batu itu akan memancarkan air atas izin Allah. Kejadian-kejadian itu menunjukkan atas kesempurnaan, kekuasaan dan kebesaran Allah.
18
قَالَ هِىَ عَصَاىَ أَتَوَكَّؤُا۟ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَىٰ غَنَمِى وَلِىَ فِيهَا مَـَٔارِبُ أُخْرَىٰ18Berkata Musa: "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya". [ QS. 20:18]
He said, "It is my staff; I lean upon it, and I bring down leaves for my sheep and I have therein other uses."
Tafsir
Berkata Musa: "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya". (QS. Ta-Ha : 18)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini Allah menjelaskan jawaban Nabi Musa a.s. atas pertanyaan-Nya bahwa, "Tongkat yang biasa ia pergunakan untuk bertelekan, di waktu berjalan atau lelah, menggugurkan daun-daunan untuk dimakan kambingnya, dan masih banyak lagi keperluan-keperluan yang lain, seperti membawa bekal untuk mengusir binatang buas yang akan memakan kambingnya. Jawaban Musa akhirnya dipersingkat dengan mengatakan, "Dan ada lagi untuk keperluan-keperluanku yang lain," karena dia mengharapkan supaya pembicaraannya dengan Tuhannya dapat berlangsung lebih lama, dan untuk menjaga sopan santun di depan Tuhan karena kemungkinan adanya pertanyaan lain dari Tuhan.
Allah berfirman: "Lemparkanlah ia, hai Musa!" (QS. Ta-Ha : 19)
Tafsir Tahlili:
Setelah Nabi Musa menjawab pertanyaan Allah tentang fungsi tongkat yang dipegangnya, di antaranya menopang tubuhnya, menggiring binatang gembalaannya, dan fungsi-fungsi lain yang membantu pekerjaannya sehari-hari. Maka Allah ingin menunjukkan kepada Nabi Musa fungsi lain dari tongkatnya yang tidak pernah terbayangkan oleh Nabi Musa. Tongkat itu menjadi mukjizat yang akan membuktikan kenabiannya dan membantu fungsinya sebagai nabi. Allah memerintahkan Nabi Musa supaya melemparkan tongkatnya.
20
فَأَلْقَىٰهَا فَإِذَا هِىَ حَيَّةٌ تَسْعَىٰ20Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. [ QS. 20:20]
So he threw it down, and thereupon it was a snake, moving swiftly.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 20
فَأَلْقَىٰهَا فَإِذَا هِىَ حَيَّةٌ تَسْعَىٰ20
Arti:
Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. (QS. Ta-Ha : 20)
Tafsir Tahlili:
Begitu Musa memenuhi perintah Allah, tongkatnya itupun berubah menjadi ular besar yang menakutkan, merayap dengan lincahnya dari suatu tempat ke tempat lain, tidak ubahnya ular kecil yang gesit, melihat kenyataan ini Nabi Musa ketakutan, berniat untuk lari, tetapi akibat begitu besarnya ketakutan, beliau hanya terpaku di tempatnya berdiri, sebagaimana firman Allah:
Dan lemparkanlah tongkatmu!" Maka ketika (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular yang gesit, larilah dia berbalik ke belakang tanpa menoleh. "Wahai Musa! Jangan takut! Sesungguhnya di hadapan-Ku, para rasul tidak perlu takut. (an-Naml/27: 10)
21
قَالَ خُذْهَا وَلَا تَخَفْ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا ٱلْأُولَىٰ21Allah berfirman: "Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula, [ QS. 20:21]
[Allah] said, "Seize it and fear not; We will return it to its former condition.
Tafsir
Allah berfirman: "Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula, (QS. Ta-Ha : 21)
Tafsir Tahlili:
Karena Musa ketakutan maka Allah memerintahkan kepada Nabi Musa untuk menangkap ular itu tanpa ragu-ragu dan takut, sebab ular besar yang ada dihadapannya akan dikembalikan bentuknya menjadi tongkat kembali seperti semula.
22
وَٱضْمُمْ يَدَكَ إِلَىٰ جَنَاحِكَ تَخْرُجْ بَيْضَآءَ مِنْ غَيْرِ سُوٓءٍ ءَايَةً أُخْرَىٰ22dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia ke luar menjadi putih cemerlang tanpa cacad, sebagai mukjizat yang lain (pula), [ QS. 20:22]
And draw in your hand to your side; it will come out white without disease - another sign,
Tafsir
dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia ke luar menjadi putih cemerlang tanpa cacad, sebagai mukjizat yang lain (pula), (QS. Ta-Ha : 22)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah memerintahkan Musa a.s. supaya memasukkan tangan kanannya dari lengan bajunya dan meletakkannya di bawah ketiak kirinya, maka setelah dikeluarkan tangannya itu akan menjadi putih bersih bercahaya dan tanpa cacat sedikit pun. Ini adalah mukjizat kedua sesudah mukjizat pertama yang mengubah tongkat menjadi ular yang gesit, untuk menunjukkan kebenaran kerasulannya bagi umat yang ia diutus kepada-Nya.
23
لِنُرِيَكَ مِنْ ءَايَٰتِنَا ٱلْكُبْرَى23untuk Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar, [ QS. 20:23]
That We may show you [some] of Our greater signs.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 23
لِنُرِيَكَ مِنْ ءَايَٰتِنَا ٱلْكُبْرَى23
Arti:
untuk Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar, (QS. Ta-Ha : 23)
Tafsir Tahlili:
Allah melakukan itu semua untuk memperlihatkan bukti-bukti kesempurnaan kekuasaan-Nya dan keajaiban perbuatan-Nya di langit dan di bumi.
24
ٱذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ24Pergilah kepada Fir'aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas". [ QS. 20:24]
Go to Pharaoh. Indeed, he has transgressed."
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 24
ٱذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ24
Arti:
Pergilah kepada Fir'aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas". (QS. Ta-Ha : 24)
Tafsir Tahlili:
Setelah Allah menampakkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya, kemudian Ia memerintahkan Musa untuk pergi kepada Firaun yang kejam dan mengajaknya agar ia mau menyembah Allah serta mengancamnya akan mendapat murka dan siksa dari Allah jika ia membangkang, dan melampaui batas, durhaka dan sombong, bahkan ia berani mengaku bahwa dirinya adalah tuhan dengan ucapannya,"Sayalah tuhan kalian yang tinggi."
Diriwayatkan dari Wahb bin Munabbih bahwa setelah perintah itu datang, Musa diam tidak berkata-kata selama tujuh hari memikirkan beratnya tugas yang dibebankan kepadanya. Setelah ia didatangi malaikat dengan ucapan, "Taatilah Tuhanmu sesuai dengan perintah-Nya," barulah ia bangkit melaksanakan perintah dan mengharapkan agar Allah melapangkan dadanya untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan berani dalam menghadapi Firaun. Ia merasa bahwa beban yang dipikulkan atasnya adalah suatu urusan besar dan amat berat, tidak dapat dilaksanakan kecuali dengan keberanian yang mantap dan dada yang lapang. Ia diperingatkan untuk menghadapi seorang raja yang kekuasaannya paling besar, paling kejam, sangat ingkar sangat banyak tentaranya, makmur kerajaannya, berlebihan dalam segala hal. Puncak kesombongan itu ialah dia tidak mengenal tuhan selain dirinya sendiri.
Perintah Allah kepada Musa untuk menghadap dan menemui Firaun adalah merupakan tugas yang sangat berat, oleh sebab itu Musa berdoa dan memohon kepada Allah untuk dilapangkan dadanya dan dikuatkan mentalnya ketika ia berhadapan dengan Firaun. Firman Allah :
Sehingga dadaku terasa sempit dan lidahku tidak lancar, maka utuslah Harun (bersamaku). (asy-Su'ara/26: 13)
Di samping itu, ia juga memohon kepada Allah supaya dimudahkan segala urusannya, terutama dalam menyampaikan berita kerasulannya kepada Firaun, serta diberi kekuatan yang cukup untuk dapat menyebarkan agama dan memperbaiki keadaan umat, sebab tanpa bantuan dan pertolongan Allah, Musa tidak akan mampu untuk berbuat sesuatu.
dan mudahkanlah untukku urusanku, (QS. Ta-Ha : 26)
Tafsir Tahlili:
Perintah Allah kepada Musa untuk menghadap dan menemui Firaun adalah merupakan tugas yang sangat berat, oleh sebab itu Musa berdoa dan memohon kepada Allah untuk dilapangkan dadanya dan dikuatkan mentalnya ketika ia berhadapan dengan Firaun. Firman Allah :
Sehingga dadaku terasa sempit dan lidahku tidak lancar, maka utuslah Harun (bersamaku). (asy-Su'ara/26: 13)
Di samping itu, ia juga memohon kepada Allah supaya dimudahkan segala urusannya, terutama dalam menyampaikan berita kerasulannya kepada Firaun, serta diberi kekuatan yang cukup untuk dapat menyebarkan agama dan memperbaiki keadaan umat, sebab tanpa bantuan dan pertolongan Allah, Musa tidak akan mampu untuk berbuat sesuatu.
dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, (QS. Ta-Ha : 27)
Tafsir Tahlili:
Musa memohon agar lidahnya fasih dan tidak kelu, sehingga ia lancar dan tegas dalam berbicara, supaya kata-katanya mudah dicerna dan dipahami oleh pendengarnya, hingga mereka memperoleh hidayah Allah. Sebab jika lidah Musa kelu mengakibatkan ia tidak lancar bicaranya.
Para mufassir berbeda pendapat tentang sebab ketidakfasihan (kelunya) lisan Musa, sebagai berikut:
a.Bahwa Musa di waktu kecilnya, ia mencabut selembar rambut dari dagu Firaun, maka marahlah Firaun dan ia berencana untuk melampiaskan kemarahannya itu. Kemudian ia meminta kepada istrinya supaya membawakan balah (kurma mentah) dan se-onggok bara api. Istri Firaun membela Musa dengan mengatakan, "Musa masih kecil, belum tahu apa-apa." Sekalipun ada pembelaan, tetapi Firaun tetap melaksanakan maksud jahatnya, dan bara itu diletakkan di atas lidah Musa. Sejak itulah lidah Musa menjadi kaku. Oleh karena itu Musa a.s. meminta kepada Allah supaya kekeluan lidahnya itu dihilangkan.
b.Kekeluan lidahnya diakibatkan karena faktor psykologis yang membebani Musa, akibat dari tindakan dan perbuatannya menampar dan membunuh seorang Qibty.
c.Menurut pendapat lain, bahwa kekeluan tersebut akibat bawaan sejak lahir.
28
يَفْقَهُوا۟ قَوْلِى28supaya mereka mengerti perkataanku, [ QS. 20:28]
supaya mereka mengerti perkataanku, (QS. Ta-Ha : 28)
Tafsir Tahlili:
Musa memohon agar lidahnya fasih dan tidak kelu, sehingga ia lancar dan tegas dalam berbicara, supaya kata-katanya mudah dicerna dan dipahami oleh pendengarnya, hingga mereka memperoleh hidayah Allah. Sebab jika lidah Musa kelu mengakibatkan ia tidak lancar bicaranya.
Para mufassir berbeda pendapat tentang sebab ketidakfasihan (kelunya) lisan Musa, sebagai berikut:
a.Bahwa Musa di waktu kecilnya, ia mencabut selembar rambut dari dagu Firaun, maka marahlah Firaun dan ia berencana untuk melampiaskan kemarahannya itu. Kemudian ia meminta kepada istrinya supaya membawakan balah (kurma mentah) dan se-onggok bara api. Istri Firaun membela Musa dengan mengatakan, "Musa masih kecil, belum tahu apa-apa." Sekalipun ada pembelaan, tetapi Firaun tetap melaksanakan maksud jahatnya, dan bara itu diletakkan di atas lidah Musa. Sejak itulah lidah Musa menjadi kaku. Oleh karena itu Musa a.s. meminta kepada Allah supaya kekeluan lidahnya itu dihilangkan.
b.Kekeluan lidahnya diakibatkan karena faktor psykologis yang membebani Musa, akibat dari tindakan dan perbuatannya menampar dan membunuh seorang Qibty.
c.Menurut pendapat lain, bahwa kekeluan tersebut akibat bawaan sejak lahir.
29
وَٱجْعَل لِّى وَزِيرًا مِّنْ أَهْلِى29dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, [ QS. 20:29]
And appoint for me a minister from my family -
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 29
وَٱجْعَل لِّى وَزِيرًا مِّنْ أَهْلِى29
Arti:
dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (QS. Ta-Ha : 29)
Tafsir Tahlili:
Oleh karena Musa merasa bahwa tugas yang diamanatkan kepadanya cukup besar dan berat, ia meminta supaya Allah mengangkat seorang pembantu dari keluarganya sendiri, untuk bersama-sama melancarkan dakwah, senasib dan sepenanggungan di dalam suka duka yang akan dihadapinya dari kaumnya.
Ayat ini menerangkan bahwa Musa a.s. mengusulkan agar yang diangkat menjadi pembantunya itu ialah Harun, saudaranya sendiri yang lebih tua dari dia, Musa memilih Harun antara lain karena Harun itu seorang yang saleh, ucapannya fasih, intonasi bicaranya seperti orang Mesir, karena ia banyak bergaul dengan orang-orang Mesir, tempat untuk melaksanakan dakwahnya bersama Musa a.s., Perbuatan Musa ini adalah satu hal yang baik dicontoh dan diteladani, karena seorang pemimpin atau penguasa hendaknya mempunyai pembantu untuk melaksanakan tanggung jawabnya, tetapi tentunya pembantu yang baik yang dapat diandalkan i'tikad baiknya di dalam melaksanakan tugasnya sebagai pembantu. Nabi Muhammad saw sendiri mempunyai pembantu sebagaimana sabdanya:
Sesungguhnya saya mempunyai dua pembantu di langit dan dua pembantu di bumi, Adapun dua pembantu saya di langit ialah Jibril dan Mikail, dan dua pembantu saya di bumi Abu Bakar dan Umar. (Riwayat al-hakim dari Abi Sa'id)
31
ٱشْدُدْ بِهِۦٓ أَزْرِى31teguhkanlah dengan dia kekuatanku, [ QS. 20:31]
teguhkanlah dengan dia kekuatanku, (QS. Ta-Ha : 31)
Tafsir Tahlili:
Musa a.s. memohon kepada Allah, agar dengan ditunjuknya Harun sebagai pembantunya diharapkan dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuannya. Juga supaya Harun selalu bersama dengan dia di dalam segala urusannya, bahu membahu di dalam melaksanakan tugasnya yang berat dan suci itu, agar berhasil baik, tidak meleset dari sasaran yang dituju, dan tercapai cita-cita yang diidam-idamkan dengan baik.
32
وَأَشْرِكْهُ فِىٓ أَمْرِى32dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku, [ QS. 20:32]
dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku, (QS. Ta-Ha : 32)
Tafsir Tahlili:
Musa a.s. memohon kepada Allah, agar dengan ditunjuknya Harun sebagai pembantunya diharapkan dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuannya. Juga supaya Harun selalu bersama dengan dia di dalam segala urusannya, bahu membahu di dalam melaksanakan tugasnya yang berat dan suci itu, agar berhasil baik, tidak meleset dari sasaran yang dituju, dan tercapai cita-cita yang diidam-idamkan dengan baik.
33
كَىْ نُسَبِّحَكَ كَثِيرًا33supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, [ QS. 20:33]
supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, (QS. Ta-Ha : 33)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat-ayat ini Allah menerangkan latar belakang dari permohonan Musa a.s., supaya ia selalu ditemani dan didampingi oleh Harun di dalam mensukseskan tugas kenabiannya, ialah agar dapat banyak bertasbih kepada Allah, mengagungkan dan mensucikan-Nya dari sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan yang tidak layak bagi-Nya, seperti pengakuan Firaun yang mengumumkan dirinya sebagai tuhan. Di samping itu, agar dia selalu ingat kepada Allah, serta selalu mengharapkan rida-Nya.
34
وَنَذْكُرَكَ كَثِيرًا34dan banyak mengingat Engkau. [ QS. 20:34]
Pada ayat-ayat ini Allah menerangkan latar belakang dari permohonan Musa a.s., supaya ia selalu ditemani dan didampingi oleh Harun di dalam mensukseskan tugas kenabiannya, ialah agar dapat banyak bertasbih kepada Allah, mengagungkan dan mensucikan-Nya dari sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan yang tidak layak bagi-Nya, seperti pengakuan Firaun yang mengumumkan dirinya sebagai tuhan. Di samping itu, agar dia selalu ingat kepada Allah, serta selalu mengharapkan rida-Nya.
35
إِنَّكَ كُنتَ بِنَا بَصِيرًا35Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami". [ QS. 20:35]
Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami". (QS. Ta-Ha : 35)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Musa a.s. menandaskan bahwa segala apa yang dimohonkannya kepada Allah, Dia lebih mengetahui hakekat dan tujuannya. Semoga bersama Harun penyebaran agama dapat dilaksanakan dengan baik, lancar, sukses, serta dapat melumpuhkan berbagai usaha dari orang-orang yang sesat dan menyesatkan, dapat membimbing mereka ke jalan yang benar.
36
قَالَ قَدْ أُوتِيتَ سُؤْلَكَ يَٰمُوسَىٰ36Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa". [ QS. 20:36]
[Allah] said, "You have been granted your request, O Moses.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 36
قَالَ قَدْ أُوتِيتَ سُؤْلَكَ يَٰمُوسَىٰ36
Arti:
Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa". (QS. Ta-Ha : 36)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia telah memperkenankan semua permohonan Musa yaitu supaya dilapangkan dadanya, dimudahkan urusannya dihilangkan kekakuan dan gangguan lidahnya, dijadikan Harun saudaranya sebagai pembantu baginya, sehingga kekuatan dan kemampuannya bertambah, bahu membahu dengan Harun dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga ia banyak membaca tasbih dan senantiasa ingat dan zikir kepada Allah. Enam macam permohonan sebagaimana dalam ayat sebelumnya, diperkenankan oleh Allah demi suksesnya pelaksanaan amanat yang berat dan sulit itu.
37
وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَيْكَ مَرَّةً أُخْرَىٰٓ37Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain, [ QS. 20:37]
And We had already conferred favor upon you another time,
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 37
وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَيْكَ مَرَّةً أُخْرَىٰٓ37
Arti:
Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain, (QS. Ta-Ha : 37)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini diungkapkan bahwa Allah telah menganugerahkan kepada Musa beberapa nikmat yang dianugerahkan tanpa permohonan, jauh sebelum Musa memajukan permohonan di atas. Kalau Allah telah berkenan atas kemurahan-Nya memberi Musa banyak nikmat sejak kecilnya tanpa permohonan lebih dahulu, maka setelah Musa memohonkan beberapa hal yang sangat diperlukan untuk memperlancar jalan dakwahnya, menuju sasaran yang ditujunya, tentulah Allah akan memperkenankan permohonannya itu. Delapan karunia telah diberikan kepada Musa sejak kecilnya.
38
إِذْ أَوْحَيْنَآ إِلَىٰٓ أُمِّكَ مَا يُوحَىٰٓ38yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan, [ QS. 20:38]
When We inspired to your mother what We inspired,
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 38
إِذْ أَوْحَيْنَآ إِلَىٰٓ أُمِّكَ مَا يُوحَىٰٓ38
Arti:
yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan, (QS. Ta-Ha : 38)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini mengingatkan bahwa ketika Allah akan menganugerahkan delapan macam karunia kepada Nabi Musa a.s., maka Allah memberi ilham kepada ibu Musa di antaranya memberitahukan dan mengajarkan ibu Musa bagaimana caranya menyelamatkan anaknya dari kezaliman Firaun, yang memerintahkan tentaranya untuk membunuh semua bayi laki-laki yang ada di bawah kekuasaannya dibunuh semuanya.
39
أَنِ ٱقْذِفِيهِ فِى ٱلتَّابُوتِ فَٱقْذِفِيهِ فِى ٱلْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ ٱلْيَمُّ بِٱلسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِّى وَعَدُوٌّ لَّهُۥ وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّى وَلِتُصْنَعَ عَلَىٰ عَيْنِىٓ39Yaitu: "Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku, [ QS. 20:39]
[Saying], 'Cast him into the chest and cast it into the river, and the river will throw it onto the bank; there will take him an enemy to Me and an enemy to him.' And I bestowed upon you love from Me that you would be brought up under My eye.
Tafsir
Yaitu: "Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku, (QS. Ta-Ha : 39)
Tafsir Tahlili:
Ketika ibu Musa dalam keadaan panik, maka ia diperintahkan Allah supaya menaruh anaknya di dalam peti yang dibuat rapi dan kuat, kemudian melemparkannya ke sungai Nil. Perintah ini dilaksanakan oleh Ibu Musa dengan segera yang akhirnya peti itu jatuh ke tangan Firaun, musuh Allah dan musuh Musa sendiri pada waktu mendatang.
Diriwayatkan bahwa pada suatu senja Firaun dan istrinya duduk santai di tepi sungai Nil, tiba-tiba terlihat olehnya sebuah peti tidak jauh dari tempatnya. Disuruhnyalah dayang-dayangnya mengambil peti itu dan membawanya ke hadapannya. Ketika peti itu dibuka kelihatanlah seorang bayi laki-laki yang rupawan. Alangkah senangnya istri Firaun melihat bayi itu. Kasih sayang dan cintanya pun kepada bayi itu sangat mendalam. Maka diambilnyalah bayi itu dan dipelihara serta dididik di istananya. Inilah karunia yang pertama. Karunia yang kedua ialah, bahwa Allah telah melimpahkan kasih sayang yang tulus kepada Musa dan kasih itu telah ditanamkan ke dalam setiap hati orang. Siapapun yang memandang kepada Musa akan merasa kasih sayang kepadanya. Jadi tidak heran kalau Firaun dan istrinya merasa sayang dan cinta kepada Musa, sehingga isterinya berkata kepada suaminya, sebagaimana tercantum di dalam Al-Qur'an:
Dan istri Firaun berkata, "(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak," sedang mereka tidak menyadari. (al-Qashash/ 28: 9)
Karunia ketiga ialah diasuhnya Musa di istana Firaun di bawah pengawasan dan pengamatan Allah serta dijaganya dari segala hal yang akan mengganggunya, ketika ia diasuh oleh keluarga Firaun manusia kejam yang tidak mengenal perikemanusiaan itu.
40
إِذْ تَمْشِىٓ أُخْتُكَ فَتَقُولُ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ مَن يَكْفُلُهُۥ فَرَجَعْنَٰكَ إِلَىٰٓ أُمِّكَ كَىْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَقَتَلْتَ نَفْسًا فَنَجَّيْنَٰكَ مِنَ ٱلْغَمِّ وَفَتَنَّٰكَ فُتُونًا فَلَبِثْتَ سِنِينَ فِىٓ أَهْلِ مَدْيَنَ ثُمَّ جِئْتَ عَلَىٰ قَدَرٍ يَٰمُوسَىٰ40(yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir'aun): "Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?" Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal beberapa tahun diantara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa, [ QS. 20:40]
[And We favored you] when your sister went and said, 'Shall I direct you to someone who will be responsible for him?' So We restored you to your mother that she might be content and not grieve. And you killed someone, but We saved you from retaliation and tried you with a [severe] trial. And you remained [some] years among the people of Madyan. Then you came [here] at the decreed time, O Moses.
Tafsir
(yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir'aun): "Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?" Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal beberapa tahun diantara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa, (QS. Ta-Ha : 40)
Tafsir Tahlili:
Ketika Musa berada di bawah asuhan keluarga Firaun, mereka sibuk mencari wanita yang akan menyusukannya. Setiap wanita yang telah ditunjuk untuk menyusukannya, Musa tidak mau menyusu kepadanya. Ini adalah satu petunjuk dari Allah :
Dan Kami cegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu. (al-Qashash/28: 12)
Sebelum mereka menemukan perempuan yang Musa mau menyusu kepadanya, datanglah Maryam saudara perempuan Musa yang disuruh oleh ibunya mengikuti peti adiknya secara diam-diam dan menawarkan kepada keluarga Firaun perempuan yang akan menyusukan Musa dan mengasuhnya sebagaimana dikisahkan di dalam firman Allah:
"Maukah aku tunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik padanya?" (al- Qashash/28: 12)
Tawaran Maryam itu diterima dengan baik oleh keluarga Firaun, maka didatangkanlah ibunya, yaitu ibu Musa sendiri, dan menyusulah Musa kepada ibunya. Dengan demikian Musa kembali diasuh oleh ibunya sendiri dan hilanglah kecemasan dan duka cita ibunya, bahkan alangkah senang hatinya memandang anaknya di dalam keadaan selamat, segar dan bugar. Ini adalah karunia yang keempat. Karunia yang kelima, yaitu ketika Musa memasuki negeri Manuf, negeri Firaun, di siang hari yang sedang sepi karena penduduknya sedang istirahat. Dilihatnya ada dua orang berkelahi, yang satu dari Bani Israil yaitu golongannya, dan yang satu lagi bangsa Kibti dari golongan Firaun, bahkan ia adalah tukang masak Firaun. Ketika Bani Israil itu minta tolong, Musa lalu meninju lawan musuh Bani Israil itu. Di luar dugaan, akibat dari tinju Musa, orang Kibti itu meninggal dunia. Atas kejadian yang tidak disengaja itu, Musa merasa cemas dan takut, sebagaimana dikisahkan di dalam firman Allah:
Karena itu, dia (Musa) menjadi ketakutan berada di kota itu sambil menunggu (akibat perbuatannya). (al-Qashash/28: 18)
Ketika peristiwa itu diketahui Firaun, dia sangat marah dan berusaha membunuh Musa. Kemarahan dan niat jahat Firaun ini diberitahukan kepada Musa oleh seorang dari golongan Firaun yang telah beriman kepada Musa, maka pergilah Musa menghindar sampai ke negeri Madyan. Dengan demikian selamatlah ia dari penganiayaan Firaun. Musa tidak saja diselamatkan dari penganiayaan dan pembunuhan di dunia ini, tetapi juga selamat dari azab akhirat, karena dosa orang yang membunuh dengan tidak sengaja telah diampuni oleh Allah, atas doanya, sebagaimana dikisahkan Allah di dalam firman-Nya:
Dia (Musa) berdoa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku." Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh, Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (al-Qashash/28: 16)
Allah memberikan cobaan yang bertubi-tubi kepada Musa, untuk mengetahui sampai di mana ketahanan mental Musa, sebagaimana lazimnya seseorang yang dipersiapkan untuk menerima kerasulan dari Allah, tetapi semuanya itu dapat dilaluinya dengan selamat, seperti diselamatkannya Musa dari penyembelihan bayi secara masal atas perintah Firaun, diselamatkannya ketika ia hendak dibunuh oleh Firaun karena ia mencabut jenggot Firaun, Musa dibela oleh istri Firaun dengan alasan dia masih kecil, belum dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, maka redalah kemarahan Firaun dan selamatlah Musa dari pembunuhan Firaun dan berbagai cobaan lainnya. Ini karunia yang keenam.
Karunia ketujuh yaitu pelarian Musa ke Madyan, ia tinggal lama di sana, lebih kurang sepuluh tahun. Pada mulanya mengalami hidup yang pahit di tengah-tengah penduduk negeri Madyan, merasakan pedihnya hidup sebagai seorang pendatang yang membutuhkan banyak keperluan. Akhirnya terpaksa ia menjadi buruh, menggembalakan kambing mertuanya, untuk mendapat imbalan sekedarnya, guna menutupi keperluannya, yang kemudian dinikahkan dengan Safura putri Syekh Madyan. Demikianlah Musa, sampai ia mencapai umur yang telah ditentukan, tidak lebih dan tidak kurang untuk dijadikan rasul, yaitu ketika ia mencapai umur empat puluh tahun.
41
وَٱصْطَنَعْتُكَ لِنَفْسِى41dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku. [ QS. 20:41]
dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku. (QS. Ta-Ha : 41)
Tafsir Tahlili:
Karunia kedelapan ialah, Allah telah menjatuhkan pilihan kepada Musa menjadi rasul, menegakkan hujjah atas kebenaran yang dibawanya, memimpin umat manusia bertauhid mengesakan Allah dan sebagai perantara antara Khalik dan makhluk-Nya, menyampaikan agama-Nya yang lurus, yang membawa manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
42
ٱذْهَبْ أَنتَ وَأَخُوكَ بِـَٔايَٰتِى وَلَا تَنِيَا فِى ذِكْرِى42Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku; [ QS. 20:42]
Go, you and your brother, with My signs and do not slacken in My remembrance.
Tafsir
Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku; (QS. Ta-Ha : 42)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan bahwa Allah memerintahkan Musa bersama saudaranya Harun agar pergi kepada Firaun dan kaumnya dengan membawa bukti-bukti dan mukjizat-mukjizat yang telah diperlihatkan kepadanya seperti berubahnya tongkat menjadi ular besar yang gesit, merayap kesana kemari, keluarnya tangan Musa dari ketiaknya dalam keadaan putih bersih bercahaya seperti matahari tak bercacat untuk dijadikan hujjah dan alasan atas kebenaran kenabiannya.
Dalam ayat ini pun Allah memperingatkan Musa dan Harun supaya dalam melaksanakan dakwah dan menyampaikan risalah Tuhannya kepada Firaun dan kaumnya hendaklah bersungguh-sungguh dan jangan lalai. Musa diperintahkan untuk menjelaskan kepada mereka bahwa Allah mengutus keduanya kepada mereka ialah untuk memberikan kabar gembira atas pahala yang telah disediakan bagi orang yang menyambut baik seruannya, dan memberi ancaman yang pedih bagi orang yang membangkang dan tidak mau menerimanya.
43
ٱذْهَبَآ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ43Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; [ QS. 20:43]
Go, both of you, to Pharaoh. Indeed, he has transgressed.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 43
ٱذْهَبَآ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ43
Arti:
Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; (QS. Ta-Ha : 43)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan bahwa Allah memerintahkan Musa a.s. dan Harun a.s. pergi kepada Firaun untuk mengemukakan bukti-bukti kebenaran kenabiannya yang dianugerahkan Allah, dan menjelaskan kesesatan Firaun, karena Firaun itu sudah keterlaluan sepak terjangnya melampaui batas, sampai-sampai mengaku bahwa dia adalah tuhan. Dia menyatakan kepada kaumnya dengan ucapan, "Saya tuhanmu yang paling tinggi."
Ayat ini mengkhususkan dakwah dan seruan kepada Firaun sedang pada ayat sebelumnya dakwah diserukan untuk umum, karena kalau Firaun sudah beriman kepada ajaran yang dibawa Nabi Musa a.s., dan Nabi Harun tentunya segenap orang-orang Mesir akan mengikutinya sebagaimana pepatah:
'Rakyat itu menurut agama rajanya.
44
فَقُولَا لَهُۥ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ44maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". [ QS. 20:44]
And speak to him with gentle speech that perhaps he may be reminded or fear [Allah]."
Tafsir
maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". (QS. Ta-Ha : 44)
Tafsir Tahlili:
Allah mengajarkan kepada Musa dan Harun a.s. bagaimana cara menghadapi Firaun, yaitu dengan kata-kata yang halus dan ucapan yang lemah lembut. Seseorang yang dihadapi dengan cara demikian, akan terkesan di hatinya dan akan cenderung menyambut baik dan menerima dakwah dan ajakan yang diserukan kepadanya. Cara yang bijaksana seperti ini telah diajarkan pula kepada Nabi Muhammad oleh Allah, sebagaimana firman-Nya:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." (an-Nahl/16: 125)
Sebaliknya kalau seseorang itu dihadapi dengan kekerasan dan dengan bentakan, jangankan akan takluk dan tunduk, justeru dia akan menentang dan menjauhkan diri, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah:
Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. (Ali 'Imran/3: 159)
Selain petunjuk Allah kepada Musa dan saudaranya, agar mereka bersikap santun menghadapi Firaun, juga diajarkan kata-kata yang akan disampaikan Musa kepada Firaun, sebagaimana dikisahkan Allah di dalam firman-Nya:
Maka katakanlah (kepada Firaun), "Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri (dari kesesatan), dan engkau akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar engkau takut kepada-Nya?" (an-Nazi'at/79: 18-19)
Dengan cara dan kata-kata yang demikian itu diharapkan Firaun dapat menyadari kesesatannya, dan takut kepada azab yang akan ditimpakan kepadanya apabila dia tetap membangkang.
45
قَالَا رَبَّنَآ إِنَّنَا نَخَافُ أَن يَفْرُطَ عَلَيْنَآ أَوْ أَن يَطْغَىٰ45Berkatalah mereka berdua: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas". [ QS. 20:45]
They said, "Our Lord, indeed we are afraid that he will hasten [punishment] against us or that he will transgress."
Tafsir
Berkatalah mereka berdua: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas". (QS. Ta-Ha : 45)
Tafsir Tahlili:
Sebelum Musa dan Harun a.s. melaksanakan perintah Allah untuk mendatangi Firaun dan menyampaikan seruan kepadanya, mereka berdua berterus terang kepada Allah, bahwa mereka merasa takut dan cemas menghadapi Firaun, kalau-kalau mereka akan disiksa oleh Firaun, atau sebelum menyampaikan dakwah dan menjelaskan mukjizat-mukjizat yang menunjukkan kebenaran dakwahnya itu, Firaun sudah bertindak, me-ngeluarkan kata-kata yang tidak pantas terhadap Allah, karena dia adalah orang yang kejam, keras hati, tidak mempunyai perikemanusiaan sedikitpun.
46
قَالَ لَا تَخَافَآ إِنَّنِى مَعَكُمَآ أَسْمَعُ وَأَرَىٰ46Allah berfirman: "Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat". [ QS. 20:46]
[Allah] said, "Fear not. Indeed, I am with you both; I hear and I see.
Tafsir
Allah berfirman: "Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat". (QS. Ta-Ha : 46)
Tafsir Tahlili:
Allah menghibur Musa dan Harun a.s. supaya mereka berdua tidak perlu takut kepada Firaun, karena Allah akan menolongnya. Dialah yang menguatkan dan menjaganya dari kejahatan Firaun. Dia senantiasa mendengar dan melihat apa yang terjadi di antara mereka berdua dengan Firaun, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Dialah yang akan memelihara mereka berdua dari kejahatan yang mungkin ditimpakan Firaun kepadanya.
47
فَأْتِيَاهُ فَقُولَآ إِنَّا رَسُولَا رَبِّكَ فَأَرْسِلْ مَعَنَا بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ وَلَا تُعَذِّبْهُمْ قَدْ جِئْنَٰكَ بِـَٔايَةٍ مِّن رَّبِّكَ وَٱلسَّلَٰمُ عَلَىٰ مَنِ ٱتَّبَعَ ٱلْهُدَىٰٓ47Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dan katakanlah: "Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk. [ QS. 20:47]
So go to him and say, 'Indeed, we are messengers of your Lord, so send with us the Children of Israel and do not torment them. We have come to you with a sign from your Lord. And peace will be upon he who follows the guidance.
Tafsir
Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dan katakanlah: "Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk. (QS. Ta-Ha : 47)
Tafsir Tahlili:
Allah memerintahkan lagi supaya Musa dan Harun a.s. pergi kepada Firaun dan memberitahukan bahwa mereka berdua adalah Rasul Allah yang diutus kepadanya untuk menyampaikan risalah yang hak supaya Firaun mengetahui kedudukan dan tugas keduanya. Sebelum Musa dan Harun mengajak Firaun beriman kepada Allah, keduanya meminta kepada Firaun, supaya dia membebaskan Bani Israil dari penyiksaan dan penindasannya, membebaskan dari kerja berat, seperti menggali, membangun, mengangkat batu, baik laki-laki maupun perempuan. Firaun agar membiarkan Bani Israil pergi ke Palestina.
Sesudah itu barulah Musa dan Harun a.s. menjelaskan tugas dan ke-wajiban dari Allah bahwa keduanya datang untuk menjelaskan hujjah-hujjah dan bukti-bukti yang nyata atas kebenaran kerasulan mereka. Kebahagiaan, kesejahteraan di dunia dan di akhirat bagi orang-orang yang taat kepada rasul-rasul Allah, dan mempercayai tanda-tanda kekuasaan-Nya, serta menjauhi hal-hal yang buruk dan menyesatkan. Ucapan seperti tersebut dipergunakan juga oleh Nabi Muhammad ketika mengirim surat berisi dakwah ke Heraclius raja Rumawi, sebagai berikut:
"Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad hamba dan utusan Allah kepada Heraclius, penguasa negeri Romawi. Keselamatan dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk. Adapun sesudah itu, sesungguhnya saya menyerumu kepada Islam. Anutlah agama Islam supaya engkau selamat, Allah akan memberimu pahala dua kali lipat." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu 'Abbas)
48
إِنَّا قَدْ أُوحِىَ إِلَيْنَآ أَنَّ ٱلْعَذَابَ عَلَىٰ مَن كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ48Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan) atas orang-orang yang mendustakan dan berpaling. [ QS. 20:48]
Indeed, it has been revealed to us that the punishment will be upon whoever denies and turns away.' "
Tafsir
Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan) atas orang-orang yang mendustakan dan berpaling. (QS. Ta-Ha : 48)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa kepada Musa dan Harun telah diwahyukan bahwa siksaan akan ditimpakan baik di dunia maupun di akhirat kepada orang-orang yang mendustakan dakwah dan seruan rasul yang mengajak kepada tauhid, dan berpaling serta tidak memperdulikan pelajaran dan petunjuk rasul. Sejalan dengan ayat-ayat ini, firman Allah:
Maka adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sungguh, nerakalah tempat tinggalnya.(an-Nazi'at/79: 37-38 dan 39)
Dan firman-Nya:
Maka Aku memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala, yang hanya dimasuki oleh orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). (al-Lail/92: 14-15 dan 16)
Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas bahwa setelah Musa dan Harun a.s. sampai di depan istana Firaun keduanya berdiri di sana, menunggu izin untuk masuk. Setelah tertahan cukup lama, karena penjagaan yang amat ketat, keduanya baru diizinkan masuk untuk menemui Firaun; dan terjadilah dialog antara keduanya dan Firaun. Pada ayat ini Allah mengisahkan dialog itu. Firaun bertanya, "Kalau engkau berdua betul-betul utusan Tuhanmu yang mengutus kamu kemari, saya harap engkau beritahukan kepada saya, siapa Tuhanmu?" Di dalam ayat ini, seakan-akan Musalah yang ditanya oleh Firaun, karena hanya nama Musa yang dipanggil, sekalipun pertanyaan itu ditujukan kepada Musa dan Harun, karena memang Musalah yang pokok, sedang Harun hanyalah pembantu baginya.
50
قَالَ رَبُّنَا ٱلَّذِىٓ أَعْطَىٰ كُلَّ شَىْءٍ خَلْقَهُۥ ثُمَّ هَدَىٰ50Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk. [ QS. 20:50]
He said, "Our Lord is He who gave each thing its form and then guided [it]."
Tafsir
Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk. (QS. Ta-Ha : 50)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan jawaban Musa atas pertanyaan Firaun bahwa yang mengutus keduanya ialah Tuhan yang telah melengkapi makhluk yang diciptakannya dengan anggota tubuh sesuai dengan kepentingannya masing-masing, seperti mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, begitu juga tangan, kaki, hidung dan lain-lain anggota tubuh menurut fungsinya masing-masing sesuai dengan petunjuk dari Allah. Firman Allah:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (an-Nahl/16 : 78)
Kemudian Allah-lah yang membimbing dengan memberinya fungsi anggota tersebut untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Sejalan dengan ayat ini.
Firman Allah:
Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, (asy-Syams/91: 7 dan 8)
Dan firman-Nya:
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan). (al-Balad/90: 10)
51
قَالَ فَمَا بَالُ ٱلْقُرُونِ ٱلْأُولَىٰ51Berkata Fir'aun: "Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?" [ QS. 20:51]
[Pharaoh] said, "Then what is the case of the former generations?"
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 51
قَالَ فَمَا بَالُ ٱلْقُرُونِ ٱلْأُولَىٰ51
Arti:
Berkata Fir'aun: "Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?" (QS. Ta-Ha : 51)
Tafsir Tahlili:
Untuk mengalihkan Musa dari dakwahnya ke suasana yang lain, Firaun bertanya kepadanya, "Wahai Musa, bagaimanakah kira-kira nasibnya di akhirat nanti umat-umat yang dahulu seperti kaum 'Ad, kaum Samud yang tidak menyembah Allah, tetapi mereka menyembah selain Allah. Mereka mempunyai sembahan-sembahan benda mati seperti batu, pohon kayu dan lainnya. Apakah mereka akan dimasukkan ke dalam surga ataukah mereka akan dimasukkan ke dalam neraka, disiksa dan diazab?" Firaun sengaja berbuat demikian, agar supaya Musa menghentikan dari mengemukakan hujjahnya serta alasan-alasan kuat lainnya yang membenarkan dakwahnya, karena Firaun khawatir kalau-kalau dakwah Musa termakan oleh kaumnya, lalu mereka beriman kepada Musa dan meninggalkan kepercayaannya yang sesat yang mempercayai bahwa Firaun itu adalah tuhan.
52
قَالَ عِلْمُهَا عِندَ رَبِّى فِى كِتَٰبٍ لَّا يَضِلُّ رَبِّى وَلَا يَنسَى52Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab, Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa; [ QS. 20:52]
[Moses] said, "The knowledge thereof is with my Lord in a record. My Lord neither errs nor forgets."
Tafsir
Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab, Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa; (QS. Ta-Ha : 52)
Tafsir Tahlili:
Pertanyaan Firaun itu dijawab oleh Musa a.s. bahwa pertanyaan yang dikemukakannya itu, adalah pertanyaan mengenai hal yang gaib, sedang hal yang gaib itu, tiada yang mengetahuinya kecuali Allah sebagaimana yang ditegaskan di dalam firman-Nya:
Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata. (al-hasyr/59: 22)
Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib itu. (al-Jin/72: 26)
Nasib kaum penyembah berhala, kaum yang mempunyai sembahan-sembahan selain dari Allah, sepenuhnya berada di dalam pengetahuan Allah, tiada seorang manusia pun yang mengetahuinya. Semua perbuatan manusia termasuk nasib kaum yang ditanyakan Firaun itu, telah tercatat dan tersimpul di dalam suatu kitab yaitu "Lauh Mahfudz". Tiada satu hal yang ketinggalan, baik yang besar maupun yang kecil, kecuali di dalam kitab itu, sebagaimana yang dijelaskan di dalam firman Allah:
Kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya," dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). (al-Kahf/18: 49)
Berdasarkan catatan itulah mereka akan dibalas sesuai dengan amal perbuatannya di dunia ini. Ayat ini ditutup dengan satu penegasan bahwa Allah itu tidak akan salah dan tidak akan lupa, untuk mencegah sangkaan dan tuduhan yang bukan-bukan, bahwa catatan yang ada di dalam kitab itu bisa saja keliru, salah catat, atau ada hal-hal yang ketinggalan tidak dicatat oleh penguasa karena lupa, sehingga terjadilah sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
53
ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ مَهْدًا وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجْنَا بِهِۦٓ أَزْوَٰجًا مِّن نَّبَاتٍ شَتَّىٰ53Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. [ QS. 20:53]
[It is He] who has made for you the earth as a bed [spread out] and inserted therein for you roadways and sent down from the sky, rain and produced thereby categories of various plants.
Tafsir
Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. (QS. Ta-Ha : 53)
Tafsir Tahlili:
Untuk memperkuat bahwa Allah itu tidak akan salah dan lupa, dan untuk menolak kemungkinan timbulnya sangkaan bahwa catatan yang ada di "Lauh Mahfudz" itu bisa salah dan ada yang tidak tercatat karena lupa, maka pada ayat ini ditegaskan bahwa Tuhan yang menguasai pencatatan itu, ialah Tuhan Yang menjadikan bumi ini sebagai hamparan bagi manusia yang terbentang luas untuk dipergunakan sebagai tempat tinggal, bangun, tidur dan berpergian dengan bebas ke mana-mana, sebagaimana firman Allah:
Allah-lah yang menjadikan bumi untukmu sebagai tempat menetap. (al- Mu'min/40: 64)
Dan firman-Nya:
Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya. (al-Mulk/67: 15)
Tuhanlah yang telah menjadikan jalan-jalan di bumi ini, baik di gunung-gunung maupun di tempat-tempat yang rendah untuk menghubungkan satu tempat dengan tempat yang lain, antara satu kota dengan kota yang lain, antar satu desa dengan desa yang lain, guna memudahkan melaksanakan keperluan-keperluan manusia. Sejalan dengan firman Allah:
Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, agar kamu dapat pergi kian kemari di jalan-jalan yang luas. (Nuh/71: 19-20)
Dan firman-Nya:
"Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia (tidak) guncang bersama mereka, dan Kami jadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk." (al-Anbiya'/21: 31)
Tuhanlah, yang menurunkan air hujan dari langit yang menyebabkan tumbuhnya tanam-tanaman dan buah-buahan yang bermacam-macam cita rasanya, ada yang masam, ada yang manis, bermacam ragam dan jenis dan manfaatnya. Ada yang layak untuk manusia, dan ada yang baik untuk binatang yang kesemuanya itu menunjukkan atas besarnya karunia dan banyaknya nikmat yang dilimpahkan Allah kepada semua hamba-Nya. Sejalan dengan firman Allah:
Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. (al-Baqarah/2: 22)
54
كُلُوا۟ وَٱرْعَوْا۟ أَنْعَٰمَكُمْ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلنُّهَىٰ54Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal. [ QS. 20:54]
Eat [therefrom] and pasture your livestock. Indeed, in that are signs for those of intelligence.
Tafsir
Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal. (QS. Ta-Ha : 54)
Tafsir Tahlili:
Allah menyuruh supaya buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan yang berjenis-jenis dan beraneka ragam itu, kita makan dan kita berikan kepada binatang untuk dimakannya. Mana saja yang layak bagi manusia untuk dimakan, seperti beras, ubi, jagung, sagu dan lain-lain, maka makanlah sesuai dengan firman Allah:
Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik. (al-Ma'idah/5: 88)
Mana saja yang sesuai untuk binatang seperti rumput yang diberikan pada binatang-binatang. Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa semua sifat-sifat tersebut di atas menunjukkan kekuasaan Allah dan kebesaran kerajaan-Nya, adalah bukti yang nyata atas keesaan-Nya dan menunjukkan bahwa tiada Tuhan melainkan Dia. Orang-orang yang berakal sehat dan berpikiran waras, tentu akan mengakui dan meyakini keesaan Allah.
55
مِنْهَا خَلَقْنَٰكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ55Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain, [ QS. 20:55]
From the earth We created you, and into it We will return you, and from it We will extract you another time.
Tafsir
Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain, (QS. Ta-Ha : 55)
Tafsir Tahlili:
Selain dari guna dan manfaat bumi dan yang telah disebutkan di atas, pada ayat ini Allah menerangkan guna dan manfaatnya yang lain, yaitu bahwa dari bumi setiap manusia itu dijadikan Allah, sejak Nabi Adam yaitu manusia pertama di dunia ini. Juga kepada tanah, manusia akan dikembalikan sesudah mati, dan menjadi tanah kembali seperti sebelum diciptakan. Dari itu pula manusia akan dibangkitkan kembali sesudah ia mati dan disusun kembali anggota tubuhnya yang telah hancur bercampur dengan tanah, sebagai bentuknya yang semula yang kemudian dikembalikan ruhnya. Sejalan dengan ayat ini, firman Allah:
(Allah) berfirman, "Di sana kamu hidup, di sana kamu mati, dan dari sana (pula) kamu akan dibangkitkan." (al-A'raf/7: 25)
Di dalam hadis diterangkan sebagai berikut:
"Sesungguhnya Rasulullah saw menghadiri suatu jenazah. Setelah mayat itu dikubur, beliau mengambil segenggam tanah lalu dilemparkannya ke kubur itu sambil mengucapkan "minha khalaqnakum" (daripadanya Kami jadikan kamu), kemudian mengambil lagi yang lain dan mengucapkan "fiha nu'idukum" (padanyalah Kami kembalikan kamu), kemudian mengambil pula yang lain untuk ketiga kalinya dan mengucapkan "minha nukhrijukum taratan ukhra" (dan daripadanya Kami keluarkan kamu pada kali yang lain). (Riwayat Ahmad dan al-hakim dari Abu Umamah)
Di dalam satu hadis yang lain diterangkan bahwa setelah jenazah Ummu Kulsum binti Rasulullah saw diletakkan ke kuburnya, Rasulullah saw mengucapkan:
"Daripadanya (tanah) Kami jadikan kamu, dan kepadanya Kami kembalikan kamu, serta daripadanya Kami keluarkan kamu sekali lagi dengan nama Allah, dan di jalan Allah serta atas agama Rasulullah." (Riwayat Ahmad dan al-hakim dari Abu Umamah)
56
وَلَقَدْ أَرَيْنَٰهُ ءَايَٰتِنَا كُلَّهَا فَكَذَّبَ وَأَبَىٰ56Dan sesungguhnya Kami telah perlihatkan kepadanya (Fir'aun) tanda-tanda kekuasaan Kami semuanya maka ia mendustakan dan enggan (menerima kebenaran). [ QS. 20:56]
And We certainly showed Pharaoh Our signs - all of them - but he denied and refused.
Tafsir
Dan sesungguhnya Kami telah perlihatkan kepadanya (Fir'aun) tanda-tanda kekuasaan Kami semuanya maka ia mendustakan dan enggan (menerima kebenaran). (QS. Ta-Ha : 56)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah memperlihatkan dan memperkenalkan tanda-tanda kekuasaan-Nya dan bukti-bukti kebenaran kenabian Musa berupa mukjizat yang telah diberikan kepada Musa, namun Firaun dan pengikut-pengikutnya tetap ingkar dan mendustakan Musa dan tidak mau beriman kepada apa yang disampaikan kepadanya, sekalipun mereka itu pada hakekatnya telah meyakini kebenarannya, sebagaimana firman Allah:
"Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongannya, padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya." (an-Naml/27: 14)
57
قَالَ أَجِئْتَنَا لِتُخْرِجَنَا مِنْ أَرْضِنَا بِسِحْرِكَ يَٰمُوسَىٰ57Berkata Fir'aun: "Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu, hai Musa? [ QS. 20:57]
He said, "Have you come to us to drive us out of our land with your magic, O Moses?
Tafsir
Berkata Fir'aun: "Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu, hai Musa? (QS. Ta-Ha : 57)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini diterangkan cara pengingkaran Firaun, dan bagaimana Firaun menjelek-jelekkan usaha dan pekerjaan Musa. Firaun berkata, "Wahai Musa! Apakah kedatanganmu kemari ke tempat di mana engkau pernah tinggal, sesudah lama tidak kelihatan, dengan maksud untuk menanamkan pengertian kepada khalayak ramai bahwa engkau adalah seorang Nabi, dan mereka wajib mengikutimu dan mempercayai agama yang engkau bawa, sehingga engkaulah yang berada di pihak yang menang, lalu mengusir kami keluar dari tempat kami ini dengan sihirmu itu yang engkau namakan mukjizat, dan engkaulah yang menjadi berkuasa sebagai raja?" Firaun sengaja mengeluarkan kata-kata yang demikian itu adalah dengan maksud untuk membawa dan menjadikan kaumnya marah dan benci kepada Musa. Dia menjelaskan kedatangan Musa itu bukanlah untuk sekedar menyelamatkan Bani Israil dari kekuasaannya, tetapi maksud yang sebenarnya ialah akan mengusir bangsa Mesir keluar dari tanah tumpah darahnya, kemudian menguasai semua harta benda yang dimilikinya. Dengan demikian gagallah usaha Musa, karena tak seorang pun yang akan mendengar dan memperhatikan dakwahnya, tidak memperdulikan mukjizat yang dibawanya. Mereka akan mempertahankan mati-matian negerinya dengan mempergunakan segala kekuatan yang ada padanya.
58
فَلَنَأْتِيَنَّكَ بِسِحْرٍ مِّثْلِهِۦ فَٱجْعَلْ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ مَوْعِدًا لَّا نُخْلِفُهُۥ نَحْنُ وَلَآ أَنتَ مَكَانًا سُوًى58Dan kamipun pasti akan mendatangkan (pula) kepadamu sihir semacam itu, maka buatlah suatu waktu untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak (pula) kamu di suatu tempat yang pertengahan (letaknya). [ QS. 20:58]
Then we will surely bring you magic like it, so make between us and you an appointment, which we will not fail to keep and neither will you, in a place assigned."
Tafsir
Dan kamipun pasti akan mendatangkan (pula) kepadamu sihir semacam itu, maka buatlah suatu waktu untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak (pula) kamu di suatu tempat yang pertengahan (letaknya). (QS. Ta-Ha : 58)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan bahwa Firaun berjanji dengan sungguh-sungguh akan mendatangkan ahli sihir untuk menandingi sihir Musa. Firaun meminta kepada Musa supaya ia menentukan tempat dan waktu untuk berhadapan dengan ahli-ahli sihirnya, serta berjanji supaya dia maupun Musa tidak akan menyalahi ketentuan yang telah disepakati itu. Ini dilakukan Firaun untuk menunjukkan bahwa dia betul-betul mempunyai hati yang keras dan persiapan yang mantap untuk bertanding menghadapi sihir Musa, dengan keyakinan bahwa ia akan menang dalam pertandingan nanti. Juga Firaun menganjurkan supaya Musa memilih tempat yang luas, tidak berbukit-bukit supaya penonton dapat menyaksikan dan melihat pertandingan itu dengan jelas, tidak terhalang oleh suatu apapun.
59
قَالَ مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ ٱلزِّينَةِ وَأَن يُحْشَرَ ٱلنَّاسُ ضُحًى59Berkata Musa: "Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalahan naik". [ QS. 20:59]
[Moses] said, "Your appointment is on the day of the festival when the people assemble at mid-morning."
Tafsir
Berkata Musa: "Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalahan naik". (QS. Ta-Ha : 59)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan bahwa sesuai dengan permintaan Firaun, Musa menentukan waktu pertemuan yang dimaksud untuk mengadu kemukjizatannya dengan sihir Firaun yaitu pada hari Syam an-Nasim yang biasanya diadakan pada akhir tahun. Mereka pada hari itu berkumpul semuanya dengan pakaian yang bagus dan hiasan yang indah, hampir tidak ada yang ketinggalan. Juga oleh Musa ditentukan waktu berkumpul yaitu pada waktu matahari sepenggalahan naik, waktu yang sudah agak terang oleh sinar matahari yang telah terbit, supaya segenap penonton dapat menyaksikan dan melihat pertandingan nanti itu dengan jelas.
60
فَتَوَلَّىٰ فِرْعَوْنُ فَجَمَعَ كَيْدَهُۥ ثُمَّ أَتَىٰ60Maka Fir'aun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya, kemudian dia datang. [ QS. 20:60]
So Pharaoh went away, put together his plan, and then came [to Moses].
Tafsir
Maka Fir'aun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya, kemudian dia datang. (QS. Ta-Ha : 60)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa tercapai persetujuan antara Musa dan Firaun tentang tempat, hari dan waktu diadakannya pertandingan nanti, pergilah Firaun meninggalkan tempat perdebatan itu, untuk mengatur tipu dayanya. Ahli-ahli sihir dikumpulkan, alat-alat perlengkapan mereka disempurnakan, penyokong dan pembantu-pembantunya serta yang lain-lain dipersiapkan. Pada hari yang telah ditetapkan bersama yaitu pada hari raya Syam an-Nasim, berangkatlah Firaun bersama rombongannya ke tempat yang telah disepakatinya dengan Musa. Duduklah ia di atas kursi kebesarannya, didampingi oleh penjabat-penjabat terasnya, diapit oleh rakyatnya di sebelah kiri dan kanannya. Tidak lama kemudian datang pula Musa dengan tongkatnya ditemani oleh saudaranya Harun. Firaun menggembleng tukang-tukang sihirnya yang telah berdiri dan berbaris rapi di depannya, mengharapkan supaya mereka melaksanakan tugasnya, mendemonstrasikan keahliannya dengan sebaik-baiknya, menjanjikan akan memenuhi segala permintaan mereka, apabila mereka menang, sebagaimana diterangkan di dalam firman Allah:
Dan para pesihir datang kepada Firaun. Mereka berkata, "(Apakah) kami akan mendapat imbalan, jika kami menang?" Dia (Firaun) menjawab, "Ya, bahkan kamu pasti termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku)." (al-A'raf/7: 113 dan 114)
61
قَالَ لَهُم مُّوسَىٰ وَيْلَكُمْ لَا تَفْتَرُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا فَيُسْحِتَكُم بِعَذَابٍ وَقَدْ خَابَ مَنِ ٱفْتَرَىٰ61Berkata Musa kepada mereka: "Celakalah kamu, janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa". Dan sesungguhnya telah merugi orang yang mengada-adakan kedustaan. [ QS. 20:61]
Moses said to the magicians summoned by Pharaoh, "Woe to you! Do not invent a lie against Allah or He will exterminate you with a punishment; and he has failed who invents [such falsehood]."
Tafsir
Berkata Musa kepada mereka: "Celakalah kamu, janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa". Dan sesungguhnya telah merugi orang yang mengada-adakan kedustaan. (QS. Ta-Ha : 61)
Tafsir Tahlili:
Ketika Musa berhadap-hadapan dengan ahli-ahli sihir Firaun, Musa memperingatkan kepada mereka, supaya jangan mengikuti ajakan Firaun, mengada-adakan dusta kepada Allah, mengatakan yang bukan-bukan kepada-Nya seperti menganggap mukjizat yang dibawanya itu adalah sihir, padahal merupakan salah satu kebesaran dan kekuasaan-Nya. Kalau kamu berpendirian demikian seperti halnya Firaun Allah akan menyiksa kamu, menghabiskan keturunan kamu sehingga tidak ada yang tinggal, sebagai balasan atas perbuatan kalian yang sesat itu. Firman Allah:
Kelak Allah akan membalas semua yang mereka ada-adakan. (al-An'am/6: 138)
Orang-orang yang mengada-adakan dusta kepada Allah adalah orang yang merugi. Ia tidak akan beruntung dalam usahanya, tidak akan mencapai cita-citanya, karena ia adalah yang paling aniaya, sebagaimana firman Allah:
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah, atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung. (al-An'am/6: 21)
Oleh karena itu, sadarlah kamu dan insaflah. Tinggalkan perbuatan mengada-adakan dusta kepada Allah. Jalan yang sesat yang kalian tempuh itu, supaya kamu selamat dari azab yang akan ditimpakan kepada orang-orang yang mengada-adakan dusta kepada Allah. orang-orang yang telah sesat jalannya di dunia ini, tetapi ia tetap menyangka bahwa perbuatannya itulah yang baik dan benar.
62
فَتَنَٰزَعُوٓا۟ أَمْرَهُم بَيْنَهُمْ وَأَسَرُّوا۟ ٱلنَّجْوَىٰ62Maka mereka berbantah-bantahan tentang urusan mereka di antara mereka dan mereka merahasiakan percakapan (mereka). [ QS. 20:62]
So they disputed over their affair among themselves and concealed their private conversation.
Tafsir
Maka mereka berbantah-bantahan tentang urusan mereka di antara mereka dan mereka merahasiakan percakapan (mereka). (QS. Ta-Ha : 62)
Tafsir Tahlili:
Setelah ahli-ahli sihir Firaun itu mendengar peringatan dan ancaman Musa, mereka menjadi bingung, masing-masing mempunyai tanggapan sendiri-sendiri yang berbeda-beda. Lalu mereka mengadakan rapat khusus, bertukar pikiran, apa yang kira-kira seharusnya mereka perbuat. Percakapan mereka sangat dirahasiakan supaya jangan bocor. Memang begitulah pada galibnya, sesuatu rapat diadakan untuk mencari taktik mengalahkan lawan, percakapan dan keputusan rapat itu, harus dirahasiakan, jangan sampai lawan mengetahuinya. Demikian pula halnya ahli-ahli sihir Firaun, karena khawatir kalau-kalau percakapan mereka didengar dan diketahui oleh Musa dan Harun, lalu keduanya mengadakan persiapan, dan perlengkapan yang cukup tangguh untuk menghadapi sihirnya yang sukar untuk dikalahkan.
63
قَالُوٓا۟ إِنْ هَٰذَٰنِ لَسَٰحِرَٰنِ يُرِيدَانِ أَن يُخْرِجَاكُم مِّنْ أَرْضِكُم بِسِحْرِهِمَا وَيَذْهَبَا بِطَرِيقَتِكُمُ ٱلْمُثْلَىٰ63Mereka berkata: "Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama. [ QS. 20:63]
They said, "Indeed, these are two magicians who want to drive you out of your land with their magic and do away with your most exemplary way.
Tafsir
Mereka berkata: "Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama. (QS. Ta-Ha : 63)
Tafsir Tahlili:
Di antara percakapan mereka yang dirahasiakan yang dapat dicatat ialah kalau yang ditampilkan Musa nanti betul-betul sihir, jelas mereka akan mengalahkannya. Tetapi kalau yang ditampilkannya itu mukjizat dari Allah belum tentu mereka dapat mengalahkannya. Kalau dia mengalahkan kita di dalam pertandingan nanti itu, apa boleh buat, kita menyerah saja, dan mengikuti dia." Akhirnya mereka sepakat mengatakan bahwa Musa dan Harun itu adalah ahli sihir yang sangat pandai, akan mengusir kita dari negeri kita dengan sihirnya itu, dan akan mencopot kedudukan kita yang mulia itu.
Sengaja mereka menyusun satu rumusan begitu rupa yang mengandung tiga faktor tersebut yang dapat mengakibatkan dibencinya Musa dan Harun dan hilanglah pengaruh keduanya, namun akal sehat dan pikiran waras, tidak akan menerima alasan-alasan ahli-ahli sihir, orang-orang yang mau memperkosa hak asasi seseorang dengan mengusirnya dari tempat tinggalnya, begitu juga orang-orang yang akan menghilangkan kedudukannya.
64
فَأَجْمِعُوا۟ كَيْدَكُمْ ثُمَّ ٱئْتُوا۟ صَفًّا وَقَدْ أَفْلَحَ ٱلْيَوْمَ مَنِ ٱسْتَعْلَىٰ64Maka himpunkanlah segala daya (sihir) kamu sekalian, kemudian datanglah dengan berbaris. dan sesungguhnya beruntunglah oran yang menang pada hari ini. [ QS. 20:64]
So resolve upon your plan and then come [forward] in line. And he has succeeded today who overcomes."
Tafsir
Maka himpunkanlah segala daya (sihir) kamu sekalian, kemudian datanglah dengan berbaris. dan sesungguhnya beruntunglah oran yang menang pada hari ini. (QS. Ta-Ha : 64)
Tafsir Tahlili:
Menurut para ahli sihir Firaun, Musa dan Harun adalah ahli sihir yang ingin mengusir mereka dari tanah tumpah darah mereka serta mau merebut kekuasaan, maka untuk menghadapi bahaya yang mengancam itu, mereka bersama-sama, bahu-membahu mengumpulkan segala tenaga yang ada, mengeluarkan segala siasat dan tipu daya serta menunjukkan segala kepintaran yang dimiliki pada hari berlangsungnya pertandingan nanti. Dengan demikian, mudahlah bagi mereka untuk mengalahkan sihir Musa dan Harun saudaranya. Alangkah berbahagianya mereka pada hari itu seandainya kemenangan nanti itu berada di pihak kita. Firman Allah:
Maka ketika para pesihir datang, mereka berkata kepada Firaun, "Apakah kami benar-benar akan mendapat imbalan yang besar jika kami yang menang?" Dia (Firaun) menjawab, "Ya, dan bahkan kamu pasti akan mendapat kedudukan yang dekat (kepadaku)." (asy-Syu'ara/26: 41 dan 42)
65
قَالُوا۟ يَٰمُوسَىٰٓ إِمَّآ أَن تُلْقِىَ وَإِمَّآ أَن نَّكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَىٰ65(Setelah mereka berkumpul) mereka berkata: "Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?" [ QS. 20:65]
They said, "O Moses, either you throw or we will be the first to throw."
Tafsir
(Setelah mereka berkumpul) mereka berkata: "Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?" (QS. Ta-Ha : 65)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa setelah ahli-ahli sihir Firaun merasa telah cukup persiapannya, telah lengkap segala persediaannya, datanglah mereka ke tempat pertandingan yang telah ditentukan dengan berbaris rapi. Setelah mereka berhadapan dengan Musa, mereka memberikan pilihan agar Musa memilih, apakah Musa lebih dahulu melemparkan tongkat? Ataukah para ahli sihir yang lebih dahulu melemparkannya? Tindakan ahli-ahli sihir ini adalah satu kebijaksanaan yang mewujudkan adab yang baik dan tawadu mereka kepada Musa, seakan-akan mereka mendapat ilham dari Allah. Musa setelah berpikir sejenak lalu memilih supaya merekalah yang lebih dahulu melemparkan tongkat mereka, dengan pertimbangan bahwa kalau-kalau ahli-ahli sihir telah mendemonstrasikan sihirnya dengan kesungguhan dan kesanggupannya, pada waktu itulah nanti Allah akan memperlihatkan kekuasaan-Nya, dengan memenangkan yang hak atas yang batil, memenangkan mukjizat atas ilmu sihir dan lenyaplah sihir yang batil itu. Sesuai dengan firman Allah:
Sebenarnya Kami melemparkan yang hak (kebenaran) kepada yang batil (tidak benar) lalu yang hak itu menghancurkannya, maka seketika itu (yang batil) lenyap. (al-Anbiya'/21: 18)
66
قَالَ بَلْ أَلْقُوا۟ فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِن سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَىٰ66Berkata Musa: "Silahkan kamu sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka. [ QS. 20:66]
He said, "Rather, you throw." And suddenly their ropes and staffs seemed to him from their magic that they were moving [like snakes].
Tafsir
Berkata Musa: "Silahkan kamu sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka. (QS. Ta-Ha : 66)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa setelah Musa menetapkan pilihannya, berkatalah ia kepada ahli-ahli sihir Firaun, "Engkaulah yang lebih dahulu memulai, supaya kami dapat melihat sihirmu, dan mengetahui apa yang sebenarnya kamu perbuat. Setelah itu mereka melemparkan tali dan tongkatnya seraya berkata, "Demi kemuliaan Firaun, sesungguhnya kamilah yang akan menang."
Dengan tidak disangka-sangka, tiba-tiba tali dan tongkat-tongkat yang dilemparkan mereka itu, terlihat oleh Musa, seakan-akan ia merayap cepat, kelihatannya seakan-akan ular yang bergerak gesit ke sana ke mari
67
فَأَوْجَسَ فِى نَفْسِهِۦ خِيفَةً مُّوسَىٰ67Maka Musa merasa takut dalam hatinya. [ QS. 20:67]
And he sensed within himself apprehension, did Moses.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 67
فَأَوْجَسَ فِى نَفْسِهِۦ خِيفَةً مُّوسَىٰ67
Arti:
Maka Musa merasa takut dalam hatinya. (QS. Ta-Ha : 67)
Tafsir Tahlili:
Kali ini, ahli-ahli sihir Firaun mendemonstrasikan ilmu sihirnya yang istimewa, sehingga Musa merasa takut di dalam hatinya melihat kejadian itu. Bukan saja Musa yang merasa takut, tetapi penonton merasa takut, karena mata mereka telah tersulap, dengan sihir yang istimewa itu, sebagaimana firman Allah:
Maka setelah mereka melemparkan, mereka menyihir mata orang banyak dan menjadikan orang banyak itu takut, karena mereka memperlihatkan sihir yang hebat (menakjubkan). (al-A'raf/7: 116)
68
قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْأَعْلَىٰ68Kami berkata: "janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). [ QS. 20:68]
Allah said, "Fear not. Indeed, it is you who are superior.
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 68
قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْأَعْلَىٰ68
Arti:
Kami berkata: "janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). (QS. Ta-Ha : 68)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah menghibur Musa. Dia berkata kepada Musa, "Wahai Musa! Janganlah engkau takut dan cemas, tenangkanlah hatimu dan tenteramkanlah pikiranmu, jangan terpengaruh dengan sihir mereka. Itu bukan hal yang sebenarnya, tetapi hanyalah khayalan belaka. Engkaulah yang akan unggul dan menang nanti dalam pertandingan ini. Mereka akan kalah dan tak berkutik."
69
وَأَلْقِ مَا فِى يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوٓا۟ إِنَّمَا صَنَعُوا۟ كَيْدُ سَٰحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ ٱلسَّاحِرُ حَيْثُ أَتَىٰ69Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. "Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang". [ QS. 20:69]
And throw what is in your right hand; it will swallow up what they have crafted. What they have crafted is but the trick of a magician, and the magician will not succeed wherever he is."
Tafsir
Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. "Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang". (QS. Ta-Ha : 69)
Tafsir Tahlili:
Setelah itu Allah memerintahkan Musa supaya melemparkan tongkat yang ada di tangan kanannya. Musa dengan segera melaksanakan perintah itu. Dengan kodrat dan iradat Allah, tongkat Musa itu menjadi ular besar dan menelan semua yang dibuat oleh ahli-ahli sihir Firaun itu, yaitu tali dan tongkatnya kelihatan seperti ular yang bergerak. Sebenarnya apa yang diperbuat mereka itu adalah khayalan belaka dan hanyalah tipu daya tukang-tukang sihir itu, sebagai hasil dari latihan yang tertib dan cukup lama, sama sekali tidak mempunyai hakekat dan tidak akan bertahan lama. Bagaimanapun juga tukang sihir itu tidak akan menang dengan sihirnya yang mengelabui itu. Yang demikian itu adalah perbuatan dosa, dan tidak akan beruntung orang-orang yang berbuat dosa. Sebagaimana firman Allah:
Sesungguhnya orang-orang yang berbuat dosa itu tidak akan beruntung. (Yunus/10: 17)
70
فَأُلْقِىَ ٱلسَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا بِرَبِّ هَٰرُونَ وَمُوسَىٰ70Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: "Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa". [ QS. 20:70]
So the magicians fell down in prostration. They said, "We have believed in the Lord of Aaron and Moses."
Tafsir
Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: "Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa". (QS. Ta-Ha : 70)
Tafsir Tahlili:
Di dalam ayat ini dikisahkan bahwa setelah Musa melemparkan tongkat yang ada di tangan kanannya, tongkat itu menjadi ular besar dan menelan semua apa yang diperbuat ahli-ahli sihir Firaun. Ahli-ahli sihir Firaun setelah melihat keagungan kejadian itu, dan mengetahui bahwa apa yang diperbuat Musa itu, bukanlah sihir, melainkan mukjizat, bukan berasal dari ilmu-ilmu sihir yang mereka ketahui, dan bukan pula tipu daya yang mereka kenal, dan itu adalah kebenaran yang tidak dapat diragukan, serta tidak ada yang dapat melakukan seperti itu, kecuali yang mempunyai kekuasaan yang apabila Dia menghendaki sesuatu, cukup mengatakan, "jadilah," maka jadilah sesuatu itu; mereka segera menyungkurkan diri, bersujud disertai ikrar bahwa mereka telah beriman kepada Tuhan seluruh alam. Tuhan Musa dan Harun.
71
قَالَ ءَامَنتُمْ لَهُۥ قَبْلَ أَنْ ءَاذَنَ لَكُمْ إِنَّهُۥ لَكَبِيرُكُمُ ٱلَّذِى عَلَّمَكُمُ ٱلسِّحْرَ فَلَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُم مِّنْ خِلَٰفٍ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ فِى جُذُوعِ ٱلنَّخْلِ وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَآ أَشَدُّ عَذَابًا وَأَبْقَىٰ71Berkata Fir'aun: "Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian. Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya". [ QS. 20:71]
[Pharaoh] said, "You believed him before I gave you permission. Indeed, he is your leader who has taught you magic. So I will surely cut off your hands and your feet on opposite sides, and I will crucify you on the trunks of palm trees, and you will surely know which of us is more severe in [giving] punishment and more enduring."
Tafsir
Berkata Fir'aun: "Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian. Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya". (QS. Ta-Ha : 71)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Firaun, setelah mengetahui bahwa ahli-ahli sihirnya telah menyerah kalah dan beriman kepada Tuhan Musa dan Harun, sangat marah kepada mereka, karena mereka telah berbuat dua kesalahan yang besar. Pertama, mereka dengan gegabah beriman kepada Musa, sebelum mereka memikirkan secara mendalam dan sebelum ada izin daripadanya. Kedua, karena dia menyangka bahwa mereka adalah murid Musa dalam ilmu sihir, maka sepakatlah mereka menunjukkan kelemahannya, demi untuk menjadikan dakwah Musa semakin kuat dan dapat diterima orang banyak sehingga Firaun merasa urusannya dipandang makin besar dan hebat.
Untuk membendung jangan sampai kelak ahli-ahli sihir itu diikuti orang banyak, Firaun mengancam akan memotong tangan dan kaki mereka dengan bersilang secara timbal balik, dengan demikian mereka tidak dapat lagi berbuat apa-apa. Juga Firaun mengancam akan menyalib mereka pada pangkal pohon kurma. Firaun mengancam siksaan yang berat kepada ahli-ahli sihirnya yang telah beriman kepada Musa, supaya ahli-ahli sihir itu membandingkan antara siksaanya dan siksaan Tuhan Musa yang tidak memotong tangan dan kaki dengan bersilang secara timbal balik, supaya mereka itu kembali lagi kepada kepercayaannya yang semula dan meninggalkan kepercayaannya kepada Musa, karena Firaun menyangka bahwa ahli-ahli sihirnya beriman kepada Musa, hanya karena takut kepada siksaan dan azab Tuhan Musa yang pedih dan berkepanjangan itu.
72
قَالُوا۟ لَن نُّؤْثِرَكَ عَلَىٰ مَا جَآءَنَا مِنَ ٱلْبَيِّنَٰتِ وَٱلَّذِى فَطَرَنَا فَٱقْضِ مَآ أَنتَ قَاضٍ إِنَّمَا تَقْضِى هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَآ72Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja. [ QS. 20:72]
They said, "Never will we prefer you over what has come to us of clear proofs and [over] He who created us. So decree whatever you are to decree. You can only decree for this worldly life.
Tafsir
Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja. (QS. Ta-Ha : 72)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan bahwa ancaman Firaun itu tidak digubris oleh ahli-ahli sihir yang telah beriman kepada Musa, dan tidak ada pengaruhnya sedikit pun kepada mereka. Mereka tidak akan kembali menganut kepercayaan yang sesat, tetapi mereka akan tetap beriman kepada Musa berdasarkan bukti-bukti yang nyata yaitu mukjizat yang disaksikannya pada tongkat Musa yang datangnya dari Allah, Tuhan yang telah menciptakan mereka. Mereka tidak akan goyah dan bergeser dari kepercayaan yang dianutnya sekarang ini apapun yang akan diperbuat Firaun terhadap mereka. Mereka berpendirian bahwa kalaupun Firaun dapat melaksanakan ancamannya itu hanya di dunia ini, karena Firaun hanya dapat melakukan kekejaman dan kezalimannya di dunia yang fana ini, tetapi mereka lebih mengutamakan dan mengharapkan balasan yang menyenangkan di akhirat nanti, tempat yang kekal dan abadi.
73
إِنَّآ ءَامَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغْفِرَ لَنَا خَطَٰيَٰنَا وَمَآ أَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ ٱلسِّحْرِ وَٱللَّهُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ73Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya)". [ QS. 20:73]
Indeed, we have believed in our Lord that He may forgive us our sins and what you compelled us [to do] of magic. And Allah is better and more enduring."
Tafsir
Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya)". (QS. Ta-Ha : 73)
Tafsir Tahlili:
Ahli-ahli sihir Firaun telah bertekad bulat untuk beriman kepada Allah. Tuhan seru sekalian alam, Tuhan yang telah banyak berbuat baik kepada mereka selama hidupnya. Apapun yang akan terjadi, apapun yang akan menimpa diri mereka, mereka berharap mudah-mudahan Allah mengampuni segala kesalahan dan dosa yang telah diperbuatnya, terutama dosa sihir yang telah diperintahkan oleh Firaun melakukannya. Ayat ini ditutup dengan satu penegasan bahwa Allah adalah sebaik-baik pemberi pahala kepada orang-orang yang taat kepada perintah-Nya, dan lebih pedih serta kekal azab-Nya kepada orang yang berbuat maksiat, melanggar perintah-Nya, dan sekaligus sebagai jawaban dari ucapan Firaun yaitu, "Sesungguhnya akan kamu ketahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya."
74
إِنَّهُۥ مَن يَأْتِ رَبَّهُۥ مُجْرِمًا فَإِنَّ لَهُۥ جَهَنَّمَ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ74Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. [ QS. 20:74]
Indeed, whoever comes to his Lord as a criminal - indeed, for him is Hell; he will neither die therein nor live.
Tafsir
Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. (QS. Ta-Ha : 74)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa siapa yang datang kepada Tuhannya di akhirat kelak dalam keadaan berdosa, karena pada waktu di dunia ia ingkar, tidak mau percaya kepada ayat-ayat Allah, dan banyak berbuat maksiat meninggalkan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya, ia akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam. Ia tidak akan mati di dalamnya dan terus menerus disiksa tiada berkesudahan. Sejalan dengan ayat ini, firman Allah:
Dan orang-orang yang kafir, bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan hingga mereka mati, dan tidak diringankan dari mereka azabnya. (Fathir/35: 36)
Dan firman-Nya:
Dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya, (yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka), selanjutnya dia di sana tidak mati dan tidak (pula) hidup. (al-A'la/87: 11-12 dan 13)
75
وَمَن يَأْتِهِۦ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلدَّرَجَٰتُ ٱلْعُلَىٰ75Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia), [ QS. 20:75]
But whoever comes to Him as a believer having done righteous deeds - for those will be the highest degrees [in position]:
Tafsir
Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia), (QS. Ta-Ha : 75)
Tafsir Tahlili:
Sebaliknya, pada ayat ini Allah menerangkan bahwa siapa yang datang kepada Tuhannya di hari kemudian nanti dalam keadaan beriman kepada Allah dan kepada apa yang dibawa oleh utusan-Nya seperti mukjizat dan lainnya, serta telah berbuat amal saleh dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, ia akan memperoleh tempat yang tinggi lagi mulia, disebabkan iman dan amal salehnya. Tiap-tiap orang di akhirat nanti akan memperoleh derajat sesuai dengan amalnya, sebagaimana dijelaskan di dalam firman Allah:
Dan masing-masing orang ada tingkatannya, (sesuai) dengan apa yang mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan. (al-An'am/6: 132)
76
جَنَّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا وَذَٰلِكَ جَزَآءُ مَن تَزَكَّىٰ76(yaitu) surga 'Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan). [ QS. 20:76]
Gardens of perpetual residence beneath which rivers flow, wherein they abide eternally. And that is the reward of one who purifies himself.
Tafsir
(yaitu) surga 'Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan). (QS. Ta-Ha : 76)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini, Allah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan tempat yang tinggi dan mulia ialah Jannatu 'Adn yaitu surga tempat menetap. Di surga mengalir sungai-sungai, isinya antara lain khamar, madu, susu dan air, penghuninya kekal di dalamnya. Yang demikian itu adalah balasan bagi orang-orang yang bersih dari kekafiran dan kemaksiatan. Alangkah beruntungnya mereka sebagaimana firman Allah:
Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman). (al-A'la/87: 14)
77
وَلَقَدْ أَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِى فَٱضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِى ٱلْبَحْرِ يَبَسًا لَّا تَخَٰفُ دَرَكًا وَلَا تَخْشَىٰ77Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)". [ QS. 20:77]
And We had inspired to Moses, "Travel by night with My servants and strike for them a dry path through the sea; you will not fear being overtaken [by Pharaoh] nor be afraid [of drowning]."
Tafsir
Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)". (QS. Ta-Ha : 77)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa tidak ada tanda-tanda Firaun akan menerima alasan dan bukti yang dikemukakan kepadanya, ia tetap saja di dalam keangkuhan dan kesombongannya, Allah mewahyukan kepada Nabi Musa supaya dia pergi meninggalkan Mesir negeri Firaun di malam hari supaya tidak dilihat oleh Firaun dan tentaranya, bersama hamba-hamba Allah yaitu yang ia diutus untuk menyelamatkan mereka dari kezaliman Firaun. Musa dan Bani Israil meninggalkan Mesir, ketika sampai di tepi laut Merah, Bani Israil berkata kepada Musa, "Wahai Musa, Firaun dan tentaranya menyusul kita dari belakang, di depan kita lautan yang membentang luas, apa yang harus kita perbuat, untuk melintasi lautan itu."
Allah memerintahkan Musa supaya ia memukul laut dengan tongkatnya. Setelah Musa melaksanakan perintah ini, lautan terbelah sampai ke tepi seberang. Belahan lautan itu sebanyak jumlah kabilah pada Bani Israil yakni dua belas dan merupakan jalan kering di tengah-tengah laut tidak berlumpur dan tidak berair. Di antara belahan itu, air tegak seperti gunung yang besar. Tiap kabilah melalui hanya satu jalan. Mereka dapat pandang memandang, dapat melihat satu kabilah kepada kabilah yang lain. Musa bersama Bani Israil berjalan melalui jalannya masing-masing dengan perasaan aman, tidak merasa cemas akan tersusul oleh Firaun dan tentaranya, dan tidak merasa takut akan tenggelam hingga sampailah ke tepi seberang lautan dengan selamat sebagaimana tersebut dalam firman Allah:
Lalu Kami wahyukan kepada Musa, "Pukullah laut itu dengan tongkatmu." Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar. (asy-Syu'ara/26: 63)
Dan firman-Nya:
Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang bersamanya. (asy-Syu'ara/26: 65)
78
فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُودِهِۦ فَغَشِيَهُم مِّنَ ٱلْيَمِّ مَا غَشِيَهُمْ78Maka Fir'aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka. [ QS. 20:78]
So Pharaoh pursued them with his soldiers, and there covered them from the sea that which covered them,
Tafsir
Maka Fir'aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka. (QS. Ta-Ha : 78)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa setelah Firaun mengetahui kepergian Musa bersama Bani Israil meninggalkan Mesir ia mengirimkan orang-orang ke kota-kota untuk mengumpulkan tentaranya dengan maksud untuk menyusul Musa dan rombongannya. Firaun sangat marah sehingga ia memerintahkan tentaranya mengejar Musa dan kaumnya, karena mereka dianggap selalu berbuat hal-hal yang menyebabkannya murka. Sebagaimana firman Allah:
Kemudian Firaun mengirimkan orang ke kota-kota untuk mengumpulkan (bala tentaranya). (Firaun berkata), "Sesungguhnya mereka (Bani Israil) hanya sekelompok kecil, dan sesungguhnya mereka telah berbuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita. (asy-Syu'ara/26: 53-54 dan 55)
Setelah itu Firaun dan bala tentaranya segera mengejar Musa dan rombongannya. Setelah sampai di pinggir laut dan melihat banyak jalan terbentang di hadapan mereka, dengan tidak ada kecurigaan sedikit pun mereka melalui jalan-jalan yang telah dilalui Musa dan rombongannya, karena disangkanya jalan biasa. Setelah Firaun dengan bala tentaranya berada di tengah-tengah lautan, sedang Musa bersama rombongannya telah sampai ke seberang dan telah mendarat dengan selamat, tiba-tiba air laut bersatu kembali menutup Firaun dan bala tentaranya, maka mereka tenggelam semuanya. Firaun sebelum tenggelam dan ketika melihat keadaan yang berbahaya serta tidak mungkin menyelamatkan diri dari bahaya tenggelam, baru ia sadar dan mengucapkan kata-kata yang menunjukkan bahwa ia mengakui dan percaya bahwa tiada tuhan selain Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan ia adalah orang yang berserah diri kepada Allah. Pengakuan Firaun itu tidak berguna lagi, karena ia telah berbuat dosa besar dan melakukan kerusakan di bumi. Firaun mati tenggelam namun demikian tubuhnya diselamatkan untuk menjadi bukti atas kekuasaan Allah bagi generasi yang akan datang, sebagaimana firman Allah:
Sehingga ketika Firaun hampir tenggelam dia berkata, "Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang muslim (berserah diri)." Mengapa baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami. (Yunus/10: 90-91 dan 92)
79
وَأَضَلَّ فِرْعَوْنُ قَوْمَهُۥ وَمَا هَدَىٰ79Dan Fir'aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi petunjuk. [ QS. 20:79]
And Pharaoh led his people astray and did not guide [them].
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 79
وَأَضَلَّ فِرْعَوْنُ قَوْمَهُۥ وَمَا هَدَىٰ79
Arti:
Dan Fir'aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi petunjuk. (QS. Ta-Ha : 79)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan bahwa Firaun telah menyesatkan kaumnya. Ia menyangka bahwa Musa dan Bani Israil tidak akan bisa luput dari kejarannya karena lautan membentang luas di depannya. Setelah mereka sampai ke tepi pantai, ia berlagak seakan-akan karena kehebatannya laut itu terbelah membentuk jalan-jalan, maka diajaknya tentaranya memasuki jalan-jalan itu hingga akhirnya mereka tenggelam semua. Firaun tidak dapat petunjuk sama sekali untuk menghindarkan diri dari bahaya tenggelam, maka binasalah ia dan bala tentaranya.
80
يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ قَدْ أَنجَيْنَٰكُم مِّنْ عَدُوِّكُمْ وَوَٰعَدْنَٰكُمْ جَانِبَ ٱلطُّورِ ٱلْأَيْمَنَ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكُمُ ٱلْمَنَّ وَٱلسَّلْوَىٰ80Hai Bani Israil, sesungguhnya Kami telah menyelamatkan kamu sekalian dari musuhmu, dan Kami telah mengadakan perjanjian dengan kamu sekalian (untuk munajat) di sebelah kanan gunung itu dan Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian manna dan salwa. [ QS. 20:80]
O Children of Israel, We delivered you from your enemy, and We made an appointment with you at the right side of the mount, and We sent down to you manna and quails,
Tafsir
Hai Bani Israil, sesungguhnya Kami telah menyelamatkan kamu sekalian dari musuhmu, dan Kami telah mengadakan perjanjian dengan kamu sekalian (untuk munajat) di sebelah kanan gunung itu dan Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian manna dan salwa. (QS. Ta-Ha : 80)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah mengaruniakan kepada Bani Israil tiga macam nikmat.
1. Mereka diselamatkan-Nya dari kekejaman musuhnya yaitu Firaun dan kaumnya. Ketika Firaun menimpakan kepada Bani Israil siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak laki-laki, dan membiarkan hidup anak-anak perempuan, dan ketika Allah menenggelamkan Firaun dan tentaranya sedang Musa melihatnya. Sebagaimana firman Allah:
Dan (ingatlah) ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Firaun dan) pengikut-pengikut Firaun. Mereka menimpakan siksaan yang sangat berat kepadamu. Mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. Dan pada yang demikian itu merupakan cobaan yang besar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Firaun dan) pengikut-pengikut Firaun, sedang kamu menyaksikan. (al-Baqarah/2: 49 dan 50)
2. Musa berbicara langsung dengan Tuhannya di sebelah kanan gunung Sinai dan Allah menurunkan Taurat kepadanya yang merinci dengan jelas syariat-Nya.
3. Mereka dianugerahi Mann yaitu makanan seperti madu, rasanya manis sekali, warnanya putih seperti es, dan Salwa yaitu burung sebangsa puyuh yang enak dagingnya, ketika mereka tersesat di padang luas. Makanan ini tersedia dari fajar sampai matahari terbit.
81
كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَلَا تَطْغَوْا۟ فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِى وَمَن يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِى فَقَدْ هَوَىٰ81Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. [ QS. 20:81]
[Saying], "Eat from the good things with which We have provided you and do not transgress [or oppress others] therein, lest My anger should descend upon you. And he upon whom My anger descends has certainly fallen."
Tafsir
Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. (QS. Ta-Ha : 81)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menyuruh supaya mereka memakan di antara rezeki yang baik, yang lezat cita rasanya dan yang telah Allah karuniakan kepada mereka, jangan sekali-kali mereka menyalahgunakannya, seperti menafkahkannya dengan boros, tidak mensyukurinya, mendermakan kepada kemaksiatan, dan lain-lain sebagainya, karena kalau demikian berarti mereka telah mengundang kemurkaan Allah yang akan menimpakan siksa-Nya. Celaka dan binasalah orang-orang yang telah ditimpa kemurkaan Allah.
82
وَإِنِّى لَغَفَّارٌ لِّمَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا ثُمَّ ٱهْتَدَىٰ82Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar. [ QS. 20:82]
But indeed, I am the Perpetual Forgiver of whoever repents and believes and does righteousness and then continues in guidance.
Tafsir
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar. (QS. Ta-Ha : 82)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia Maha Pengampun bagi orang yang bertobat dari perbuatan syirik, membersihkan dirinya dari dosa, ikhlas dan amalnya dikerjakan semata-mata karena Allah, menunaikan kewajiban-Nya, mejauhi kemaksiatan, istiqamah ibadahnya sampai ia meninggal, dan memenuhi perintah Allah, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:
Dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu. (al- hijr/15: 99)
83
وَمَآ أَعْجَلَكَ عَن قَوْمِكَ يَٰمُوسَىٰ83Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai Musa? [ QS. 20:83]
[Allah] said, "And what made you hasten from your people, O Moses?"
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 83
وَمَآ أَعْجَلَكَ عَن قَوْمِكَ يَٰمُوسَىٰ83
Arti:
Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai Musa? (QS. Ta-Ha : 83)
Tafsir Tahlili:
Allah memberi teguran kepada Musa, karena ia cepat-cepat mendaki gunung itu dan meninggalkan kaumnya di bawah, padahal Allah telah memerintahkan supaya dia naik ke bukit itu bersama-sama dengan kaumnya untuk menerima sebagian dari kitab Taurat yang berupa kepingan dan lembaran-lembaran. Sebenarnya dia sudah ingin sekali bermunajat dengan Tuhannya untuk menerima kepingan-kepingan Taurat. Karena keinginan yang amat sangat itulah dia berangkat tanpa mengajak kaumnya hingga dia naik seorang diri ke bukit itu. Ia tinggalkan kaumnya di bawah dan dia berpesan kepada Harun supaya menjaga dan mengawasi mereka selama dia tidak berada di antara mereka. Sesampainya di atas bukit itu dia mengonsentrasikan jiwa dan pikiran menunggu-nunggu apa yang akan diwahyukan Tuhan kepadanya sebagaimana telah dijanjikan-Nya. Tiba-tiba Allah berfirman menanyakan dengan nada teguran atau celaan. Mengapa dia bergegas-gegas naik ke bukit seorang diri tanpa membawa kaumnya bersama dengan dia, padahal dia telah diperintahkan supaya datang bersama mereka.
Memang tepat teguran Allah atas kekhilafannya itu, karena selain tidak melaksanakan perintah Allah secara keseluruhan, Musa telah meninggalkan kaumnya tanpa pimpinan meskipun ada saudaranya Harun yang akan mengawasi mereka. Seakan-akan Musa karena didorong oleh keinginan yang kuat untuk bermunajat dengan Tuhannya telah melepaskan tanggung jawabnya terhadap kaumnya dan tidak memperdulikan lagi apa yang akan terjadi dengan mereka selama ditinggalkannya. Hal ini bagi seorang Nabi yang diserahi Allah memimpin dan mengawasi kaumnya adalah suatu kelalaian atau pengabaian terhadap tugasnya yang utama yang patut disesalkan dan pantaslah dia menerima teguran atau celaan dari Tuhannya.
84
قَالَ هُمْ أُو۟لَآءِ عَلَىٰٓ أَثَرِى وَعَجِلْتُ إِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضَىٰ84Berkata, Musa: "Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku)". [ QS. 20:84]
He said, "They are close upon my tracks, and I hastened to You, my Lord, that You be pleased."
Tafsir
Berkata, Musa: "Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku)". (QS. Ta-Ha : 84)
Tafsir Tahlili:
Musa menjawab teguran Tuhannya dengan mengatakan bahwa kaumnya itu ada di belakangnya dan jarak antara dia dan kaumnya tidak begitu jauh. Jika ia mendahului naik ke atas gunung ini beberapa langkah bukanlah dengan maksud meninggalkan mereka dan kalau mereka dipanggil pasti dalam waktu yang singkat akan dapat berkumpul bersamanya. Memang ia bergegas-gegas menaiki bukit ini, karena ingin melaksanakan perintah Allah dengan segera, tepat pada waktunya sebagaimana yang telah ditetapkan, yaitu sesudah ia dan kaumnya berada di sekitar bukit Tur ini selama 40 malam. Ia datang dengan tergesa-gesa karena ingin cepat-cepat memperoleh keridaan Allah. Karena keinginan yang kuat untuk mencapai keridaan itulah ia menjadi lalai dan alpa terhadap perintah Allah supaya datang bersama-sama mereka.
85
قَالَ فَإِنَّا قَدْ فَتَنَّا قَوْمَكَ مِنۢ بَعْدِكَ وَأَضَلَّهُمُ ٱلسَّامِرِىُّ85Allah berfirman: "Maka sesungguhnya Kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri. [ QS. 20:85]
[Allah] said, "But indeed, We have tried your people after you [departed], and the Samiri has led them astray."
Tafsir
Allah berfirman: "Maka sesungguhnya Kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri. (QS. Ta-Ha : 85)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini diterangkan bahwa setelah Musa pergi meninggalkan kaumnya untuk bermunajat dengan Tuhannya, kaumnya telah menyeleweng dari agama Tauhid dan telah menyembah patung anak sapi buatan Samiri. Memang Allah hendak menguji iman kaum Nabi Musa apakah benar-benar mereka telah mempunyai iman yang kuat dan membaja ataukah masih terdapat dalam hati dan jiwa mereka bekas-bekas syirik atau kepercayaan menyembah berhala. Ternyata keimanan mereka belum begitu kuat dan mendalam karena hanya beberapa hari saja mereka ditinggalkan Musa dan masih dalam pengawasan Harun, mereka dengan mudah teperdaya dan masuk perangkap Samiri yang berasal dari kaum penyembah sapi. Namun Allah tidak akan membiarkan atau menerima begitu saja bila manusia menyatakan dirinya beriman tanpa diuji lebih dahulu sesuai dengan firman-Nya:
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman," dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta. (al-'Ankabut/29: 2 dan 3)
Ternyata kaum Musa itu tidaklah termasuk orang-orang yang kuat dan mendalam imannya karena baru sebentar saja mereka ditinggalkan Musa (menurut riwayat hanya 20 hari) mereka telah meninggalkan agama tauhid dan kembali menganut agama penyembah-penyembah berhala. Hal ini tidak dapat disesalkan dan mungkin sekali terjadi karena mereka telah lama di bawah kekuasaan Firaun. Karena itu mental mereka sudah rusak dan moral mereka pun menjadi lemah sehingga tidak bisa diharapkan dari mereka kesetiaan dan kesabaran mempertahankan suatu prinsip. Maka dengan mudah Samiri memperdayakan mereka dengan membuat patung berbentuk anak sapi dari emas yang dapat berbunyi sendiri seperti suara anak sapi, maka mereka tertarik dengan omongan Samiri bahwa inilah Tuhan yang sebenarnya. Adapun Tuhan Musa dan Harun yang tidak dapat dilihat mengapa kita mau menyembahnya?
86
فَرَجَعَ مُوسَىٰٓ إِلَىٰ قَوْمِهِۦ غَضْبَٰنَ أَسِفًا قَالَ يَٰقَوْمِ أَلَمْ يَعِدْكُمْ رَبُّكُمْ وَعْدًا حَسَنًا أَفَطَالَ عَلَيْكُمُ ٱلْعَهْدُ أَمْ أَرَدتُّمْ أَن يَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبٌ مِّن رَّبِّكُمْ فَأَخْلَفْتُم مَّوْعِدِى86Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: "Hai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, dan kamu melanggar perjanjianmu dengan aku?". [ QS. 20:86]
So Moses returned to his people, angry and grieved. He said, "O my people, did your Lord not make you a good promise? Then, was the time [of its fulfillment] too long for you, or did you wish that wrath from your Lord descend upon you, so you broke your promise [of obedience] to me?"
Tafsir
Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: "Hai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, dan kamu melanggar perjanjianmu dengan aku?". (QS. Ta-Ha : 86)
Tafsir Tahlili:
Mendengar firman Tuhannya yang menerangkan bahwa kaumnya telah disesatkan oleh Samiri dengan cepat dia kembali kepada kaumnya dalam keadaan sangat jengkel dan marah. Didapatinya kaumnya sedang berlutut di hadapan patung emas berbentuk anak sapi, menyembah dan memujanya. Mereka berkata di antara sesama mereka, "Inilah tuhan kita dan juga tuhan Musa. Sesungguhnya Musa telah lupa sehingga ia pergi menemui Tuhannya ke puncak bukit, padahal Tuhannya ada di sini." Tidaklah dapat dilukiskan betapa sedihnya hati Musa melihat kaumnya dengan sekejap saja dan dengan mudah dapat disesatkan oleh Samiri dan betapa hebatnya kemarahan di dalam dadanya melihat suasana dan keadaan kaumnya.
Menurut satu riwayat setelah melihat kaumnya menyembah berhala dia lalu mendengar suara hiruk pikuk dan berbagai macam teriakan dari kaumnya dan melihat mereka menari-nari di sekeliling patung itu. Qurtubi meriwayatkan bahwa Abu Bakar ath-Turthusy pernah ditanya orang tentang sekumpulan orang berdzikir menyebut nama Allah dan berselawat menyebut nama Nabi Muhammad dengan cara menari-nari serta memukul gendang dan karena asyiknya ada di antara mereka yang jatuh pingsan, kemudian mereka mengambil makanan yang mereka bawa dan telah disiapkan, bagaimanakah hukum perbuatan mereka? Apakah hal itu dibolehkan oleh Islam atau tidak? ath-Turthusy menjawab, "Mazhab Sufi, yang seperti itu adalah batil, suatu kejahilan dan kesesatan. Islam itu adalah (ajaran) kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Adapun memukul gendang (dan menari-nari) sampai seperti orang kesurupan maka orang yang mula-mula mengadakannya ialah Samiri di waktu dia membuat patung anak sapi untuk disembah kaum Musa dengan menari-nari di sekelilingnya. Maka perbuatan seperti itu adalah perbuatan orang-orang kafir dan penyembah anak sapi."
Selanjutnya Musa berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu menyembah patung itu padahal Allah telah menjanjikan kepadamu janji-janji yang baik dan menguntungkan sesudah mengaruniakan kepadamu berbagai nikmat seperti membebaskan kamu dari kaum Firaun menempatkan kamu di tempat ini, memberimu makanan yang lezat dan berkhasiat. Allah menjanjikan akan menurunkan Al-Kitab kepadamu, di dalamnya terdapat syariat dan peraturan untuk kebaikan dan kebahagiaan kamu di dunia dan di akhirat. Dia menjanjikan pula akan memberikan pahala yang banyak kepadamu kalau kamu tetap beriman dan beramal saleh dan menjanjikan pula bahwa kamu akan memasuki tanah suci Palestina dengan mengalahkan penghuni-penghuninya yang kuat dan perkasa. Kenapa kamu cepat sekali berpaling dari agama Allah padahal belum berapa lama janji itu dinyatakan Allah kepadamu, dan tanda-tanda janji itu pasti akan terwujud dan terlaksana seperti yang kamu lihat dan kamu alami sendiri? Apakah kamu menyangka bahwa kamu telah lama menunggu-nunggu terwujudnya janji itu ataukah kamu sengaja menunggu kemurkaan Allah atasmu dengan perbuatan ini. Bukankah kamu telah berjanji kepadaku bahwa kamu akan tetap beriman sampai aku kembali kepadamu, dan tidak akan mengada-adakan sesuatu yang merusak akidah kamu atau bertentangan dengan akidah itu."
87
قَالُوا۟ مَآ أَخْلَفْنَا مَوْعِدَكَ بِمَلْكِنَا وَلَٰكِنَّا حُمِّلْنَآ أَوْزَارًا مِّن زِينَةِ ٱلْقَوْمِ فَقَذَفْنَٰهَا فَكَذَٰلِكَ أَلْقَى ٱلسَّامِرِىُّ87Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya", [ QS. 20:87]
They said, "We did not break our promise to you by our will, but we were made to carry burdens from the ornaments of the people [of Pharaoh], so we threw them [into the fire], and thus did the Samiri throw."
Tafsir
Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya", (QS. Ta-Ha : 87)
Tafsir Tahlili:
Kaumnya menjawab, "Kami melanggar janji itu bukanlah dengan kemauan dan kehendak kami, karena kami tidak dapat menguasai diri kami. Andaikata kami dibiarkan saja menurut kemauan kami, tentulah kami tidak akan berbuat seperti ini. Tetapi Samiri telah memperdayakan kami yang bodoh ini sehingga kami tertarik oleh kata-kata dan bujuk rayunya yang mempesona hati kami. Samiri telah memaksa kami memikul beban yang berat yang terdiri dari perhiasan-perhiasan yang dipinjamkannya dari bangsa Mesir sewaktu kami akan berangkat meninggalkan Mesir. Dia mengatakan bahwa nanti akan diadakan hari raya, karena perhiasan-perhiasan itu harus dibawa dan kamilah yang diperintahkan untuk memikulnya. Hal ini disembunyikannya terhadapmu hai Musa karena dia takut akan dilarang membawanya. Sepeninggal engkau kami disuruhnya menggali lubang yang besar di tanah dan menyalakan api untuk membakar perhiasan itu, maka kami lemparkan semua perhiasan yang kami bawa."
88
فَأَخْرَجَ لَهُمْ عِجْلًا جَسَدًا لَّهُۥ خُوَارٌ فَقَالُوا۟ هَٰذَآ إِلَٰهُكُمْ وَإِلَٰهُ مُوسَىٰ فَنَسِىَ88kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa". [ QS. 20:88]
And he extracted for them [the statue of] a calf which had a lowing sound, and they said, "This is your god and the god of Moses, but he forgot."
Tafsir
kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa". (QS. Ta-Ha : 88)
Tafsir Tahlili:
Kemudian Samiri mengeluarkan dari lubang itu sebongkah emas berbentuk anak sapi dan mengeluarkan bunyi seperti suara sapi. Memang Samiri adalah seorang ahli; dan dia dapat membuat pipa dalam patung itu sehingga apabila angin berhembus keluarlah suara anak sapi. Samiri mengatakan kepada kami bahwa inilah tuhan yang sebenarnya tuhan kita semua dan juga tuhan Musa, dialah yang akan kita sembah dan kita puja, kepadanyalah kita memohonkan sesuatu bila kita menginginkan atau memerlukannya. Samiri mengatakan pula bahwa engkau hai Musa naik ke gunung itu untuk menemui Tuhan padahal tuhan yang akan ditemui Musa itu ada di sini. Sungguh Musa itu amat pelupa sehingga ia berpayah-payah mencari sesuatu ke tempat yang jauh padahal yang dia cari itu berada di sini.
89
أَفَلَا يَرَوْنَ أَلَّا يَرْجِعُ إِلَيْهِمْ قَوْلًا وَلَا يَمْلِكُ لَهُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا89Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan? [ QS. 20:89]
Did they not see that it could not return to them any speech and that it did not possess for them any harm or benefit?
Tafsir
Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan? (QS. Ta-Ha : 89)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bagaimana bodohnya kaum Musa itu karena tidak dapat mempertimbangkan sesuatu dengan seksama apakah ia buruk atau baik, dapat diterima akal atau suatu yang mustahil. Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung itu adalah benda mati yang tidak berdaya apa-apa tidak dapat berbicara dan tidak dapat menjawab pertanyaan apalagi akan memberikan pertolongan atau menolak suatu bahaya. Sedangkan sapi yang sebenarnya yang bernyawa, bergerak sendiri dapat menanduk dan menyepak dapat mengangkat barang atau menarik gerobak tak ada orang yang berakal sehat yang mau menyembahnya, tetapi mereka menerima dan mau saja disuruh menyembah patung anak sapi yang berupa benda mati itu.
90
وَلَقَدْ قَالَ لَهُمْ هَٰرُونُ مِن قَبْلُ يَٰقَوْمِ إِنَّمَا فُتِنتُم بِهِۦ وَإِنَّ رَبَّكُمُ ٱلرَّحْمَٰنُ فَٱتَّبِعُونِى وَأَطِيعُوٓا۟ أَمْرِى90Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu. itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha Pemurah, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku". [ QS. 20:90]
And Aaron had already told them before [the return of Moses], "O my people, you are only being tested by it, and indeed, your Lord is the Most Merciful, so follow me and obey my order."
Tafsir
Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu. itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha Pemurah, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku". (QS. Ta-Ha : 90)
Tafsir Tahlili:
Harun pernah memberi nasehat dan peringatan kepada mereka tatkala ia melihat kaumnya itu berpaling dari menyembah Allah kepada menyembah berhala dan mengadakan upacara peribadatan yang bertentangan dengan tauhid yang telah mereka anut selama ini dan berjanji dengan Musa bahwa mereka akan tetap menyembah Allah sampai dia kembali kepada mereka dari atas bukit Tur. Harun berkata kepada mereka, "Hai kaumku, Sesungguhnya kamu telah diuji keimananmu dengan patung anak sapi itu, apakah kamu benar-benar beriman dan berpegang teguh kepada agamamu, sehingga tidak dapat diragukan dengan bujukan apapun, ataukah iman kamu itu hanya di bibir saja sehingga bila ada sesuatu yang menarik perhatianmu atau memperdayakan kamu, maka kamu tinggalkan agama dan kepercayaanmu yang benar itu. Tuhan kamu sebenarnya ialah Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha Pencipta, Yang menciptakan segala sesuatu Yang membuktikan rahmat dan kasih sayang-Nya dapat dilihat pada alam semesta dan dapat dirasakan oleh makhluk-makhluk-Nya. Dia telah menganugerahkan kepadamu kesempurnaan jasmani dan rohani dan memberikan kepadamu syariat dan peraturan yang menjamin keselamatan dan kebahagiaanmu di dunia dan akhirat. Dia telah mengaruniakan kepadamu nikmat iman dan membebaskan kamu dari kekejaman dan keganasan Firaun. Mengapa kamu sekarang dapat diperdayakan dan ditipu oleh Samiri dengan patung emas berupa anak sapi yang mengeluarkan suara seperti anak sapi yang sebenarnya? Kamu sungguh menyimpang dari jalan yang benar dan telah melanggar janjimu dengan saudaraku Musa tatkala ia akan naik ke atas bukit untuk menerima lembaran-lembaran Taurat sebagai petunjuk dari Tuhanmu. Tinggalkanlah menyembah patung yang tidak bisa memberi manfaat dan menolak kemudaratan itu dan kembalilah kepada agama tauhid dan bertobatlah niscaya Allah akan menerima tobatmu dan mengampuni kesalahanmu karena Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Ikutilah nasehatku dan seruanku ini agar kamu menjadi hamba Allah yang diridai-Nya.
91
قَالُوا۟ لَن نَّبْرَحَ عَلَيْهِ عَٰكِفِينَ حَتَّىٰ يَرْجِعَ إِلَيْنَا مُوسَىٰ91Mereka menjawab: "Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami". [ QS. 20:91]
They said, "We will never cease being devoted to the calf until Moses returns to us."
Tafsir
Mereka menjawab: "Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami". (QS. Ta-Ha : 91)
Tafsir Tahlili:
Semua nasehat Harun itu walaupun dikemukakan dengan lemah lembut dan dengan hujjah dan alasan yang dapat diterima akal, tidak mendapat sambutan yang baik di kalangan mereka. Mereka lebih tertarik kepada bujuk rayu tipu daya Samiri mereka berkata kepada Harun, "Kami akan tetap menyembah patung itu sampai Musa kembali kepada kami dan dialah yang akan memutuskan apa kami dalam kesesatan dan penyelewengan ataukah patung yang kami sembah itu hanya tipu daya Samiri saja.
92
قَالَ يَٰهَٰرُونُ مَا مَنَعَكَ إِذْ رَأَيْتَهُمْ ضَلُّوٓا۟92Berkata Musa: "Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat, [ QS. 20:92]
[Moses] said, "O Aaron, what prevented you, when you saw them going astray,
Tafsir
Berkata Musa: "Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat, (QS. Ta-Ha : 92)
Tafsir Tahlili:
Musa sangat menyesal atas sikap Harun yang tidak bertindak tegas terhadap penyelewengan kaumnya. Kenapa dia hanya menegur dan menasehati kaumnya, padahal menyembah patung adalah syirik yang tidak bisa diampuni, dan tidak dapat dibiarkan apapun alasan yang dikemukakan kaumnya. Mengapa dia tidak menyusul Musa bersama orang-orang yang beriman untuk memberitahukan hal itu dan mengambil sikap tegas terhadap orang-orang yang membangkang. Kalau Harun mengambil tindakan seperti ini tentulah kaumnya yang kafir itu akan merasa takut dan mungkin akan meninggalkan penyembahan patung itu karena khawatir akan kehilangan pemimpin yang mereka cintai.
93
أَلَّا تَتَّبِعَنِ أَفَعَصَيْتَ أَمْرِى93(sehingga) kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?" [ QS. 20:93]
From following me? Then have you disobeyed my order?"
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 93
أَلَّا تَتَّبِعَنِ أَفَعَصَيْتَ أَمْرِى93
Arti:
(sehingga) kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?" (QS. Ta-Ha : 93)
Tafsir Tahlili:
Musa kembali membentak Harun dengan ucapan yang agak keras, "Apakah engkau telah mendurhakai dan melanggar perintahku. Aku telah mengamanatkan kepadamu supaya engkau menggantikan kedudukanku sepeninggalku, bertindak dan mencegah mengikuti jalan orang-orang yang hendak membuat kerusakan." Pengarang tafsir Al-Kasysyaf menerangkan hal ini sebagai berikut, "Musa adalah orang yang keras dan kadang-kadang bertindak keras terhadap hal yang berhubungan dengan hak Allah dan agama. Karena itu ia tidak dapat menguasai dirinya ketika melihat kaumnya telah menyeleweng dari agama tauhid sehingga ia melemparkan lembaran-lembaran Taurat yang dibawanya karena kaget dan tercengang melihat penyelewengan kaumnya. Dia membentak dan menghardik saudaranya Harun sambil menarik rambut dan janggut seakan-akan saudaranya musuhnya bukan saudara dan pembantunya."
94
قَالَ يَبْنَؤُمَّ لَا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِى وَلَا بِرَأْسِىٓ إِنِّى خَشِيتُ أَن تَقُولَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِى94Harun menjawab' "Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku". [ QS. 20:94]
[Aaron] said, "O son of my mother, do not seize [me] by my beard or by my head. Indeed, I feared that you would say, 'You caused division among the Children of Israel, and you did not observe [or await] my word.' "
Tafsir
Harun menjawab' "Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku". (QS. Ta-Ha : 94)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menjelaskan bahwa Harun seorang yang bertabiat tenang dan lemah-lembut tidak membalas kata-kata saudaranya yang keras dan kasar itu dengan keras dan kasar pula, tetapi dengan tenang dia berkata kepada Musa. "Hai anak ibuku, janganlah engkau menarik-narik janggut dan rambutku. Memang aku tidak melakukan tindakan tegas sebagaimana yang engkau inginkan karena kalau aku bertindak demikian tentulah mereka akan terpecah-belah menjadi dua golongan. Golongan yang beriman dan golongan yang membangkang, terjadilah permusuhan dan mungkin peperangan antara kedua golongan itu. Andaikata hal ini terjadi tentulah engkau akan menyalahkanku pula dengan menuduhku memecah belah antara Bani Israil. Oleh sebab itu kami mengambil sikap berhati-hati sambil menunggu kembalimu dari atas bukit."
95
قَالَ فَمَا خَطْبُكَ يَٰسَٰمِرِىُّ95Berkata Musa: "Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?" [ QS. 20:95]
[Moses] said, "And what is your case, O Samiri?"
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 95
قَالَ فَمَا خَطْبُكَ يَٰسَٰمِرِىُّ95
Arti:
Berkata Musa: "Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?" (QS. Ta-Ha : 95)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Musa menghardik Samiri dengan pertanyaan, "Mengapa engkau melakukan perbuatan yang sangat tercela dan dimurkai Allah itu sehingga sebagian Bani Israil telah menjadi kafir setelah beriman dan menyembah berhala yang sengaja engkau bikinkan untuk mereka, engkau telah merusak akidah kaumku yang benar dan telah menyesatkan mereka. Tahukah engkau apa akibat perbuatanmu yang sangat mungkar itu?"
96
قَالَ بَصُرْتُ بِمَا لَمْ يَبْصُرُوا۟ بِهِۦ فَقَبَضْتُ قَبْضَةً مِّنْ أَثَرِ ٱلرَّسُولِ فَنَبَذْتُهَا وَكَذَٰلِكَ سَوَّلَتْ لِى نَفْسِى96Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku". [ QS. 20:96]
He said, "I saw what they did not see, so I took a handful [of dust] from the track of the messenger and threw it, and thus did my soul entice me."
Tafsir
Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku". (QS. Ta-Ha : 96)
Tafsir Tahlili:
Samiri menjawab bentakan dan hardikan Musa. Aku telah mengetahui sesuatu yang belum diketahui oleh kaummu, maka aku buatlah sebuah patung dari emas yang dibawa dari Mesir berbentuk anak sapi dan aku jadikan patung itu seindah-indahnya untuk menarik perhatian mereka. Demikianlah pendapatku dan tindakan itulah yang paling baik menurut pikiranku. Menurut sebagian Mufasirin, Samiri menjawab bentakan Musa dengan jawaban yang aneh sehingga dapat meninggalkan kesan seolah-olah dia telah mendapat wahyu pula dari Tuhan dan telah berhubungan dengan Jibril serta telah mengenalnya. Samiri mengatakan bahwa ia membakar emas yang dibawa mereka dari Mesir di dalam lubang yang mereka buat sendiri dia mengambil segenggam tanah bekas jejak telapak kaki Jibril maka keluarlah dari lubang itu sesuatu yang serupa anak sapi. Dengan demikian tertariklah sebagian Bani Israil kepada bujukan dan tipu daya Samiri untuk menyembah patung berbentuk anak sapi itu. Karena patung anak sapi itu bukanlah sembarang patung, tetapi benar-benar telah dikirim Allah untuk disembah dan dipujanya.
97
قَالَ فَٱذْهَبْ فَإِنَّ لَكَ فِى ٱلْحَيَوٰةِ أَن تَقُولَ لَا مِسَاسَ وَإِنَّ لَكَ مَوْعِدًا لَّن تُخْلَفَهُۥ وَٱنظُرْ إِلَىٰٓ إِلَٰهِكَ ٱلَّذِى ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا لَّنُحَرِّقَنَّهُۥ ثُمَّ لَنَنسِفَنَّهُۥ فِى ٱلْيَمِّ نَسْفًا97Berkata Musa: "Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: "Janganlah menyentuh (aku)". Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan). [ QS. 20:97]
[Moses] said, "Then go. And indeed, it is [decreed] for you in [this] life to say, 'No contact.' And indeed, you have an appointment [in the Hereafter] you will not fail to keep. And look at your 'god' to which you remained devoted. We will surely burn it and blow it into the sea with a blast.
Tafsir
Berkata Musa: "Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: "Janganlah menyentuh (aku)". Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan). (QS. Ta-Ha : 97)
Tafsir Tahlili:
Musa berkata kepada Samiri pergilah engkau jauh-jauh dari sini, engkau tidak berhak bergaul dengan siapapun dan tak ada seorang pun yang dibolehkan bergaul dengan engkau. Bila ada orang yang bertanya kepadamu mengenai halmu maka engkau harus menjawab "Aku tidak dibolehkan mendekat seseorang dan siapapun tidak boleh mendekatiku." Inilah tindakan Musa yang amat keras dan tegas terhadapnya. Ke mana Samiri akan pergi, tak ada tempat yang akan didiami karena sekeliling tempat itu hanya ada padang pasir yang amat luas dan tandus, tak ada sebidang tanah pun di gurun sahara itu yang dapat didiami manusia. Sedang binatang liar dan buas pun akan merasa sulit dan akan menderita tinggal di padang pasir yang tak bertepi itu. Diriwayatkan bahwa Samiri setelah diusir oleh Musa, dia pergi dari tempat itu tanpa diketahuinya ke mana arah dan tujuan yang akan dicapainya. Dia berpetualang di gurun sahara yang amat luas itu dan tidak ada yang dijumpainya kecuali binatang-binatang buas dan liar. Maka terbuktilah apa yang dikatakan Musa kepadanya bila ia bertemu dengan seseorang menanyakan halnya dia harus menjawab "La misasa".
Biarpun dia tidak pernah mengucapkan kata "La misasa" itu tetapi dalam praktek pengalamannya bertualang di padang pasir seakan-akan dia sendiri meneriakkan kata itu sehingga tak ada seorang pun yang berani mendekat kepadanya. Kemudian Musa mengucapkan kata-kata perpisahan kepadanya bahwa dia akan menemui hari yang tidak dapat dihindarinya yaitu hari kiamat, hari pembalasan di mana dia akan menerima balasan amal perbuatannya setimpal dengan besar dosa yang diperbuatnya. Kemudian Musa memerintahkan kepada Samiri supaya dia menoleh kepada tuhan buatannya yang disembah dan dipujanya dan berkata, "Patung ini akan aku hancur leburkan sampai menjadi debu dan debunya akan aku sebarkan ke laut sehingga hilang lenyap tidak berbekas."
98
إِنَّمَآ إِلَٰهُكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَسِعَ كُلَّ شَىْءٍ عِلْمًا98Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu". [ QS. 20:98]
Your god is only Allah, except for whom there is no deity. He has encompassed all things in knowledge."
Tafsir
Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu". (QS. Ta-Ha : 98)
Tafsir Tahlili:
Dalam ayat ini Musa mengatakan bahwa patung itu bukanlah tuhan, Tuhan mereka ialah Tuhan Yang Maha Esa. Yang tiada Tuhan selain Allah. Dialah yang patut disembah dan dimuliakan hanya kepada-Nya sajalah dipanjatkan segala doa dan permohonan, semua makhluk berkehendak kepada-Nya karena Dialah Yang Maha Pencipta dan Mahakuasa. Ilmunya sangat luas tiada batasnya meliputi segala sesuatu, tak ada yang luput dari ilmunya baik di bumi di langit maupun yang ada di antara keduanya, sesuai dengan firman-Nya:
Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah baik yang di langit maupun yang di bumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, semuanya (tertulis) dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfudz)," (Saba'/34: 3)
99
كَذَٰلِكَ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنۢبَآءِ مَا قَدْ سَبَقَ وَقَدْ ءَاتَيْنَٰكَ مِن لَّدُنَّا ذِكْرًا99Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al Quran). [ QS. 20:99]
Thus, [O Muhammad], We relate to you from the news of what has preceded. And We have certainly given you from Us the Qur'an.
Tafsir
Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al Quran). (QS. Ta-Ha : 99)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menjelaskan kepada Nabi Muhammad saw bahwa kisah-kisah yang diberitakan pada ayat-ayat yang lalu seperti kisah Musa bersama Firaun dan Samiri itu, demikian pula kisah nabi-nabi sebelumnya patut menjadi contoh teladan baginya dalam menghadapi kaumnya yang sangat ingkar dan durhaka. Karena memang demikianlah keadaan setiap rasul walaupun telah diturunkan kepadanya kitab-kitab dan mukjizat-mukjizat untuk menyatakan kebenaran dakwahnya namun kaumnya tetap juga ingkar dan berusaha sekuat tenaga menentang seruannya dan tetap memusuhi bahkan ingin membunuhnya untuk melenyapkannya sehingga tidak terdengar lagi suara kebenaran yang disampaikannya.
Sebagaimana Allah telah menurunkan Kitab Zabur kepada Nabi Daud a.s. Taurat kepada Nabi Musa a.s. dan Injil kepada Nabi Isa a.s., Allah telah menurunkan Al-Qur'an kepada Muhammad, Kitab yang patut mereka terima dengan baik karena ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya adalah untuk kemaslahatan dan kebahagian mereka di dunia dan di akhirat. Al-Qur'an adalah Kitab suci yang lengkap mengandung berbagai pedoman tentang hukum-hukum, pergaulan, ekonomi, akhlak dan sebagainya. Selain itu Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar bagi Nabi. Tiada seorang pun sanggup menandingi keindahan bahasanya dan ketinggian sastranya. Oleh sebab itu hendaklah Nabi bersabar dan jangan sekali-kali berputus asa atau bersedih hati, tetap berjuang sampai tercapai kemenangan dan semua kebatilan lenyap dari muka bumi, tidak ada yang patut disembah kecuali Allah Yang Maha Esa, dan Mahakuasa.
100
مَّنْ أَعْرَضَ عَنْهُ فَإِنَّهُۥ يَحْمِلُ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ وِزْرًا100Barangsiapa berpaling dari pada Al qur'an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat, [ QS. 20:100]
Whoever turns away from it - then indeed, he will bear on the Day of Resurrection a burden,
Tafsir
Barangsiapa berpaling dari pada Al qur'an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat, (QS. Ta-Ha : 100)
Tafsir Tahlili:
Siapa yang berpaling dari ajaran Al-Qur'an padahal sudah jelas baginya bahwa ia adalah wahyu dari Allah dan tidak dapat disangkal lagi kebenarannya maka penolakannya terhadap ajaran itu adalah semata-mata karena memperturutkan hawa nafsu, atau karena takut kehilangan pengaruh, kedudukan dan sebagainya. Orang-orang seperti itu sudah wajar bila dianggap sebagai orang yang keras kepala, orang-orang yang sesat dan tidak mau menerima kebenaran, maka Allah tidak akan mengampuninya dan pada hari Kiamat nanti dia akan memikul dosa keingkaran dan kesombongannya, dosa yang paling besar dan paling berat dan hampir-hampir tidak sanggup dia memikulnya. Dia akan dilemparkan ke neraka Jahanam, dia kekal di sana selama-lamanya, dan ditimpakan kepadanya azab yang amat pedih sesuai dengan keingkaran dan kedurhakaannya. Sungguh amat beratlah dosa yang dipikulnya dan amat pedihlah siksaan yang diterimanya.
101
خَٰلِدِينَ فِيهِ وَسَآءَ لَهُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ حِمْلًا101mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat, [ QS. 20:101]
[Abiding] eternally therein, and evil it is for them on the Day of Resurrection as a load -
Tafsir
mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat, (QS. Ta-Ha : 101)
Tafsir Tahlili:
Siapa yang berpaling dari ajaran Al-Qur'an padahal sudah jelas baginya bahwa ia adalah wahyu dari Allah dan tidak dapat disangkal lagi kebenarannya maka penolakannya terhadap ajaran itu adalah semata-mata karena memperturutkan hawa nafsu, atau karena takut kehilangan pengaruh, kedudukan dan sebagainya. Orang-orang seperti itu sudah wajar bila dianggap sebagai orang yang keras kepala, orang-orang yang sesat dan tidak mau menerima kebenaran, maka Allah tidak akan mengampuninya dan pada hari Kiamat nanti dia akan memikul dosa keingkaran dan kesombongannya, dosa yang paling besar dan paling berat dan hampir-hampir tidak sanggup dia memikulnya. Dia akan dilemparkan ke neraka Jahanam, dia kekal di sana selama-lamanya, dan ditimpakan kepadanya azab yang amat pedih sesuai dengan keingkaran dan kedurhakaannya. Sungguh amat beratlah dosa yang dipikulnya dan amat pedihlah siksaan yang diterimanya.
102
يَوْمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ وَنَحْشُرُ ٱلْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ زُرْقًا102(yaitu) di hari (yang di waktu itu) ditiup sangkakala dan Kami akan mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang biru muram; [ QS. 20:102]
The Day the Horn will be blown. And We will gather the criminals, that Day, blue-eyed.
Tafsir
(yaitu) di hari (yang di waktu itu) ditiup sangkakala dan Kami akan mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang biru muram; (QS. Ta-Ha : 102)
Tafsir Tahlili:
Hal itu akan terjadi pada hari Kiamat yaitu pada waktu tiupan sangkakala yang kedua sebagai tanda agar semua manusia berkumpul di padang Mahsyar untuk menerima perhitungan tentang amal dan usahanya sewaktu dia masih di dunia. Amal yang baik akan diganjar dengan pahala yang berlipat ganda dan amal yang jahat akan dibalas dengan pembalasan yang setimpal. Pada hari itu Allah mengumpulkan orang-orang yang berdosa sedang wajah mereka sudah pucat dan biru warnanya, disebabkan beratnya penderitaan yang mereka rasakan serta hebat dan dahsyatnya suasana di kala itu, apalagi setelah memikirkan nasib buruk yang menimpa mereka, kenapa mereka dahulu tidak mau menerima kebenaran dan tetap saja memperturutkan hawa nafsu dan kemauan setan.
103
يَتَخَٰفَتُونَ بَيْنَهُمْ إِن لَّبِثْتُمْ إِلَّا عَشْرًا103mereka berbisik-bisik di antara mereka: "Kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan hanyalah sepuluh (hari)" [ QS. 20:103]
They will murmur among themselves, "You remained not but ten [days in the world]."
Tafsir
mereka berbisik-bisik di antara mereka: "Kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan hanyalah sepuluh (hari)" (QS. Ta-Ha : 103)
Tafsir Tahlili:
Mereka saling berbisik dan saling bertanya dengan suara yang hampir-hampir tidak terdengar karena sangat merasa takut dan khawatir. "Kita baru sepuluh hari saja hidup di dunia ini? Mengapa kita telah dikumpulkan di padang Mahsyar ini sedang kita belum mendapat kesempatan sedikit pun untuk beramal dan bersiap-siap guna menghadapi hari ini?" Memang demikianlah halnya setiap orang yang dilanda malapetaka yang berat, terbayanglah di dalam pikirannya liku-liku kehidupannya di masa silam, semuanya berlalu dengan amat cepatnya, seakan-akan hidup yang dinikmatinya berpuluh tahun lamanya terjadi hanya dalam beberapa saat saja.
104
نَّحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُونَ إِذْ يَقُولُ أَمْثَلُهُمْ طَرِيقَةً إِن لَّبِثْتُمْ إِلَّا يَوْمًا104Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling lurus jalannya di antara mereka: "Kamu tidak berdiam (di dunia), melainkan hanyalah sehari saja". [ QS. 20:104]
We are most knowing of what they say when the best of them in manner will say, "You remained not but one day."
Tafsir
Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling lurus jalannya di antara mereka: "Kamu tidak berdiam (di dunia), melainkan hanyalah sehari saja". (QS. Ta-Ha : 104)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia mengetahui semua yang mereka perbincangkan dengan cara berbisik-bisik, ketika salah seorang yang paling pandai di antara mereka mengatakan bahwa mereka tinggal di bumi hanya satu hari saja. Mungkin maksudnya mengatakan satu hari saja agar mereka dibebaskan dari siksa kedurhakaan mereka dan dari balasan amal perbuatan mereka karena mereka hanya sebentar saja tinggal di dunia, tidak diberi kesempatan lebih lama untuk bertobat dan mengerjakan amal saleh. Tetapi tak ada gunanya lagi membicarakan yang demikian, karena yang sebenarnya mereka telah diberi kesempatan yang luas sekali semasa hidup di dunia untuk kembali kepada kebenaran, tetapi kesempatan itu tidak mereka pergunakan sama sekali. Pada ayat lain Allah menerangkan keadaan mereka yaitu:
Dan pada hari (ketika) terjadinya Kiamat, orang-orang yang berdosa bersumpah, bahwa mereka berdiam (dalam kubur) hanya sesaat (saja). (ar-Rum/30: 55)
Dan firman-Nya:
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa) seakan-akan tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali sesaat saja pada siang hari, (pada waktu) mereka saling berkenalan. Sungguh rugi orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk. (Yunus/10: 45)
105
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْجِبَالِ فَقُلْ يَنسِفُهَا رَبِّى نَسْفًا105Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, [ QS. 20:105]
And they ask you about the mountains, so say, "My Lord will blow them away with a blast.
Tafsir
Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, (QS. Ta-Ha : 105)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan sebagai jawaban atas pertanyaan kaum musyrik kepada Muhammad saw bahwa gunung-gunung pada hari Kiamat itu dihancurluluhkan sehingga beterbangan di udara, bagaikan debu di bawa angin ke mana-mana sehingga tidak ada bekasnya sama sekali. Dengan ditemukannya bom atom pada abad kedua puluh ini dapat dibayangkan bagaimana hebatnya dan dahsyatnya kehancuran dan kebinasaan pada hari Kiamat. Sedang dengan sebuah bom atom saja yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki masih dianggap kecil daya ledaknya dibanding dengan daya ledak bom nuklir sekarang, sudah demikian hebatnya kehancuran yang timbul karenanya, apalagi kehancuran yang timbul pada hari Kiamat tentu beribu kali hebat dan dahsyatnya dari kehancuran yang ditimbulkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki itu. Pada ayat lain Allah menerangkan pula bagaimana keadaan gunung-gunung pada hari Kiamat itu firman-Nya:
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, maka terkejutlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan. (Itulah) ciptaan Allah yang mencipta dengan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (an-Naml/27: 87 dan 88)
106
فَيَذَرُهَا قَاعًا صَفْصَفًا106maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, [ QS. 20:106]
maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, (QS. Ta-Ha : 106)
Tafsir Tahlili:
Sesudah gunung-gunung itu dihancurluluhkan dan beterbangan dibawa angin ke mana-mana, maka tempat berdiri gunung-gunung itu menjadi rata dan berubahlah wajah bumi yang dahulunya indah dipandang mata, karena ada lembah dan bukit ada dataran tinggi, ada pohon-pohon yang rindang dan tanam-tanaman yang hijau, semua itu telah tiada, semuanya telah kembali ke alam fana. Pada hari itu semua manusia menjadi panik berlari kesana kemari untuk menyelamatkan dirinya tak tentu arah dan tujuan seperti tersebut dalam firman-Nya:
Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (al-Qari'ah/101: 4 dan 5)
Manusia bertanya-tanya apakah yang telah terjadi dengan bumi seperti tersebut dalam firman-Nya:
Dan manusia bertanya, "Apa yang terjadi pada bumi ini?" Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) padanya. (az-Zalzalah/99: 3-4 dan 5)
107
لَّا تَرَىٰ فِيهَا عِوَجًا وَلَآ أَمْتًا107tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi. [ QS. 20:107]
You will not see therein a depression or an elevation."
Tafsir
Tafsir Kemenag Surat Ta-Ha Ayat 107
لَّا تَرَىٰ فِيهَا عِوَجًا وَلَآ أَمْتًا107
Arti:
tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi. (QS. Ta-Ha : 107)
Tafsir Tahlili:
Sesudah gunung-gunung itu dihancurluluhkan dan beterbangan dibawa angin ke mana-mana, maka tempat berdiri gunung-gunung itu menjadi rata dan berubahlah wajah bumi yang dahulunya indah dipandang mata, karena ada lembah dan bukit ada dataran tinggi, ada pohon-pohon yang rindang dan tanam-tanaman yang hijau, semua itu telah tiada, semuanya telah kembali ke alam fana. Pada hari itu semua manusia menjadi panik berlari kesana kemari untuk menyelamatkan dirinya tak tentu arah dan tujuan seperti tersebut dalam firman-Nya:
Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (al-Qari'ah/101: 4 dan 5)
Manusia bertanya-tanya apakah yang telah terjadi dengan bumi seperti tersebut dalam firman-Nya:
Dan manusia bertanya, "Apa yang terjadi pada bumi ini?" Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) padanya. (az-Zalzalah/99: 3-4 dan 5)
108
يَوْمَئِذٍ يَتَّبِعُونَ ٱلدَّاعِىَ لَا عِوَجَ لَهُۥ وَخَشَعَتِ ٱلْأَصْوَاتُ لِلرَّحْمَٰنِ فَلَا تَسْمَعُ إِلَّا هَمْسًا108Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja. [ QS. 20:108]
That Day, everyone will follow [the call of] the Caller [with] no deviation therefrom, and [all] voices will be stilled before the Most Merciful, so you will not hear except a whisper [of footsteps].
Tafsir
Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja. (QS. Ta-Ha : 108)
Tafsir Tahlili:
Dalam suasana huru-hara dan dalam keadaan panik itu mereka mendengar suara seorang penyeru yaitu malaikat yang menarik perhatian mereka seluruhnya dan tanpa disadari mereka tunduk dan patuh mengikuti perintah penyeru itu tanpa dipikirkan lagi akibat dari perintah itu sebagaimana tersebut dalam firman Allah:
Dengan patuh mereka segera datang kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata, "Ini adalah hari yang sulit." (al-Qamar/54: 8)
Mereka semua diseru untuk menghadap kehadirat Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa untuk menerima perhitungan amal perbuatan mereka selama hidup di dunia. Tak ada seorang pun yang dapat menghindar atau membebaskan diri dari perhitungan itu. Di kala itu terdiamlah semua makhluk, tak ada suara yang terdengar kecuali bisik-bisikan yang terjadi antara sesama mereka. Tak ada yang berani mengangkat suaranya karena hebatnya suasana di kala itu, suasana menghadap kehadirat Allah untuk menerima perhitungan. Siapa yang beriman dan baik amalnya, tentu akan menerima ganjaran berlipat ganda dan akan dimasukkan ke dalam surga dan siapa yang kafir dan banyak dosanya akan menerima balasan yang setimpal dan akan dilemparkan ke neraka.
109
يَوْمَئِذٍ لَّا تَنفَعُ ٱلشَّفَٰعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ ٱلرَّحْمَٰنُ وَرَضِىَ لَهُۥ قَوْلًا109Pada hari itu tidak berguna syafa'at, kecuali (syafa'at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya. [ QS. 20:109]
That Day, no intercession will benefit except [that of] one to whom the Most Merciful has given permission and has accepted his word.
Tafsir
Pada hari itu tidak berguna syafa'at, kecuali (syafa'at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya. (QS. Ta-Ha : 109)
Tafsir Tahlili:
Pada hari itu tak ada yang dapat menolong seseorang atau memberi syafa'at kepadanya baik dari malaikat maupun dari manusia kecuali orang yang telah diberi izin oleh Allah bahwa dia akan memberikan syafaat dapat diterima pula oleh Allah sesuai dengan bunyi ayat:
Dan betapa banyak malaikat di langit, syafaat (pertolongan) mereka sedikit pun tidak berguna kecuali apabila Allah telah mengizinkan (dan hanya) bagi siapa yang Dia kehendaki dan Dia ridai. (an-Najm/53: 26)
Malaikat yang tidak berdosa saja tidak diterima syafa'atnya untuk menolong seseorang di waktu itu kalau tidak seizin Allah apalagi setan-setan, berhala-berhala atau pemimpin-pemimpin musyrik lainnya tentulah mereka tidak dapat sedikit pun menolong pengikut-pengikutnya. Sedangkan untuk menolong diri mereka sendiri mereka tidak berdaya, apalagi untuk menolong orang lain.
110
يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِهِۦ عِلْمًا110Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya. [ QS. 20:110]
Allah knows what is [presently] before them and what will be after them, but they do not encompass it in knowledge.
Tafsir
Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya. (QS. Ta-Ha : 110)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah menerangkan sebab-sebab mengapa syafaat tidak bermanfaat kalau tidak dengan izin-Nya. Sebab-sebab itu ialah karena Allah mengetahui semua perbuatan manusia, iman dan kufurnya, tak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya. Dialah sebenarnya yang dapat menentukan apakah seseorang berhak mendapat syafa'at, karena iman dan amalnya selama hidup di dunia dan Dia pulalah yang berhak dan dapat menetapkan bahwa seseorang tidak dapat diberi syafaat karena kufur dan dosa-dosanya yang tidak dapat diampuni. Sedangkan malaikat atau manusia yang walaupun telah diizinkan oleh-Nya untuk memberi syafaat tidak mengetahui hal itu secara terperinci.
111
وَعَنَتِ ٱلْوُجُوهُ لِلْحَىِّ ٱلْقَيُّومِ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا111Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman. [ QS. 20:111]
And [all] faces will be humbled before the Ever-Living, the Sustainer of existence. And he will have failed who carries injustice.
Tafsir
Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman. (QS. Ta-Ha : 111)
Tafsir Tahlili:
Di kala itu tunduklah semua muka merasa rendah diri di hadapan Allah Yang Mahakuasa dan Maha Perkasa Yang akan memberikan putusan terakhir mengenai nasib mereka masing-masing sesuai dengan iman dan amal mereka, putusan dari Yang Mahaadil yang tidak dapat dibantah dan disangkal dan harus dilaksanakan. Di kala itu menyesallah orang-orang yang ingkar dan berdosa mengapa dia di dunia dahulu mengikuti kemauan setan dan hawa nafsu, mementingkan duniawi tanpa menghiraukan sedikit pun bahwa mereka akan menemui hari perhitungan, menghina serta memperolok-olokan seruan para nabi dan rasul untuk kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.
112
وَمَن يَعْمَلْ مِنَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخَافُ ظُلْمًا وَلَا هَضْمًا112Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya. [ QS. 20:112]
But he who does of righteous deeds while he is a believer - he will neither fear injustice nor deprivation.
Tafsir
Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya. (QS. Ta-Ha : 112)
Tafsir Tahlili:
Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh sebagai persiapan untuk menghadapi hari perhitungan ini, mereka merasa bahagia dan bersyukur serta terbayanglah dalam pikiran mereka ganjaran yang akan dianugerahkan Allah kepada mereka sesuai dengan janji-Nya, sesuai dengan keadilan dan rahmat-Nya. Mereka yakin dengan sepenuhnya bahwa mereka tidak akan teraniaya, tidak akan dirugikan sedikit pun, mereka akan dimasukkan ke dalam surga Jannatun Na'im yang di dalamnya tersedia nikmat dan kesenangan yang tiada putus-putusnya.
113
وَكَذَٰلِكَ أَنزَلْنَٰهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا وَصَرَّفْنَا فِيهِ مِنَ ٱلْوَعِيدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ أَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا113Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka. [ QS. 20:113]
And thus We have sent it down as an Arabic Qur'an and have diversified therein the warnings that perhaps they will avoid [sin] or it would cause them remembrance.
Tafsir
Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka. (QS. Ta-Ha : 113)
Tafsir Tahlili:
Ayat ini menerangkan bahwa Allah menurunkan Al-Qur'an dalam bahasa Arab agar mudah dipahami oleh orang-orang musyrik Mekah dan agar mereka tertarik untuk memperhatikan isinya dan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian mereka diharapkan akan kembali kepada kebenaran dan meninggalkan kepercayaan-kepercayaan yang menyesatkan seperti menyembah kepercayaan-kepercayaan yang menyesatkan seperti menyembah berhala dan dapat hidup dengan tenteram dan bahagia dengan menjalankan peraturan-peraturan yang terkandung di dalamnya karena semua perintah dan larangan di dalamnya adalah semata-mata untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.
Di dalam Al-Qur'an diutarakan pula beberapa peringatan dan ancaman kepada orang-orang yang durhaka yang tidak mau memperhatikan seruan nabi-nabi dan rasul-rasul bahkan tetap menolaknya, karena bertentangan dengan keinginan hawa nafsu mereka, seperti kisah umat-umat yang terdahulu yang telah dibinasakan karena kedurhakaan mereka dan keterangan mengenai nasib orang-orang kafir dan berdosa di akhirat nanti. Untuk mengembalikan orang-orang Arab yang demikian keras hatinya dan mendalam syirik dan akidahnya kepada kebenaran tidak cukup hanya dengan dakwah dan penerangan saja, tetapi dakwah dan penerangan itu harus pula disertai dengan peringatan dan ancaman. Hal ini bukan saja berlaku pada kaum musyrik Mekah tetapi berlaku pula untuk semua manusia.
Bila dakwah dan penjelasan tidak juga bermanfaat maka tibalah waktunya untuk memberikan peringatan dengan menerangkan fakta-fakta sejarah dan contoh-contoh umat yang terdahulu, malapetaka dan musibah yang terjadi dalam masyarakat disebabkan kerusakan akhlak dan kehancuran norma-norma keadilan dan kebenaran. Dengan demikian dapat diharapkan manusia akan menjadi sadar dan insaf, menjadi orang yang bertakwa kepada Allah mengakui kebesaran dan kekuasaan-Nya, tunduk kepada peraturan-peraturan yang dibuat-Nya untuk kepentingan umat manusia.
114
فَتَعَٰلَى ٱللَّهُ ٱلْمَلِكُ ٱلْحَقُّ وَلَا تَعْجَلْ بِٱلْقُرْءَانِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَىٰٓ إِلَيْكَ وَحْيُهُۥ وَقُل رَّبِّ زِدْنِى عِلْمًا114Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan". [ QS. 20:114]
So high [above all] is Allah, the Sovereign, the Truth. And, [O Muhammad], do not hasten with [recitation of] the Qur'an before its revelation is completed to you, and say, "My Lord, increase me in knowledge."
Tafsir
Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan". (QS. Ta-Ha : 114)
Tafsir Tahlili:
Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw ketika Jibril membacakan kepadanya beberapa ayat yang diturunkan, dia cepat-cepat membacanya kembali padahal Jibril belum selesai membacakan seluruh ayat yang akan disampaikan pada Nabi. Hal ini karena Nabi takut kalau dia tidak cepat-cepat mengulanginya, mungkin dia lupa dan tidak dapat mengingat kembali. Oleh sebab itu Allah melarangnya bertindak seperti itu, karena tindakan seperti itu mungkin akan lebih mengacaukan hafalannya sebab di waktu dia mengulangi membaca apa yang telah dibacakan kepadanya perhatiannya tertuju kepada pengulangan bacaan itu tidak kepada ayat-ayat selanjutnya yang akan dibacakan jibril padahal Allah menjamin akan memelihara Al-Qur'an dengan sebaik-baiknya, jadi tidak mungkin Nabi Muhammad lupa atau dijadikan Allah lupa kalau dia mendengarkan baik-baik lebih dahulu semua ayat-ayat yang dibacakan Jibril kemudian bila Jibril telah selesai membacakan seluruhnya, barulah Nabi membacanya kembali.
Ayat ini menegaskan bahwa Allah Yang Mahatinggi, Mahabesar amat Luas Ilmu-Nya yang dengan Ilmu-Nya itu Dia mengatur segala sesuatu dan membuat peraturan-peraturan yang sesuai dengan kepentingan makhluk-Nya, tidak terkecuali peraturan-peraturan untuk keselamatan dan kebahagiaan umat manusia. Dialah yang mengutus para nabi dan para rasul dan menurunkan kitab-kitab suci seperti Zabur, Taurat dan Injil serta Dia pulalah yang menurunkan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad saw. Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan berangsur-angsur bukan sekaligus sesuai dengan hikmah kebijaksanaan-Nya. Kadang-kadang diturunkan hanya beberapa ayat pendek saja atau surah yang pendek pula dan kadang-kadang diturunkan ayat-ayat yang panjang sesuai dengan keperluan dan kebutuhan pada waktu itu.
Mengenai hal ini Allah berfirman:
Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Qur'an) karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya.Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian sesungguhnya Kami yang akan menjelaskannya. (al-Qiyamah/75: 16-19)
Mengenai jaminan Allah dan terpeliharanya Al-Qur'an tersebut dalam ayat:
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya. (al-hijr/15: 9)
Kemudian Allah menyuruh Nabi Muhammad saw agar berdoa supaya Dia memberikan kepadanya tambahan ilmu. Diriwayatkan oleh at-Tirmizi dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah berdoa seperti berikut:
Ya Allah. Jadikanlah ilmu yang Engkau ajarkan kepadaku bermanfaat bagiku, ajarkanlah kepadaku ilmu yang berguna untukku dan berikanlah kepadaku tambahan ilmu. Segala puji bagi Allah atas segala hal, aku berlindung kepada Allah dari keadaan dan segala hal yang dilakukan oleh penghuni neraka. (at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Bazzar)
115
وَلَقَدْ عَهِدْنَآ إِلَىٰٓ ءَادَمَ مِن قَبْلُ فَنَسِىَ وَلَمْ نَجِدْ لَهُۥ عَزْمًا115Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat. [ QS. 20:115]
And We had already taken a promise from Adam before, but he forgot; and We found not in him determination.
Tafsir
Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat. (QS. Ta-Ha : 115)
Tafsir Tahlili:
Pada ayat ini Allah telah menerangkan bahwa Dia telah mengamanatkan kepada Adam supaya selalu waspada terhadap Iblis yang merupakan musuhnya dan musuh istrinya Hawa. Memang Iblis telah memperdayakannya dengan bujuk rayunya dan mengatakan kepadanya bahwa pohon khuldi (keabadian) itu pohon yang paling baik, barang siapa memakan buahnya pastilah dia akan kekal di dalam surga. Karena keinginannya yang sangat agar dia kekal di dalam surga menikmati karunia Allah yang tiada putus-putusnya, maka Adam lupa akan amanat Allah dan larangan-Nya untuk tidak makan buah khuldi itu. Adam lupa bahwa Iblis itu musuhnya yang hendak menjerumuskannya ke lembah dosa. Adam lupa bahwa Allah melarangnya memakan buah yang dilarang itu sehingga dimakannya buah itu. Di sini tampak bahwa Adam yang sudah memiliki pengetahuan tentang niat buruk Iblis masih dapat diperdayakan dengan janji-janji yang menarik dikemukakan Iblis kepadanya apalagi manusia biasa, oleh sebab itu seseorang harus mempunyai kemauan yang kuat dan tekad yang membaja tidak akan dapat dipengaruhi oleh siapapun dan janji apapun, dia harus selalu ingat dan waspada dan mati-matian mempertahankan pendirian dan kepercayaannya agar tidak bisa digoda oleh Iblis.
116
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ أَبَىٰ116Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang. [ QS. 20:116]
And [mention] when We said to the angels, "Prostrate to Adam," and they prostrated, except Iblees; he refused.
Tafsir
Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang. (QS. Ta-Ha : 116)
Tafsir Tahlili:
Sebagai penjelasan yang terperinci mengenai teperdayanya Adam oleh Iblis sehingga dia memakan buah yang dilarang memakannya. Allah menerangkan kisah tersebut sejak awal yaitu ketika Dia memerintahkan kepada malaikat supaya sujud kepada Adam. Dengan taat dan patuh malaikat pun sujud kepada-Nya tanpa membantah, tanpa rasa iri dalam hati, tak ada mempunyai perasaan sombong dan takabur tidak ada enggan sedikit pun melaksanakan perintah Tuhannya. Berlainan dengan Iblis yang sombong dan takabur, dia enggan dan tidak mau sujud kepada Adam karena menganggap dirinya lebih tinggi dan lebih mulia dari Adam. Mengapa mesti dia yang sujud kepada Adam padahal seharusnya Adamlah yang sujud kepadanya. Hal ini tersebut dalam firman Allah:
Lalu para malaikat itu bersujud semuanya. Kecuali Iblis; ia menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir. (Allah) berfirman, "Wahai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Aku ciptakan dengan kekuasaan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri atau kamu (merasa) termasuk golongan yang (lebih) tinggi?" (Iblis) berkata, "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." (shad/38: 73-76)